Anda di halaman 1dari 16

ISU-ISU, STRATEGI, DAN KEGIATAN PROMOSI

KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA


DUKUNGAN TERHADAP YANG TERLIBAT
MERAWAT LANSIA

Disusun oleh:
KELOMPOK 5 ( NON REGULER )

1. SILVONI PURNAMASARI SAYEDI


2. YOHANES MULYADI
3. ANGGUN INDRAYATI
4. HASMAWATI
5. NURYATI HARUN
6. REFLI HASAN DJAKATARA
7. MOHAMAD ALFANDI
8. INDRA WAHYU PRATAMA DAI
9. FIRNA NAPU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan kuasanyaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “isu-isu, strategi, dan kegiatan promosi
kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap yang terlibat merawat lansia” ini
sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga saran dan kritik
diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, kami berharap agar
makalah ini dapat berguna dan dipergunakan semestinya.

Gorontalo, Oktober 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Isu masalah kesehatan Lansia

2.2 Strategi untuk kesejahteraan lansia

2.3 Kegiatan Promosi Kesehatan untuk kesejahteraan Lansia

2.4 Dukungan terhadap merawat lansia

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan pembangunan
nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan
sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan
program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih
memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat
yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna,
dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang
terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah
kemampuan- kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu,
ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas,
karena tidak semua orang dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut
memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar
ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan isu-isu masalah kesehatan pada lansia?
2. Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
3. Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
2. Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia
3. Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

1.4 Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan pembaca
guna memahami materi tentang Keperawatan Gerontik yang berhungan dengan Isu – isu,
strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan
terhadap orang yang terlibat merawat lansia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Issu masalah kesehatan Lansia


Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum,
pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang namun belum jelas
faktannya atau buktinya.
Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik :
1. Masalah kehidupan sexual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman,(parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual pada
suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun tahun. Bahkan aktivitas
ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan, dengan cara
berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing. Hal ini dapat
menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal.
Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam membentuk
ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan perilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak
masalah.
3. Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya gangguan
di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan
ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena polifarmasi
dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai
contoh klien dengan gangguan jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan
diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi
sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi urin.
Dan efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.
5. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan
terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat efek obat
yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan
adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung
diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali
menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.
6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental.
Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan dapat
mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya
2.2 Strategi untuk kesejahteraaan Lansia
Rencana aksi pada setiap strategi dilakukan dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas
hidup lansia adalah sebagai berikut.
1. Memperkuat dasar hukum pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia
2. Meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang melaksanakan pelayanan kesehatan santun
lansia.
3. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring pelaksanaan pelayanan
kesehatan lansia yang melibatkan lintas program, lintas sektor, organisasi profesi,
lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha,
media massa dan pihak terkait lainnya.
4. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi dibidang kesehatan lansia.
5. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan lansia dalam
upaya peningkatan kesehatan lansia.
6. Meningkatkan peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga dan
masyarakat.
2.3 Kegiatan Promosi Kesehatan untuk kesejahteraan Lansia
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut adalah bentuk pelayanan kesehatan bagi mereka
yang berusia lebih dari 60 tahun atau lebih meliputi kesehatan jasmani, rohani maupun sosial
melalui seluruh upaya kesehatan terutama upaya promotif, preventif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif serta pelayanan rujukan kepada para pasien usia lanjut.
Menurut Hamati Sigit (1998) dalam (Dahlan et al., 2018) pertambahan populasi lansia akan
menimbulkan berbagai masalah, antara lain menimbulkan permasalahan penanganan kasus
penyakit, mental sosial dan sosial ekonomi.Dikarenakan 38% permasalahan pada usia lanjut
adalah pada penurunan status kesehatan yang dapat menghambat produktifitas kerja yang
akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan lansia itu sendiri. Upaya pelayanan kesehatan
terhadap lansia diberbagai pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan manajemen yang
baik dan terarah dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu pengkajian, perenca- naan,
pelaksanaan, pemantauan, skrining, pembinaaan, serta penilaian dan pengembangan. Berikut
upaya pelayanan kesehatan lansia menurut (Dahlan et al., 2018) di bagi menjadi 3 meliputi :
1. Azas
Asas Menurut WHO (1991), adalah to add life to the years that Have been added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan (care),
pemenuhan diri (self fulfillment) dan kehormatan (dignity). Asas yang dianut oleh
Departemen Kesehatan RI adalah add life to the years, add health to life, and add years to
life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lansia, meningkatkan kesehatan dan
memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan lansia Menurut WHO(1982), pendekatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan (Sharing the benefits of sosial development).
b. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (Individuality of aging persons).
c. Lansia diusahan mandiri dari berbagai hal (nondependence).
d. Lansia turut memilih kebijakan (choice).
e. Memberikan perawatan di rumah (home care).
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility).
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging).
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility).
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity).
j. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self health care and family
care)
3. Jenis pelayanan kesehatan lansia
Pelayanan kesehatan terhadap lansia terdiri dari 5 upaya kesehatan yaitu promotif,
preventif, diagnosa dini dari pengobatan, pembatasan kecacatan serta pemulihan.
a. Promotif
Promotif adalah upaya kesehatan yang merupakan advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktik
kesehatan yang baik menjadi norma-norma sosial. Upaya promotif perlindungan
kesehatan bagi lansia sebagai berikut:
1) Mengurangi cidera dan kecacatan
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan.
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
Upaya kesehatan preventif (pencegahan) meliputi pencegahan primer, sekunder, dan
tersier.Yang merupakan pencegahan primer adalah program imunisasi, konseling,
dukungan nutrisi, latihan, keamanan didalam dan disekitar rumah, manajemen stres, dan
menggunakan medikasi yang tepat. Pencegahan sekunder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Adapun jenis pelayanan pencegahan sekunder adalah kontrol
hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining: pemeriksaan rectal, mammogram,
papsmear, gigi dan mulut. Pencegahan tersier dilakukan setelah terjadi gejala penyakit
dan cacat.Jenis pelayanan berfungsi untuk mencegah berkem- bangnya gejala, dengan
memfasilitasi rehabilitasi, mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
anggota badan yang masih berfungsi.
c. Rehabilitatif Prinsip:
1. Pertahankan lingkungan aman
2. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas, dan mobilitas
3. Pertahankan kecukupan gizi
4. Pertahankan fungsi pernapasan
5. Pertahankan aliran darah
6. Pertahankan kulit
7. Pertahankan fungsi pencernaan
8. Pertahankan fungsi saluran perkemihan
9. Meningkatkan fungsi psikososial
10. Pertahankan komunikasi
11. Mendorong pelaksanaan tugas
d. Bentuk kesantunan pada lansia
Adapun bentuk kesantunan kepada lansia adalah sebagai berikut:
1. Melayani lansia dengan senyum, ramah, sabar dan meng- hargai sebagai orang tua.
2. Pelayanan rawat jalan gratis bagi lansia (usia 60 tahun ke atas).
3. Proaktif dan responsif terhadap permasalahan kesehatan lansia.
4. Kemudahan akses layanan bagi lansia baik prosedur layanan maupun fasilitasnya.
e. Jasa layanan yang bisa diberikan:
1. Pelayanan kesehatan one stop service di ruang tersendiri. Pelayanan one stop service
adalah pelayanan kepada lansia mulai dari pendaftaran sampai mendapat obat
dilaksana- kan satu paket di satu ruang. Dengan begitu lansia tidak perlu berpindah
tempat dan antri lagi untuk pelayanan lainnya dalam Puskesmas.
2. Konseling lansia
3. Posyandu lansia.
4. Kunjungan rumah.
5. Membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan sehat, dll.
6. Pendaftaran pemeriksaan klinis pemeriksaan laboratorium bila perlu.
7. Konseling pemberian obat, bila tidak ada ruang khusus maka lansia dilayani di poli
umum tetapi pelayanannya didahulukan.
8. Kemudahan akses.
9. Ada alur pelayanan lansia yang jelas dan mudah.
10. Mendahulukan lansia dari pasien umum.
11. Trap atau tangga tidak terlalu curam.
12. Disediakan jamban / WC duduk sehingga lansia tidak perlu jongkok.
13. Pegangan rambat pada tangga dan WC.
f. Strategi pembinaan kesehatan lansia di puskesmas
1. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan dengan perencanaan puskesmas.
2. Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pembinaan kesehatan lansia
dengan kegiatan pokok lainnya dalam lokakarya mini puskesmas.
3. Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan lansia sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
4. Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam pembinaan lansia
melalui lembaga swadaya masyarakat, PKK, dan organisasi sosial lainnya.
g. Langkah-langkah pembinaan kesehatan lansia
1. Perencanaan.
a. Desminasi informasi tentang pembinaan dan pembimbingan kesehatan lansia
kepada staf puskesmas.
b. Membuat kesepakatan diantara staf puskesmas tentang pelaksanaan pembinaan
dan pembimbingan kesehatan lansia.
c. Melakukan bimbingan dan pembinaan kesehatan lansia kepada staf puskesmas.
d. Membuat rencana kegiatan pembinaan dan pembim- bingan kesehatan lansia dan
mengintegrasikan dalam perencanaan tahunan
e. Membuat rencana kegiatan pembinaan dan pembim- bingan kesehatan lansia dan
mengintegrasikan dalam perencanaan tahunan.
f. Melakukan pendekatan lembaga swadaya masyarakat dengan pihak setempat.
g. Melakukan survei mawas diri.
h. Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai mufakat.
i. Membentuk kelompok untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan promotif
b. Kegiatan preventif
c. Kegiatan kuratif
d. Kegiatan rehabilitatif
e. Kegiatan rujuka
3. Pemantauan dan Pembinaan.
a) Digunakan untuk mengendalikan proses pelaksanaan agar sesuai dengan
perencanaan.
b) Pengendalian lintas program dan lintas sektoral.
c) Penilaian dan pengembangan.
 Memanfaatkan data hasil pencatatan dan pelaporan rutin dan berkala yang
meliputi input, proses, dan output.
 Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pelayanan untuk mengetahui
kemajuan dan hambatan yang ada.
 Studi atau penelitian kasus, untuk mengetahui dampak dari pembinaan
kesehatan lansia yang sudah terlaksana.
h. Posyandu lansia
1. Revitalisasi posyandu lansia:
Meja I : Pendaftaran dan pengisian kategori kemandiriandirian oleh kader.
Meja II : Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan oleh kader.
Meja III : Pengisian indeks massa tubuh oleh kader.
Meja IV : Penyuluhan individu oleh kader.
Meja V :Pemeriksaan/ pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan:
Sebelum kegiatan posyandu dimulai dilakukan senam dan penyuluhan kelompok.
Sesudah kegiatan posyandu dilakukan pemberian makanan tambahan, orientasi realita
dan pengembangan hobi.
i. Tatanan keperawatan lansia ditinjau dari area:
1. Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat (Community Area)
a. Masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan
lansia.
b. Peran Puskesmas adalah memfasilitasi pembentukan kelompok lansia dan
melakukan pembinaan.
c. Bentuk kegiatannya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
d. Melibatkan peran serta LSM.
e. Peran tenaga kesehatan sesuai dengan respon kebutuhan klien.
f. Upaya dalam meningkatkan kepeduliaan dan pengetahuan masyarakat dengan cara
seminar, lokakarya, promosi kesehatan dan penyuluhan.
2. Pelayanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit (Clinical Area)
a. Adanya tanggung jawab rumah sakit terhadap kebera- dan lansia disekitar
lingkungannya.
b. Pembinaan terhadap puskesmas atau kelompok lansia “transfer of knowledge” baik
langsung maupun tidak langsung.
c. Rumah sakit sebagai fasilitas rujukan dalam pelayanan lansia
2.4 Dukungan terhadap merawat lansia
Lanjut usia yang hidup bersama dengan keluarganya, seperti anak, istri, suami, dan kerabat
diharapkan akan mendapatkan dukungan sosial dari keluarga sebagai sumber dukungan
sosial. Sumber dukungan sosial dapat berupa dukungan sosial natural, yaitu yang natural
diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan
orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak, istri, suami dan
kerabat), teman dekat atau relasi, dan dukungan sosial ini sifatnya nonformal (Kuntjoro,
2012, dikutip Muchlisin 2017).
1. Dukungan Instrumental
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberikan
dukungan dalam bentuk uang, makanan dan pakaian. Dukungan ini dapat bermanfaat
bagi lansia untuk mengatasi masalahnya dan dapat memenuhi kebutuhannya yang
berhubungan dengan kebutuhan fisiknya yaitu berupa sandang dan pangan.
2. Dukungan Informasional
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberikan saran
atau mengingatkan kepada lansia bahwa lansia harus menjaga kesehatannya dengan tidak
melakukan mencuci pakaiannya sendiri dan tidak makan makanan yang mengundang
penyakitnya kambuh. Dukungan ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk mengatasi
masalahnya dan dapat memenuhi kebutuhannya yang berhubungan dengan kebutuhan
fisik, yaitu kesehatannya.
3. Dukungan Emosional
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberi kenyamanan
kepada lansia dengan menyenangkan hatinya dengan membelikan buah-buahan dan juga
memberikan perhatian dan menghibur lansia saat lansia merasa sedih, menangis, dan
melamun seorang diri. Dukungan ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk mengatasi
masalahnya dan memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan kebutuhan
psikologisnya, yaitu perasaan diperhatikan dan dicintai.
4. Dukungan Penghargaan
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberikan
persetujuan kepada lansia yang ingin mengikuti pengajian yang apabila tidak diijinkan
maka lansia akan merasa bosan dan suntuk tinggal di rumah dan merasa tidak berharga.
Dukungan ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan
sosialnya. (Nurrohmi, 2020)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik yaitu
seperti Masalah kehidupan sexual, perubahan perilaku, pmbatasan fisik, paliativ care,
penggunaan obat, dan juga kesehatan mental, sementara, Strategi untuk kesejahteraaan
Lansia adalah suatu Rencana aksi pada setiap strategi dilakukan dalam rangka mewu-judkan
peningkatan kualitas hidup lansia. Dan Kegiatan Promosi Kesehatan untuk kesejahteraan
Lansia juga suatu Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia diberbagai pelayanan
kesehatan harus dilakukan dengan manajemen yang baik dan terarah dengan memperhatikan
beberapa aspek, yaitu pengkajian, perenca- naan, pelaksanaan, pemantauan, skrining,
pembinaaan, serta penilaian dan pengembangan.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar kiranya mampu memahami dan mengetahui
Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia. Dan juga Diharapkan makalah ini
dapat menjadi tambahan wawasan bagi kami khususnya mahasiswa keperawatan atau para
perawat profesional lainnya, Serta dapat menjadi sumber ilmu bagi semua yang membaca
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, A. K., Umrah, & Abeng, T. (2018). Kesehatan Lansia Kajian Teori Gerontologi Dan
Pendekatan Asuhan Pada Lansia. In Intimedia. Nurrohmi, N. (2020). Dukungan Sosial Keluarga
Terhadap Lansia

https://pdfcoffee.com/makalah-keperawatan-gerontik-ii-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai