Anda di halaman 1dari 16

ISU-ISU, STRATEGI, DAN KEGIATAN PROMOSI

KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA


DUKUNGAN TERHADAP YANG TERLIBAT
MERAWAT
LANSIA
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
(Kelas B/Sem 7)
Rahyati K. Luwiti 841419049
Isniyati Yasin 841419057
Tanisya Anggun Forasta Lewo 841419058
Fatmawati Ishak 841419060
Sri Wahyuni Pakaya 841419066
Afrilia Sumaga 841419068
Rivandi Halid 841419085
Sri Wahyu Ningsi Mahajani 841419087
Siti Maura Aurelia Hinta 841419092

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan kuasanyaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “isu-isu, strategi, dan
kegiatan promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap yang
terlibat merawat lansia” ini sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Keperawatan
Gerontik.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga saran dan
kritik diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, kami
berharap agar makalah ini dapat berguna dan dipergunakan semestinya.

Gorontalo, 01 Oktober 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Issu masalah kesehatan Lansia .................................................................................... 3
2.2 Strategi untuk kesejahteraaan Lansia ........................................................................... 4
2.3 Kegiatan Promosi Kesehatan untuk kesejahteraan Lansia ......................................... 5
2.4 Dukungan terhadap merawat lansia ........................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 12
3.2 Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga
dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga
yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput,
rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang,
mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak
terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-
kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang,
tempat serta tidak mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai
usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik
yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas
serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan isu-isu masalah kesehatan pada lansia?

1
2. Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
3. Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
2. Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia
3. Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

1.4 Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan pembaca
guna memahami materi tentang Keperawatan Gerontik yang berhungan dengan Isu – isu,
strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan
terhadap orang yang terlibat merawat lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Issu masalah kesehatan Lansia


Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang
krisis.
Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang namun belum jelas
faktannya atau buktinya.
Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik
1. Masalah kehidupan sexual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual
pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahuntahun. Bahkan
aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan,
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasanagan masing-masing.
Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan
sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara
pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama
masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber
banyak masalah.
3. Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya
gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care

3
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut ditujukan
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena polifarmasi dapat
menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai
contoh klien dengan gangguan jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin
dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami
depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant
adalah retensi urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan
pada lansia.
5. Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan persoalan
yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan utama dan terapi
obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat efek obat
yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis
dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil
cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka
membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan
adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan dijalankan.
6. Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental.
Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan dapat
mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya

2.2 Strategi untuk kesejahteraaan Lansia


Rencana aksi pada setiap strategi dilakukan dalam rangka mewujudkan
peningkatan kualitas hidup lansia adalah sebagai berikut.
a. Memperkuat dasar hukum pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia.

4
b. Meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang melaksanakan pelayanan
kesehatan santun lansia.
c. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring pelaksanaan
pelayanan kesehatan lansia yang melibatkan lintas program, lintas sektor,
organisasi profesi, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga swadaya
masyarakat, dunia usaha, media massa dan pihak terkait lainnya.
d. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi dibidang kesehatan lansia.
e. Meningkatkan peran serta dan pemberdayaan keluarga, masyarakat, dan lansia
dalam upaya peningkatan kesehatan lansia.
f. Meningkatkan peran serta lansia dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga
dan masyarakat.

2.3 Kegiatan Promosi Kesehatan untuk kesejahteraan Lansia


Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut adalah bentuk pelayanan kesehatan bagi mereka
yang berusia lebih dari 60 tahun atau lebih meliputi kesehatan jasmani, rohani maupun
sosial melalui seluruh upaya kesehatan terutama upaya promotif, preventif tanpa meng-
abaikan upaya kuratif dan rehabilitatif serta pelayanan rujukan kepada para pasien usia
lanjut.
Menurut Hamati Sigit (1998) dalam (Dahlan et al., 2018) pertambahan populasi
lansia akan menimbulkan berbagai masalah, antara lain menimbulkan permasalahan
penanganan kasus penyakit, mental sosial dan sosial ekonomi.Dikarenakan 38%
permasalahan pada usia lanjut adalah pada penurunan status kesehatan yang dapat
menghambat produktifitas kerja yang akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan
lansia itu sendiri. Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia diberbagai pelayanan
kesehatan harus dilakukan dengan manajemen yang baik dan terarah dengan
memperhatikan beberapa aspek yaitu pengkajian, perenca- naan, pelaksanaan,
pemantauan, skrining, pembinaaan, serta penilaian dan pengembangan. Berikut upaya
pelayanan kesehatan lansia menurut (Dahlan et al., 2018) di bagi menjadi 3 meliputi :
1. Asas
Asas Menurut WHO (1991), adalah to add life to the years that Have been added to
life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation),
perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment) dan kehormatan (dignity). Asas
yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah add life to the years, add health

5
to life, and add years to life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lansia,
meningkatkan kesehatan dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Pendekatan pelayanan kesehatan lansia Menurut WHO(1982), pendekatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menikmati hasil pembangunan (Sharing the benefits of sosial development).
2. Masing-masing lansia mempunyai keunikan (Individuality of aging persons).
3. Lansia diusahan mandiri dari berbagai hal (nondependence).
4. Lansia turut memilih kebijakan (choice).
5. Memberikan perawatan di rumah (home care).
6. Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility).
7. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging).
8. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility).
9. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity).
10. Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self health care and
family care).
3. Jenis pelayanan kesehatan lansia
Pelayanan kesehatan terhadap lansia terdiri dari 5 upaya kesehatan yaitu promotif,
preventif, diagnosa dini dari pengobatan, pembatasan kecacatan serta pemulihan.
a. Promotif
Promotif adalah upaya kesehatan yang merupakan advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap
praktik kesehatan yang baik menjadi norma-norma sosial. Upaya promotif
perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut:
1) Mengurangi cidera dan kecacatan
2) Meningkatkan keamanan di tempat kerja
3) Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
4) Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan.
5) Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
Upaya kesehatan preventif (pencegahan) meliputi pencegahan primer, sekunder,
dan tersier.Yang merupakan pencegahan primer adalah program imunisasi,
konseling, dukungan nutrisi, latihan, keamanan didalam dan disekitar rumah,
manajemen stres, dan menggunakan medikasi yang tepat. Pencegahan sekunder
6
meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala. Adapun jenis pelayanan
pencegahan sekunder adalah kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker,
skrining: pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi dan mulut.
Pencegahan tersier dilakukan setelah terjadi gejala penyakit dan cacat.Jenis
pelayanan berfungsi untuk mencegah berkem- bangnya gejala, dengan
memfasilitasi rehabilitasi, mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
c. Rehabilitatif Prinsip:
1) Pertahankan lingkungan aman
2) Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas, dan mobilitas
3) Pertahankan kecukupan gizi
4) Pertahankan fungsi pernapasan
5) Pertahankan aliran darah
6) Pertahankan kulit
7) Pertahankan fungsi pencernaan
8) Pertahankan fungsi saluran perkemihan
9) Meningkatkan fungsi psikososial
10) Pertahankan komunikasi
11) Mendorong pelaksanaan tugas
d. Bentuk kesantunan pada lansia
Adapun bentuk kesantunan kepada lansia adalah sebagai berikut:
1) Melayani lansia dengan senyum, ramah, sabar dan meng- hargai sebagai
orang tua.
2) Pelayanan rawat jalan gratis bagi lansia (usia 60 tahun ke atas).
3) Proaktif dan responsif terhadap permasalahan kesehatan lansia.
4) Kemudahan akses layanan bagi lansia baik prosedur layanan maupun
fasilitasnya.
e. Jasa layanan yang bisa diberikan:
1) Pelayanan kesehatan one stop service di ruang tersendiri. Pelayanan one
stop service adalah pelayanan kepada lansia mulai dari pendaftaran sampai
mendapat obat dilaksana- kan satu paket di satu ruang. Dengan begitu lansia
tidak perlu berpindah tempat dan antri lagi untuk pelayanan lainnya dalam
Puskesmas.
2) Konseling lansia.
7
3) Posyandu lansia.
4) Kunjungan rumah.
5) Membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan sehat,
dll.
6) Pendaftaran pemeriksaan klinis pemeriksaan laboratorium bila perlu.
7) Konseling pemberian obat, bila tidak ada ruang khusus maka lansia dilayani
di poli umum tetapi pelayanannya didahulukan.
8) Kemudahan akses.
9) Ada alur pelayanan lansia yang jelas dan mudah.
10) Mendahulukan lansia dari pasien umum.
11) Trap atau tangga tidak terlalu curam.
12) Disediakan jamban / WC duduk sehingga lansia tidak perlu jongkok.
13) Pegangan rambat pada tangga dan WC.
f. Strategi pembinaan kesehatan lansia di puskesmas
1) Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan dengan perencanaan
puskesmas.
2) Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pem- binaan kesehatan
lansia dengan kegiatan pokok lainnya dalam lokakarya mini puskesmas.
3) Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
lansia sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.
4) Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam
pembinaan lansia melalui lembaga swadaya masyarakat, PKK, dan
organisasi sosial lainnya.
g. Langkah-langkah pembinaan kesehatan lansia
1) Perencanaan.
a) Desminasi informasi tentang pembinaan dan pem- bimbingan kesehatan
lansia kepada staf puskesmas.
b) Membuat kesepakatan diantara staf puskesmas tentang pelaksanaan
pembinaan dan pembimbingan kesehatan lansia.
c) Melakukan bimbingan dan pembinaan kesehatan lansia kepada staf
puskesmas.
d) Membuat rencana kegiatan pembinaan dan pembim- bingan kesehatan
lansia dan mengintegrasikan dalam perencanaan tahunan.

8
e) Membuat rencana kegiatan pembinaan dan pembim- bingan kesehatan
lansia dan mengintegrasikan dalam perencanaan tahunan.
f) Melakukan pendekatan lembaga swadaya masyarakat dengan pihak
setempat.
g) Melakukan survei mawas diri.
h) Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai mufakat.
i) Membentuk kelompok untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan promotif
b) Kegiatan preventif
c) Kegiatan kuratif
d) Kegiatan rehabilitatif
e) Kegiatan rujukan
3) Pemantauan dan Pembinaan.
a) Digunakan untuk mengendalikan proses pelaksanaan agar sesuai dengan
perencanaan.
b) Pengendalian lintas program dan lintas sektoral.
c) Penilaian dan pengembangan.
➢ Memanfaatkan data hasil pencatatan dan pelaporan rutin dan berkala
yang meliputi input, proses, dan output.
➢ Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pelayanan untuk
mengetahui kemajuan dan hambatan yang ada.
➢ Studi atau penelitian kasus, untuk mengetahui dampak dari
pembinaan kesehatan lansia yang sudah terlaksana.
h. Posyandu lansia
1) Revitalisasi posyandu lansia:
a) Meja I : Pendaftaran dan pengisian kategori keman-
diriandirian oleh kader.
b) Meja II : Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat
badan oleh kader.
c) Meja III : Pengisian indeks massa tubuh oleh kader.
d) Meja IV : Penyuluhan individu oleh kader.
e) Meja V:Pemeriksaan/ pelayanan kesehatan oleh petugas
kesehatan:
9
Sebelum kegiatan posyandu dimulai dilakukan senam dan
penyuluhan kelompok. Sesudah kegiatan posyandu dilakukan
pemberian makanan tambahan, orientasi realita dan
pengembangan hobi.
i. Intervensi lembaga swadaya masyarakat Dana
Dana sehat jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat lansia:
1) Pengantar.
2) Pentingnya dana sehat.
3) Funsi dan tujuan dana sehat.
4) Komponen dana sehat.
5) Proses pelaksanaan dana sehat.
j. Tatanan keperawatan lansia ditinjau dari area:
1) Pelayanan kesehatan lansia di masyarakat (Community Area)
a) Masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan lansia.
b) Peran Puskesmas adalah memfasilitasi pembentukan kelompok lansia
dan melakukan pembinaan.
c) Bentuk kegiatannya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
d) Melibatkan peran serta LSM.
e) Peran tenaga kesehatan sesuai dengan respon kebutuhan klien.
f) Upaya dalam meningkatkan kepeduliaan dan pengeta- huan masyarakat
dengan cara seminar, lokakarya, promosi kesehatan dan penyuluhan.
2) Pelayanan kesehatan lansia berbasis rumah sakit (Clinical Area)
a) Adanya tanggung jawab rumah sakit terhadap kebera- dan lansia
disekitar lingkungannya.
b) Pembinaan terhadap puskesmas atau kelompok lansia “transfer of
knowledge” baik langsung maupun tidak langsung.
c) Rumah sakit sebagai fasilitas rujukan dalam pelayanan lansia.

2.4 Dukungan terhadap merawat lansia


Lanjut usia yang hidup bersama dengan keluarganya, seperti anak, istri, suami, dan
kerabat diharapkan akan mendapatkan dukungan sosial dari keluarga sebagai sumber
dukungan sosial. Sumber dukungan sosial dapat berupa dukungan sosial natural, yaitu
yang natural diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara

10
spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga
(anak, istri, suami dan kerabat), teman dekat atau relasi, dan dukungan sosial ini
sifatnya nonformal (Kuntjoro, 2012, dikutip Muchlisin 2017). .
1. Dukungan Instrumental
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberikan
dukungan dalam bentuk uang, makanan dan pakaian. Dukungan ini dapat bermanfaat
bagi lansia untuk mengatasi masalahnya dan dapat memenuhi kebutuhannya yang
berhubungan dengan kebutuhan fisiknya yaitu berupa sandang dan pangan.
2. Dukungan Informasional
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberikan
saran atau mengingatkan kepada lansia bahwa lansia harus menjaga kesehatannya
dengan tidak melakukan mencuci pakaiannya sendiri dan tidak makan makanan yang
mengundang penyakitnya kambuh. Dukungan ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk
mengatasi masalahnya dan dapat memenuhi kebutuhannya yang berhubungan
dengan kebutuhan fisik, yaitu kesehatannya.
3. Dukungan Emosional
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberi
kenyamanan kepada lansia dengan menyenangkan hatinya dengan membelikan
buah-buahan dan juga memberikan perhatian dan menghibur lansia saat lansia
merasa sedih, menangis, dan melamun seorang diri. Dukungan ini dapat bermanfaat
bagi lansia untuk mengatasi masalahnya dan memenuhi kebutuhan yang
berhubungan dengan kebutuhan psikologisnya, yaitu perasaan diperhatikan dan
dicintai.
4. Dukungan Penghargaan
Dukungan ini sudah diberikan oleh keluarga dalam hal ini keluarga memberikan
persetujuan kepada lansia yang ingin mengikuti pengajian yang apabila tidak
diijinkan maka lansia akan merasa bosan dan suntuk tinggal di rumah dan merasa
tidak berharga. Dukungan ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk memenuhi
kebutuhan psikologis dan sosialnya. (Nurrohmi, 2020)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang, Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan
Gerontik yaitu seperti Masalah kehidupan sexual, perubahan perilaku, pmbatasan fisik,
paliativ care, penggunaan obat, dan juga kesehatan mental, sementara, Strategi untuk
kesejahteraaan Lansia adalah suatu Rencana aksi pada setiap strategi dilakukan dalam
rangka mewu-judkan peningkatan kualitas hidup lansia. Dan Kegiatan Promosi
Kesehatan untuk kesejahteraan Lansia juga suatu Upaya pelayanan kesehatan terhadap
lansia diberbagai pelayanan kesehatan harus dilakukan dengan manajemen yang baik
dan terarah dengan memperhatikan beberapa aspek, yaitu pengkajian, perenca- naan,
pelaksanaan, pemantauan, skrining, pembinaaan, serta penilaian dan pengembangan.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar kiranya mampu memahami dan mengetahui
Isu-isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia. Dan juga Diharapkan makalah
ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi kami khususnya mahasiswa keperawatan
atau para perawat profesional lainnya, Serta dapat menjadi sumber ilmu bagi semua
yang membaca makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, A. K., Umrah, & Abeng, T. (2018). Kesehatan Lansia Kajian Teori Gerontologi Dan
Pendekatan Asuhan Pada Lansia. In Intimedia.

Nurrohmi, N. (2020). Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Lansia.

13

Anda mungkin juga menyukai