Anda di halaman 1dari 33

MINI PROJECT

“SEHAT LANSIAKU DENGAN BUKU


KESEHATAN LANJUT USIA”

Oleh:

dr. Arnila Melina

dr. Dimas Pradana Wiradinata

dr. Lora Investisia

dr. Widia Satya Surya

Pembimbing Internship :
dr. Tengku Nur Insyirah

PUSKESMAS SAIL

PEKANBARU

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Penulis:

dr. Arnila Melina

dr. Dimas Pradana Wiradinata

dr. Lora Investisia

dr. Widia Satya Surya

Judul Mini Project : Sehat Lansiaku dengan buku Kesehatan Lanjut usia

Pembimbing : dr. Tengku Nur Insyiroh

Pekanbaru, Desember 2022

Kepala Puskesmas Sail Dokter Pembimbing

dr.Armiyetti dr.Tengku Nur Insyiroh


NIP.196801172002122004 NIP.198011252014032001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah tim penulis dapat menyelesaikan Mini Project yang
berjudul “Sehat Lansiaku dengan Buku Kesehatan Lanjut Usia”. Adapun maksud
dan tujuan dari penulisan Mini Project ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh Program Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Sail
Pekanbaru sebagai wujud tanggung jawab seorang dokter untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan mutu puskesmas berdasarkan hasil evaluasi survei
masyarakat.

Selama penelitian dan penulisan mini project ini banyak hambatan yang tim
penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya mini project ini dapat terselesaikan dengan baik..

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. dr. Tengku Nur Insyiroh selaku dokter pembimbing di Puskesmas Sail yang
selalu meluangkan waktu dan memberikan masukan dan bimbingan yang
sangat berharga terhadap pembuatan mini project ini.

2. Dr. Armiyetti selaku Kepala Puskesmas Sail dan seluruh karyawan serta staf
Puskesmas Sail yang secara tidak langsung ikut membantu kami dalam proses
pembuatan dan pelaksanaan mini project ini.
Akhir kata, tim penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan tim penulis pada khususnya.

Pekanbaru, Desember 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…................................................................................. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang……………………………………………………………. 1
1.2.Tujuan……………………………………………………………………... 2
1.3.Sasaran…………………………………………………………………….. 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lansia……………………………………………………………………… 4
2.1.1. Pengertian
2.1.2. Batasan Lanjut Usia
2.1.3. Perubahan Pada Lansia
2.1.4. Kondisi Kesehatan Yang Sering Muncul Pada Lansia
2.1.5. Masalah Kesehatan Pada Lansia
2.2. Posyandu Lansia
2.2.1. Pengertian
2.2.2. Tujuan Posyandu Lansia
2.2.3. Sasaran Posyandu Lansia
2.2.4. Kegiatan Posyandu Lansia
BAB 3. PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB 4. PEMBAHASAN
BAB I

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah


seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari
fase kehidupannya.

Pasal 138 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan menetapkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi lanjut
usia ditujukan untuk menjaga agar para lanjut usia tetap sehat dan
produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu pemerintah wajib
menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
kelompok lanjut usia untuk tetap dapat hidup mandiri dan produktif
secara sosial dan ekonomis.
Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan
mempengaruhi angka beban ketergantungan. Rasio ketergantungan
penduduk tua (olddependency ratio) adalah angka yang menunjukkan
tingkat ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif.
Untuk mengurangi beban ketergantungan ini upaya yang dilakukan agar
penduduk lanjut usia bisa hidup mandiri dan tetap produktif harus
ditingkatkan.
Salah satu upaya Pernerintah dalam menyediakan fasilitas
kesehatan dan penyelenggaraan upaya kesehatan antara lain adalah
dengan mengadakan Posyandu. Posyandu merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian.

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lanjut


usia, diperlukan Buku Kesehatan Lanjut usia. Buku Kesehatan Lanjut
usia (Lansia) berisi catatan pemantauan kesehatan dan informasi tentang
cara memelihara dan menjaga kesehatan Pra Lansia dan Lansia.
Diharapkan buku ini dapat menjadi salah satu acuan bagi petugas
kesehatan dan para pemangku kepentingan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada lanjut usia.

 TUJUAN

Tujuan Umum adalah meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia


untuk mencapai lanjut usia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat.

Tujuan Khusus :
 Lansia mampu mengetahui pentingnya manajemen hidup sehat
 Lansia mengetahui setiap perubahan yang terjadi
 Lansia mengetahui masalah yang sering dialami dan bagaimana
pencegahannya
 Lansia mengetahui manajemen hidup sehat yang tepat

 SASARAN

Sasaran langsung adalah pra lanjut usia (45-59 tahun), lanjut


usia (60-69 tahun), dan lanjut usia risiko tinggi (lanjut usia >70 tahun
atau usia >= 60 tahun dengan masalah kesehatan). Sedangkan sasaran
tidak langsung adalah keluarga, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, kelompok khusus, dan swasta,
lintas program, dan lintas sektor.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 LANSIA

2.1.1 Pengertian

Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah seseorang yang


telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok
yang dikategorikan lansia ini akan terjadi proses yang disebut Aging Process atau
proses penuaan.

2.1.2 Batasan Lanjut Usia

Menurut WHO (2010) batasan umur lansia dapat dibagi dalam empat
kelompok :
a. 65 tahun : Usia Pertengahan (Middle Age)
b. 65 > - 74 tahun : Lanjut Usia (Junior Old Age)
c. 75 – 90 tahun : Usia Lanjut Tua (Old Age)
d. 90 > tahun : Usia Sangat Tua (Very / Longevity Old Age)

Menurut Setyonegoro, 2010 dalam buku Azizah, LM, 2011 masa usia lanjut
(geriatric age) yaitu umur >65 atau 70 tahun. Masa usia lanjut (geriatric age) ini
dibagi menjadi tiga batasan umur yaitu: young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun),
dan very old (>80 tahun).

2.1.3 Perubahan Pada Lansia

 Menurunnya fungsi kognitif seperti daya ingat, kemampuan belajar,


kemampuan memahami, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan
mengambil keputusan.
 Menurunnya kekuatan tubuh dan keseimbangan tubuh. Kepadatan tulang pada
lansia berkurang, sendi lebih rentan mengalami gesekan, struktur otot
mengalami penuaan,
 Menurunnya fungsi penglihatan dan pendengaran.
 Kulit lansia menjadi kendur, kering, berkerut, kulit kekurangan cairan sehingga
menjadi tipis dan berbercak.

2.1.4 Penyakit yang sering muncul pada lansia

1. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik seseorang lebih dari
140 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. (JNC-8)

Tanda dah Gejala :


a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Rasa berat ditengkuk
d. Mata berkunang-kunang
e. Gelisah
f. Mudah marah
g. Pandangan menjadi kabur
h. Sulit tidur
i. Mual dan muntah

Penataksanaan dan pencegahan :

Menjalani pola hidup sehat


a. Mengurangi asupan garam
b. Olahraga teratur
c. Menghindari konsumsi alkohol
d. Berhenti merokok
e. Minum obat teratur

2. Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus atau kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan tingginya gula darah lebih dari 200mg/dl.

Tanda dan Gejala


a. Sering buang air kecil
b. Cepat lapar / sering makan
c. Mudah haus / banyak minum
d. Cepat merasa lelah
e. Berat badan turun secara drastis
f. Kesemutan
g. Terdapat luka yag susah sembuh
h. Pandangan kabur

Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat


(kontrol pola makan dan aktifitas fisik) bersamaan dengan minum obat secara
teratur. (PERKENI, 2015)

Perilaku hidup sehat bagi penyandang Diabetes Mellitus adalah memenuhi


anjuran :
a. Mengikuti pola makan sehat
b. Meningkatkan kesehatan jasmani dan latihan jasmani yang teratur
c. Minum obat secara teratur
d. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

3. Penyakit sendi / artritis


Artritis merupakan penyakit yang mengakibatkan kerusakan sendi dan
kecacatan serta memerlukan pengobatan dan kontrol jangka panjang.
Tanda dan Gejala :
a. Kaku atau nyeri pada persendian
b. Dapat disertai bengkak kemerahan pada persendian
c. Penurunan atau keterbatasan pergerakan sendi

Penatalaksanaan mencakup terapi farmakologi, rehabilitasi, dan


pembedahan bila diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
 Mengurangi berat badan
 Mengurangi makanan berlemak
 Menghindari konsumsi jeroan
 Mengurangi kacang-kacangan
 Melakukan latihan fisik secara teratur

4. Stroke
Stroke adalah penyakit yang terjadi akibat suplai oksigen dan nutrisi ke otak
terganggu karena pembuluh darah tersumbat atau pecah.

Tanda dan Gejala :


a. Sakit kepala
b. Anggota tubuh satu sisi melemah atau tidak dapat digerakkan secara tiba-
tiba
c. Bibir tidak simetris
d. Gangguan berbicara (pelo)
e. Keseimbangan dan kesadaran terganggu
f. Bisa terjadi penurunan kesadaran
g. Rabun atau gangguan penglihatan tiba-tiba
h. Gangguan atau kesulitan menelan

Penatalaksanaan
a. Hindari faktor resiko dengan melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan
buah, dan memeriksa kesehatan berkala
b. Pemeriksaan rutin bagi yang memiliki keluarga dengan riwayat stroke
c. Menurunkan tekanan darah
d. Pemberian obat-obatan

5. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)


Penyakit Paru Obstruktif Kronis adalah penyakit paru kronik (menahun)
yang ditandai oleh hambatan aliran udara disaluran nafas, semakin lama
semakin memburuk dan tidak sepenuhnya dapat kembali normal.
Tanda dan Gejala :
a. Sesak nafas
b. Batuk berdahak menahun
c. Nafas berbunyi (mengi)
d. Cepat lelah
Penatalaksanaan :
a. pemberian obat-obatan
b. pengobatan penunjang
1) Rehabilitasi
a) Edukasi
b) Berhenti merokok
c) Latihan fisik dan respirasi
d) Nutrisi
2) Terapi Oksigen, ventilasi mekanik, operasi baru, vaksinasi influenza

6. Depresi
Depresi merupakan perasaan tertekan dan sedih yang terus menetap selama
kurun waktu lebih ari 2 minggu.

Tanda dan Gejala :


a. merasa sedih
b. menyendiri
c. tidak ada minat
d. merasa pesimis
Cara Pencegahan :
a. melakukan kegiatan sosial seperti beribadah bersama, arisan, rekreasi
b. melakukan aktivitas fisik secara rutin
c. memiliki pikiran yang positif (selalu bersyukur dan berprasangka baik)
d. menerima keadaan atau merasa ikhlas dengan apa yang telah terjadi

2.1.5 Masalah Kesehatan Pada Lansia

Masalah kesehatan pada lansia ialah gabungan dari kelainan-kelainan


akibat penyakit dan proses menua yaitu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel serta
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Siburian (2008) pemerhati masalah kesehatan pada lansia menyatakan


ada empat belas belas masalah kesehatan pada lansia, yaitu:
1. Immobility (kurang bergerak), disebabkan oleh gangguan fisik, faktor
lingkungan sehingga dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Keadaan
ini dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf
dan penyakit jantung.
2. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor
intrinsik (yang berkaitan dengan tubuh penderita), baik karena proses
menua, penyakit maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti
obatobatan tertentu dan faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa
sakit, cedera, patah tulang yang akan membatasi pergerakan. Keadaan ini
akan menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya harga diri dan
perasaan takut.
3. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan
frekuensinya sering. Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi
sebenarnya tidak dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan
membuat lansia mengurangi minum untuk mengurangi keluhan tersebut,
sehingga dapat menyebabkan kekurangan cairan.
4. Intellectual Impairment (gangguan intelektual / dementia), merupakan
kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan
ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya aktivitas
kehidupan seharihari.
5. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting
pada lansia, karena sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan
asimtomatik yang menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
6. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication,
convalencence, skin integrity (gangguan panca indera, komunikasi,
penyembuhan dan kulit), merupakan akibat dari proses menua. Semua
panca indera berkurang fungsinya, demikian juga pada otak, saraf dan
otot-otot yang dipergunakan untuk berbicara, sedangkan kulit menjadi
lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
7. Impaction (konstipasi), sebagai akibat dari kurangnya gerakan, makanan
yang kurang mengandung serat dan kurang minum.
8. Isolation (depresi), akibat perubahan sosial, bertambahnya penyakit dan
berkurangnya kemandirian sosial. Pada lansia, depresi yang muncul adalah
depresi yang terselubung, gangguan fisik saja seperti sakit kepala, jantung
berdebar-debar, nyeri pinggang, gangguan pencernaan, dan lain-lain.
9. Inanition (kurang gizi), dapat disebabkan karena perubahan lingkungan
maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan
untuk memilih makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari
masyarakat), terutama karena kemiskinan, gangguan panca indera;
sedangkan faktor kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur,
obat-obatan, dan lainnya.
10. Impecunity (tidak punya uang), semakin bertambahnya usia, maka
kemampuan tubuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan akan semakin
berkurang, sehingga jika tidak dapat bekerja maka tidak akan mempunyai
penghasilan.
11. Iatrogenesis (penyakit akibat obat-obatan), sering dijumpai pada lansia
yang mempunyai riwayat penyakit dan membutuhkan pengobatan dalam
waktu yang lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan
timbulnya penyakit akibat obat-obatan.
12. Insomnia (gangguan tidur), sering dilaporkan oleh lansia, mereka
mengalami sulit untuk masuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan
mudah terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun susah tidur
kembali, terbangun didini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.
13. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu
akibat dari proses menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat
dari penyakit menahun, kurang gizi dan lainnya.
14. Impotence (impotensi), merupakan ketidakmampuan untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan senggama yang
memuaskan yang terjadi paling sedikit tiga bulan. Hal ini disebabkan
karena terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya
kekakuan pada dinding pembuluh darah, baik karena proses menua atau
penyakit.

2.2. POSYANDU LANSIA

2.2.1 Pengertian

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia
yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada


di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya
bagi warga yang sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan
bagi kaum usia lanjut yang dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yang
menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yang
mencakup kegiatan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan masa
tua yang bahagia dan berdayaguna

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan
berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia
merasa rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah
ekonomi yang dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan,
rekreasi dan sosial.

Dengan kondisi fisik dan psikis yang menurun menyebabkan lansia kurang
mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif.

Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan


hidup sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan
akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan
bagi yang menderita penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu
lansia ini, para lansia dilayani dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan
mereka. Mereka hanya diminta datang tanpa dipungut biaya sama sekali, begitu
juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan jauh akan diantar
ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah mereka.

2.2.2 Tujuan Posyandu Lansia


Tujuan Posyandu Lansia secara garis besar yakni (1) meningkatkan
jangkauan pelayanan kesehatan lansia dimasyarakat, sehingga terbentuk pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia, (2) mendekatkan pelayanan dan
meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan,
disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

2.2.3 Sasaran Posyandu Lansia

Terdapat dua sasaran Posyandu Lansia, yakni sasaran langsung, yaitu


kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan
kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas); dan sasaran tidak
langsung, yaitu keberadaan keluarga lansia berada, organisasi sosial yang bergerak
dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas.

2.2.4 Kegiatan Posyandu Lansia

Bentuk pelayanan pada Posyandu Lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik


dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Buku Kesehatan Lansia
untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah
kesehatan yang dialami. Menurut Effendi, kegiatan pada Posyandu Lansia adalah :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh.
3. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
4. Pemeriksaan kadar gula darah sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus).
5. Pemeriksaan urin, guna mengetahui zat putih telur (protein) dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
6. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir-butir diatas.
7. Penyuluhan Kesehatan, biasa dilakukan di dalam atau di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan kelompok usia lanjut.
8. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang
tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Selain itu banyak juga Posyandu Lansia yang mengadakan kegiatan


tambahan seperti senam lansia, pengajian, membuat kerajian ataupun kegiatan
silaturahmi antar lansia. Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu
yang bertujuan untuk membuat lansia beraktivitas kembali dan berdisiplin diri.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia dibutuhkan sarana dan
prasarana penunjang yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka),
meja, kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran
pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana,
dan termometer.
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Persiapan Kegiatan

Kegiatan dimulai dengan tahap mendiskusikan judul penelitian bersama


pembimbing, setelah dapat judul penelitian lalu melakukan persiapan sejak tanggal
15 Oktober 2022, yang dimulai dengan pembuatan planning. Selanjutnya meminta
file buku kesehatan lansia kepada penanggung jawab lansia Puskesmas Sail, Ibu
Rukmi. Lalu melakukan pemesanan buku kesehatan lansia secara online di salah satu
digital printing di Mojokerto pada tanggal 19 Oktober 2022, dan buku tiba di
Pekanbaru tanggal 1 November 2022.

Menghubungi Bapak Ketua RT Komplek Nyamuk Timur pada tanggal 31


Oktober 2022 untuk meminta persetujuan melakukan kegiatan posyandu Lansia
sekaligus akan mensosialisasikan cara pengisian buku kesehatan lansia. Dan
disepakati kegiatan posyandu akan dilaksanakan pada hari Sabtu, pada tanggal 05
November 2022 pukul 09.00 wib yang berlokasi di Komplek Nyamuk Timur,
Kelurahan Cinta Raja, Kecamatan Sail, Pekanbaru.

2. Lokasi Kegiatan

Adapun yang menjadi lokasi kegiatan sosialisasi ini adalah di Posyandu Komplek
Nyamuk Timur, Jalan Amir Hamzah, Kelurahan Cinta Raja, Kecamatan Sail, Kota
Pekanbaru karena Posyandu Lansia Komplek Nyamuk Timur merupakan posyandu yang
paling aktif mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya diantara posyandu - posyandu lain
di Kecamatan Sail.

3. Pelaksanaan

 Kegiatan dimulai dengan senam lansia pukul 09.00 wib


 Penyerahan Buku Lansia oleh Ibu Kepala Puskesmas
 Kegiatan sosialisasi buku kesehatan lansia, dilanjutkan dengan tanya jawab
 Peserta yang hadir dalam kegiatan sekitar 20 orang
 Kegiatan berjalan lancar

NO Jam Acara Pelaksana

1. 09-00 Senam Lansia Seluruh peserta

2. 10.00 Pembukaan Dr. Dimas Pradana


- Mengucapkan salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
3. 10.10 Doa Bapak Ketua RT

4. 10.20 Kata Sambutan Penanggung Dr. Tengku Nur Insyiroh


Jawab Posyandu

4. 10.30 Penyerahan buku lansia Dr. Armiyetti

5. 11.00 Sosialisasi cara pengisian Dr. Widia Satya Surya dan


buku kesehatan lansia Rukmi Driya Sari Amd.
Keb

6. 11.30 Penutupan Dr. Dimas Pradana

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada Kegiatan ini teknik pengumpulan data diambil dari hasil observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Pelaksanaan


Posyandu Komplek Nyamuk Timur terletak di Jalan Amir Hamzah,
Kelurahan Cinta Raja, Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru. Kegiatan mini project
ini dilaksanakan pada tanggal 5 November 2022.

B. Gambaran Umum Posyandu Kampung Nyamuk


1. Lansia
Target lansia pada mini project ini adalah seluruh warga yang
tinggal disekitar komplek nyamuk timur yang berusia > 45 tahun. Adapun
peserta yang hadir pada saat kegiatan sosialisasi buku lansia, antara lain
sebagai berikut;
No Nama Umur
1 Agusnaini 70 tahun
2 Rosna 74 tahun
3 Romana Sinaga 77 tahun
4 Yusniar 78 tahun
5 Jalanas 60 tahun
6 Juniarti 53 tahun
7 Malraf Lantina 57 tahun
8 Hidayati 52 tahun
9 Armen 61 tahun
10 Martha Erita 57 tahun
11 Herlina 57 tahun
12 Teni Hutanti 45 tahun
13 Raden Roro Sulastri 45 tahun
14 Dewi Kartika Sari 48 tahun
15 Pismu 50 tahun
16 Vivi 48 tahun
17 Nurri 46 tahun
18 Esi Susanti 47 tahun

2. Kader
Lanjut usia adalah usia yang mengalami penurunan dari fungsi
organ tubuh sehingga menyebabkan kondisi lanjut usia yang mudah sakit
serta fisik yang lemah. Maka dari itu diperlukan pelayanan kesehatan yang
bisa memenuhi kebutuhan lanjut usia dalam mencapai kesejahteraan
sosial. Untuk mewujudkan pelayanan yang baik maka diperlukan
komponen komponen yang baik pula. Peran kader dalam pelaksanaan
posyandu lanjut usia sangat berpengaruh dengan pelayanan yang ada.
Untuk peningkatan kesehatan para lanjut usia yang sebagai mana
disebutkan dalam peraturan menteri No 19 tahun 2011 tentang pedoman
pengintegrasian layanan sosial dasar di Pos Layanan Terpadu yang
menyebutkan bahwa, Pos Pelayanan Terpadu merupakan peningkatan
kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan sosial dalam
masyarakat yang menunjang pembangunan. Peran kader dalam Posyandu
yaitu memberikan, pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan,
informasi, edukasi dan motivasi kesehatan terhadap lanjut usia dalam
pelaksanan Posyandu. Kurangnya peranan kader dalam pelayanan
informasi, edukasi dan motivasi dalam kegiatan tersebut juga merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya jumlah lanjut usia yang
datang dalam kegiatan pelaksanaan Posyandu.
Aktif atau tidaknya para lansia datang dalam kegiatan pelaksanaan
Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk Timur”, ditentukan oleh kepuasan
yang diperoleh lansia di dalam menerima layanan informasi, edukasi dan
motivasi. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada setiap
bulannya kurang lebih terdapat 18-20 dari 25 anggota lanjut usia yang
memeriksakan kesehatan di Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk Timur”.
Seperti yang diungkapkan oleh Yazid (1999: 60) menurutnya kepuasan
merupakan perbedaan antara harapan dan unjuk kerja (yang senyatanya
diterima) harapan penerima. Pelayanan dapat dibentuk melalui
komunikasi, selain itu hal-hal lain yang bisa mengganggu kepuasan bagi
penerima layanan adalah meliputi pengetahuan. Yazid (1999: 178) juga
mengungkapkan bahwa yang bisa mengganggu kepuasan dapat juga
bersumber dari penerima layanan (konsumen) yang disebabkan karena
kekurang pahaman terhadap peran mereka sendiri dan apa yang
semestinya mereka lakukan. Dengan adanya buku kesehatan lansia dapat
meningkatkan pengetahuan dan informasi seputar kesehatan lansia. Begitu
juga dalam hal ini peran kader sangat penting dalam pelayanan informasi
berupa pengetahuan akan pentingnya kesehatan, pengetahuan tentang
info-info kesehatan, info-info tentang kegiatan di Posyandu, serta info
seputar pelaksanaan kegiatan Posyandu. Peran kader sangat berpengaruh
dengan jumlah lanjut usia yang datang dalam kegiatan posyandu Komplek
Nyamuk Timur. Jumlah kader yang ada di komplek nyamuk timur yaitu 5
orang, antara lain sebagi berikut ;

No Nama Penanggung jawab


1 Armen Ketua
2 Esi Susanti Anggota
3 Dewi Kartika Sari Anggota
4 Teni Hutanti Anggota
5 Yulia Rahman Anggota

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Pelaksanaan Senam
Senam jantung sehat dilaksanakan selama ±30 menit. Senam
dihadiri oleh 20 Lansia dan beberapa petugas puskesmas Sail. Senam
jantung sehat bertujuan untuk merawat jantung dan pembuluh darah.
Pembuluh darah yang sehat, membuat kerja jantung menjadi optimal,
karena kedua organ tersebut bekerja saling berhubungan.
2. Sosialisasi Buku Lansia
Menurut Kartika dalam Penelitiannya, Posyandu Lansia
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk
mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam keluarga masyarakat
sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Bagi lansia
sendiri kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi dirinya, keluarga dan
masyarakat luas agar selama mungkin tetap mandiri dan berdaya guna.
Terkait dengan hal tersebut perlu adanya peningkatan pelayanan
kesehatan pada lanjut usia di Posyandu. Untuk memberikan pelayanan
kesehatan dan sosial yang prima terhadap lanjut usia dikelompoknya
dibutuhkan persiapan yang matang, pelaksanaan yang benar dan tepat
waktu serta pengendalian yang akurat.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan kader terhadap lanjut
usia memuaskan maka perlu meningkatkan proses kegiatan pelaksanaan
Posyandu Lansia, salah satunya dengan pengadaan buku kesehatan lansia.

3. Pemeriksaan Kesehatan
Melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, konseling
dan pengobatan untuk lansia.

D. Hasil Pelaksaanaan Kegiatan


Kunjungan kedua pada tanggal 7 Januari 2023. Pada kunjungan kedua ini,
antusiasme dan semangat dari peserta posyandu sangat tinggi. Dilihat dari 18
peserta posyandu pada kunjungan pertama sudah mengerti dalam mengisi dan
paham manfaat dari buku kesehatan lansia. 18 peserta posyandu sangat aktif dan
hadir semua pada kunjungan kedua, bahkan terdapat tambahan 4 orang peserta
posyandu yang baru mengikuti kegiatan posyandu lansia ini.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Sosialisasi Buku Lansia


Dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia, tentu adanya faktor
pendukung daan penghambat dalam penyelenggaraannya, khususnya dalam
pelaksanaan Sosialisasi Buku Lansia di Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk
Timur”.
a. Faktor Penghambat
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan Posyandu
Lansia “Komplek Nyamuk Timur” di kelurahan Cinta Raja, antara lain:
1) Faktor Internal
a. Kondisi lansia yang sudah lemah yang terkadang tidak memungkinkan
untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia.
b. Kurangnya pengetahuan pada lanjut usia tentang betapa pentingnya
menjaga kesehatan secara mandiri atau kurangnya informasi pada
lanjut usia sehingga mengakibatkan lansia tidak datang rutin dalam
kegiatan Posyandu. Lanjut usia juga terkadang lupa akan tanggal dan
waktu pelaksanaan Posyandu.
2) Faktor Eksternal
a. Kondisi cuaca yang kadang tidak menentu, seperti gerimis.
b. Kurangnya partisipasi tenaga medis yang berprofesi sebagai dokter di
kelurahan tersebut.
b. Faktor Pendukung
Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan Posyandu
lansia “Komplek Nyamuk Timur”, antara lain:
1) Faktor Internal
a. Antusiasme para lansia untuk mengikuti kegiatan pelaksanaan
Posyandu setiap bulannya. Usia lanjut tidak akan mengurangi aktifitas
para lanjut usia, mereka tetap melakukan aktifitas yang diadakan oleh
kader Posyandu, meskipun tetap harus diingatkan.
b. Adanya keinginan untuk mengetahui tentang kesehatan pribadi.
2) Faktor Eksternal
a. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat seperti ketua RT, RW dan
kelurahan setempat, hal tersebut membuktikan bahwa banyak pihak diluar
sana yang memperhatikan kondisi para lanjut usia.
b. Banyak teman sesama lansia, serta kader – kader sangat peduli pada
para lansia.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah


dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses pelaksanaan kegiatan sosialisasi Buku Kesehatan Lansia di Posyandu


Lansia “Komplek Nyamuk Timur” dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
Kelurahan Cinta Raja, Kota Pekanbaru.

a. Persiapan kegiatan Posyandu Lansia dilakukan oleh kader dan petugas


puskesmas menjelang pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia “Komplek
Nyamuk Timur” yaitu menyiapkan 3 meja yaitu meja pendaftaran,
pengukuran tinggi badan, berat badan dan tekanan darah, pencatatan,
Konsultasi dan pelayanan medis. Menyiapkan alat dan bahan seperti
timbangan, tensimeter, stetoskop, obat-obatan yang dibutuhkan dll.
Mengundang dan menggerakkan masyarakat yaitu memberitahu para lanjut
usia untuk datang ke Posyandu tepat waktu.

b. Pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk Timur” yaitu


melaksanakan pelayanan 3 meja meliputi pendaftaran, pemeriksaan status gizi
melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop, pemeriksaan
gula darah sebagai deteksi awal adanya penyakit Diabetes Mellitus dan
Pengobatan.

c. Evaluasi pelaksanaan Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk Timur” yaitu


berupa mengevaluasi hasil kegiatan Posyandu yang meliputi peserta Posyandu
mengetahui kondisi kesehatannya dan mampu melakukan usaha untuk
meningkatkan status kesehatannya.
2. Peran kader dalam memberikan pelayanan Informasi, Edukasi, dan Motivasi
Kesehatan terhadap lanjut usia.

a. Peran kader dalam pelayanan informasi untuk meningkatkan pelayanan


kesehatan berupa memberikan informasi seputar kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Posyandu seperti tanggal dan waktu kegiatan. Kader juga
memberikan pelayanan informasi tentang kesehatan pada saat kegiatan
Posyandu dengan menjelaskan pola makan yang baik kepada lanjut usia.

b. Peran kader dalam pelayanan edukasi untuk meningkatkan pelayanan


kesehatan terhadap lanjut usia yaitu dengan memberikan pengetahuan-
pengetahun tentang pentingnya menjaga kesehatan melalui penyuluhan-
penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan pada setiap bulan yang diadakan
oleh Puskesmas.

c. Peran kader dalam pelayanan motivasi untuk meningkatkan pelayanan


kesehatan yaitu berupa mengingatkan para lanjut usia agar tidak lupa untuk
selalu memeriksakan kesehatannya di Posyandu pada setiap bulannya dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan Posyandu.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan Posyandu Lansia Komplek


Nyamuk Timur

a. Faktor pendukung dalam pelaksanaan Posyandu Lansia Komplek Nyamuk


Timur yaitu adanya respon positif dan antusiasme para lanjut usia dalam
mengikuti kegiatan Posyandu, adanya dukungan dari tokoh masyarakat seperti
ketua RT/RW dan Kelurahan.

b. Faktor penghambat dalam pelaksanaan Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk


Timur” yaitu Kondisi lansia yang sudah lemah terkadang tidak
memungkinkan untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia. Kurangnya
partisipasi warga yang berprofesi sebagai tenaga medis dalam kegiatan
Posyandu.
B. Saran

Setelah melakukan kegiatan di Posyandu Lansia Komplek Nyamuk Timur


Kelurahan Cinta Raja maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Tokoh Masyarakat


Perhatian pemerintah terhadap lembaga sosial dan kesehatan perlu
ditingkatkan terkait dengan pelayanan kesehatan dimasyarakat yang masih
kurang optimal serta kesejahteraan lanjut usia dimasyarakat yang belum
sepenuhnya diperhatikan.

2. Bagi kader Posyandu Lansia

a. Perlunya menambah jumlah kader dalam kegiatan Posyandu Lansia, untuk


meningkatkan pelayanan kesehatan pada pelaksanaan Posyandu Lansia
“Komplek Nyamuk Timur”.

b. Perlunya menjalin komunikasi dan kerjasama yang bagus antar kader dalam
kegiatan pelaksanaan Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk Timur” untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.

c. Perlunya menggerakkan warga yang berprofesi sebagai tenaga medis


(Dokter) untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Lansia “Komplek
Nyamuk Timur” sehingga lanjut usia merasa dirinya diakui di masyarakat.

3. Bagi Masyarakat
Peran aktif masyarakat perlu ditingkatkan terkait dengan kegiatan kegiatan di
Posyandu Lansia “Komplek Nyamuk Timur” dan donator tenaga maupun
materi untuk mendukung kegiatan Posyandu Lansia dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan.

4. Bagi para Lanjut Usia


Diharapkan selalu semangat untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap
bulan. Lebih meningkatkan kualitas kesehatan agar menjadi lebih sehat dan
menjalani kehidupan sehari-hari dengan bahagia dan mandiri.
DOKUMENTASI

Pembukaan Acara oleh dr.Dimas Pradana Wiradinata

Pembacaan Doa oleh Bapak Ketua RT : Bapak Ismu


Kata Sambutan dari Penanggung jawab Posyandu dr.Tengku Nur Insyiroh
Penyerahan Buku Kesehatan Lansia Oleh Ibu Kepala Puskesmas Sail dr.Armiyetti
Sosialisasi cara pengisian buku kesehatan lansia oleh dr.Widia Satya Surya

Foto Bersama Tim Puskesmas Sail dengan Peserta Posyandu

Anda mungkin juga menyukai