Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN GERONTIK

Asuhan Keperawatan Diagnosa

OLEH:

1. PUTU AYU SUTARINI DEWI (31)


2. I GEDE ANDRE KRISNANDHA SWARA (32)

PRODI NERS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI NERS

2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang

telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai

“Keperawatan Gerontik tentang Asuhan Keperawatan Diagnosa” dapat diselesaikan tepat

pada waktunya.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan

dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doanya. Makalah ini mungkin kurang

sempurna, untuk itu kami mengharapan kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan teman-teman

untuk penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah yang penulis tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi

teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk

pembelajaran bersama.

Denpasar, 13 Juli 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KEPERAWATAN GERONTIK......................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1.Latar Belakang....................................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................................2

1.3.Tujuan Penulisan................................................................................................................................2

1.4.Manfaat Penulisan..............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3

2.1    Definisi Lanjut Usia........................................................................................................................3

2.2    Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia.....................................................................3

2.3   Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia.....................................................................................4

2.4    Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia.....................................................................................4

2.5    Konsep Asuhan Keperawatan Lanjut Usia...................................................................................4

2.5.1 Diagnosa Keperawatan...................................................................................................................4

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................8

3.1 Simpulan..............................................................................................................................................8

3.2 Saran....................................................................................................................................................8

iii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian
(Hutapea, 2005).  Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides 1994).

Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun. Beberapa
perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat jelas oleh seseorang pengamat
biasa meskipun mereka berdampak pada beberapa lansia lebih dari yang lain.

Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan komposisi masyarakatnya
juga sangat beragam. Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki komposisi
masyarakat yang disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi,
masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat. Seiring
meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan kesehatan juga dapat dialami para
lansia. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi permasalahn
lansia, diantaranya dengan tindakan keperawatan.

Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan sosial
serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya
prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia.
Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).

1
Studi ilmu keperawatan juga berkembang seiring berjalannya waktu. Menyikapi hal
mengenai individu yang mengalami proses penuaan dan penurunan fungsi tubuh serta perubahan
psikososialnya, maka muncul bidang keilmuan keperawatan yang khusus membahas mengenai
keunikan lansia dan perubahannya yang terspesialisasi dalam keperawatan gerontik. Ilmu
keperawatan yang holistik juga memperhatikan dan memberikan asuhan keperawatan pada lansia
dalam lingkup biologis, psikologis, sosial, spiritual dan kultural. Lansia dalam tahapannya
beradaptasi pada proses menua juga perlu didukung oleh orang sekitar dan keluarga. Oleh sebab
itu, perawat harus dapat melakukan intervensi keperawatan melibatkan keluarga atau orang yang
merawat lansia.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Asuhan Keperawatan Gerontik pada Lansia?

1.2.2 Bagaimana Diagnosa Keperawatan Gerontik?

1.3.Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.


b. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan dasar bagi lansia.
c. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan gerontik

1.4.Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat


informasi tentang landasan teori asuhan keperawatan pada lansia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Definisi Lanjut Usia

Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak
berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari
orang lain.

Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai
sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2008).
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:

3
1) Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun
2) Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun
3) Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun
4) Usia Sangat Tua (Very Old), adalah usia 90 tahun keatas
2.2    Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar Bagi Lansia

Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia menurut Depkes, dimaksudkan untuk
memberikan bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia
secara individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun
Puskesmas, yang diberikan oleh perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat
dilakukan oleh anggota keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan
latihan sebelumnya atau bimbingan langsung pada waktu tenaga keperawatan melakukan asuhan
keperawatan di rumah atau panti.

Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia,
apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain

a. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri
termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat
tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah
dicerna, dan kesegaran jasmani.
b. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama
seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas.
Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet).
2.3   Tujuan Asuhan Keperawatan Lanjut Usia

Adapun tujuan memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia yaitu:

a. Agar lanjut usia dapat melakukan kegiatan sehari–hari secara mandiri dengan peningkatan
kesehatan (Health Promotion), pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan. Sehingga
memiliki ketenengan hidup dan produktif sapai akhir hidup.

4
b. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut
dengan jalan perawatan dan pencegahan.
c. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangathidup klien
lanjut usia (Life Support ).
d. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit / mengalami  gangguan
tertentu ( kronis maupun akut ).
e. Merangsang para petugas kesehatan (dokter,perawat)untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu.
f. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu
penyakit / gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu
suatu pertolongan (Memelihara kemandirian secara maksimal ).
2.4    Fokus Asuhan Keperawatan Lanjut Usia

Keperawatan lanjut usia berfokus pada:

a. Peningkatan kesehatan (health promotion)


b. Pencegahan penyakit (preventif)
c. Mengoptimalkan fungsi mental
d. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
2.5    Konsep Asuhan Keperawatan Lanjut Usia
2.5.1 Diagnosa Keperawatan
A. Pengertian Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah “ Clinical Judgment” yang berfokus pada respon manusia
terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan (vulnerability) baik pada
individu, keluarga, kelompok atau komunitas (NANDA, 2015-2017). Berdasarkan pengertian
tersebut, pengertian dari diagnosis keperawatan gerontik adalah keputusan klinis yang berfokus
pada respon lansia terhadap kondisi kesehatan atau kerentanan tubuhnya baik lansia sebagai
individu, lansia di keluarga maupun lansia dalam kelompoknya. (BPPSDMK, 2016)

B. Kategori Diagnosis Keperawatan

Ada beberapa tipe diagnosis keperawatan, diantaranya: tipe aktual, risiko, kemungkinan, sehat
dan sejahtera (welfare),dan sindrom. (BPPSDMK, 2016)

5
1. Diagnosis keperawatan aktual

Diagnosis berfokus pada masalah (diagnosis aktual) adalah clinical judgment yang
menggambarkan respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan baik pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Hal ini didukung oleh batasan
karakteristik kelompok data yang saling berhubungan.

Contoh :

a. Defisit nutrisi
b. Gangguan pola tidur

2. Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi

Diagnosis keperawatan risiko atau risiko tinggi adalah clinical judgment yang menggambarkan
kerentanan lansia sebagai individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang memungkinkan
berkembangnya suatu respon yang tidak diinginkan klien terhadap kondisi kesehatan/proses
kehidupannya. Setiap label dari diagnosis risiko diawali dengan frase: “risiko”
(BPPSDMK,2016)

Contoh diagnosis risiko

adalah:

a. Risiko infeksi
b. Risiko intoleransi aktifitas
c. Risiko distress spiritual

3. Diagnosis keperawatan promosi kesehatan

Diagnosis keperawatan promosi kesehatan adalah clinical judgement yang menggambarkan


motivasi dan keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk mengaktualisasikan potensi
kesehatan pada individu, keluarga, kelompok atau komunitas. Respon dinyatakan dengan
kesiapan meningkatkan perilaku kesehatan yang spesifik dan dapat digunakan pada seluruh
status kesehatan. Setiap label diagnosis promosi kesehatan diawali dengan frase: “Kesiapan
meningkatkan”…… (BPPSDMK,2016)

Contoh :

6
a. Kesiapan peningkatkan nutrisi
b. Kesiapan meningkatkan pengetahuan,

Dari hasil pengkajian dapat dianalisa / disimpulkan, dirumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan yang mungkin timbul pada lansia. Beberapa masalah keperawatan yang umum
ditemukan pada lansia antara lain:

1. Fisik / Biologi
a. Gangguan persepsi sensorik berhubungan dengan gangguan pendengaran,
penglihatan, usia lanjut
b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi atau minat
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketiadaan teman tidur, hambatan
lingkungan(mis. kelembaban lingkungan sekitar, suhu lingkungan, pencahyaan,
kebisingan,bau tidak sedap, jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
d. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,
neoplasma)
2. Psikososial
a. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidaksesuaian minat dengan tahap
perkembangan, perubahan penampilan fisik, ketidakadekuatan sumber daya personal
(mis. disfungsi berduka, pengendalian diri buruk)
b. Cemas berhubungan dengan kebutuhan tidak terpenuhi, hubungan orang tua – anak
kurang mwmuaskan
3. Spiritual
a. Distress spiritual berhubungan dengan kesepian, peningkatan ketergantungan pada
orang lain, kejadian hidup yang tidak diharapkan

B. Contoh Diagnosa Keperawatan Gerontik

1. ANALISA DATA

7
N DATA FOKUS ANALISA MASALAH

O
1 DS : pasien mengeluh nyeri Gaya hidup Nyeri akut

pada bagian belakang leher


Hipertensi
P : hipertensi

Q : nyeri dirasakan seperti Kerusakan vascular


pembuluh darah
ditusuk-tusuk

R : leher bagian belakang Perubahan struktur

S : skala nyeri 4 (0-10)


Penyumbatan
T : hilang timbul pembuluh darah

DO : pasien tampak menahan


Vasekontriksi
sakit atau meringis

TD : 150/90mmHg Gangguan sirkulasi

N : 82 x/menit
Otak
R : 20 x/menit

S : 36,4C Resistensi
pembuluh darah
otak meningkat

Nyeri kepala/leher

Nyeri akut

8
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan

Nyeri Akut berhubungan dengan agen fisiologis ditandai dengan keluhan nyeri, tampak
meringis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas,
yang diberikan oleh perawat.

Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social maupun
spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan (helth promotion),
pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan
kesehatan yang umum.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan memberikan
asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang
diharapkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

BPPSDMK. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Gerontik. Jakarta: PUSDIK SDM
Kesehatan
Craven, R.F & Hirnle, C.J. 2003. Fundamental of nursing: Human health ang function. (4thed.),
Philadelphia: Lippincott.
Kunaifi, A., 2009. Hubungan Tingkat Kepuasan Interaksi Sosial dengan Tingkat Depresi Lansia
di Panti Werdha Surabaya. Surabaya: Skripsi Universitas Airlangga.

Maryam, R. Siti dkk. 2011. Mengenal Usia Lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba Medika
Nugroho,Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Stanley, Mickey dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta : EGC.
Yuliani, Agustina, R. & Rachmawati, K., 2015. Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Lansia dalam Memanfaatkan Posyandu Lansia. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Unlam, 3(1).

10
11

Anda mungkin juga menyukai