PERAWATAN KELUARGA
“PERAWATAN ORANG TUA DAN LANSIA”
Dosen Pengampu : Haerani,S.Pd.,M.Kes
Dosen Mitra : Rika Riwayani, S.Pd.,M.Hum
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kuliah dengan judul “Perawatan Orang Tua dan
Lansia”
Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dosen Pengampu dan ibu
selaku dosen mitra . Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman sekalian
yang telah membantu memberikan kritik dan saran.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis yang
disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari
pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................................................ 2
A. Pengertian........................................................................................................................................ 2
BAB III..................................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan.................................................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak dalam kandungan manusia terus tumbuh dan berkembang seiring dengan
bertambahnya usia. Setiap manusia menjalani serangkaian tahap pertumbuhan sepanjang
kehidupannya yang berawal dari tahap bayi, kanakkanak, remaja, dewasa awal, dan
berakhir di dewasa akhir (lanjut usia). Manusia tua (lansia) dimulai setelah pensiun,
biasanya antara usia 65 dan 75 tahun(Dewy, 2013).Proses penuaan (lansia)merupakan
suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan
berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan
biokimiapada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan. Proses menua manusia mengalami perubahan menuju ketergantungan fisik
dan mental. Keluhan yang menyertai proses menua menjadi tanda adanya penyakit,
biasanya disertai dengan adanya perasaan cemas, depresi atau mengingkari penyakitnya.
Apalagi penyakit stadium terminal (tinggal menunggu ajal) dalam prediksi secara medis
sering diartikan penderita tidak lama lagi meninggal dunia. Keaadan ini menyebabkan
lansia mengalami kecemasan menghadapi kematian. (Wahyudi,2008). Lansia merupakan
sebuah siklus hidup manusia yang hampir pasti dialami setiap orang. Kenyataan saat ini,
setiap kali menyebut kata “Lansia” yang terbersit di benak kita adalah seseorang yang
tidak berdaya, dan memiliki banyak keluhan kesehatan. Padahal, Lansia sebenarnya
dapat berdaya sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan. Pengalaman hidup,
menempatkan Lansia bukan hanya sebagai orang yang dituakan dan dihormati di
lingkungannya, tetapi juga dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di
lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga sehat,
dengan memanfaatkan pengalaman yang sudah dimiliki dan diperkaya dengan pemberian
pengetahuan kesehatan yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara merawat orang tua?
2. Bagaimana cara merawat lansia?
3. Bagaimana peran keluarga dalam perawatan lansia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana perawatan orang tua.
2. Untuk mengetahui bagaimana perawatan lansia.
1
3. Mengetahui peran keluarga dalam perawatan lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Orang tua adalah pengasuh keturunan dalam spesies mereka sendiri. Pada manusia,
orang tua adalah pengasuh dari seorang anak (di mana "anak" mengacu pada keturunan,
alih-alih mengacu pada usia). Orang tua biologis adalah orang yang gametnya
menghasilkan anak, jantan melalui sperma, dan betina melalui ovum. Orang tua biologis
adalah kerabat tingkat pertama dan memiliki 50% pertemuan genetik. Seorang wanita
juga dapat menjadi orang tua melalui ibu pengganti. Beberapa orang tua mungkin adalah
orang tua angkat yang mengasuh dan membesarkan anak, tetapi tidak memiliki hubungan
biologis dengan anak tersebut. Yatim piatu tanpa orang tua angkat dapat diasuh oleh
kakek-nenek atau anggota keluarga lainnya.
Menurut World Health Organization (WHO), lanjut usia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
Lansia merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menua
merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya bisa dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Asuhan keperawatan pada lansia dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan pertolongan kepada lanjut usia secara
individu maupun kelompok, seperti di rumah/lingkungan keluarga, panti wreda maupun
puskesmas, dan di rumah sakit yang diberikan oleh perawat. Pendekatan yang digunakan
adalah proses keperawatan yang meliputi pengkajian (Assesment), merumuskan
diagnosis keperawatan (nursing diagnosis), merencanakan tindakan keperawatan
(nursing intervention), melaksanakan tindakan keperawatan (implementation), dan
melakukan penilaian atau evaluasi (evaluation) (Sunaryo, dkk, 2016).
2
Saat sakit, orang tua akan merasa sangat senang dan bersemangat ketika anak-
anaknya selalu menemaninya. Namun jika kamu harus bekerja, kamu bisa
bergantian dengan saudaramu untuk menemani orang tuamu. Jangan biarkan orang
tuamu sendirian saat sakit, karena hal tersebut akan membuatnya merasa sedih dan
berpikir tentang hal buruk.
2. Memberinya sesuatu yang diinginkan
Ketika sakit, seseorang biasanya menginginkan makanan atau hal lain. Saat
orang tuamu sakit, cobalah untuk bertanya tentang sesuatu yang diinginkannya. Bila
kamu sanggup memenuhi keinginannya, maka penuhilah agar orang tuamu merasa
senang dan cepat sembuh.
3. Berikan perawatan medis
Jangan lupa untuk memeriksakan penyakit orang tuamu ke fasilitas kesehatan.
Kamu bisa mengantarnya ke dokter atau mendatangkan dokter untuk memeriksa
orang tuamu. Perhatikan kebutuhan orang tuamu selama sakit.
4. Siapkan segala kebutuhan orang tua
Penuhi kebutuhan orang tuamu, makanan dan obat mereka. Bereskan serta
selalu bersihkan rumah. Jaga kebersihan agar kuman dan penyakit tidak bersarang di
rumahmu dan agar orang tuamu dapat segera sembuh.
5. Jangan membuat orang tua stres
Pikiran yang stres juga akan membuat sakit tidak kunjung sembuh. Jangan
melakukan hal yang dilarang orang tuamu, jangan bertengkar dengannya serta
jangan menceritakan hal-hal yang dapat membuat orang tuamu semakin stres.
C. Perawatan Lansia
Berikut ini adalah beberapa hal yang penting untuk Anda perhatikan dalam merawat
lansia.
1. Memprioritaskan keamanan lansia
Dalam perawatan lansia, salah satu hal yang perlu Anda perhatikan adalah
keamanannya. Apalagi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pertambahan usia
memang membuat tubuh menjadi tidak sekuat dahulu. Hal ini membuat lansia lebih
rentan jatuh. Untuk menghindari hal tersebut, lakukan modifikasi terhadap tempat
tinggal lansia. Sebagai contoh, mengatur tata letak perabotan dan benda-benda
sekitar lansia dengan tepat, agar lansia lebih mudah bergerak atau berpindah tempat.
Pastikan barang-barang yang dibutuhkan dan digunakan sehari-hari mudah
dijangkau oleh lansia untuk meminimalkan kemungkinan lansia hilang
keseimbangan hingga terjatuh. Perawatan lansia ini penting karena jika lansia
terjatuh, bisa mengakibatkan kondisi yang fatal, misalnya patah tulang, gegar otak,
dan kondisi serius lainnya. Oleh sebab itu, sebisa mungkin mengantisipasinya
dengan menjaga agar lansia tetap aman.
2. Perhatikan kebutuhan nutrisi
Penting memerhatikan kebutuhan gizi untuk lansia sebagai bagian dari
perawatan lansia. Sama seperti orang kebanyakan, lansia juga memerlukan zat gizi
yang seimbang dan beragam. Menerapkan pola makan sehat lansia dapat membantu
mencegah timbulnya penyakit. Untuk mengatasi selera makan yang menurun, Anda
dapat mencoba tips berikut:
a. Beralih ke porsi makan untuk lansia yang lebih sedikit tetapi memberikannya
dengan frekuensi yang lebih sering.
b. Meningkatkan asupan kalori dengan mengonsumsi olahan susu seperti keju.
4
c. Menghindari mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula seperti minuman
ringan kue, dan biskuit.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya lansia dapat Anda lakukan dengan cara
memasukkan buah dan sayur dalam menu sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan
vitamin dan mineral harian lansia. Jika lansia sudah sulit mengunyah, maka Anda
dapat membuat jus sayur dan buah. Kombinasikan berbagai cara mengolah makanan
agar kesulitan mengunyah tidak menjadi halangan untuk memenuhi kebutuhan gizi
harian dari lansia. Jangan lupa asupan air untuk lansia juga tetap harus terpenuhi.
Jika lansia tidak bisa minum air terlalu banyak, siasati dengan cara menyajikan
makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air.
3. Memenuhi kebutuhan lainnya
Dalam perawatan lansia, selain memenuhi kebutuhan gizi, Anda juga perlu
memenuhi kebutuhan lansia lainnya. Sebagai contoh, Anda perlu membantu lansia
untuk berbelanja kebutuhannya, melakukan pekerjaan rumah, dan menemaninya
selama berada berada dalam rumah. Namun, kebutuhan lain dari lansia sangat
tergantung pada tiap-tiap individu, karena kondisi tubuh dan kemampuan tiap lansia
bisa sangat berbeda. Sebagai contoh, ada lansia yang harus disuapi saat makan, ada
pula yang masih bisa makan sendiri.
Oleh sebab itu, pertimbangkan pula aktivitas lansia sehari-hari untuk
memastikan bahwa Anda telah memenuhi semua kebutuhannya. Mulai dari menjaga
kebersihan, termasuk mandi dan buang air, kegiatan makan, mobilitas, berpakaian,
dan masih banyak lagi. Jika masih bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, tentu
akan lebih mudah bagi Anda untuk melakukan perawatan lansia.
4. Membantu lansia untuk tetap aktif berkegiatan
Salah satu kunci untuk hidup lebih lama adalah lansia yang sehat dan bahagia.
Perawatan untuk lansia agar senantiasa berbahagia adalah membantunya agar tetap
aktif berkegiatan dan bersosialisasi dengan banyak orang. Lansia yang terlalu
banyak menghabiskan waktu sendirian di rumah tanpa melakukan kegiatan yang
berarti cenderung mudah merasa kesepian, terisolasi, hingga terjadi gangguan
kesehatan mental pada lansia seperti depresi dan stres. Oleh sebab itu, sebagai
perawat, Anda perlu membantu lansia agar bisa aktif berkegiatan dan bertemu
dengan banyak orang. Hal ini bisa sangat membantu agar lansia tidak mudah merasa
bosan, hidupnya tak berarti, dan berbagai pikiran dan perasaan pemicu stres lainnya.
5
Selain itu, lansia yang aktif dan bahagia cenderung memiliki tubuh yang lebih sehat
dan kuat.
5. Menerima bantuan dari orang lain
Merawat lansia seorang diri bukan perkara mudah. Apalagi, perawatan lansia
sering kali menguras pikiran dan tenaga Anda sebagai perawat. Demi kesehatan fisik
dan mental tetap terjaga, jangan ragu untuk menerima atau bahkan meminta
pertolongan kepada orang lain, khususnya anggota keluarga, teman, dan tetangga.
Semakin banyak yang membantu untuk melakukan perawatan lansia, semakin ringan
pula beban Anda sebagai perawat. Setidaknya, Anda bisa berbagi tugas dengan
anggota keluarga yang menawarkan bantuan, misalnya meminta bantuan untuk
berbelanja, mengantarkan ke dokter, atau sekedar membantu menyiapkan makan
untuk lansia. Tak hanya itu, bantuan juga bisa berupa biaya perawatan dan
pengobatan lansia, menemani lansia mengobrol melalui telepon saat Anda sedang
sibuk menyiapkan makan, dan masih banyak lagi. Bantuan-bantuan seperti ini dapat
meringankan tugas Anda sebagai perawat sehingga perawatan untuk lansia terasa
lebih mudah.
6. Memahami kondisi kesehatan lansia
Perawatan lansia merupakan salah satu hal yang sangat penting, khususnya bagi
penyandang disabilitas atau memiliki penyakit tertentu. Sebagai perawat, Anda tentu
harus memahami betul kondisi kesehatan lansia agar siap terhadap berbagai
kemungkinan yang terjadi. Tidak hanya sendiri, Anda perlu mengajak orang lain
yang berkaitan, misalnya anggota keluarga, untuk sama-sama memahami kondisi
kesehatan lansia. Hal ini disebabkan, ada kemungkinan bahwa mereka suatu saat
akan ikut merawat dan menjaganya.
Tak lupa, Anda juga perlu memastikan apakah perawatan yang Anda lakukan
untuk lansia sudah sesuai dengan kebutuhannya. Jika memang Anda tidak bisa
memberikan perawatan yang memadai di rumah, pertimbangkan berbagai alternatif
perawatan lain, seperti panti jompo untuk lansia.
7. Membuat jadwal dengan anggota keluarga lain
Jika Anda melakukan perawatan bersama dengan anggota keluarga lain, cobalah
untuk menyusun jadwal untuk bergantian merawat dan menjaga lansia. Hal ini akan
memudahkan Anda dan anggota keluarga lain untuk adil dalam berbagi tugas dan
mentaatinya. Tak hanya itu, pembuatan jadwal ini juga akan memudahkan Anda
untuk mengatur aktivitas sehari-hari. Dengan begitu, meski sibuk merawat lansia,
6
kehidupan Anda dan anggota keluarga lain yang ikut menjaganya, masih bisa tertata
dan terjadwal dengan baik.
7
Perawatan diri sendiri adalah hal penting yang tidak boleh Anda sepelekan. Jika
memang sudah tidak mampu lagi dan membutuhkan waktu untuk beristirahat
sejenak, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada orang lain dalam merawat
lansia. Kesehatan fisik dan mental yang baik dari seorang perawat bisa terpancar dan
membuat lansia ikut merasakannya.
8
psikisnya. Kemudian munculnya penyakit yang membatasi gerak pun bisa jadi salah
satu faktor pemicu frustasi karena lansia sudah tidak bisa seaktif dulu.
5. Penurunan daya serap usus
Sembelit adalah masalah yang sering dialami lansia. Hal ini terjadi karena ada
penurunan daya serap pada usus yang berpengaruh pada intensitas buang air besar.
Penurunan daya serap pada usus dapat disebabkan karena konsumsi obat tertentu
yang berpengaruh pada kesehatan pencernaan.
6. Dianggap tidak mandiri
Kerap kali dianggap tidak mandiri adalah permasalahan umum yang dialami
lansia karena keluarga atau orang terdekat akan memperlakukan mereka seperti
halnya anak kecil. Hal ini secara tidak langsung dapat membuat lansia kehilangan
kepercayaan dirinya.
Kondisi lansia pada umumnya bakal mengalami penurunan. Hal ini karena
kecepatan metabolisme dan massa tubuh mereka yang menurun. Selain itu, organ lansia
juga sudah tak lagi bekerja sama seperti saat usia produktif. Oleh karena itu, kebutuhan
lansia akan nutrisi sangat penting untuk menjaga sirkulasi tubuh dan kesehatan mental.
Berikut ini sejumlah manfaat pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gizi pada lansia:
1. Menjaga daya ingat
Sejumlah nutrisi seperti Omega-3 dapat membantu menambah fokus dan daya
ingat lansia. Omega-3 juga dapat menurunkan risiko penyakit yang berhubungan
dengan fungsi kognitif seperti Alzheimer.
2. Menurunkan risiko penyakit
Masalah kesehatan pada lansia yang memicu penyakit dapat timbul jika tidak
ada asupan nutrisi yang cukup. Di sini, nutrisi penting untuk melawan racun
penyebab penyakit, meningkatkan sistem imun hingga menjaga berat badan lansia
agar tetap ideal. Dengan nutrisi tercukupi, lansia dapat terhindar dari penyakit-
penyakit berbahaya seperti kanker, diabetes, jantung, stroke dan tekanan darah
tinggi. Pemenuhan kebutuhan gizi juga membantu lansia dengan kondisi medis
khusus.
3. Menjaga kenyamanan tubuh
Makanan dengan nutrisi dan gizi yang cukup dapat menjaga energi lansia.
Dengan demikian, lansia akan merasa lebih nyaman dalam beraktivitas.
9
Tercukupinya kebutuhan nutrisi pada lansia juga dapat meningkatkan moral dan
psikologis sehingga berpengaruh baik pada kesehatan mental.
Ada sejumlah hal yang perlu dipenuhi agar asupan nutrisi lansia tetap terjaga.
Mengatur pola makan hingga olahraga menjadi sejumlah cara agar kebutuhan nutrisi
lansia tetap terjaga untuk menunjang aktivitas harian. Pemenuhan gizi seimbang.
Setidaknya, harus ada 4 sumber bahan makanan yang dikonsumsi, yaitu bahan
makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Setiap sumber pangan tersebut perlu
untuk:
a. Makanan harus mudah dicerna dan dikunyah.
b. Makanan disajikan dalam kondisi segar dan hangat.
c. Frekuensi pemberian sering dalam porsi kecil. (misal 3x makan utama, 2-3x
cemilan).
d. Biasakan makan pagi. Makan pagi secara teratur dalam jumlah cukup dapat
memelihara ketahanan fisik dan mempertahankan daya tahan tubuh.
e. Posisi makan harus duduk tenang di meja makan.
f. Tidak makan sambil bicara untuk antisipasi tersedak.
Di samping pola makan, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan lansia untuk
mencegah masalah kesehatan. Hal ini biasa disebut empat pilar strategi utama sehat
yang terdiri dari:
a. Nutrisi yang baik.
b. Olahraga rutin. Aktivitas fisik sangat penting bagi lansia. Dengan melakukan
aktivitas fisik, lansia dapat mempertahankan bahkan meningkatkan derajat
kesehatannya.
c. Istirahat cukup.
d. Pemenuhan aspek spiritual dan kegiatan sosial.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lansia adalah kelompok usia yang perlu memperoleh perlindungan dan perhatian
lebih dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, namun kelompok masyarakat
diharapkan bisa memberikan layanan bagi lansia. Kelompok lansia adalah mereka yang
berusia 60 tahun keatas dan memiliki permasalahan dan kebutuhan yang kompleks.
Kelompok lansia sama dengan kelompok usia lainnya yang memerlukan pemenuhan
kebutuhan pangan yang layak, bersosialisasi dan interaksi sosial, olahraga, penyeluran
bakat dan hobby, termasuk juga pemenuhan kebutuhan psikis seperti bimbingan
keagamaan dan rekreasi.
Dimana pemenuhan gizi dan kesehatan mental bagi orang tua dan lansia harus tetap
dijaga agar tetap dalam kondisi yang sehat pada usianya. Selain itu, aktivitas lansia harus
tetap di awasi dan diwaspadai agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan yang sempat penulis sampaikan dalam makalah yang
berjudul “Perawatan Orang Tua dan Lansia”. Penulis menyadari malah ini jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak:
1. Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini dan sebagai acuan penulis pada makalah-makalah
berikutnya.
2. Dari para mahasiswa, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat menjadi acuan untuk mahasiswa dalam proses belajar dan penulis tentunya
mengharapkan kritik serta saran sebagai acuan penulis kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/cara-untuk-merawat-orang-tua-yang-sudah-
lanjut-usia
https://dinsospmd.babelprov.go.id/content/pentingnya-dukungan-kesehatan-mental-keluarga-
dalam-merawat-lansia
https://hellosehat.com/lansia/perawatan-lansia/tips-merawat-lansia-di-rumah/
https://www.nestlehealthscience.co.id/artikel/masalah-kesehatan-pada-lansia
14