Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK REMAJA DAN DEWASA”

KELOMPOK 5

1) PujiRahayu
2) RyaKartiniPanjaitan
3) Rizka Velia
4) SachiazahraBalqis
5) SaumIndayana
6) Try ArmaAyu
7) Yuliana Dewi

Dosen Pengajar :

Dahrizal, S.Kp, M.PH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI SARJANA TERAPAN + NERS JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan
tugas mata kuliah Keperawatan KeperawatanKeluarga.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dosen
pembimbing kami yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga
makalah ini dapat diselaikan dengan lancar sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis
pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna,
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan........................................................................................................5
B. Tujuan Penulisan.................................................................................................6
C. Manfaat...............................................................................................................6

BAB II KONSEP KELUARGA


A. Pengertian...........................................................................................................7
B. Tipe Keluarga......................................................................................................8
C. Fungsi Keluarga..................................................................................................9
D. Dimensi Struktur Keluarga.................................................................................11
E. Peran Perawat Keluarga......................................................................................12
F. Tingkat Pencegahan............................................................................................13

BAB III KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA ANAK REMAJA & DEWASA


A. Definisi Remaja..................................................................................................15
B. Tahap Perkembangan Remaja.............................................................................15
C. Karakteristik Perkembangan Remaja..................................................................16
D. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja..........................................................20
E. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja...............................22
F. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Usia Remaja........................................................................................................22
G. Karakteristik Keluarga Dewasa..........................................................................24
H. Tugas Perkembangan..........................................................................................25
I. Peran Perawat Pada Keluarga Dewasa...............................................................26

BAB IV KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK REMAJA DAN


DEWASA

A. Pengkajian Pada Anak Remaja...........................................................................27

3
B. Pengkajian Pada Dewasa....................................................................................28
C. Diagnosa Keperawatan......................................................................................31
D. Rencana Keperawatan.........................................................................................32

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................39
B. Saran...................................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................40

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu
merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat
harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian
keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan
keluarga dan tugas perkembangannya
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.
Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya
mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga.
Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap
tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota
sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika
mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah tangga mereka.
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya,
karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-anak ke dewasa.
Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas
diri. Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas
diri ini sering menimbulkan banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari masa
anak-anak dimana selain mneingkatnya kesadaran diri (self consciousness) terjadi
juga perubahan secara fisik, kognitif, sosial maupun emosional pada remaja sehingga
remaja cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah
marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa
remaja tersebut, ditambah dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola

5
asuh yang tidak efektif dan gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai
penyebab timbulnya masalah-masalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana
orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.
Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu
sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang
berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga anak
remaja dan dewasa.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluargaanakremajadandewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga anak remaja
dan dewasa
C. Manfaat
a. Mengetahui konsep dasar keluarga
b. Mengetahui konsep keluarga anak remaja dan dewasa
c. Mengetahui penerapan asuhan keperawatan keluarga pada anak remaja dan
dewasa

6
BAB II

KONSEP KELUARGA
A. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga adalah
sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi
terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana
individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,
ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),
menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota
keluraga
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan
anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar
gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti
anggota individunya dan klien memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya
yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi
klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing
– masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal
202)
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi
dan digunakan sebagai referensi secara luas :
1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah,
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran –
peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari.

7
4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

B. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno,
2004)
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
1. Tipe keluarga tradisional
a. Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b. Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
c. Single Parent  
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
d. Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
e. The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.
f. Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti
paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau hari libur saja.
h. Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.
i. Kin-network family

8
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang
sama.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.
k. Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan
anak sudah memisahkan diri.
C. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan
melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan
konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
fungsi afektif adalah :
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan
untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan
dengan orang lain diliat keluarga atau masyarakat
b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses
identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota

9
keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian
keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah kelurga timbul karena fungsi afektif keluarga tidak terpenuhi.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota
keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar
disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat

10
D. Dimensi Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan proses komunikasi
 Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. Bersifat terbuka dan jujur.
b. Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
c. Berfikir positif.
d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
 Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi :
a. Karakteristik pengirim :
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik
b. Karakteristik penerima :
1) Siap mendengar
2) Memberikan umpan balik
3) Melakukan validasi
c. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi
atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami
atau istri atau anak
d. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual)
dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah prilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan
antara lain :
a. Legitimate power/authority : Hak untuk mengatur seperti
orang tua pada anak
b. Referent power : Seseorang yang ditiru.
c. Reword power : Pendapat ahli.
d. Coercive power : Dipaksakan sesuai keinginan.
e. Informational power : Pengaruh melalui persuasi.

11
f. Affectif power : Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
e. Nilai –nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat
bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan
dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

E. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif
dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan
atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan
3. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga

12
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan
seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

F. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut  sebagai tingkat
pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga.
Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit,
juga tujuan-tujuan yang sesuai untuk masing-masing tingkat. Leavell dkk.
(1965,  dalam  Friedman, 1998). Ketiga tingkatan tersebut adalah adalah :
a. Pencegahan primer  yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan preventif
khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera.
b. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
c. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan
tingkat fungsinya
Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan keluarga.
Tujuan -tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan, pemulihan

13
terhadap kesehatan (Hanson, 1987 dalam  Friedman, 1998). Peningkatan
kesehatan merupakan pokok terpenting dari keperawatan keluarga. Akan tetapi,
sudah tentu, pendeteksian secara dini, diagnosa dan pengobatan merupakan tujuan
penting pula. Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan pemulihan kesehatan secara
khusus menjadi tujuan yang penting bagi keperawatan keluarga saat ini,
mengingat perkembangan keperawatan kesehatan dirumah dan pravelensi
penyakit – penyakit kronis, serta ketidakberdayaan dikalangan lanjut usia yang
populasinya semakin meningkat dan cepat (Friedman, 1998)

14
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

ANAK REMAJA DAN DEWASA

A. Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescence (kata bendanya
adolescenta yang berarti remaja) yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence
artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial
serta emosional. Hal ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa
pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi
pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).
B. Tahap Perkembangan Remaja
Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses
penyesuaian diri menuju dewasa :
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheran–heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-
dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan
pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang
secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah
berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap “ego”. Hal ini menyebabkan para remaja awal
sulit dimengerti orang dewasa.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan
kawan-kawan. Ia senag kalau banyak teman yang menyukainya. Ada
kecenderungan “narastic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-
teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia
berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang
mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,
idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari
Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanak-kanak)
dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis.

15
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan
ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini.
1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam
pengalaman-pengalaman baru.
3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan
keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
5. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (the public).
C. Karakteristik Perkembangan Remaja
Menurut Wong (2009), karakteristik perkembangan remaja dapat dibedakan
menjadi :
a. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan psikososial menurut Erikson dalam Wong (2009),
menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan
terbentuknya identitas. Periode remaja awal dimulai dengan awitan pubertas
dan berkembangnya stabilitas emosional dan fisik yang relatif pada saat atau
ketika hampir lulus dari SMU. Pada saat ini, remaja dihadapkan pada krisis
identitas kelompok versus pengasingan diri.
Pada periode selanjutnya, individu berharap untuk mencegah otonomi dari
keluarga dan mengembangkan identitas diri sebagai lawan terhadap difusi
peran. Identitas kelompok menjadi sangat penting untuk permulaan
pembentukan identitas pribadi. Remaja pada tahap awal harus mampu
memecahkan masalah tentang hubungan dengan teman sebaya sebelum mereka
mampu menjawab pertanyaan tentang siapa diri mereka dalam kaitannya
dengan keluarga dan masyarakat.
1) Identitas kelompok\
Selama tahap remaja awal, tekanan untuk memiliki suatu kelompok
semakin kuat. Remaja menganggap bahwa memiliki kelompok adalah
hal yang penting karena mereka merasa menjadi bagian dari kelompok
dan kelompok dapat memberi mereka status. Ketika remaja mulai
mencocokkan cara dan minat berpenampilan, gaya mereka segera

16
berubah. Bukti penyesuaian diri remaja terhadap kelompok teman
sebaya dan ketidakcocokkan dengan kelompok orang dewasa memberi
kerangka pilihan bagi remaja sehingga mereka dapat memerankan
penonjolan diri mereka sendiri sementara menolak identitas dari
generasi orang tuanya. Menjadi individu yang berbeda mengakibatkan
remaja tidak diterima dan diasingkan dari kelompok.
2) Identitas Individual
Pada tahap pencarian ini, remaja mempertimbangkan hubungan yang
mereka kembangkan antara diri mereka sendiri dengan orang lain di
masa lalu, seperti halnya arah dan tujuan yang mereka harap mampu
dilakukan di masa yang akan datang. Proses perkembangan identitas
pribadi merupakan proses yang memakan waktu dan penuh dengan
periode kebingungan, depresi dan keputusasaan. Penentuan identitas
dan bagiannya di dunia merupakan hal yang penting dan sesuatu yang
menakutkan bagi remaja. Namun demikian, jika setahap demi setahap
digantikan dan diletakkan pada tempat yang sesuai, identitas yang
positif pada akhirnya akan muncul dari kebingungan. Difusi peran
terjadi jika individu tidak mampu memformulasikan kepuasan identitas
dari berbagai aspirasi, peran dan identifikasi.
3) Identitas peran seksual
Masa remaja merupakan waktu untuk konsolidasi identitas peran
seksual. Selama masa remaja awal, kelompok teman sebaya mulai
mengomunikasikan beberapa pengharapan terhadap hubungan
heterokseksual dan bersamaan dengan kemajuan perkembangan, remaja
dihadapkan pada pengharapan terhadap perilaku peran seksual yang
matang yang baik dari teman sebaya maupun orang dewasa.
Pengharapan seperti ini berbeda pada setiap budaya, antara daerah
geografis, dan diantara kelompok sosioekonomis.
4) Emosionalitas
Remaja lebih mampu mengendalikan emosinya pada masa remaja akhir.
Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, dan
walaupun masih mengalami periode depresi, perasaan mereka lebih
kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa
remaja akhir. Sementara remaja awal bereaksi cepat dan emosional,

17
remaja akhir dapat mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat
untuk mengendalikan emosinya sampai waktu dan tempat untuk
mengekspresikan dirinya dapat diterima masyarakat. Mereka masih
tetap mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan,
perilaku mereka menggambarkan perasaan tidak aman, ketegangan, dan
kebimbangan.
b. Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Wong (2009), remaja
tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual, yang merupakan ciri periode
berpikir konkret; mereka juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan
terjadi. Pada saat ini mereka lebih jauh ke depan. Tanpa memusatkan perhatian
pada situasi saat ini, mereka dapat membayangkan suatu rangkaian peristiwa
yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan kuliah dan bekerja; memikirkan
bagaimana segala sesuatu mungkin dapat berubah di masa depan, seperti
hubungan dengan orang tua, dan akibat dari tindakan mereka, misalnya
dikeluarkan dari sekolah. Remaja secara mental mampu memanipulasi lebih
dari dua kategori variabel pada waktu yang bersamaan. Misalnya, mereka dapat
mempertimbangkan hubungan antara kecepatan, jarak dan waktu dalam
membuat rencana perjalanan wisata. Mereka dapat mendeteksi konsistensi atau
inkonsistensi logis dalam sekelompok pernyataan dan mengevaluasi sistem,
atau serangkaian nilai-nilai dalam perilaku yang lebih dapat dianalisis
c. Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral menurut Kohlberg dalam Wong (2009), masa
remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral
dan individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka
memahami tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang
lain, dan juga memahami konsep peradilan yang tampak dalam penetapan
hukuman terhadap kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah
dirusak akibat tindakan yang salah. Namun demikian, mereka mempertanyakan
peraturan-peraturan moral yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari
observasi remaja bahwa suatu peraturan secara verbal berasal dari orang
dewasa tetapi mereka tidak mematuhi peraturan tersebut
d. Perkembangan Spiritual

18
Pada saat remaja mulai mandiri dari orang tua atau otoritas yang lain,
beberapa diantaranya mulai mempertanyakan nilai dan ideal keluarga mereka.
Sementara itu, remaja lain tetap berpegang teguh pada nilai-nilai ini sebagai
elemen yang stabil dalam hidupnya seperti ketika mereka berjuang melawan
konflik pada periode pergolakan ini. Remaja mungkin menolak aktivitas ibadah
yang formal tetapi melakukan ibadah secara individual dengan privasi dalam
kamar mereka sendiri. Mereka mungkin memerlukan eksplorasi terhadap
konsep keberadaan Tuhan. Membandingkan agama mereka dengan orang lain
dapat menyebabkan mereka mempertanyakan kepercayaan mereka sendiri
tetapi pada akhirnya menghasilkan perumusan dan penguatan spiritualitas
mereka
e. Perkembangan Sosial
Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri
mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri
dari wewenang orang tua. Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi baik
dari remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari
kendali orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba untuk
memahami tanggung jawab yang terkait dengan kemandirian
1) Hubungan dengan orang tua
Selama masa remaja, hubungan orang tua-anak berubah dari
menyayangi dan persamaan hak. Proses mencapai kemandirian sering
kali melibatkan kekacauan dan ambigulitas karena baik orang tua
maupun remaja berajar untuk menampilkan peran yang baru dan
menjalankannya sampai selesai, sementara pada saat bersamaan,
penyelesaian sering kali merupakan rangkaian kerenggangan yang
menyakitkan, yang penting untuk menetapkan hubungan akhir. Pada
saat remaja menuntut hak mereka untuk mengembangkan hak-hak
istimewanya, mereka sering kali menciptakan ketegangan di dalam
rumah. Mereka menentang kendali orang tua, dan konflik dapat
muncul pada hampir semua situasi atau masalah
2) Hubungan dengan teman sebaya
Walaupun orang tua tetap memberi pengaruh utama dalam
sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, teman sebaya
dianggap lebih berperan penting ketika masa remaja dibandingkan

19
masa kanak-kanak. Kelompok teman sebaya memberikan remaja
perasaan kekuatan dan kekuasaan
3) Kelompok teman sebaya
Remaja biasanya berpikiran sosial, suka berteman, dan suka
berkelompok. Dengan demikian kelompok teman sebaya memiliki
evaluasi diri dan perilaku remaja. Untuk memperoleh penerimaan
kelompok, remaja awal berusaha untuk menyesuaikan diri secara total
dalam berbagai hal seperti model berpakaian, gaya rambut, selera
musik, dan tata bahasa, sering kali mengorbankan individualitas dan
tuntutan diri. Segala sesuatu pada remaja diukur oleh reaksi teman
sebayanya
4) Sahabat
Hubungan personal antara satu orang dengan orang lain yang
berbeda biasanya terbentuk antara remaja sesama jenis. Hubungan ini
lebih dekat dan lebih stabil daripada hubungan yang dibentuk pada
masa kanak-kanak pertengahan, dan penting untuk pencarian identitas.
Seorang sahabat merupakan pendengar terbaik, yaitu tempat remaja
mencoba kemungkinan peran-peran dan suatu peran bersamaan,
mereka saling memberikan dukungan satu sama lain.
D. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut (Hurlock, 2001) antara lain :
a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita
Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap
dan perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan
yang dapat diharapkan untuk menguasai tugastugas tersebut selama awal masa
remaja, apalagi mereka yang matangnya terlambat. Kebanyakan harapan
ditumpukkan pada hal ini adalah bahwa remaja muda akan meletakkan dasar-
dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku.
b. Mencapai peran sosial pria, dan wanita
Perkembangan masa remaja yang penting akan menggambarkan seberapa jauh
perubahan yang harus dilakukan dan masalah yang timbul dari perubahan itu
sendiri. Pada dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam
waktu yang relatif singkat sebagai akibat perubahan usia kematangan yang

20
menjadi delapan belas tahun, menyebabkan banyak tekanan yang menganggu para
remaja.
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
Seringkali sulit bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak
kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang penampilan diri
pada waktu dewasa nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini
dan untuk mempelajari cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih
sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai banyak
kesulitan bagi laki-laki; mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal masa
kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-anak,
mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat,
sehingga usaha untuk mempelajari peran feminin dewasa yang diakui masyarakat
dan menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang
memerlukan penyesuaian diri selama bertahun-tahun. Karena adanya pertentangan
dengan lawan jenis yang sering berkembang selama akhir masa kanak-kanak dan
masa puber, makan mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus
mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui lawan jenis dan bagaimana harus
bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih
matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara
emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas
perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama dengan
kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan
membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang
tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya
dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan
yang akrab dengan anggota kelompok.
f. Mempersiapkan karier ekonomi
Kemandirian ekonomi tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan
mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih pekerjaan yang
memerlukan periode pelatihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh

21
kemandirian ekonomi bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya.
Secara ekonomi mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai
pelatihan yang diperlukan untuk bekerja selesai dijalani.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
Kecenderungan perkawinan muda menyebabkan persiapan perkawinan
merupakan tugas perkembangan yang paling penting dalam tahuntahun remaja.
Meskipun tabu sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-ansur mengendur
dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek
perkawinan yang lain hanya sedikit yang dipersiapkan. Kurangnya persiapan ini
merupakan salah satu penyebab dari masalah yang tidak terselesaikan, yang oleh
remaja dibawa ke masa remaja.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku
mengembangkan ideologi
Sekolah dan pendidikan tinggi mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai
dengan nilai dewasa, orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini. Namun
bila nilai-nilai dewasa bertentangan dengan teman sebaya, masa remaja harus
memilih yang terakhir bila mengharap dukungan teman-teman yang menentukan
kehidupan sosial mereka. Sebagian remaja ingin diterima oleh teman-temannya,
tetapi hal ini seringkali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa
dianggap tidak bertanggung jawab.
E. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang
tua.Tugas perkembangan :
1. Memperluaskeluargaintimenjadikeluargabesar.
2. Mempertahankankeintimanpasangan.
3. Membantu orang tuamemasukimasatua.
4. Membantuanakuntukmandiri di masyarakat.
5. Penataankembaliperandankegiatanrumahtangga.
F. Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Keluarga Dengan Tahap Perkembangan
Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh
adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau

22
buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku
anggota keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini
hubungan keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia,
terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat
tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa
aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam
menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga
ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan
remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang
tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat
mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun
semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-
kadang tegang namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan
orang lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat
penyesuaian sosial yang baik
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan
kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial.
Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-
anak, tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini
membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh,
canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan.
Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,
karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang
berbeda dengan orang tuanya
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya
mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting
dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan
gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya.
Karenanya sering kali remaja terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng
mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus
terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari
kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan-tindakan kejahatan

23
ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani melakukannya secara
individual. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang
berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai
kematangan seksual, yang menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan
tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual
diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi,
bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan
ekonomi, kematangan psikologi, dan sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan
mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh karena itu, para remaja mencari
kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porno.
Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi
mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam
menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara
bertahap sampai akhirnya dewasa
G. Karakteristik Keluarga Dewasa
Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awal sebagai berikut :
a) Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa
b) Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif
untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki
peran baru sebagai orang tua
c) Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru
yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan
d) Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu
seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan
kondisi lingkungan serta permasalahan baru
e) Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan
dengan kelompok teman sebaya semakin renggang

24
f) Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola
hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-
komitmen baru dalam kehidupan
g) Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada
pihak lain
h) Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa
i) Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
j) Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas
H. Tugas Perkembangan
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan
jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi).
Untuk sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan
terlebih dahulu.
Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan
rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan pasangan hidupnya.
Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah tangga yang
baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,
danmengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar
dapat mencapai kebahagiaan hidu
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan
ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat

25
dan bakat yang dimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang
baik
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat untuk
menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai
dengan norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat
I. Peran Perawat Pada Keluarga Dewasa
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar
anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa
tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengan sukses
Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas
tugas perkembangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam
mendeteksi adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan
sifat masalah yaitu potensial atau aktual
Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:
 Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga
 Nasehat untuk hidup mandiri
 Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga

26
BAB IV

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK REMAJA DAN DEWASA


A. Pengkajian Pada Anak Remaja
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan
pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap
perkembangan keluarga
Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 ) meskipun demikian perawat perlu
melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh :
a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan
berbeda karena adda perubahan anggota keluarga (dapat bertambah
atau berkurang)
b. Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas
perkembangan keluarga yang harus dilakukan
c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda
Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno
meliputi :
a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah
b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang
c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan
teman sekolah atau bermain
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah
diperoleh anak
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama,
dan dimana
h. Apa kebiasaan anak dirumah
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri
j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak
k. Siapa yang menjadi figur bagi anak
l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

27
B. Pengkajian Pada Dewasa
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan
perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta
konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis
1. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun. Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui.
Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita
hamil dan keluarga usia subur sangat luas.
Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak
sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik
dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan. Karakteristik
dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya. Temuan pengkajian
umumnya dalam batas normal, kecuali klien mempunyai penyakit
Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil
manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat
membantu perawat dan klien mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan
resiko penyakit jantung, maligna, paru, ginjal atau penyakit kronik lainnya
Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian
kepuasan hidup secara umum, yaitu:
 Hobi dan Minat
 Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
 Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan dan hewan peliharaan
 Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap
fisik dan mental
2. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa
awal dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman
hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan
konsep individu, pemecahan masalah dan keterampilan motorik

28
Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama
dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya,
keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan pekerjaan menjadi lebih
muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan pilihannya. Akan tetapi,
banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system pendukung untuk
memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan keahlian yang
diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa
awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas
3. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan
individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa
awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja
yang tidak ada tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa. Namun
pola tertentu atau kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28
tahun, arang dewasa memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan
berhubungan. Dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan kelebihan
energinyaterhadap pencapaian dan penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43
tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan hubungan.
Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi, sosial dan pekerjaan.
Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan  “krisi usia baya” ketika
pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah
Selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian pada
pengejaran pekerjaan dan sosial. Selam periode ini individu mencoba untuk
membuktikan status sosialekonominya. Mobilitas yang lebih tinggi didapat
melalui pilihan karier. Akan tetapi adanya kecenderungan saat ini terhadap
pengecilan perusahaan menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit.
Kemudian banyak dewasa awal menghadapi peningkatkann stress karena
persaingan yang lebih besar di tempat kerja untuk mencapai dan
mempertahankan status kelas-menengah. Konseling karier dan kepribadian
dapat membantu individu mengidentifikasi pilihan karier dan menentukan
tujuan yang realistik
Faktor etnik dan jender mempunyai dampak sosiologis dan psikologis
dalam kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat merupakan tantangan yang
jelas bagi asuhan keperawatan. Dewasa awal harus membuat keputusan

29
mengenain kerier, pernikahan dan menjadi orang tua. Meskipun setiap orang
membuat keputusan tersebut berdasarkan faktor individu, perawat harus
memahami prinsip umum yang tercangkup dalam aspek pengembangan
psikososial dewasa awal
1) Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke
waktu. Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari
ke hari. Stres situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika
atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir
dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko
stres pekerjaan menurun, yang memicu peningkatan tanggung
jawab pegawai dengan posisinya lebih sedikit dalam struktur
perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas
pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap individu
menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi
pada setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus
meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan
saat ini jika berbeda. Pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi
dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau
makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan
2) Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan
yang dapat diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini
memungkinkan keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif
dalam masyarakat. Salah satu peran penting adalah kepala
keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah
pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam
keluarga orang tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang
anggota keluarga besar menjadi kepala keluarga. Ketika perubahan
akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat terjadi. Perawat harus
mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk sistem
pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh
anggota keluarga

30
C. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang anak
2) Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal
kebutuhan dalam pengembangan remaja
3) Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga merawat
lingkungan rumah yang dekat dekat pembuangan sampah

31
D. Rencana Keperawatan

NAMA PASIEN : ......................... UMUR : ............................


RUANGAN : ......................... NO. REG : ...........................

N INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL


O TUJUAN/KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN (Standar Luaran (Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia/SLKI) Keperawatan
Indonesia/SIKI)
1. Perubahan pertumbuhan dan Setelah dilakukan intervensi NIC : Pengkajian Keluarga
perkembangan anak berhubungan keperawatan selama ... x ... jam, Aktivitas Keperawatan
dengan ketidakmampuan keluarga diharapkan pasien :
mengenal masalah tumbuh SLKI : Edukasi Keluarga Aktivitas Kepeerawatan :
kembang anak
 Dipertahankan di level.... 1. Kontrak dengan 1. Membuat janji agar
 Ditingkatkan di level .... keluarga tidak menganggu
waktu istirahat
 1 = Meningkat pasien
 2 = Cukup meningkat
 3 = Sedang
 4 = Cukup menurun
 5 = Menurun 2. Kaji tingkat 2. Untuk mengetahui
pengetahuan keluarga sejauh mana
Dengan kriteria hasil : tentang (tahapan perkembangan dan
1. Keluarga mengetahui pertumbuhan dan pertumbuhan anak
sesuai dengan
tahap tumbuh kembang perkembangan anak
usianya
sesuai usianya,Dampak
anak 1/2/3/4/5
dari kurangnya
2. Keluarga mengutamakan perhatian oramgtua

32
kebutuhan anak akan terhadap perilaku anak)
masa depan dan
kesehatanya 1/2/3/4/5 3. Memberitahu
3. Pertemuan dengan
tentang apa saja
3. Keluarga memenuhi hak keluarga dan membahas yang dibutuhkan
anak akan kasih sayang tentang: (Kebutuhan anak pada masa
anak sesuai tahap pertumbuhan dan
dan perhatian dari
tumbuh kembangnya perkembangannya
orangtua 1/2/3/4/5 diusia remaja) diusia remaja

4. Berikan edukasi 4. Agar orang tua lebih


dampak dari kurangnya mengetahui
perhatian dari orang tua bagaimana cara
terhadap perilaku anak mengajarkan anak
dan mengetahui
dampaknya jika
orang tua tidak
memperhatikannya

5. (Pengertian pergaulan 5. Untuk membiasakan


bebas, Dampak anak dapat
pergaulan bebas membedakan mana
terhadap masa depan yang baik mana
anak, Pengertian yang tidak baik
merokok, Dampak
merokok terhadap
kesehatan )

33
6. Berikan kesempatan 6. Memperjelas
keluarga untuk pengetahuan
menanyakan penjelasan keluarga akan
kesehatan pasien
yang telah didiskusikan

7. Beri pujian terhadap 7. Untuk mensuport


kemampuan memahami keluarga agar lebih
materi yang diberikan semangat
memperhatikan
perkembangan anak

8. Berikan penjelasan 8. Untuk memperjelas


ulang bila ada materi kembali
yang belum dipahami

9. Evluasi secara singkat 9. Mengetahui sebatas


mana keluarega dan
terhadap topic yang
pasien memahami
diberikan apa yang telah
diterangkan

10. Pantau respon terhadap 10. Agar lebih tau


materi yang apakah keluarga
disampaikan benar- benar paham
atau belum
2 Perubahan perilaku anak Setelah dilakukan intervensi SIKI : Pemenuhan
berhubungan dengan ketidaktahuan keperawatan selama ... x ... jam, Pengetahuan
keluarga mengenal kebutuhan diharapkan pasien : Keluarga

34
dalam pengembangan remaja SLKI : Monitoring Perilaku
Keluarga Aktivitas Keperawatan :

 Dipertahankan di level.... 1. Kontrak dengan 1. Membuat janji agar


 Ditingkatkan di level .... keluarga tidak menganggu
waktu istirahat
 1 = Meningkat pasien
 2 = Cukup meningkat
 3 = Sedang
 4 = Cukup menurun
2. Kaji tingkat 2. Untuk mengetahui
 5 = Menurun
pengetahuan keluarga sejauh mana
Dengan kriteria hasil : tentang( tahapan perkembangan dan
1. Keluarga mengetahui pengembangan anak pertumbuhan anak
sesuai dengan
tahap-tahap dalam sesuai usianya.)
usianya
pengembangan usia
remaja 1/2/3/4/5
2. Keluarga mengerti sikap
mendidik anak yang 3. Pertemuan dengan 3. Memberitahu
benar di usia remaja keluarga dan membahas tentang apa saja
1/2/3/4/5 tentang: (sikap orang yang dibutuhkan
anak pada masa
tua dalam mendidik
pertumbuhan dan
anak di usia perkembangannya
remaja,dampak didikan diusia remaja
yang terlalu otoriter)

4. Berikan kesempatan 4. Memperjelas


keluarga untuk pengetahuan
keluarga akan
menanyakan penjelasan kesehatan pasien

35
yang telah didiskusikan

5. Beri pujian terhadap 5. Untuk mensuport


keluarga agar lebih
kemampuan memahami
semangat
materi yang diberikan memperhatikan
perkembangan anak

6. Berikan penjelasan 6. Untuk memperjelas


ulang bila ada materi kembali
yang belum dipahami
7. Mengetahui sebatas
7. Evluasi secara singkat mana keluarga dan
terhadap topic yang pasien memahami
diberikan apa yang telah
diterangkan

8. Agar lebih tau


8. Pantau respon terhadap
apakah keluarga
materi yang benar- benar paham
disampaikan atau belum
3. Resiko penularan penyakit Setelah dilakukan intervensi SIKI : Manajemen
berhubungan dengan ketidaktahuan keperawatan selama ... x ... jam, Lingkungan Sehat
keluarga merawat lingkungan diharapkan pasien :
rumah yang dekat dekat SLKI : Status Kenyamanan Aktivitas Keperawatan :
pembuangan sampah
 Dipertahankan di level.... 1. Kontrak degan 1. Membuat janji agar
 Ditingkatkan di level .... keluarga tidak menganggu
waktu istirahat
 1 = Meningkat pasien

36
 2 = Cukup meningkat 2. Kaji tingkat
 3 = Sedang pengetahuan keluarga 2. Untuk mengetahui
 4 = Cukup menurun tentang hygine personal sejauh mana
 5 = Menurun perkembangan dan
dan lingkungan
pertumbuhan anak
Dengan kriteria hasil : sesuai dengan
1. Keluarga merasa nyaman usianya
1/2/3/4/5
3. Pertemuan dengan 3. Agar keluarga dan
2. Keluarga mengetahui
keluarga dan membahas masyarakat
pencegahan terhadap mengetahui tentang
tentang hygine personal
penularan penyakit kebersihan
dan lingkungan:
1/2/3/4/5 lingkungan dan
(Pengertian hygine personal hygiene
3. Keluarga dapat
personal dan untuk menjadikan
Menjelaskan. penularan
lingkungan,Manfaat lingkungan yang
penyakit1/2/3/4/5
dari hygine personal sehat
4. Keluarga dapat
dan lingkungan,
Manjelaskan pengertian
Penatalaksanaan hygine
hygine personal dan
personal dan
lingkungan1/2/3/4/5
lingkungan

4. Berikan kesempatan 4. Memperjelas


keluarga untuk pengetahuan
menanyakan penjelasan keluarga akan
yang telah didiskusikan kesehatan pasien

5. Beri pujian terhadap 5. Untuk mensuport


kemampuan memahami keluarga agar lebih
materi yang diberikan semangat

37
memperhatikan
perkembangan anak
6. Berikan penjelasan
6. Untuk memperjelas
ulang bila ada materi
kembali
yang belum dipahami

7. Evaluasi secara singkat 7. Mengetahui sebatas


terhadap topic yang mana keluaregadan
diberikan pasien memahami
apa yang telah
diterangkan
8. Pantau respon terhadap
8. Agar lebih tau
materi yang diberikan
apakah keluarga
benar- benar paham
atau belum.

38
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap
tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing
termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap
berikutnya dengan sukses.
B. Saran
Tenagamedisharusmemperhatikanpelayanankesehatan yang diberikan. Dengan
asuhan keperawatan yang baik yang diberikan oleh tenaga kesehatan dapat
membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan lancar
sesuai dengan tahap perkembangan keluarga sehingga dapat menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial
anggota keluarga.

39
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan. Praktek.
Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta : EGC

Perry and Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan praktik
Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all]; editor edisi
bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC

Setiawati, santun. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info med

Sudiharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural. Jakarta: EGC

Suprayitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. Jakarta : EGC

40

Anda mungkin juga menyukai