Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


DIMENSIA

OLEH:

Dania Rista NIM 131714153019


Nindya Putri R. NIM 1702012468

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2020

1
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

terselesaikannya penyusunan makalah yang berjudul “ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIMENSIA.”. Penulisan makalah ini

sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas

pada Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Lamongan.

Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan

materi maupun non materi, dorongan dan doa dalam menyelesaikannya. Penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. H. Budi Utomo, M.Kes, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

beserta para Wakil Rektor Dr. H. Masram, M.M.,M.Pd yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menempuh

pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Lamongan.

2. Ns. Suratmi S.Kep.,M.Kep., selaku Ketua Program Studi Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Lamongan yang telah bersedia memberi arahan, perhatian, memberikan

fasilitas dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

3. Na. Suhariati, S.Kep., M.Kep., selaku Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah

yang senantiasa memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam

mengerjakan makalah ini.


3

4. Ns. Suhariyati, S.Kep.,M.Kep., selaku Dosen Fasilitator yang senantiasa

memberi inspirasi, motivasi, bimbingan, dan penguatan dalam mengerjakan

makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala semua kebaikan yang

telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Besar harapan

penulis semoga tesis ini dapat membawa manfaat.

Lamongan10 April 2020

Penulis
4

DAFTAR ISI

Halaman

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGA..............................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB 1 5
1.1 KONSEP KELUARGA........................................................................5
1.1.1 Definisi Keluarga.....................................................................5
1.1.2 Tahap Pekembangan Keluarga.................................................5
1.1.3 Teori FCN.................................................................................5
1.1.4 Peran Perawat Keluarga..........................................................5
1.2 KONSEP PENYAKIT..........................................................................5
1.2.1 Definisi.....................................................................................5
1.2.2 Etiologi.....................................................................................5
1.2.3 Tanda Gejala.............................................................................5
1.2.4 Patofisiologi..............................................................................5
1.2.5 Penatalaksanaan Medis.............................................................5
1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan.................................................5
1.3 ANALISIS JURNAL............................................................................5

BAB 2 7
2.1. KASUS...............................................................................................7
2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA.............................7
2.3. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................7
2.4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN....................................7
2.5. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................................7
2.6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN...............................................7
2.7. EVALUASI KEPERAWATAN.........................................................7

BAB 3 8
3.1 KESIMPULAN.....................................................................................8
3.2 SARAN.................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
5

LAMPIRAN10
6

BAB 1

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 KONSEP KELUARGA

1.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi

interaksi antara anak dan orang tuanya.Keluarga berasal dari bahasa

sansekerta kulu dan warga atau kuluwarga yang berarti anggota kelompok

kerabat(Padila, 2012).Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan

dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan

didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan

kebudayaan(Friedman, 2010)

. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatubudaya(Ali, 2010).


7

1.1.2 Tahap Pekembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yan
dianggap stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipu setiap
keluarga melalui tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum
seluruh keluarga mengikuti pola yangsama.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller
(Friedman, 1998).
1. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang
sah danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan keluarga
bisa berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang
masih tinggal denganorang tuanya.
2. Keluarga “Child Bearing” Kelahiran Anak Pertama
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
3. Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
4. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat
sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak memiliki minat
sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yangberbeda
dengan anak.
5. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
6. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung
8

jumlah anak dan adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua.
7. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase inidianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan
dengan anak dan perasaan gagalsebagai orang tua.
8. Keluarga Usia Lanjut
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal.

1.1.3 Teori FCN


Model pengkajian teori Family Centered Nursing, terdiri dari 6 komponen
yaitu :
1. Social budaya
Social budaya sendiri adalah segala hal yang yang dicipta oleh
manusia dengan pemikiran dan budi nuraninya untuk dan/dalam
kehidupan bermasyarakat. Atau lebih singkatnya manusia membuat
sesuatu dengan budi dan pemikirannya yang fiperuntukan untuk
kehidupan bermasyarakat. Tidak demikian pula penciptaan social
budaya tak memiliki dampak negative.
2. Tahap dan pekembangan keluarga
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi
pada system keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan
antar anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini berlangsung
melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahap
memiliki tugas tahap perkembangan yang perlu dipenuhi agar dapat
dilalui dengan berhasil.
3. Lingkungan
Lingkungan merupakan kombinasi antar kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti air, tanah, energy surya, mineral
serta flora dan fauna, meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fuisik tersebut.
9

4. Struktur keluarga
Pola dari kedudukan dan tugas yang ada didalamnya dari anggota
keluarga tersebut.
5. Fungsi
Dari beberapa pendapat para ahli bahwa dalam fungsi keluarga
sehubungan dengan tugas keluarga yang diantara fungsi efektif (the
Efective Fungtiom, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi
ekonomi, dan fungsi perawatan ).
6. Stress, koping dan adaptasi keluarga
Koping merupakan cara yang dapat dilakukan individu/keluarga ,
dalam menyelesaikan masalah yang terjadi, menyesuaikan diri dengan
keinginan yang akan tercapai, dan respon terhadap situasi yang
menjadi ancaman bagi diri individu.

1.1.4 Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unitpelayanan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk

menyelesaikanmasalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan

keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatankesehatan keluarga. Peran

perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai

berikut :

1. Pendidik: Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan

kepada keluarga agar: a. Keluarga dapat melakukan program

asuhan kesehatan secara mandiri, dan bertanggung jawab

terhadap masalah kesehatan keluarga.


10

2. Koordinator: Koordinasi diperlaukan pada perawatan agar

pelayanan komprehensive dapat dicapai. Koordinasi juga

diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi

dariberbagai disiplin ilmu agar tidak terjaditumpang tindih dan

pengulangan.

3. Pelaksana: Perawat dapat memberikan perawatan langsung

kepada klien dan keluarga dengan menggunakanmetode

keperawatan.

4. Pengawas kesehatan: Sebagai pengawas kesehatan harus

melaksanakan home visite yang teratur untukmengidentifikasi

dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga

5. Konsultan: Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan. Agar keluargamau meminta

nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus

terbina dengan baik, kemampuanperawat dalam menyampaikan

informasi dan kialitas dari informasi yang disampaikan secara

terbuka dan dapatdipercaya.

6. Kolaburasi: Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti

rumah sakit dan anggota tim kesehatan lainuntuk mencapai

kesehatan keluarga yang optimal.

7. Fasilitator: Membantu keluarga dalam menghadapi kendala

seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawatharus

mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan

penggunaan dana sehat.


11

8. Penemu kasus: Menemukan dan mengidentifikasi masalah

secara dini di masyarakat sehingga menghindarkandari ledakan

kasus atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan: Mampu memodifikasi lingkungan baik

lingkungan rumah maupun masyarakat agartercipta lingkungan

yang sehat
12

1.2 KONSEP PENYAKIT


1.2.1 Definisi

Demensia adalah penurunan fungsi intelektual yang menyebabkan

hilangnya independensi sosial. (Wiliam F. Ganong 2010)

Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi

intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan

disfungsi hidup sehari - hari. Demensia merupakan keadaan ketika

seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang

secara nyata mengganggu akti!itas kehidupan sehari hari (Nugroho,2008)

Jadi, Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya

berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran,

penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi

kemunduran kepribadian. /enyakit yang dapat dialami oleh semua orang

dari berbagai latar belakang pendidikan maupun kebudayaan. )alaupun

tidak terdapat pera&atan khusus untuk demensia, namun pera&atan untuk

menangani gejala boleh dilakukan.

1.2.2 Etiologi

1. Penyebab utama dari penyakit demensia adalah penyakit alzheimer, yang

penyebabnya sendiri belum diketahui secara pasti, namun diduga penyakit

Alzheimer disebabkan karena adanya kelainan faktor genetik atau adanya

kelainan gen tertentu. Pada penyakit alzheimer, beberapa bagian otak

mengalami kemunduran, sehingga terjadi kerusakan sel dan berkurangnya

respon terhadap bahan kimia yang menyalurkan sinyal di dalam otak. Di

dalam otak ditemukan jaringan abnormal (disebut plak senilis dan serabut
13

saraf yang semrawut) dan protein abnormal, yang bisa terlihat pada

otopsi.

2. Penyebab kedua dari Demensia yaitu, serangan stroke yang berturut -

turut. Stroke tunggal yang ukurannya kecil dan menyebabkan kelemahan

yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. 3troke kecil ini

secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak yang

mengalami kerusakan akibat tersumbatnya aliran darah yang disebut

dengan infark. Demensia yang disebabkan oleh stroke kecil

disebutdemensia multi-infark  . Sebagian penderitanya memiliki tekanan

darah tinggi atau kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan

pembuluh darah di otak.

1.2.3 Tanda Gejala

8anda dan Gejala dari penyakit Demensia antara lain 5

1. Rusaknya seluruh jajaran fungsi kognitif.

2. Awalanya gangguan daya ingat jangka pendek.

3. Gangguan kepribadian dan perilaku (mood swings).

4. Defisit neurologi dan fokal.

5. Mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi dan kejang.

6. Gangguan psikotik dan halusinasi, ilusi, waham, dan paranoid.

7. Terbatasan dalam ADL (Acti!ities of Daily Living)

8. Kesulitan mengatur penggunaan keuangan.

9. 8idak bisa pulang kerumah bila bepergian.

10. Lupa meletakkan barang penting.

11. Sulit mandi, makan, berpakaian dan toileting.


14

12. Mudah terjatuh dan keseimbangan buruk.

13. Tidak dapat makan dan menelan.

14. Inkontinensia urine

15. Dapat berjalan jauh dari rumah dan tidak bisa pulang.

16. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia,

“lupa” menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.

17. Gangguan orientasi &aktu dan tempat, misalnya5 lupa hari, minggu,

bulan, tahun, tempat penderita demensia berada

18. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang

benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi,

mengulang kata atau cerita yang sama berkali – kali

19. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat

sebuah drama tele!isi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan

orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan. /enderita demensia

kadang tidak mengerti mengapa perasaan – perasaan tersebut muncul.

20. Adanya perubahan perilaku, seperti 5 acuh tak acuh, menarik diri dan

gelisah

1.2.3 Patofisiologi

Hal yang menarik dari gejala penderita demensia (usia >65

tahun) adalah adanya perubahan kepribadian dan tingkah laku

sehingga mempengaruhi aktvitas sehari – hari. Lansia penderita

demensia tidak memperlihatkan gejala yang menonjol pada tahap

a&al, mereka sebagaimana lansia pada umumnya mengalami proses

penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal dirasakan oleh penderita


15

itu sendiri, mereka sulit untuk mengingat dan sering lupa jika

meletakkan suatu barang. Mereka sering kali menutup – nutupi hal

tersebut dan meyakinkan bahwa itu adalah hal yang biasa pada usia

mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh orang – orang

terdekat yang tinggal bersama mereka, mereka merasa kha&atir

terhadap penurunan daya ingat yang semakin menjadi, namun sekali

lagi keluarga merasa bah&a mungkin lansia kelelahan dan  perlu lebih

banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah masalah

besar di balik penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua

mereka. Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa

depresi pada lansia, mereka menjaga jarak dengan lingkungan dan

lebih sensitif. kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh munculnya

penyakit lain dan biasanya akan memperparah kondisi lansia.Pada saat

ini mungkin saja lansia menjadi sangat ketakutan bahkan sampai

berhalusinasi. Disinilah keluarga membauat lansia  penderita demensia

ke rumah sakit dimana demensia bukanlah menjadi hal utama fokus

pemeriksaan. seringkali demensia luput dari pemeriksaan dan tidak

terkaji oleh tim kesehatan. Tidak semua tenaga kesehatan memiliki

kemampuan untuk dapat mengkaji dan mengenali gejala demensia.


16

1.2.4 Penatalaksanaan Medis

Sebagian besar kasus demensia tidak dapat disembuhkan.

a. Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat – obatan

antikoliesterase seperti Donepezil , rivastigmine , Galantamine ,

Memantine

b. Dementia vaskuler membutuhkan obat - obatan anti platelet

seperti Aspirin ,ticlopidine , clopidogrel untuk melancarkan aliran

darah ke otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif.

c. Demensia karena stroke yang berturut - turut tidak dapat diobati,

tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan

dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang

berhubungan dengan stroke.

d. Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat

anti - depresi seperti Sertraline dan Citalopram.

e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak - ledak,

yang bias menyertai demensia stadium lanjut, sering

digunakanobat anti – psikotik (misalnya Haloperidol,

Juetiapine dan Risperidone). Tetapi obat ini kurang efektif dan

menimbulkan efek samping yang serius. Obat anti - psikotik efektif

diberikan kepada penderita yang mengalami

halusinasi atau paranoid.
17

1.2.6 Penatalaksanaan Keperawatan

pada penderita penyakit demensia dap at diberikan terapi simtomatik,

meliputi :

a. Diet

b. Latihan fisik yang sesuai

c. Terapi rekreasional dan aktifitas

d. Penanganan terhadap masalah - masalah

1.3 ANALISIS JURNAL

Pencarian literatur menggunakan database google scholer, kata kunci

yang yang digunakan “family nursing with dimensia”. Pencarian literatur

didapatkan jurnal sebagai berikut. Lihat tabel 1.1

Tabel 1.1 Analilis Jurnal


Sampel
Desain Analisa
No. Judul dan Teknik Variabel Instrumen Hasil
Penelitian Data
Sampling
1. MORAL a search of Sampel: Perawat Study A review of Berdasarkan ulasan kami,
DISTRESS literature 26 peer- keluarga, literature 26 articles kami membahas
AND reviewed oreang dengan identified konseptualisasi dan tipologi
DEMENTIA articles dimensia, overarching terbatas kebutuhan pengasuh
CARE keluarga themes demensia dan
dengan within mengidentifikasi tema
dimensia measurement menyeluruh dalam
approaches pendekatan pengukuran ini
including termasuk variasi dalam
variation in kekakuan metodologis,
methodologi indikator kebutuhan proksi,
cal rigor penilaian kebutuhan ganda
pengasuh dan PWD, dan
penilaian kebutuhan pihak
ketiga

(Rigkasan isi jurnal terkait ke efektifan intervensi)

sementara pengasuh demensia dianggap sebagai populasi dengan kebutuhan


yang tidak terpenuhi, ada sedikit konsensus tentang bagaimana kebutuhan
pengasuh harus dikonseptualisasikan dan diukur. Artikel ini menjelaskan
bagaimana kebutuhan pengasuh demensia saat ini dinilai dalam literatur ilmiah
dengan tujuan menyarankan pedoman untuk peningkatan pengukuran kebutuhan
pengasuh di masa depan. Sebuah tinjauan terhadap 26 artikel mengidentifikasi
18

tema menyeluruh dalam pendekatan pengukuran termasuk variasi dalam ketelitian


metodologis, indikator kebutuhan proksi, penilaian kebutuhan ganda dari
pengasuh dan orang dengan demensia (PWD), dan penilaian kebutuhan pihak
ketiga. Kami merekomendasikan dedikasi penelitian di masa depan erhatian
teoritis terhadap konseptualisasi dan klasifikasi kebutuhan pengasuh untuk
membangun fondasi yang lebih kuat untuk pengukuran. Proses pengembangan
pengukuran harus memanfaatkan metodologi campuran dan mengikuti
pengembangan instrumen dan pedoman validasi yang ditetapkan oleh teori
pengukuran. Instrumen yang andal dan valid sangat penting untuk
mengembangkan layanan dan kebijakan yang menangani kebutuhan pengasuh
demensia.
BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN DIMENSIA

2.1. KASUS

Tn. A umur 67th di bawa keluarganya ke psikogeriatrik ia control rutin

karena adanya gangguan kognitif, gejala yang muncul mudah lupa akan

peristiw yang baru sja terjadi, keluarga mengatakan Tn. A tidak mampu

mengenali orang, tempat, dan waktu. Tn. A sudah menduda selama

beberapa tahun dan memiliki 2 anak perempuan yang salah satu sudah

bekerja di pabrik didaerah jombang, dan satu lagi masih duduk dibangku

SMA tetapi anaknya rajin membawa Tn. A ke psikogeriatrik secara rutin 1

minggu 1 kali disaat hari libur. Tn. A tidak bias membantu menyekolahkan

anak ke 2 karena terhalang oleh sakitnya. Dan posisi sebagai tulang

punggung digantikan oleh An. D.

Hasil pemeriksan didapatkan TD : 130/90 mmHg, s : 37℃, N : 77

x/menit, RR : 22 x/menit

2.2. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

2.2.1 KARAKTERISTIK KELUARGA


Nama KK : Tn. A

Alamat : Jl. Ngudi,Peterongan, Jombang

Bentuk Keluarga :

1. Komposisi keluarga dan kelas sosial keluarga:

No Nama/ Umur Jenis Hub Suku Agam Pend Pekj Kead Fisik

Kela Klg a

19
20

min
Sehat Sakit
1. Tn. A KK Jawa Islam SD Tani sakit

An. D Anak Jawa Islam SMA Swast Sehat


2.
An. S Anak jawa Islam SMP a
3.
Pelaja sehat

2. Genogram Keluarga

Tn. A Ny. T
Ny. D

An. D An. S
21

3. Status Keluarga

Tn. A walau sebagai kepala rumah tangga tapi beliu sudah tidak pernah

kesawah lagi, dan saat ini posisi beliau sebagai tulang punggung keluarga

digantikan oleh anaknya, salah satu anak Tn. A bekerja sebagai buruh di

salah satu pabrik tekstil dijombang dengan penghasilan perbulan Rp.

1.700.000,.

4. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Keluarga Tn. A tidak pernah berlibur, walaupun saat ini Tn. A sedang

dirawat tetapi anak – anaknya selalu menyempatkan berkunjung setiap hari

libur.

2.2.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tn. A sudah tidak memiliki isteri karena meninggal beberapa tahun
yang lalu akibat sakit hipertensi, saat ini Tn. A tinggal bersama
kedua ankaknya yaitu an. D usia 20th saat ini sudah bekerja dan
An. S usia 17th masih sekolah, maka Tn. A berada dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
2. Tahap Pperkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tn. A memiliki 2 orang anak, Tn. A tidak bias menyekolahkan An.
S sampai lulus SMA karena terhalang sakitnya, dan saat ini posisi
beliau sebagai tulang punggung keluarga digantikan oleh anak
pertamanya yaitu An. D, beliau tidak bias mendampingi anak –
anaknya dirumah semntara waktu karena harus di rawat.
3. Tahap keluarga inti
22

Tn. A memiliki sakit dimensia sudah 2 tahun ini, tetapi akhir –


akhir ini bertambah parah sehinga keluarga tidak sanggup merawat
Tn. A dirumah karena kesibukan masing – masing. Walau begitu
Anak Tn. A rutin berkunjung 1 minggu 1 kali. Sebelum dirawat
Tn. A tinggal bertiga bersama kedua anaknya karena isteri beliau
sudah meninggal.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Isteri Tn. A yaitu Ny. D meninggal beberapa tahun yang lalu
karena riwayat hipertensi.
2.2.3 Pengkajian Lingkungan
Tipe tempat tinggal : Rumah sendiri
Jumlah penghuni rumah : 3 orang
Kondisi rumah : bersih
2.2.4 Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afaktif
Tn. A mudah lupa beliau tidak inagt alamat rumah hanya ingat
nama sendiri, bahkan beliau sering salah sebut nama anak. Kedua
anak Tn. A, tetapi sebelum sakit anak – anak belaiu nmengatakan
Tn. A adalah pribadi yang tegas beliau menginginkan anak –
anaknya memiliki pendidikan yang lebih baik, selalu mengingatkan
anaknya untuk tidak lupa sholat 5 waktu, terkadang beliau juga
menjadi imam saat sholat jamaah dirumah.
2. Fungsi social
Tn. A susah bersosialisasi karena penyakit dimensia yang
dideritanya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Anak – anak menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan
keadaan Tn. A, mengetahui gejala – gejala yang diperlihatkan oleh
Tn. A sudah tidak wajar lagi bahkan Tn. A pernah menghilang 1
hari karena ditinggal anak – anaknya beraktivitas diluar rumah.
23

b. Kemampuan keluarga untuk mengambil keputusan untuk


mengetahui masalah kesehatan
Keluarga Tn. A lalu membawa ke psikogeretrik agar Tn. A
mendapatkan perawatan.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan
Keluarga tidak mampu merawat Tn. A sendiri di rumah karena Tn.
A yang sering menghilang dari rumah, tidak bias mengenali orang,
dan bulan. Sehinga Tn. A dibawa ke Psikogeretrik.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Walaupun Tn A dirawat, anak – anak Tn. A selalu menyempatkan
berkunjung 1 minggu 1 kali, agar Tn. A tidak merasa ditinggalkan.
e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
Mengetahui bahwa Tn. A, anak – anak Tn. A mengantarkan Tn. A
ke psikogeretrik agar Tn. A segera mendapat penaganan yang
tepat.
2.2.5 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik  
Tingkat kesadaran : composmentis
TTV
TD : 130/90 mmHg
 N : 77 x/menit
S : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
Kepala
- Inspeksi : Tidak ada benjolan.
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Rambut
- Inspeksi : beruban, kotor, dan berbau
- Palpasi : rambut kasar 
Mata
- Inspeksi : simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
icterus, penglihatan pandangan kabur
24

Hidung
- Inspeksi : simetris, tidak ada sekret .
- Palpasi : idak ada nyeri tekan

Mulut
- Inspeksi : simetris. mukosa bibir kering, tdak ada
stomatitis, ada caries gigi, gigi Nampak kuning, dan
berbau.
Leher
- Inspeksi : simetris
- Palpasi :idak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada bendungan vena  juguaris
Dada
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan , tidak ada tarikan
interakostae
- Perkusi : sonor
- - Auskultasi : tidak ada suara tambahan (wheezing,
ronci)
Abdomen
- Inspeksi : simetris
- Palpasi :tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal
Genetalia dan anus
- Inspeksi : bersih, tidak ada lesi, tidak ada hemoroid,
tidak ada benjolan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
25

- Inspeksi : simetris, tidak odem, kuku sedikit panjang


dan hitam
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan

2.2.6 Analisa Data


No. Analisa Data Masalah
1. DS : Gangguan presepsi
-Keluarga pasien mengatakan, px sensori
mudah lupa akan peristiwa yang baru
sja terjadi
-Keluarga pasien mengatakan, px
tidak mengenali orang, tampat, dan
waktu
DO :
-Pasien kehilangan kemampuannya
untuk mengenali wajah, tempat, dan
objek yang sudah dikenalinya dan
kehilangan suasana kekeluargaannya
-Pasien sering mengulang – ulang
cerita yang sama karena lupa telah
menceritakannya.
-TTV :
TD : 130/90 mmHg
S : 37℃
N : 88x/menit
RR : 22x/menit
DS : Deficit perawatan
-Keluarga px mengatakan px mandi diri (mandi)
hanya membasahi tubuh saja.
-keluarga px mengatakan, saat
disuruh mandi px selalu mengatakan
kalau dia sudah mandi.
26

DO:
-Saat ditanya perawat bagaimana
cara mandi, px mengatakan
mandi menggunakan air di bak
mandi saja tanpa sabun, pasta
gigi, dan shampoo.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA SKOR
1. Gangguan presepsi sensori pada Tn. A 4

2. Deficit perawatan diri (mandi) 4


27

4. PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

Masalah Keperawatan gangguan presepsi sensori


NO. KRETERIA SKOR BOBOT NILAI
1. Sifat masalah actual

Skala: Wallnes 3 1 1

Aktual 3

Resiko 2

Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian 1

Skala: Mudah 2 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah rendah 1

Skala: Tinggi 3 1

Cukup 2

Rendah 1
4. Menonjolnya masalah masalah perlu segera 1
28

ditangani 2 1

Skala: Segera 1

Tidak perlu 0

Tidak dirasakan
Jumlah 4

Masalah Keperawatan: deficit perawatan diri (mandi)


NO. KRETERIA SKOR BOBOT NILAI
1. Sifat masalah

Skala: Wallnes aktual 3 1 1

Aktual 3

Resiko 2

Potensial 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian 1

Skala: Mudah 2 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah cukup 1

Skala: Tinggi 3 1

Cukup 2

Rendah 1
4. Menonjolnya masalah segera 1

Skala: Segera 2 1

Tidak perlu 1

Tidak dirasakan 0
Jumlah 4

5. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria hasil / tujuan Rencana tindakan

Gangguan Diharapkan Tn. A mampu Memberikan edukasi


presepsi memelihara fungsi koknitif yang pada keluarga dan Tn. A
sensori pada optimal tentang :
KK / tn. A Tujuan khusus : 1. Cara mengawasi
1. Keluarga dapat mengenal perilaku yang
29

masalah mengindikasi ke
2. Keluarga mampu dimensia
mengambil keputusan 2. Pertahankan
yang tepat lingkungan yang
3. Keluarga dapat rutin aman
membawa px ke fasilitas 3. Anjurkan pada
kesehatan keluarga untuk
mempertahankan
komunikasi
efektif terhadap
px
Deficit Diharapkan Tn. A mampu Memberikan edukasi &
perawatan diri memelihara kebersihan diri yang pelatihan pada keluarga
(mandi) optimal dan Tn. A tentang :
Tujuan Khusus : 1. Manfaat mandi
1. Keluarga dapat membantu untuk kebersihan
px menyiapkan peralatan tubuh
mandi 2. Cara mandi yang
2. Keluarga dapat membantu baik dan benar
pasien untuk memelihara 3. Memelihara dan
kebersihan diri meningkatkan
kebersihan tuuh

6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/no. Diagnose Implementasi


1. Gangguan presepsi sensori 1. Melakukan imformkonsen
pada KK/tn. A pada keluarga Tn. A
2. Melakukan pengkajian
kepada keluarga Tn A
3. Melakukan kontrak waktu
untuk pertemuan
selanjutnya.
4.

Memberikan penyuluhan kepada


keluarga Tn A :
1. menjelaskan kepada keluarga
apa itu dimensia
2. cara mendekati pasien yang
menyenangkan dan kalem
3. menjaga lingkungan tetap
sederhana dan menyenangka. 4.
mencatat setiap aktivitas pasien
sehari - hari
5. manfaat membawa Tn A ke
psikogeriatrik.
30

2. Deficit perawatan diri Memberikan edukasi kepada Tn A


(mandi) ditandai dengan dan keluarga :
rambut berbau, kotor, serta 1. Manfaat mandi
kuku panjang dan hitam. 2. Apa saja yang digunakan
untuk mandi
3. edukasi keluarga untuk
membantu Tn. A mandi
Memberikan pelatihan cara mandi
yang benar kepada Tn. A dan
keluarga
1. Mandi dengan air bersih
minimal 2x sehari
2. Memeragakan cara mandi
yang baik dan benar
3. Memperkenalkan peralatan
untuk mandi seperti ;
shampoo, sabun, sikat gigi
dan pasta gigi, setelah mandi
menggunakan handuk
kering.
4.

7. EVALUASI KEPERAWATAN

No. Diagnose evaluasi


1. Gangguan presepsi sensori S : keluarga mengerti apa yang
pada KK / Tn. A disampaikan perawat
O : Keluarga antusias saat
mempraktekkan apa yang diajarkan
perawar
A : masalah teratasi sebagian
O : implementasi dilanjutkan
1. Deficit perawatan diri S : keluarga mmengerti apa yang
(Mandi) disampaikan perawat
O : keluarga bias menerapkan apa yang
disampaikan perawat
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
31

BAB 3

PENUTUP
32

3.1 KESIMPULAN

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat dimana terjadi

interaksi antara anak dan orang tuanya.Keluarga berasal dari bahasa

sansekerta kulu dan warga atau kuluwarga yang berarti anggota kelompok

kerabat(Padila, 2012).

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unitpelayanan untuk mewujudkan

keluarga yang sehat

Demensia adalah sindroma klinis yang meliputi hilangnya fungsi

intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan

disfungsi hidup sehari - hari. Demensia merupakan keadaan ketika

seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang

secara nyata mengganggu akti!itas kehidupan sehari hari (Nugroho,2008)

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah askep keluarga dengan dimensia,

diharpkan kita semua dapat menegtahui tentang “Asuhan Keperawatan

Keluarga dengan Dimensia” dan bagaimana pula penatalaksanaan

medisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E. T. and McFarlane, J. (2007) Buku Ajar Keperawatan Komunitas


Teori dan Praktik. 3rd edn. Jakarta: EGC.

Fadila. 2012. Buku Ajar; Keperawatan Keluarga. NUHA MEDIKA,

Friedmen. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: riset, Teori, dan praktek;
33

Edisi ke - 5, Jakarta, EGC.

Wahyu, Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik; Edisi ke - 3,


Jakarta, EGC.

LAMPIRAN

(JURNAL)
34

Anda mungkin juga menyukai