Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DENGAN MASALAH KESEHATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BAYI
BARU LAHIR
Untuk Memenuhi Tugas Perkuliahan Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh : Kelompok 2

3B

1. Ajij 32722001D18006 5. Mega Rahmah 32722001D18058


2. Bagya Al Ibrahim 32722001D18022 6. Nazariah F 32722001D18066
3. Farah Farhanah 32722001D18040 7. Shafanissa N 32722001D18100
4. Frilia Putri A 32722001D18044 8. Wulanda Ayuni 327220001D18122

Dosen pembimbing : Herlina Lidiyawati, S.Kep.,Ners,M. Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan karuniaNya, sehingga mendapat petunjuk dan kesabaran
dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
Allah SWT curahkan selalu kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang diridhaiNya.
Makalah ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Masalah Kesehatan Perkembangan Keluarga Bayi Baru Lahir. Semoga
dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai mahasiswa/i STIKES Sukabumi
dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita.
Kami mengetahui makalah yang kami susun ini masih sangat jauh dari
sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
maupun Ibu Herlina Lidiyawati, S.Kep.,Ners,M. Kep selaku dosen pembimbing
serta teman-teman sekalian, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami
dari yang salah menjadi benar.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita, akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Sukabumi, November 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Keluarga................................................................3
2.2 Konsep Masalah Kesehatan Perkembangan BBL.......................11
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga......................................13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH


KESEHATAN KEPERAWATAN MATERNITAS BAYI BARU LAHIR
3.1 Pengkajian ...................................................................................19
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................26
3.3 Intervensi Keperawatan................................................................28
3.4 Implementasi................................................................................37
3.5 Evaluasi........................................................................................37

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .....................................................................................46
4.2 Saran ...............................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................47

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan pada bayi menurut (Kemenkes, 2014) terdiri dari
penimbangan berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3,
Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan
perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif dan pemberian
makanan pendamping ASI (MP ASI). Namun dalam pelaksanaan
pelayanannya masalah pelayanan kesehatan pada bayi yang sering terjadi
terjadi di Indonesia adalah pemberian ASI ekslusif dan pemberian imunisasi
dasar. Cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia
2014 sebesar 52,3% (target nasional 80%), sedangkan cakupan imunisasi
dasar lengkap pada bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 86,9% (target
nasional 90%) (Kemenkes, 2014).
Untuk mengatasi masalah pelayanan tersebut perlu adanya kerjasama
antar berbagai pihak diantaranya pemerintah, tenaga kesehatan dan
keluarga. Keluarga menjadi salah satu bagian penting dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada bayi karena keluarga merupakan bagian terdekat
dari bayi tersebut.
Namun keluarga pada tahap perkembangan dengan bayi baru lahir
terkadang kesulitan ikut serta menjalankan perannya dalam pemberian
pelayanan kesehatan pada bayi. Hal ini karena periode keluarga dengan bayi
baru lahir adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena
adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu anak. Dengan kehadiran anak
maka sistem dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga
harus dikembangkan. Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi
yang cepat, sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat
rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran

1
yang baru. Untuk mengetahui peran perawatpada keluarga dengan bayi baru
lahir maka kelompok kami tertarik untuk membahas asuhan keperawatan
pada keluarga dengan bayi baru lahir.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar keluarga?
2. Bagaimana konsep perkembangan keluarga bayi baru lahir?
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
kesehatan perkembangan keluarga bayi baru lahir?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar serta asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan perkembangan
keluarga bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar keluarga
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang masalah kesehatan
perkembangan keluarga bayi baru lahir
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah perkembangan keluarga baru menikah
pada perkembangan keluarga bayi baru lahir.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga akan berbeda. Hal ini bergantung pada
orientasi yang digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Friedman
(1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang hidup Bersama dengan keterikatan aturan dan emonisional
dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga. Pakar konselingkeluarga dari Yogyakarta. Sayakti (1994)
bahwa keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup
Bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah
sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan
tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa
dalam keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang
tinggal Bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing
serta keterikatan emosional.
2. Tipe Keluarga
Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini:
1) Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari orang tua dan anak yang
masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,
terpisah dari sanak keluarga lainnya
2) Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari
satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lain.

3
3) Single Parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup Bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
4) Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
5) Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa
anak hasil perkawinan terdahulu.
6) Three generation family. Keluarga yang terdiri dari 3 generasi
yaitu, kakek, nenek,bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7) Single adult living alone. Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari
satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnhya.
8) Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari sepasang
suami istri paruh baya.
3. Struktur Keluarga
Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah:
a. Patrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal, yaitu keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri
d. Patrilokal, yaitu sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan, yaitu hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

4
4. Fungsi Keluarga
Menurut Setiadi (2008), terdapat beberapa fungsi keluarga, antara
lain:
a. Fungsi Biologi
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologi
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosial pada anak
2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak-anak,
jaminan hari tua dan sebagainya
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki
2) Mempersiapkan anak untuk kehiduoan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

5
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya
Sedangkan menurut Effendy (1998) dalam (Setiadi, 2008), dari berbagai
fungsi diatas terdapat 3 fungsi pokok keluarga , yaitu:
a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan
menjadikan anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan
spiritual
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
5. Tugas Keluarga Dalam Bidan Kesehatan
Lima (5) tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan
menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2008), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi beberapa besar perubahannya.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar
keluarga.

6
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit Perawatan ini
dapat dilakukan tindakan dirumh apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih para tidak terjadi.
d. Mempertahankan /menciptakan suasana rumah sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
6. Tahap Perkembangan Keluarga
Duval, 1997 dalam Sudiharto 2007 menjelaskan bahwa daur atau
siklus kehidupan keluarga terdiri dari delapan tahap perkembangan yang
mempunyai tugas dan risiko tertentu dalam tiap tahap perkembangannya.
a. Pasangan baru/keluarga baru (bargaining family)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawainan sah dan
meninggalkan (psikologi) keluarga masing-masing: (pasangan baru
menikah yang belum mempunyai anak)
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Membina hubungan intim/perkawinan yang saling memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
4) Persiapan menjadi orang tua
5) Mendiskusikan rencana memiliki anak dan memahami prenatal
care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua)
b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child-bearing)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan. Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46
orang tus dinyatakan 17% tidak bermasalah, selebihnya bermasalah
dalam hal:

7
1) Suami merasa diabaikan
2) Peningkatan perselisihan dan argument
3) Interupsi dalam jadwal kontinyu
4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Parsiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
4) Membagi peran dan taggung jawab
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama/tertua berusia 2,5 tahun dan
berakhir saaat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan disesuaikan
dengan kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh
kembang, proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan
kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak bersosialisasi
3) Berdaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Merencakana kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan
kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah

8
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah, anak tertua berusia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan,
termasuk membantu anak-anak mencapai prestasi ayng baik di
sekolah, membantu anak-anak membina hubungan dengan teman
sebaya)
2) Mempertahankan keintiman pasangan/mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak
meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

9
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah
dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya
tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Memperluas keluarga intim/harmonis menjadi keluarga besar,
termasuk penambahan anggota keluarga dengan kehadiran anggota
keluarga yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah
dewasa.
2) Menata kembali hubungan perkawainan
3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua (menyiapkan datangnya proses penuaan termasuk
timbulnya masalah-masalah kesehatan)
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tahap ini dimulai pada saaat anak yang terakhir maninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya, anak dan cucu
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal:
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1) Mempertahankan suasana rumah uyang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan: kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan

10
3) Mempertahankan keakraban dengan pasangan dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya)
2.2 Konsep dasar perkembangan keluarga bayi baru lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran (Saifuddin, 2002).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram
sampai 4000 gram (Depkes, 2005).
2. Karakteristik
Karakteristik bayi baru lahir normal adalah :
a. Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram
b. Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm
c. Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm
d. Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm
e. Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
f. Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
g. Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
h. Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala
biasanya telah sempurna
i. Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas
j. Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah
menutupi labia miyora. Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum
sudah ada
k. Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk
dengan baik
l. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila
dikagetkan sudah baik
m. Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik

11
n. Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar
dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.
(Pusdiknakes, 2003).
3. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
Tugas perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir antara lain :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/dana Child Bearing
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
4. Permasalahan Pada Keluarga Dengan Bayi Baru Lahir
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46
orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya bermasalah
dalam hal :
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argument
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
5. Peran Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan
Bayi Baru Lahir
Menurut Mubarak, dkk (2006), peran perawat dalam tahap ini
adalah melakukan perawatan dan konsultasi antara lain:
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan
bayi

12
b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak
d. Tumbuh kembang anak yang baik
e. Interaksi keluarga
f. Keluarga berencana
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja
2.3 Konsep asuhan keperawatan keluarga dengan bayi baru lahir
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya (Murwani, 2008).
a. Data Umum
1) Nama Kepala keluarga (KK)
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga
6) Tipe keluarga
7) Tipe bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah:
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan

13
dan kejadiankejadian atau pengalaman penting yang
berhubungan dengan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga Menjelaskan mengenai riwayat
kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah Karakterisitik rumah diidentifikasikan
dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakkan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan
mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat,
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan
penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga Sistem pendukung keluarga
meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari
anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.

14
2) Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku.
3) Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik secara formal maupun informal.
4) Nilai/norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma
yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan
kesehatan.
e. Fungsi-fungsi keluarga
1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri
anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga
lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga,
dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
2) Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi
atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga
belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana
keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta
merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat
dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas
kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.

15
4) Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi
reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak yang
diinginkan
c) Metode apa yang digunakan kelurga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi
keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan
dan papan
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga
f. Stress dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor hal yang
perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga bersepon terhadap
situasi/stresor.
3) Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi
adaptasi disfungsional keluarga yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.

16
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Ketidakcukupan ASI
b. Ketidakefektifan pemberian ASI
c. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
d. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
3. Prioritas Masalah
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1 Sifat masalah 1
 Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
 Ancaman kesehatan 2

 Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat 2
diubah
 Mudah 2
 Sebagian 1

 Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk 1
dicegah 3
 Tinggi 2
 Sedang 1

 Rendah
4 Menonjolnya masalah 1
 Masalah berat, harus segera 2
ditangani
 Ada masalah, tetapi tidak 1
perlu segera ditangani
0

17
 Masalah tidak dirasakan

Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN.A


DENGAN GANGGUAN PEMBERIAN ASI PADA AN. D DI RT 04 RW 08
DESA BOJONGJENGKOL KECAMATAN JAMPANG TENGAH
KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT

3.1 Pengkajian
1. Data Umum
Identitas Kepala Keluarga

(1) Nama kepala keluarga (KK) : Tn. A


(2) Usia : 27 tahun
(3) Alamat dan nomor telepon : Kp. Nangela Rt 04/08 Desa Bojongjengkol Kec.
Jampang Tengah, 082311592737
(4) Pekerjaan kepala keluarga : Wiraswasta
(5) Pendidikan kepala keluarga : SMK
(6) Komposisi Keluarga :
Komposisi Keluarga

NO Nama JK Hubungan Umu Pendidikan Status Imunisasi Ket


B Polio D Hepatitis Campak
dgn KK r
1. Ny.N P Istri 22 th MA C P
G T
√ 1 2 3 1 2 1 2 3
2. An.D L Anak 3 bln SMK
√ √ √ √

(7) Genogram :
Tn. D Ny. A
Tn. U Ny. I

Ny. E Tn. J Tn. A


Tn. A Ny. N

19
(8) Geografis: - An. D

(9) Demografi : -

(10) Tipe Keluarga


Tipe keluarga Tn.A adalah nucleur family yaitu yang terdiri dari dua orang
tua (ibu dan ayah) yaitu Tn. A dan Ny. N dengan satu anak kandung yaitu
An. D.
(11) Suku bangsa
Tn. A berasal dari Indonesia (jampang tengah) dan Ny. N berasal dari
Indonesia (jampang tengah) keluarga menggunakan bahasa sehari-hari
adalah bahasa indonesia. Tn. A lebih dominan menggunakan suku jawa
karena tata krama suku jawa lebih bagus. pola makan yang berhubungan
dengan suku bangsa antara lain Keluarga Tn. A khususnya Ny. N suka
mengkonsumsi makanan yang mengandung asin-asin dan pedas.
(12) Agama
Agama yang dianut keluarga Tn. A adalah agama islam. Anggota keluarga
tidak pernah meninggalkan shalat 5 waktu.
(13) Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Tn.X ± Rp. 3.000.000 setiap bulannya
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan saat ini
Keluarga mempunyai 1 orang anak, yaitu 1 anak laki-laki. Umurnya 3
bulan. Jadi keluarga saat ini memasuki tahap perkembangan keluarga
dengan anak baru lahir
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
1. Mempersiapkan menjadi orang tua
2. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi
keluarga, hubungan seksual dan kegiatan
3. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan

20
3) Riwayat inti
Kelurga Tn.A terbentuk bersdasarkan atas dasar saling cinta sebelum
menikah sempat berpacaran.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Masing-masing berasal dari keluarga yang tidak punya masalah apapun

3. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Luas tanah 10x11 ada 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga, 1 dapur. Jenis rumah permanen , lantai keramik, rumah
cukup bersih, penerangan dengan listrik, jendela 4 buah dan disetiap
jendela terdapat ventilasi.

10 × 11

Pintu Masuk

100 m Ruang
1 Dapur Kamar 1
tamu
Pintu
ruangan

Kamar 2 Ruang
Kamar mandi
keluarga

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Hubungan dengan tetangga disekitar rumah baik, lingkukan sekitar
cukup bersih, ada budaya yang rutin dilakukan yaitu senam 1 minggu
sekali.
3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga tidak pernah pindah rumah
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

21
Keluarga Tn. A khususnya Ny. n masih mengetahui puskesmas dan
posyandu serta poswindu di daerah kelurahan utan panjang khususnya
rw 02 selalu ada pengajian di daerah rumah Ny. N yang di hadiri oleh
ibu-ibu disekitar luar rumahnya. Biasanya Tn. A keluar rumah pada saat
sore hari untuk berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan
tetangganya
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat terdapat 2 orang, yaitu istri dan
suami, fasilitas untuk menunjang kesehatan yang dimiliki keluarga
adalah adanya persediaan obat-obatan dirumah untuk pertolongan
pertama jika ada anggota keluarga yang sakit.
4. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga sehari-hari menggunakan bahasa Sunda dan Indonesia.
Pola komunikasi keluarga selama ini bersifat terbuka dengan saling
mengungkapkan permasalahan dan berusaha menyelesaikannya
bersama-sama.
2) Struktur kekuatan keluarga
Didalam keluarga yang berperan dalam mengambil keputusan adalah
Tn.A , dengan tidak mengabaikan pendapat dari anggota keluarga yang
lain.
3) Struktur peran
- Tn. A. Formal: Pencari nafkah, kepala keluarga. Informal: mampu
berperan sebagai pendidik dan pelindung.
- Ny. N. Formal: Ibu rumah tangga, pengasuh anak, mengurus
keperluan rumah tangga, membantu suami mencari nafkah.
Informal: mampu memberikan kasih sayang pada anak dan suami.
- An. D. Formal: menghormati ibu dan ayah, patuh dan memberikan
kasih sayang tulus kepada ayah dan ibu. Informal: mampu
memberikan kebahagian dan rasa syukur yang lebih teruntuk ayah
dan ibu.

22
4) Nilai atau norma keluarga
Keluarga menerapkan sopan santun dan saling hormat antar keluarga
dan terhadap masyarakat. Keluarga menerapkan nilai dan budaya Sunda
5. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Anggota keluarga mempunyai rasa saling memiliki dan dimiliki dalam
keluarga serta saling mendukung. Bila salah satu anggota keluarga yang
sakit semua khawatir dan mencemaskannya.
2) Fungsi sosialisasi
Anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan yang lainnya setiap
saat. Hubungan dalam keluarga sangat erat dan hangat. Ketika waktu
liburan anggota keluarga selalu menyempat untuk kumpul bersama
atau pergi ke mall.

3) Fungsi perawatan kesehatan


a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan

Saat dikaji Tn.A mengatakan tidak mengerti dengan masalah

kesehatan yang ada dikeluarganya. Disamping itu Ny.N juga

belum memahami cara posisi yang nyaman untuk menyusui

b) Kemampuan mengambil keputusan

Keluarga Tn.A mampu mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah kesehatan yang terjadi.

c) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit

maka mereka akan merawat dan memperhatikannya. Karena

mereka merasa sebagai satu bagian yang utuh

d) Kemampuan memodifikasi lingkungan

23
Keluarga sudah tahu bagaimana memodifikasi lingkungan
rumah yang sehat dan nyaman untuk tempat tinggal. Hal ini
dapat dilihat pada kondisi rumah yang selalu rapi, bersih dengan
ventilasi yang baik.

e) Kemampuan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
puskesmas dan klinik 24 jam untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada
4) Fungsi reproduksi
Anak berjumlah 1 orang, jenis kelamin laki-laki. Ny. N menggunakan
KB suntik 3 bulan sekali
5) Fungsi ekonomi
Keluarga telah memenuhi sandang, pangan dan papan.
6. Stres dan koping keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
(a) Stresor jangka pendek, saat ini An.D mengalami pola tidur yang
tidak teratur dan juga sering menangis karena kurang tidur, Ny.N
mengatakan ASI yang keluar sedikit.
(b) Stresor jangka panjang, keluarga khawatir bila selanjutnya anak
akan demam karena adanya gangguan pemberian ASI.
2) Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor
Bila ada anggota keluarga yang sakit langsung dibawa ke pelayanan
kesehatan (klinik bidan) dan bila ada masalah keluarga yang lain
segera didiskusikan oleh semua anggota keluarga untuk mencari
penyelesaian masalah.
3) Strategi koping yang digunakan
Keluarga mengambil keputusan dengan penguatan dan menghadapi
masalah tanpa merasa terbebani terhadap sesuatu, ikhlas dan tawakal
dalam kesehariannya.
4) Strategi adaptasi disfungsional

24
Keluarga mendiskusikan masalah yang terjadi dan juga mencari
solusinya
7. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan fisik head to toe
Nama Pemeriksaan Fisik
Tn.A Kesadaran : Compos mentis
Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, tidak
berketombe.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,
pupil tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada sinusitis, keadaan bersih.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada
pengeluaran cairan.
Mulut : Tidak ada caries gigi, tidak ada
sariawan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
bening.
Paru-paru : Bunyi nafas vesikuler,
pengembangan paru simetris, wheezing tidak ada.
Jantung : BJ I dan II murni, galop tidak ada,
mur-mur tidak ada.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar/limpa
dan tidak teraba massa.
Ekstremitas : Pergerakan bebas.
Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg RR : 18x/menit
N : 70x/menit T : 36,8oC
BB : 72 kg TB : 172 cm

Ny. N Kesadaran : Compos mentis


Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, tidak

25
berketombe.
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis,
pupil tidak ikterik.
Hidung : Tidak ada sinusitis, keadaan bersih.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada
pengeluaran cairan.
Mulut : Tidak ada caries gigi, tidak ada
sariawan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
bening.
Paru-paru : Bunyi nafas vesikuler,
pengembangan paru simetris, wheezing tidak ada.
Jantung : BJ I dan II murni, galop tidak ada,
mur-mur tidak ada.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar/limpa
dan tidak teraba massa.
Ekstremitas : Pergerakan bebas.
TD : 110/70 mmHg RR : 18x/menit
N : 68x/menit T : 36,8oC
BB : 80 kg TB : 165 cm
An. D Kesadaran : Compos mentis
Kepala : Rambut hitam lurus,tidak
berketombe,tidak rontok.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, pupil
tidak ikterik.
Hidung : Polip tidak ada, lubang hidung
bersih, sinusitis tidak ada , terdapat ingus yang
keluar dalam hidung
Telinga : Tidak ada pengeluaran cairan,
bersih.
Mulut : Gigi susu lengkap, tidak ada

26
sariawan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.
Paru-paru : Bunyi napas vesikuler, pernafasan
abdomen, pergerakan kiri kanan simetris
Jantung : Tidak ada dypsnoe, denyut nadi
normal
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati/limpa,
tidak ada jaringan parut
Ekstremitas : Pergerakan bebas.
Tanda- tanda vital
BB : 6 kg RR : 20x/menit
TB : 50 cm T : 36,6oC
N : 80x/menit

b) Riwayat Kesehatan
(1) Keluhan Utama
Klien mengatakan bahwa anaknya sering menangis karena pola tidur
yang tidak normal
(2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien bahwa pengeluaran ASI hanya sedikit
(3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan anaknya belum pernah memiliki riwayat
penyakit yang sama
(4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga tidak memiliki masalah riwayat kesehatan yang sama
8. Harapan keluarga
Keluarga mengharapkan petugas kesehatan mampu mengenali
masalah kesehatan keluarga dan juga bias membantu memberikan
solusinya
9. Tingkat Kemandirian Keluarga

27
Keluarga mandiri tingkat IV
Keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan keseh’’atan sesuai anjuran
: keluarga mengetahui fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan oleh keluarga dan melakukan kunjungan sesuai anjuran
perawat
Tabel Penilaian Tingkat Kemandirian Keluarga

Tingkat Kemandirian
No Kriteria
1 2 3 4

1 Menerima pertugas V

2 Menerima pelayanan sesuai rencana V


keperawatan

3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah V


kesehatannya secara benar

4 Melakukan tindakan keperawatan fasilitas V


pelayanan kesehatan sesuai anjuran

5 Melakukan tindakan keperawatan sederhana v


sesuai anjuran

6 Melakukan tindakan pencegahan secara v V


osertif

7 Melakukan tindakan peningkatan/promokatif V


secara aktif

3.2 Diagnosa keperawatan


1. Ketidakefektifan Pemberian Asi Pada An. D

Analisa data

No DATA MASALAH
.
1. Subyektif: Domain 2 :
1. Klien mengatakan tidak Nutrisi

28
mengatahui bagaimana posisi Kelas 1 :
menyusui yang benar dan Makan
nyaman Diagnosa
2. Klien mengatakan jika asi Keperawatan :
yang keluar hanya sedikit, (00104)
klien selalu mengeluh ketidakefektifan
payudaranya sakit pemberian asi
3.  Klien mengatakan asi lancar
pada saat awal melahirkan
4. Klien mengatakan pola tidur
bayi tidak teratur
Obyektif:
1. Klien tampak kebingungan
saat ditanya mengenai cara
pemberian asi yang benar
2. Klien nampak kesakitan
karena pengeluaran asi yang
sedikit
3. Bayi tampak menangis

29
3.3 Intervensi keperawatan

Diagnosis Keperawat NOC NIC


an
No Data Kode Diagnosis Kode Kriteria hasil Kode Intervensi
1. Subyektif: Domain Tuk 1 :
5. Klien mengatakan 2: Setelah dilakukan Keluarga mampu mengenal masalah
tidak mengatahui Nutrisi intervensi keluarga mampu Level 1: domain 5
bagaimana posisi Kelas 1 : mengenal masalah dengan Keluarga
menyusui yang Makan kriteria hasil : Level 2: kelas z
benar dan nyaman Diagnosa Level 1 Domain 2 : Perawatan membesarkan anak.
6. Klien mengatakan Keperawa Kesehatan fisiologi Level 3: intervention
jika asi yang keluar tan : Level 2 Kelas K : Konseling laktasi (hal 122)
hanya sedikit, klien Ketidakef Pencernaan dan nutrisi 5244 1. Berikan informasi mengenai
selalu mengeluh (00104) ektifan Level 3 Outcomes : manfaat menyusui.
payudaranya sakit pemberia (1001) Keberhasilan menyusui : 2. Berikan materi pendidikan,
7.  Klien mengatakan n asi Maternal sesuai kebutuhan.
asi lancar pada saat Skala outcome meningkat 3. Jelaskan tanda bahwa bayi
awal melahirkan dari skala 2 menjadi skala 4 membutuhkan makan
8. Klien mengatakan dengan indikator : misalnya, refleks rooting dan

30
pola tidur bayi tidak (100101) 1. Posisi nyaman selama menghisap
teratur (1001103) menyusui 4. Instruksikan posisi menyusui
Obyektif: (1001104) 2. Payudara penuh sebelum yang bervariasi (misalnya:
4. Klien tampak (1001121) menyusi mengendong bayi dengan
kebingungan saat (1001122) 3. Pengeluaran ASI posisi kepalanya berada di
ditanya mengenai cara (1001113) 4. Teknik untuk mencegah siku/cross cradle,
pemberian asi yang (1001123) nyeri putting mengendong bayi di bawah
benar 5. Suplemen menyusui lengan pada sisi yang
5. Klien nampak (1001115) 6. Mengenali isyarat lapar digunakan untuk menyusui/
kesakitan karena diawal football hold, dan miring)
pengeluaran asi yang 7. Memompa payudara 5. Diskusikan cara untuk
sedikit 8. Penyimpanan ASI yang memfasilitasi pengeluaran asi
6. Bayi tampak aman misalnya, teknik relaksasi,
menangis pijatan payudara, dan
lingkungan yang tenang.
6. Jelaskan adanya tanda, gejala
dan manajemen jika terdapat
penyumbatan saluran asi.
7. Instruksikan bagaimana

31
menangani air susu yang
sudah di kumpulkan sengan
cara menyimpan,
memanaskan dan
menyiapkan.

TUK 2 :
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memutuskan
keluarga mampu memutuskan tindakan keperawatan.
tindakan keperawatan dengan
kriteria hasil : Level 1: domain 5
Level 1 : Domain 4 : Keluarga
Pengetahuan tentang Level 2: kelas z
kesehatan dan perilaku Perawatan membesarkan anak.
Level 2 : kelas S : Level 3: intervention
Pengetahuan promosi 5244 Konseling laktasi (hal 122)
kesehatan 1. Berikan motivasi kepada ibu
Level 3 : outcome untuk melakukan kegiatan
Pengetahuan:Menyusui menyusui dan juga persepsi

32
meningkat dari skala 2 mengenai menyusui
(1800)
menjadi 4, tentang : 2. Dukung ibu, atau keluarga
1. Manfaat menyusi dalam melakukan tugas
2. Fisiologi laktasi rumah tangga atau membawa
(180001)
3. Isyarat lapar bayi keluarganya ketika terserang
(180002)
4. Teknik yang tepat untuk penyakit
(180004)
menempelkan bayi ke 3. Jelaskan tanda bahwa bayi
(180005)
payudara membutuhkan makanan
(180006)
5. Posisi yang tepat saat misalnya refleks rooting dan
(180010)
menyusui menghisap.
(180015)
6. Tanda-tanda pasokan 4. Instruksikan posisi menyusui
ASI yang memadai yang bervariasi (misalnya:
7. Ekpresi dan teknik mengendong bayi dengan
penyimpanan ASI yang posisi kepalanya berada di
tepat siku/cross cradle,
mengendong bayi di bawah
lengan pada sisi yang
digunakan untuk menyusui/
football hold, dan miring)

33
Tuk 3:
Setelah dilakukan Keluarga mampu melaksanaka
intervensi keluarga mampu perawatan terhadap anggota keluarga
melakukan perawatan yang sakit.
terhadap anggota keluarga
yang sakit dengan kriteria
hasil:
Level 1 Domain 2 : Level 1: domain 5
Kesehatan fisiologi Keluarga
Level 2 kelas K Level 2: kelas w
Pencernaan dan nutrisi Perawatan melahirkan
Level 3 outcomes: Level 3: intervention
(1000) Keberhasilan 6870 Supresi laktasi hal (435)
menyusui:Bayi 1. Anjurkan pasien untuk
Skala outcome meningkat mengeluarkan asi yang cukup
dari skala 2 menjadi skala 4 melalui tangan, manual atau
dengan indikator: memompa listrik.
1. Kesejajaran yang 2. Membantu keluarga untuk
(100001) sesuai dan bayi menentukan jadwal misalnya

34
(100003) menempel dengan frekuensi dan durasi untuk
(100006) baik mengeluarkan asi.
(100008) 2. Kompresi pada areola 3. Instruksikan keluarga untuk
dengan tepat menyusui bayi minimal 8 kali
3. Menyusui minimal 5- perhari
10 menit per payudara
4. Minimal 8 kali
menyusui perhari
TUK 4
Keluarga mampu Keluarga mampu memodifikasi
memodifikasi lingkungan lingkungan pemeliharaan rumah.
pemeliharaan rumah dengan
kriteria hasil :
Level I : Domain 5 Level 1: domain 1
kesehatan keluarga Fisiologis : dasar
Level II : Kelas Z : Level 2: kelas E
(2904) Kinerja pengasuhan :Bayi Peningkatan kenyamanan fisik
Level III : Outcome Level 3: intervention
( 200416) 1. Memelihara Manajemen lingkungan :

35
(290418) lingkungan tidur yang kenyamanan (hal 37)
(290422) aman 6482 1. Sediakan kamar terpisah jika
2. Menyediakan nutrisi terdapat preferensi dan
sesuai usia kebutuhan pasien, untuk
3. Memelihara mendapatkan ketenangan dan
lingkungan yang istirahat
bebas asap 2. Hindari gangguan yang tidak
perlu dan berikan waktu
untuk istirahat.
3. Sediakan lingkungan yang
aman dan bersih.
4. Hindari paparan dan aliran
udara yang tidak perlu seperti
asap, panas ataupun dingin

TUK 5
Setelah dilakukan intervensi Keluarga mampu memanfaatkan
keluarga mampu fasilitas kesehatan.
memanfaatkan fasilitas

36
pelayanan kesehatan dengan
kriteria hasil :
Level 1 Domain 4 Level 1: domain 6
Pengetahuan tentang Sistem kesehatan
kesehatan dan perilaku Level 2: kelas Y
Level 2 Kelas FF Medilasi sistem kesehatan
Manajemen kesehatan Level 3: intervention
(3100) Level 3 outcome : 7400 Panduan sistem pelayanan
Manajemen diri : penyakit kesehatan. (hal 241)
akut 1. Bantu pasien atau keluarga
(310027) 1. Mendapatkan saran untuk berkodinasikan dan
dari pemberi layanan mngkomunikasikan
kesehatan sesuai perawatan kesehatan.
kebutuhan 2. Anjurkan pasien mengenali
(310028) 2. Menggunakan jenis layanan kesehatan yang
pelayanan kesehatan bisa diharapkan
yang sesuai kebutuhan 3. Berikan informasi tentang
cara mendapatkan peralatan
dan pelayanan ksehatan yang

37
baik.

3.4 implementasi dan evaluasi keperawatan

No. Dx Kep Hari/tanggal/waktu Implementasi Paraf Evaluasi (SOAP)

38
1 Level 1: Rabu, 05 November Keluarga mampu mengenal S:
domain 5 2020 masalah  Keluarga mengatakan tau
Pukul 09.00 WIB manfaat menyusui
Keluarga 1. Berikan informasi
 Keluarga mengatakan paham
mengenai manfaat
Level 2: kelas z
posisi menyusui bayi yang
menyusui.
Perawatan benar
2. Berikan materi
membesarkan O:
pendidikan, sesuai
anak. kebutuhan.  Keluarga terlihat paham saat di

3. Jelaskan tanda bahwa tanya tentang manfaat


Diagnosa
bayi membutuhkan menyusui dan posisi menyusui
Keperawatan :
makan misalnya, yang baik.
Ketidakefektifa  Asi terlihat keluar ketika
refleks rooting dan
n pemberian asi dilakukan teknik relaksasi dan
menghisap
4. Instruksikan posisi pijatan

menyusui yang A:

bervariasi (misalnya: Masalah teratasi ditandai dengan

mengendong bayi skala target outcome menjadi 4

dengan posisi (pengetahuan baik)

kepalanya berada di

39
siku/cross cradle, P:
mengendong bayi di Intervensi di hentikan
bawah lengan pada
sisi yang digunakan
untuk menyusui/
football hold, dan
miring)
5. Diskusikan cara
untuk memfasilitasi
pengeluaran asi
misalnya, teknik
relaksasi, pijatan
payudara, dan
lingkungan yang
tenang.
6. Jelaskan adanya
tanda, gejala dan
manajemen jika
terdapat

40
penyumbatan saluran
asi.
7. Instruksikan
bagaimana
menangani air susu
yang sudah di
kumpulkan sengan
cara menyimpan,
memanaskan dan
menyiapkan.

TUK 2: S:
2. Level 1: Rabu, 05 November Keluarga mampu  Keluarga mengatakan
domain 5 2020 memutuskan tindakan termotivasi dalam mengambil
Pukul 10.00 WIB keperawatan. tindakan kesehatan yang baik
Keluarga
bagi keluarganya
1. Berikan motivasi
Level 2: kelas z
 Keluarga mengatakan paham
kepada ibu untuk
Perawatan posisi menyusui bayi yang
melakukan kegiatan
membesarkan benar

41
anak. menyusui dan juga O:
persepsi mengenai  Keluarga terlihat paham saat di
Diagnosa
menyusui tanya tentang tindakan
Keperawatan :
2. Dukung ibu, atau kesehatan yang baik
Ketidakefektifa keluarga dalam  Keluarga terlihat mengerti apa
n pemberian asi melakukan tugas yang di sampaikan perawat
rumah tangga atau dan bisa kooperatif
membawa A:
keluarganya ketika Masalah teratasi ditandai dengan
terserang penyakit skala target outcome menjadi 4
3. Jelaskan tanda bahwa (pengetahuan baik)
bayi membutuhkan
makanan misalnya P:
refleks rooting dan Intervensi di hentikan.
menghisap.
4. Instruksikan posisi
menyusui yang
bervariasi (misalnya:
mengendong bayi

42
dengan posisi
kepalanya berada di
siku/cross cradle,
mengendong bayi di
bawah lengan pada
sisi yang digunakan
untuk menyusui/
football hold, dan
miring).
TUK 3 : S:

3. Level 1: Rabu, 05 November


Keluarga mampu  Keluarga mengatakan cukup tau
melaksanaka perawatan dalam mengeluarkan asi yang
domain 5 2020
terhadap anggota keluarga cukup
Pukul 11.00 WIB
Keluarga
yang sakit.  Keluarga mengatakn bisa
Level 2: kelas mengatur jadwal dalam
1. Anjurkan pasien
w mengeluarkan asinya.
untuk mengeluarkan
Perawatan asi yang cukup
O:
melahirkan melalui tangan,
manual atau  Keluarga dapat melaksanakan

43
Diagnosa memompa listrik. intruksi perawat dan mampu
Keperawatan : 2. Membantu keluarga membantu merawat pasien
untuk menentukan  Keluarga dapat menerima
Ketidakefektifa
jadwal misalnya instruksi yang perawat berikan
n pemberian asi
frekuensi dan durasi
untuk mengeluarkan A:
asi. Masalah teratasi ditandai dengan
3. Instruksikan keluarga outcome meningkat menjadi 4
untuk menyusui bayi (sering menunjukan)
minimal 8 kali P:
perhari Intervensi di hentikan.
TUK 4: S:
Keluarga mampu  Keluarga mengatakan lebih
memodifikasi lingkungan nyaman ketika diberikan
Level 1:
4. Rabu, 05 November pemeliharaan rumah. tempat istirahat yang baik
domain 1
2020  Keluarga mengatakan
1. Sediakan kamar
Fisiologis : Pukul 12.00 WIB lingkungan lebih nyaman dan
terpisah jika terdapat
dasar
bersih
preferensi dan
Level 2: kelas O:

44
E kebutuhan pasien,  Pasien terlihat nyaman
untuk mendapatkan  Lingkungan pasien terlihat
Peningkatan
ketenangan dan bersih dan bisa masuk udara.
kenyamanan
istirahat A:
fisik
2. Hindari gangguan Masalah teratasi ditandai dengan
Diagnosa yang tidak perlu dan skala target outcome menjadi 4
Keperawatan : berikan waktu untuk (pengetahuan baik)
Ketidakefektifa istirahat.

n pemberian asi 3. Sediakan lingkungan P:


yang aman dan Intervensi di hentikan.
bersih.
4. Hindari paparan dan
aliran udara yang
tidak perlu seperti
asap, panas ataupun
dingin

TUK 5: S:
Keluarga mampu  Keluarga mengatakan bisa

45
Level 1: memanfaatkan fasilitas menentukan layanan kesehatan
5. domain 6 Rabu, 05 November kesehatan. yang baik
2020  Keluarga mengatakan tau
Sistem 1. Bantu pasien atau
Pukul 13.00 WIB jenis2 layanan kesehatan.
kesehatan keluarga untuk
O:
berkodinasikan dan
Level 2: kelas
 Pasien terlihat mendengarkan
mngkomunikasikan
Y
arahan dengan baik.
perawatan kesehatan.
Medilasi sistem 2. Anjurkan pasien  Pasien terlihat bisa kooperatif.
kesehatan mengenali jenis A:

layanan kesehatan Masalah teratasi ditandai dengan


Diagnosa
yang bisa diharapkan skala target outcome menjadi 4
Keperawatan :
3. Berikan informasi (pengetahuan baik)
Ketidakefektifa
tentang cara
n pemberian asi P:
mendapatkan
peralatan dan Intervensi di hentikan.

pelayanan ksehatan
yang baik.

46
47
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri,
atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
Ketiga pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam keluarga
terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal Bersama dalam
satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta keterikatan emosional.
Tugas perkembangan keluarga dengan bayi baru lahir antara lain :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan)
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaiman peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
e. Konseling KB post partum 6 minggu
f. Menata ruang untuk anak
g. Biaya/dana Child Bearing
h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
4.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca bisa mengenal masalah yang terjadi pada
anggota keluarganya, menerapkan apa yang telah di sampaikan perawat
melalui pendidikan kesehatan guna mengatasi masalah kesehatan yang ada di
keluarga.

48
DAFTAR PUSTAKA

 Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam


Praktik. Jakarta : EGC
 Ali, Zaidin. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
 Setyowati, S. (2007). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.
Jakarta: Trans Info Media
 Mubarak,Dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori
Dan Aplikasi Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan
Komunitas, Gerontik Dan Keluarga. Yogyakarta : Sagung Seto
 Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikasi
Kasus. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
 Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC

49

Anda mungkin juga menyukai