Anda di halaman 1dari 16

KONSEP KELUARGA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Seminar Kelompok Mata Kuliah
Keperawatan Keluarga STIK Muhammadiyah Pontianak

OLEH :
1. April Futriyani (20215006)
2. Beatriks Halla (20215008)
3. Bednaria (20215044)
4. Emilia (20215034)
5. Febria Anggarini (20215025)
6. Indah Oktavianti (18213053)
7. Nuor Noviana (20215011)
8. Oktaviani Yustina (20215009)
9. Ria Trisnawati (20215005)
10. Rahmini Qadarsyih (20215031)
11. Silvia Angelia (20215010)
12. Yogara Chaisar Rangkuti (20215026)

STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat
dan Hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan tugas kelompok 1 dengan judul “Konsep
Keluarga“.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak atas
segala bantuannya sehingga makalah ini dapat tersusun, semoga bermanfaat bagi para pembaca
sekalian. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam dunia pengetahuan
khususnya ilmu keperawatan.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangatlah penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................2

C. Tujuan......................................................................................................................2

Bab II Tinjauan Pustaka

A. Konsep Keluarga......................................................................................................3

B. Konsep Keperawatan Keluarga...............................................................................7

Bab III Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................................11

B. Saran........................................................................................................................11

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur sosial yang lebih luas, dengan
pengertian bahwa lembaga-lembaga lainnya tergantung pada eksistensinya. Ciri utama lain
dari sebuah keluarga ialah bahwa fungsi utamanya dapat dipisahkan satu sama lain.
Keluarga menyumbangkan kelahiran pemeliharaan fisik anggota keluarga, penempatan anak
dalam masyarakat, pemasyarakatan, dan kontrol social.
Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat. Suatu keluarga terdapat ayah,
ibu, anak dan kesemuanya itu mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, apabila tidak di
jalankan tugas serta fungsinya dengan baik maka akan terjadi suatu ketimpangan antar
anggota keluarga yang terkadang memicu konflik. Salah satu anggota keluarganya yang
kurang paham bahkan tidak melakukan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, maka
keluarga tersebut akan mengalami gangguan dalam perjalanan kehidupan berkeluarga.
Keluarga tersebut akan mengalami berbagai persoalan yang membuat hubungan
kekeluargaan tersebut retak dan tidak sehat. Keluarga dapat dikatakan harmonis yaitu
apabila keluarga tersebut saling mengerti dan paham akan tugas, fungsi dan
tanggungjawabnya.
Pola asuh orang tua sangatlah penting di dalam sebuah keluarga, pola asuh merupakan
tata sikap atau perilaku yang digunakan orang tua untuk mendidik atau merawat anaknya.
Dengan adanya pola asuh orang tua dapat terjadi interaksi sosial yang berguna untuk
mengenalkan anak pada peraturan, norma, dan tata nilai yang berlaku di dalam masyarakat.
Keluarga merupakan salah satu pusat pendidikan. Keluarga memiliki ciri khas
tersendiri dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anaknya. Pemberian kasih
sayang dan perhatian orang tua kepada anak harus seimbang agar anak tidak merasa diberi
kebebasan dalam menjalani kehidupannya.
Keluarga adalah kelompok sosial yang paling kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak. Anak merupakan titipan dari Tuhan yang harus dijaga oleh keluarga. Keluarga
mempunyai tanggung jawab yang besar untuk merawat dan mengasuh anak sampai akhir
hayat. Keluarga merupakan sebuah lembaga awal dalam kehidupan seorang anak, karena

1
2

keluarga mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan dengan lembaga yang lainnya.
Tentu saja keluarga mempunyai peran yang besar dalam proses perkembangan anak.
Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tri pusat pendidikan, namun keluarga
yang memberikan pengaruh pertama kali terhadap anak. Keluarga merupakan pusat
pendidikan yang paling penting karena keluarga adalah lembaga yang paling berpengaruh
dibandingkan lembaga yang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Keluarga ?
2. Apa saja tipe dari keluarga ?
3. Apa saja fungsi dari keluarga ?
4. Apa saja tahap perkembangan dari keluarga ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Keluarga.
2. Mengetahui tipe dari keluarga.
3. Mengetahui fungsi dari keluarga.
4. Mengetahui tahap perkembangan dari keluarga.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah,
adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya
hubungan psikologi (ikatan emosional) (Doane & Varcoe, 2005 dalam Widagdo, W.
2016).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman,
1998 dalam Widagdo, W. 2016).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan
saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI,1988 dalam Widagdo, W. 2016).
2. Tipe keluarga
Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan
anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan
istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini mungkin belum
mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan
pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak (kandung
atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe ini
dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai
suami.

3
4

5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut
oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik
suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri
atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan kamar
mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak
lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan
anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin tinggal
dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup Bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
3. Fungsi keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini :
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial
anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai
tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota
keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih
akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
5

Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara
kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola
secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau
perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan
pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan
praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan Kesehatan,
contohnya :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
4. Tahap Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari berikut ini :
a. Keluarga baru menikah atau pemula, tugas perkembangannya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan;
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
6

b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir,
tugas perkembangannya adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan
bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peranperan
orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah, tugas perkembangannya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi, dan
keamanan;
2) Mensosialisasikan anak;
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang
lain;
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah, tugas perkembangannya adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat;
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja, tugas perkembangannya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri;
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan;
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda, tugas perkembangannya adalah :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak;
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan;
7

3) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan, tugas perkembangannya adalah:
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang tua
lansia dan anak-anak;
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut, tugas perkembangannya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan;
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;
5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup)

B. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga
dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes,
2010).
Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan
Kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI,
2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan
di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan
dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-sumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain
di komunitas (Depkes RI, 2010).
2. Tujuan Keperawatan Keluarga
8

Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam, yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawatan keluarga adalah
keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu
menangani masalah kesehatannya berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga,
Contohnya : apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis
yang diderita oleh anggota keluarganya ?
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga
ke pelayanan kesehatan. Contoh : segera memutuskan untuk memeriksakan anggota
keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh : keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan diet
DM, memantau minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke
pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan
kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.
Contoh : keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh
anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh : keluarga
memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk
anggota keluarganya yang sakit.
3. Sasaran Keperawatan Keluarga (Depkes RI, 2010)
a. Keluarga sehat
9

Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak mempunyai
masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan Kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota keluarga
memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk menyesuaikan diri,
terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga dengan faktor risiko
penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau
kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif,
tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.
4. Peran Dan Fungsi Perawat Keluarga (Friedman Dkk, 2013)
a. Pelaksana, Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian sampai
evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif,
kuratif, serta rehabilitatif.
b. Pendidik, Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan
Pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
c. Konselor, Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling
atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
d. Kolaborator, Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja
sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di
keluarga
10

Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam pencegahan
primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut :
a. Pencegahan Primer, Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder, Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan
sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder
adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan lebih lanjut.
Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining, melakukan
pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier, Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat meminimalkan
ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah
rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat
penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat yang paling tinggi
secara fisik, sosial, emosional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat terdiri atas dua atau lebih individu
yang saling tergantung satu dengan yang lain terhadap berbagai dukungan, antara lain
dukungan emosional dan ekonomi. Keluarga mempunyai lima fungsi yang harus dijalankan
dalam kehidupan sehari-hari, lima fungsi tersebut adalah fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi,
reproduksi dan perawatan kesehatan. Selama siklus kehidupan, keluarga memiliki delapan
tahap perkembangan keluarga. Setiap tahap perkembangan merupakan periode kritis, artinya
keluarga perlu memahami dan menyesuaikan tugas perkembangan yang harus dilaksanakan
di setiap tahap perkembangan.
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan
komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pelayanan
keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan keperawatan di masyarakat yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota
keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi
sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain,
termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sektor lain di komunitas.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan yang berperan aktif dalam melakukan pelayanan kesehatan
kepada individu maupun kelompok, kita di tuntut untuk memahami berbagai macam hal
termasuk pengetahuan tentang keluarga dimana keluarga merupakan unit terkecil di
masyarakat yang memegang peranan penting dan saling tergantung satu sama lain dan
menjadi mitra kita dalam melakukan pelayanan kesehatan. Untuk itu kita harus memahami
hal-hal yang berkaitan dengan keluarga agar kita mampu beradaptasi dalam lingkungan
keluarga maupun masyarakat yang kita layani.
Setelah membaca makalah ini harapan kami, pembaca dapat memahami hal-hal yang
berkaitan dengan konsep keluarga serta dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perkembangan dan perbaikan makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta. (2004). Manajemen pemberdayaan


masyarakat. Pemda Provinsi DKI Jakarta: Jakarta.

Doane, G. H., & Varcoe, C. (2005). Family Nursing as Relational Inquiry: Developing Health
Promoting Practice. Philadelphia: Lippincott : USA.

Departemen Kesehatan RI .(2003). Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta: Sekretariat
Jenderal Departemen Kesehatan RI.

Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti.

Ervin, N.E. (2002). Advanced community health nursing practice: population focused care. New
Jersey: Pearson Education, Inc.

Friedman, M. M. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan praktik. Jakarta: EGC.

Green, L.W & Kreuteur, M.W. (1991). Health promotion planning: An educational and
environmental approach. London: Mayfield Publishing Company.

Helvie, C.O. (1998). Advanced practice nursing in the community. California: SAGE Publication
Inc.

Hitchcock, J.E., Scubert, P.E., & Thomas, S.A. (1999). Community health nursing: Caring in
action. USA: Delmar Publishers.

Kemenkes RI. (2012). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta.

Kemenkes RI. (2012). Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

McMurray, A. (2003). Community health and wellness: a socioecological approach. Toronto:


Mosby.

Neuman, B. (1995). The Neuman systems model ( 3 ed.). Norwalk, CT: Appleton-Lange.

O’Connor F.M.L; & Parker, E. (2001). Health promotion: Principles and practice in the
Australian Context. Australia: Agency Limited (CAL) under the Act.

Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

12
13

Stanhope, M, & Lancaster,J. (2000). Community and public health nursing. The Mosby Tear
Book: St.Louis

Anda mungkin juga menyukai