Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK

DEWASA

Di susun oleh :
1. Dwi Klara Ningsih 1703011
2. Franky Bagus I 1703021
3. Heraditya Mahardhika 1703023
4. Renita Indah Yunianti 1703051

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat
dan hidayahnyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalang yang berjudul
“populasi, sampel dan besar sampel “ dan taklupa pula kami sampaikan salam dan
salawat serta taslim kepada Nabi yullah yang telah membawa kita dari alam yang
tak mengetahui pengetahuan menjadi alam yang penuh dengan pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah yang penulis buat mempunyai sedikit
hambatan dan kesulitan yang didapat. Namun berkat bimbingan dan petunjuk
yang kami dapat akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah di tentukan.
Segala kemampuan dan usaha telah kami usahakan semaksimal mungkin,
namun kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi
berkembangnya kualitas ilmu dari pembimbing dan teman – teman yang turut
membaca makalah ini.

Semarang, 9 April 2020

Penulis

DAFTAR IS
DAFTAR
ISI................................................................................
...........................3

BAB
I..................................................................................
.....................................5

PENDAHULUAN........................................................................
...........................5

A. Latar
belakang...........................................................................
....................5

B. Rumusan
masalah............................................................................
.............6

C.
Tujuan.............................................................................
..............................6

BAB
II.................................................................................
....................................7

PEMBAHASAN.........................................................................
............................7

A. KONSEP DASAR
KELUARGA..................................................................7

1.
Pengrtian..........................................................................
..........................7

2. Tipe
keluarga...........................................................................
..................8

3. Fungsi
keluarga...........................................................................
............10

4. Peran perawat
keluarga...........................................................................
12

B. KONSEP KELUARGA
DEWASA.............................................................13

1.
Pengertian.........................................................................
.......................13

2. Karakteristik keluarga
dewasa.................................................................13
3. Tugas
perkembangan.......................................................................
........14

4. Masalah yang dialami keluarga


dewasa..................................................15

C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA..............................19

1.
Pengkajian.........................................................................
......................19

2. Fungsi
keluarga...........................................................................
............25

3. Stres dan koping


keluarga.......................................................................26
4. Harapan
Keluarga...........................................................................
.........26

5. Analisa
Data...............................................................................
.............26

6. Rumusan
Diagnosa...........................................................................
.......27

7. Prioritas
Masalah............................................................................
.........27

8. Rencana Asuhan Keperawata


Keluarga...................................................29

BAB
III................................................................................
..................................32

PENUTUP............................................................................
.................................32

A.
Simpulan...........................................................................
..........................32

B.
Saran..............................................................................
..............................32
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap
individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat
diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang
diberi via praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga
digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami
tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota
keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik
pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan
para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah
tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi
atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga
dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya
anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang
dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam
memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep dasar keluarga?
2. Bagaimana konsep keluarga dewasa?
3. Bagaimana menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa?
C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
3. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1. Pengrtian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut
yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek.
(Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap
anggota keluraga.
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu
dewasa dan anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan.
Keluarga bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual.
Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien
memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus dihormati.
Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai
keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing –
masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry,
2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada
tradisi dan digunakan sebagai referensi secara luas :
a) Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah dan ikatan adopsi.
b) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu
rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap
rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peran – peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki
– laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.
d) Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang
diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
2. Tipe keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004). Menurut (Friedman,
2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a) Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau
angkat).
2) Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3) Single Parent
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5) The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan
karena mengejar karir atau pendidikan.
6) Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.
7) Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau hari libur saja.
8) Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama
dalam 1 rumah.
9) Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang
sama.
10) Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.
11) Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
b) Tipe keluarga non tradisional
1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
4) The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
6) Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasan tertentu.
7) Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi
sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.
8) Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
bertanggung jawab membesarkan anak.
9) Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
3. Fungsi keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu:
a) Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat
yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling
mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal
dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau
masyarakat.
2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan
tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan
anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi
yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif
tersebut.
b) Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar
anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
c) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
d) Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
e) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan
yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut :
1) Mengenal masalah.
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
4. Peran perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga
sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai
berikut (Suprajitno, 2004) :
a. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif
dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program
kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang
tindih dan pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,
hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan
perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara
terbuka dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang
optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
B. KONSEP KELUARGA DEWASA
1. Pengertian
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan
pergi atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan
keluarga dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena
perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai
masalah yang di alami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat berperan
penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan pada
keluarga.
2. Karakteristik keluarga dewasa
Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia
dewasa awal sebagai berikut:
a) Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang
mulai menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
b) Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling
produktif untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan
memiliki peran baru sebagai orang tua.
c) Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah
baru yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah
pernikahan.
d) Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu
seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan
kondisi lingkungan serta permasalahan baru.
e) Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu,
hubungan dengan kelompok teman sebaya semakin renggang.
f) Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola
hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat
komitmen-komitmen baru dalam kehidupan.
g) Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung
pada pihak lain.
h) Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh
anggota kelompok orang dewasa.
i) Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
j) Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.
1. Tugas perkembangan
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :
a) Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan
jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang
resmi). Untuk sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin
akan ditahan terlebih dahulu.
b) Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan
rumah tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat
membentuk, membina, danmengembangkan kehidupan rumah tangga
dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup.
c) Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah
tangga usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi
atau universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karier
sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, sertamemberi jaminan
masa depan keuangan yang baik.
d) Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin
hidup tenang, damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-
syarat untuk menjadi warga negara yang baik harus dipenuhi oleh
seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya yang berlaku di
masyarakat
3. Masalah yang dialami keluarga dewasa
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan
utama minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka
pada resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau akhir.
Dewasa awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap penyakit kronis
tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia keturunan ( Price
dan Wilson, 1992).
a. Masalah Fisiologis
1) Faktor Resiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari
komunitas, gaya hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini
mempunyai kategori sebagai berikut ;
a) Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas
pada populasi dewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi
karena serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor atau
kecelakaan lain dan usaha bunuh diri. Pengkajian faktor yang
mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkan cedera atau
kematian, yaitu :
 Kemiskinan
 Keretakan keluarga
 Penganiayaan
 Pengabaian anak
Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian
psikososial secara keseluruhan termasuk faktor seperti : pola
perilaku, riwayat penganiayaan fisik dan peyalahgunaan zat,
pendidikan, riwayat pekerjaan dan system pendukung sosial
untuk mengetahui faktor risiko terhadap kekerasan personal dan
lingkungan.
b) Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung
berperan terhadap mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal.
Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan cedera berat
dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan permanen. Penyalahgunan pada obat
stimulan dan depresan yang (“upper”) dapat menekan system
kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga
menyebabkan kematian.
Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada
tahap awal. Informasi yang penting mungkin diperoleh dengan
membuat pertanyaan yang spesifik tentang masalah medis di
masa lalu, perubahan masukan makanan, pola tidur atau masalah
labilitas emosi. Laporan penangkapan karena mengemudi saat
intoksikasi, penganiayaan istri dan anak atau perilaku yang
melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan
penyalahgunaan obat secara cermat (Winger, Hofmam dan
Woods, 1992).
c) Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi
pada masa remaja, sebanyak 55% kemamilan terjadi pada wanita
dewasa awal dan tengah (Alan Guttmacher Institute). Kehamilan
yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan
emosional jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan
yang tidak direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan.
Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan,
karier dan mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan
pada tujuan tersebut dapat mempengaruhi hubungan masa depan
dan hubungan orang tua-anak nantinya
d) Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes
genital dan AIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek yang
cepat seperti keluarnya rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS
juga memicu gangguan kronis yang diakibatkan penyakit herpes
genital, infertilitas yang diakibatkan gonore atau bahkan kematian
yang disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang
yang aktif secara seksual dan diperkirakan hampir dua pertiga
kasus PMS terjadi pada individu berusia antara 15-24 tahun
(Killion,1994).
e) Faktor Lingkungan dan Pekerjaan
Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan
terhadap partikel udara yang dapat menyebabkan penyakit paru
dan kanker. Penyakit paru yang termasuk silikosis berasal dari
inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisema karena kanker
disebabkan paparan tentang pekarjaan dapat menyerang paru,
hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan pekerjaan
terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin
pengkajian perawat.
b. Gaya Hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan
higiene personal yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa
depan. Riwayat penyakit dalam keluarga seperti kardiovaskular, ginjal,
endokrin atau neoplastik meningkatkan risiko penyakit juga. Peran
perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor
yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.
Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular
yang diketahui dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap
asap rokok. Inhalasi polutan rokok meningkatkan risiko kanker paru-
paru, emfisema dan bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah
vasokontriktor yang bekerja pada arteri koroner, darah meningkatkan
risiko penyakit angina, infark miokard dan arteri koroner. Nikotin juga
menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan memicu masalah
vaskular.
Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh.
Pola latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang
dilakukan terus-menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai
20 menit 3 kali seminggu meningkatkan fungsi kardiopulmonal dengan
menurunkan rata-rata tekanan darah dan denyut jantung. Selain itu
latihan menurunkan kecenderungan mudah lelah insomnia, ketegangan
dan iritabilitas. Perawat harus melakukan pengkajian muskuloskletal
secara menyeluruh, termasuk mobilitas sendi dan tonus otot, dan
pengkajian psikososial untuk meningkatkan toleransi terhadap stres
dalam menentukan efek-efek latihan.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa
awal dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan
seseorang yang mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan
risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit
periodontal.
Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko
berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir.
Contohnya, seorang pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang
mempunyai infark miokard (serangan jantung), pada usia 50-an
mempunyai risiko infark miokard di masa depan. Adanya penyakit
kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko bagi anggota
keluarga terhadap perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit keluarga
jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk
pemeriksaan skrining rutin dapat menempatkan klien pada risiko
penyakit berat karena kegagalan deteksi dini.
c. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita
atau pasangan
C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA
1. Pengkajian
A. Data Umum Keluarga
1. Kepala Keluarga (KK) : Supangat
2. Usia : 44 tahun
3. Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 20 agustus 1976
4. Alamat : Dsn. Nyurungan 02/07 Ds. menduran
5. Nomor telepon :-
6. Agama : Islam
7. Suku : Jawa
8. Pekerjaan Kepala Keluaga : Buruh pabrik
9. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
10. Komposisi Keluarga dan Genogram
No Nama Anggota keluarga
1 Supangat Kepala keluarga
2 Suharni Istri
3 Diyah ayu indriyani Anak pertama
4 Adriyan dwi Anak kedua
nurcahyono
5 Didik riyadi Menantu
6 Ahmad Nathan alfahrizi Cucu
Tn. Ny.S

An.D An.R
M.D

C.N

11. Tipe keluarga ini termasuk tipe keluarga besar (Extended Family)
karena dalam satu rumah terdapat keluarga inti ditambah keluarga
lain yaitu menantu dan cucu.
12. Suku Bangsa Tn. S dan Ny. S berasal dari suku jawa, maka keluarga.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa jawa.
13. Agama Seluruh anggota keluarga Tn. S adalah Islam. Menurut
kepercayaan mereka islam adalah agama yang benar dan
mengajarkan kebaikan.
14. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kepala keluarga bekerja dan menafkahi keluarga sebagai buruh
pabrik beras. Anak pertama sebagai ibu rumah tangga membantu Ny
S dalam mengurus rumah serta mengurus satu anaknya, dan
menantu berkerja menafkahi anaknya. Istri Tn. S merasa penghasilan
keluarga sudah cukup untuk keperluan sehari-hari dan menabung
untuk biaya pendidikan anaknya karena anak kedua sedang
menjalani pendidikan. Sedangkan anak pertama dan keluarganya
akan segera berpindah rumah dan memisahkan diri pada tahun depan
namun untuk saat ini masalah yg dialami keluarga yaitu terkait dana
dalam pembangunan rumah namun Tn S dan istri berusaha
mengumpulkan uang. Keluarga memiliki fasilitas yang sangat baik
di rumah. Keluarga memiliki sarana transportasi empat buah
kendaraan motor dan 2 sepeda.
15. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Biasanya keluarga akan berkumpul saat makan malam setiap harinya
kadang tidak semua karena Tn S kerja lembur. Jadi waktu berkumpul
dengan semua anggota keluarga lengkap tergantung situasi dan
kondisi. Sesekali juga keluarga pergi untuk sekedar jalan-jalan atau
membeli kebutuhan rumah tangga bersama atau makan diluar rumah.
Untuk liburan hanya menonton beberapa film dirumah.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ini adalah keluarga dengan anak
dewasa atau pelepasan (Lounching Center Family) karena anak
pertama sudah menikah dan akan segera meninggalkan rumah.
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Memisah anak pertama agar dapat hidup mandiri dengan keluarga
kecilnya, kerena kendala biaya.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
- Riwayat Kesehatan saat Ini: saat ini keluarga tidak memiliki
keluhan kesehatan yang serius, hanya pegal setelah bekerja dan
flu karena cuaca namun dapat diatasi dengan baik.
- Riwayat Penyakit Keturunan: keluarga Tn S tidak mempunyai
penyakit menurun
d. Riwayat Kesehatan Masing-masing:
No Nama Keadaan Status Riwayat penyakit
kesehatan imunisasi
1 Supangat Sehat Tidak terkaji - Demam
- Kelelahan
2 Suharni Sehat Tidak terkaji - Flu
- Batuk
- Kelelahan
3 Diyah ayu Sehat Tidak terkaji Tidak ada
indriyani
4 Adriyan dwi Sehat Tidak terkaji - DBD
nurcahyono - Infeksi saluran
pernapasan
5 Didik riyadi Sehat Tidak terkaji - Typus
6 Ahmad sehat Tidak terkaji Tidak ada
Nathan
alfahrizi
- Tn S merokok, kadang sehari bisa menghabiskan 1 bungkus
rokok, apabila tidak merokok Tn. S merasa mulutnya kecut.
- Anggota keluarga tidak ada yang sedang hamil, namun di rumah
terdapat bayi berumur kurang lebih 2 bulan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Kepala keluarga
Keluarga jarang ada yang sakit, kalau sakit pun hanya karena
kelelahan setelah bekerja.
f. Sumber Pelayanan Kesehatan
- Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan adalah bidan
& perawat terdekat dari rumah, praktek dokter terdekat, dan
bebrapa rumah sakit di purwodadi. Pemilihan pelayanan
kesehatan tergantung dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
- Ibu melahirkan anak pertamanya di rumah dengan bantuan
dukun bayi serta rutin periksa di puskesmas setiap bulan. Untuk
anak kedua ibu melahirka di bidan terdekat.
- Keluarga tidak memiliki asuransi kesehatan dari tempat bekerja
kepala keluarga.

C. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
- Jumlah ruangan: Terdapat satu ruang tamu, dua ruang keluarga
yang digunakan untuk berkumpul, tiga buah kamar tidur, satu
dapur yang digunakan untuk memasak dan mencuci piring, satu
kamar mandi.
- Sumber air minum: air kran/ ledeng yang dimasak.
- Perabotan rumah yang tersedia sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
- Terdapat beberapa tumbuhan yang ditanam di depan rumah.
- Rumah terlihat dalam keadaan rapih dan bersih
- Terdapat tempat sampah di dalam ruangan dan pembuangan
sampah akhir berada di luar rumah yang setiap harinya dibakar.
- Bangunan rumah permanen dengan ventilasi yang cukup baik

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


- Biasanya berinteraksi dengan tetangga saat berpapasan, bertemu
di tukang sayur, ada acara syukuran di salah satu rumah
tetangga.
- Untuk keamana lingkungan dulu terdapat siskamling namun
sekarang sudah tidak jalan lagi.
- Ada juga karang taruna biasanya remaja yang bersekolah smp-
kuliah yang akan menjadi panitia-panitia acara seperti 17an,
maulid nabi, membangunkan sahur saat Ramadhan, dan lain-
lain.
- Yasinan untuk ibu-ibu
- Arisan lingkungan
- Ada posyandu.
- Sesekali ada kerja bakti
- Biasanya diadakan sumbangan untuk perbaikan jalan, mengecat
tembok gang/membuat gapura, dekorasi jika ada acara seperti
maulid, agustusan, dan lain-lain

c. Sistem Pendukung Keluarga


- Keluarga terdiri dari 2 orang anak, 1 menantu, dan 1 cucu.
Memiliki cukup banyak sanak saudara yang masih tinggal di
daerah tempat tinggal.
- Fasilitas untuk menunjang kesehatan: berada dekat dengan pusat
perekonomian, banyak tempat layanan kesehatan, dan juga
memiliki kendaraan pribadi.
d. Pola Komunikasi Keluarga
Semua anggota keluarga bebas mengemukakan pendapat.
Tetapi untuk suatu keputusan akan dipegang oleh kepala keluarga.
Komunikasi dilakukan secara langsung dan terkadang jika beberapa
anggota keluarga sedang diluar rumah komunikasi melalui chat.
e. Struktur Kekuatan Keluarga
Ayah dan ibu bersifat tegas dalam mengawasi kegiatan anak-anak
terutama dalam pendidikan dan kesehatan.
f. Struktur Peran
- Ayah: mencari nafkah, mendidik anak-anak, menjadi kepala
keluarga, pemegang kekuasaan tertinggi dirumah,
pemegang keputusan dirumah.
- Ibu: menjamin semua kebutuhan keluarga, mengatur
keuangan dirumah, mendidik anak-anak.
- Anak pertama: membantu mengurus rumah tangga dan
mengurus anaknya
- Anak kedua: mencari ilmu.
- Menantu : bekerja untuk di tabung mandiri.
g. Nilai atau norma keluarga
Menjalankan aturan dan norma yang berlaku di Negara dan Agama.
Untuk kesehatan sendiri lebih ke berdoa dan ikhtiarnya.

2. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Walaupun tidak ada peraturan tersendiri dalam keluarga namun ayah
dan ibu bersikap tegas, selalu mendidik untuk saling mengajarkan dan
menghargai yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga berinteraksi secara langsung karena tinggal dalam satu rumah
yang sama.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga: kelelahan yang
dialami kepala keluarga dan istrinya, dan adanya penyakit musiman
seperti DBD, dan flu yang menular.
- Kemampuan keluarga menjangkau fasilitas kesehatan: Keluarga
dapat menjangkau fasilitas kesehatan dengan mudah, karena
fasilitas kesehatan di dekat rumah cukup banyak dan keluarga
memiliki kendaraan pribadi.
- Keluarga sangat mempercayai tenaga kesehatan karena terdapat
kerabat dengan tenaga kesehatan, hingga sejauh ini keluarga tidak
memiliki pandangan negatif terhadap perawatan kesehatan yang
diperlukan selama tidak menimbulkan kerugian sepeti luka
tambahan, trauma, efek samping berlebihan, dan lain-lain.
- Keluarga memiliki fasilitas kesehatan untuk pertolongan pertama
seperti obat-obatan dasar dan alat kesehatan seperti termometer.
d. Fungsi reproduksi
- Berapa jumlah anak: 2
- Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga: KB
e. Fungsi ekonomi
Keluarga merasa cukup dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan, dalam membiyai anak sekolah dan juga kesehatan. Keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat seperti posyandu.

3. Stres dan koping keluarga


a. Stresor jangka panjang dan pendek
- Stresor jangka pendek
- Stresor jangka panjang :
 Memisah anak pertama agar dapat hidup mandiri dengan keluarga
kecilnya, kerena kendala biaya.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor
Keluarga mampu mengatasi masalah, hingga saat ini sedikit demi sedikit
masalah sudah teratasi.
c. Strategi koping yang digunakan
Misalkan ada stressor yang mengganggu maka keluarga menerima
apa adanya dan keuarga menganggap stressor tersebut sebagai kewajiban
yang harus dilaksanakan. Jadi keluarga tidak merasa stressor itu
memberatkan. Keluarga juga percaya bahwa semua masalah pasti ada
jalan keluarnya jika mau berdoa dan berusaha.

4. Harapan Keluarga
Semoga pelayanan kesehatan lebih bagus

5. Analisa Data
NO SYMTHOM ETIOLOI PROBLEM
1 DS: Kesiapan
- Memisah anak peningkatan menjadi
pertama agar dapat orang tua
hidup mandiri
dengan keluarga
kecilnya, kerena
kendala biaya.
- Berusaha
mengumpulkan
uang
2 DS: Pemilihan gaya hidup Perilaku kesehatan
- Tn S merokok, tidak sehat cenderung beresiko
kadang sehari bisa
menghabiskan 1
bungkus rokok,
apabila tidak
merokok Tn. S
merasa mulutnya
kecut.
- Anak kedua
mempunyai riwatat
infeksi saluran
pernapasan
DO:
Di rumah terdapat bayi
berumur kurang lebih 2
bulan.

6. Rumusan Diagnosa
1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko b.d pemilihan gaya hidup tidak
sehat yang dibuktikan Tn. S merokok sehari dapat menhabisakan 1
bungkus rokok, jika tidak mulut terasa kecut.
2. Kesiapan Menjadi Orang Tua dibuktikan dengan ingin memisahkan
anak pertamanya agar hidup mandiri namun, ada kendala pada biaya
dan sedang berusaha mencari uang.
7. Prioritas Masalah
Diagnosa 1 :
No. Kriteria Score Pembenaran
1. Sifat Masalah : Aktual 2/3x1 = Tn. S lebih baik mengurangi
 Ancaman 2/3 rokoknya demi kesehatannya dan
kesehatan keluarga.
2. Kemungkinan Masalah 2/2x2 = 2 Tn. S dan keluarga mau meruba
dapat diubah : cara hidup yang salah menjadi
 Mudah sehat dan baik.
3. Potensi Masalah dapat 2/3x1 = Masalahn dapat di cegah apabia
dicegah : 2/3 keluarga mau saling
 Cukup berkomunikasi dan memperbaiki
kebiasaan hidup sehat bersama.
4 Menonjlnya masalah : 2/2x1 = 1 Tn. S sering merokok dan dapat
 Masalah berat menghabisakan satu
bungkus
harus segera dalam sehari, dan
anaknya
ditangani memilki riwayat infeksi pada
saluran pernafan, maka keluara
butuh penangan segera agar
dapat
memperbaiki pola hidup sehat.
Total

Diagnosa 2 :
No. Kriteria Score Pembenaan
1. Sifat masalah Aktual 1/3x1 = Keluarga ingin memisah
anak
 Krisis 1/3 keduanya yg sudah menikah agar
hidup mandiri namun kekurangan
biaya
2. Kemungkinan masalah 2/2x2 = 2 Jika keluarga mau secara
perlahan
dapat diubah : mencari biaya dengan bekerja
keras
 Dengan mudah dan tekun dan bersama-sama.
3. Potensi masalah dapat 2/3x1 = Masalah dapat tertangani dengan
dicegah : 2/3 cukup jika keluarga
mau
 Cukup bermusyawarah untuk
mencari
biaya agar dapat di berikan ke
pada
anak mereka yg sudah menikah
4. Menonjolnya Masalah : 1/2x1 = ½ Masalahnya dapat di tangani
secara
 ada masalah, bersama-sama dan perlahan
untuk
tetapi tidak mencari biaya.
perlu segera
ditangani
Total

8. Rencana Asuhan Keperawata Keluarga


Diagnosis Tujuan keperawatan Intervensi keperawatan
keperawatan
( SDKI )
Perilaku Setelah dilakukan Dukungan berhenti merokok
Kesehatan intervensi selama 3jam  Mengidentifikasi keinginan
Cenderung maka, perilaku berhenti merokok
Beresiko kesehatan cenderung  Memotivasi pemberhentian
beresiko membaik merokok pada anggota
dengan kriteria hasil : keluarga
- Menerima  Mendiskusikan kesiapan
perubahan status perubahan gaya hidup sehat
keluarga  Menjelaskan efek langsung

- Mampu dalam pemberhentian


melakukan merokok
pencegahan
masalah pada Identifikasi risiko
keluarga  Menciptakan lingkungan

Mencapai pengendalian yang sehat


kesehatan keluarga  Mengidentifikasi risiko
secara berkala mengenai
bahaya merokok
 Menentukan metode
pemberhentian merokok
yang baik
 Mengurangi rokok sedikit
demi sedikit
 Mendokumentasikan
temuan pemberhentian
merokok secara akurat
Kesiapan Setelah dilakukan Dukungan penampilan peran
Peningkatan intervensi selama 3 jam  Mengidentifikasi masalah
Menjadi maka, peran menjadi yang ada dalam keluarga
Orang Tua orang tua membaik  Membantu biaya untuk
dengan kriteria hasil : pemisahan anak pertamnya
 Mendiskusikan perubahan
- Berperilaku peran untuk tidak
positif menjadai tergantung pada orang tua
peran orang tua dan bisa hidup mandiri
- Keinginan  Membantu pengambilan

meningkatkan keputusan untuk mencapai


peran menjadi tujuan
orang tua  Mendiskusikan dengan

- Memenuhi anggota keluarga


kebutuhan fisik bagaimana cara
anak/anggota mendapatkan biaya untuk
keluarga pemisahan anak
pertamanya

Promosi koping
 Mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki
oleh keluarga
 Mengidentifikasi cara
untuk melakukan
pemisahan anak
pertamanya untuk hidup
lebih mandiri
 Memotivasi anak untuk
mendapatkan biaya lebih
agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan
 Melibatkan keluarga untuk
ikut dalam mencapai tujuan
 Mengajarkan kepada anak
bagaimana cara
menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh
keluarga

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang
waktu. Setiap tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan
sumber masing-masing termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum
keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya dengan sukses. Dengan
asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan telah membantu
keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan lancar
sesuai dengan tahap perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak
sebagai dewasa) sehingga dapat menciptakan dan mempertahankan
budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota
keluarga.
B. Saran
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan
memahami tahap perkembangan keluarga tahap anak usia dewasa awal ,
memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini,
permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran dan
tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan
keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap
perkembnagan keluarga dengan anak usia dewasa awal

Anda mungkin juga menyukai