Anda di halaman 1dari 14

SOSIOLOGI KELUARGA

“RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KELUARGA”

Disusun Oleh :
Sri Rahmadalina Putri (18070022)
Gita Aprilia (18070006)

SOS/18/A

Dosen Pembimbing:
Yenita Yatim, S.Sos

MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAAN ILMU KEPENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG, 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
Sosiologi Keluarga. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh alam semesta.

Ucapan terima kasih kami aturkan kepada orang tua, dosen pembimbing Sosiologi
Keluarga, rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, terutama pertolongan dari
Allah, sehingga makalah penulis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati. Penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, agar penulis dapat menyusun makalah lebih baik lagi. penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datang dari Allah SWT.

Demikianlah makalah ini disusun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Sijinjung, 07 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ...............................................................................
..............................................................................................1

KATA PENGANTAR..........................................................
..............................................................................................2

DAFTAR ISI ....................................................................


..............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang .....................................................


..............................................................................................4

B.Rumusan Masalah.................................................
..............................................................................................4

C.Tujuan...................................................................
..............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga......................................................................................5
B. Fungsi-fungsi Keluarga.................................................................................6
C. Bentuk-bentuk Keluarga...............................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................
..............................................................................................13

B. Saran...................................................................
..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga
menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk suatu
hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu, maupun anak. Hubungan tersebut terjadi dimana
antar anggota keluarga saling berinteraksi. Interaksi tersebut menjadikan suatu keakraban
yang terjalin di dalam keluarga, dalam keadaan yang normal maka lingkungan yang pertama
yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudarasaudaranya serta mungkin
kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itulah anak mulai mengenal
dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari; melalui lingkungan
itulah anak mengalami proses sosialisasi awal.

Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk
membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas menjadi lebih baik.
Sebab, di dalam keluarga internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial jauh lebih efektif
dilakukan daripada melalui institusi lainnya di luar lembaga keluarga. Peran aktif orang tua
terhadap perkembangan anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada
dibawah usia lima tahun. Seorang bayi yang baru lahir sangat tergantung dengan lingkungan
terdekatnya, yaitu keluarga khususnya orang tua ayah dan ibunya. Peran aktif orang tua
merupakan 2 sebuah usaha yang secara langsung dalam memberikan sosialisasi terhadap
anak dan juga menciptakan lingkungan rumah sebagai lingkungan sosial yang pertama
dijumpai oleh anak. Anak menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan oleh keluarga,
dalam kehidupannya anak perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua baik ayah maupun
ibu, hal itu dikarenakan keluarga merupakan tempat pertama yang menerima anak lahir
didunia. Tidak hanya hal itu keluarga juga menjadi tempat bagaimana anak belajar dalam
berkehidupan yaitu dari awal cara makan sampai anak belajar hidup dalam masyarakat.
Keluarga menjadi hal yang terpenting dalam membawa anak untuk menjadi seorang individu
yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari keluarga?

4
2. Bagaimana fungsi-fungsi keluarga?
3. Bagaimana bentuk-bentuk keluarga?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui defenisi dari keluarga
b. Untuk mengetahui fungsi-fungsi keluarga
c. Untuk mengetahui bentuk-bentuk keluarga

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KELUARGA

Definisi keluarga Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :

1) Reisner (1980) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,
ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
2) Logan’s (1979) Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
3) Gillis (1983) Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing
mempunyai arti sebagaimana unit individu.
4) Duvall Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota.
5) Bailon dan Maglaya Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
6) Johnson’s (1992) Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus
menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan
mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya.

5
7) Lancester dan Stanhope (1992) Dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling menikutsertakan dalam kehidupan
yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan
emosional dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
8) Jonasik and Green (1992) Keluarga adalah sebuah sistem yang saling tergantung,
yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan berinteraksi dengan
anggota yang lainnya).
9) Bentler et. Al (1989) Keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang
mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional,
memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan dan memberikan asuhan
untuk berkembang.
10) National Center for Statistic (1990) Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri
dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran, perkawinan, atau
adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
11) Spradley dan Allender (1996) Satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan
tugas.
12) BKKBN (1992) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan
anaknya.

Keluarga (bahasa Sansekerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah
lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga
sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu,
terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau
lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

B. FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
Menurut Popov dan kawan-kawan (1997), orang tua dapat berperan sebagai :

6
a) Educator yaitu bisa menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam
keluarga.
b) Autority yaitu bisa mengembangkan batas-batas normatif.
c) Guide yaitu bisa share your skills kepada anak-anak.
d) Conselor yaitu mampu memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.
Menurut MI Soelaeman (1978) keluarga memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai
berikut :

1) Fungsi edukatif adalah yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan


pertama dan utama bagi anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat,
tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang
semakin tinggi.
2)  Fungsi sosialisasi anak adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan
membimbing anak agar dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat),
sehingga kehadirannya akan diterima oleh masyarakat luas.
3) Fungsi proteksi (perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat
memperoleh rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya
4) Fungsi afeksi (perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan
membina rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat
serta lingkungannya.
5) Fungsi religius keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti
luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
6) Fungsi ekonomi adalah keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi
fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan
rasional.
7)  Fungsi rekreasi, keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan,
cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
8)  Fungsi biologis, keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat
bagi semua anggota keluarganya.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:

 Fungsi afektif dan koping Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota,


membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress
 Fungsi sosialisasi Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam
pemecahan masalah.
 Fungsi reproduksi Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
 Fungsi ekonomi Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat
 Fungsi fisik Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.

7
Sedangkan Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain:

a. Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di
dunia ini.
b. Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
d. Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
e. Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
g. Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa dating
h. Fungsi pembinaan lingkungan

C. BENTUK-BENTUK KELUARGA
Berdasarkan lokasi
a. Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk
memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di
sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
b. Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan
menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
c. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus
tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
d. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di
sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat
kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
e. Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat
menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum
kerabat suami maupun istri;
f. Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap
di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
g. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing
hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum
kerabatnya sendiri .
Berdasarkan pola otoritas
1) Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua,
umumnya ayah)

8
2) Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan
tertua, umumnya ibu)
3) Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

Berdasarkan Garis Keturunan 


a. Patrilinear adalah keturunan  sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

Berdasarkan Jenis Perkawinan


i. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.
ii. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu istri.

Berdasarkan Pemukiman
a) Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga
sedarah suami.
b) Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga
satu istri
c) Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.

Horton and Hunt ( 1968:215) beliau menjelaskan adanya tipe keluarga, antara lain sebagai
berikut :

a) Keluarga Inti (Nuclear  family atau Conjugal family atau Basik family) adalah
keluarga yang terdiri suami, isteri dan anak-anak mereka.
b) Keluarga Besar (Exentended family atau Consanguine family atau joint family)
adalah keluarga yang tidak hanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka,
melainkan termasuk juga orang-orang yang ada hubungan darah dengan mereka,
misalnya kakek,nenek, paman,  bibi, keponakan dan sebagainya.
c)  Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d) Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e)  Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f)  Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.

MF.Kimhoff dan R.middleton dalam bukunya Types Of Family And Types Of


Economic (1960:215) menyebutkan adanya dua macam tipe keluarga :

a. The family of Orientation


Yaitu bahwa setiap individu paling tidak pasti termasuk dalam suatu keluarga yaitu
keluarga di mana individu itu di suatu keluarga di lahirkan, disebarkan, di didik dan
di beri bimbingan dalam mencapai kedewasaan. Ini adalah merupakan lingkungan

9
keluarga yang pertama, dan setiap orang pasti pernah mengalami menjadi bagian dari
keluarga di mana mereka di lahirkan.
b. The family of procreation
Bahwa individu itu semakin lama akan memisahkan atau melepaskan diri dari
lingkungan yang pertama, yang akan lepas dari ayah ibu karena mereka memasuki
dunia perkawinan, yang selanjutnya akan memiliki keturunan. Keluarga seperti ini
adalah lingkungan keluarga yang yang kedua bagi individu tersebut.
Mula pertama pendapat Siti Partini (2000:11) membedakan menjadi dua yaitu :

i. Keluarga kecil, yaitu keluarga yang terdiri atas ayah ibu dengan dua anak atau paling
banyak tiga orang anak.
ii.  Keluarga besar, yaitu keluarga yang terdiri atas ayah ibu dan lebih dari tiga orang
anak.
Danuri (1999:15) bahwa tipe keluarga dibedakan menjadi enam tipe yaitu :

a. Kelarga Yang Sibuk


Kehidupan kelarga yang sibuk selalu diikuti oleh kesibukan semua anggota keluarga
dalam memenuhi kebutuhan hidupmnya, ayah dan ibu bekaerja bahkan anak-anaknya
juga ikut bekerja, sehingga orang tua kurang memperhatikan anank-anaknya.
b. Keluarga Lemah Wibawa
Orang tua yang berwibawa akan berpengaruh terhadap sikap dan perbuatan anak-
anaknya, begitu jauga sebaliknya orang tua yang tidak berwibawa atau lemah
wibawa. Orang tua yang kurang berwibawa terhadap anak-anaknya maka anak-anak
tersebut akan berbuat sesuka hatinya sehingga sering terjadinya  penyimpangan-
penyimpangan dari norma yang di miliki orangtuanya. Dengan tidak adanya
kewibawaan orang tua terhadap anak-anaknya maka pendidikan di dalam keluarga
oleh orang tua tidak dapat berlangsung dengan baik, karena anak lebih pandai,
sehingga tidak memperhatikan nasehat atau saran  yang di beikan oleh orang tuanya.
c. Keluarga Yang Tegang
Susunan keluarga yang tegang dimana hubungan di antara anggota keluarga yang
kurang akrab, kurang adanya kasih sayang  bahkan sering kali terjadi ketegangan
hubungan antara ayah dan ibu. Hal ini akan berakibat bagi anak-anak tertanam untuk
memihak ayah atau ibu, dan keluarga tegang ini biasanya dialami oleh keluarga besar
yang ekonominya kurang. Akibat dari keluarga tegang ini maka pendidikan terhadap
anak bersifat keras, sehinga anak akan menjadi orang yang keras kepala, suka menang
sendiri dan sebagainya.
d. Keluarga Yang Retak
di dalam suasana keluarga yang retak, sudah tidak ada keharmonisan antara ayah dan
ibu, tidak ada kesatuan pendapat, sikap dan pandangan terhadap sesuatu yang
dihadapinya. Akibatnya anak-anak akan terlantar, terutama pendidikannya dalam
keluarga, karena tidak jarang anak-anak terpaksa ikut ayah atau ibu tiri sehinga anak
merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya.
e. Keluarga Yang Pamer
Kehidupan keluarga yang senang pamer tidak mempunyai pegangan yang kuat atau
ketetapan hati karena mereka sudah hanyut  pada suasana yang baru, mereka tidak
mau dikatakan ketingalan , tetapi yang diikuti bukan kemajuaan dari arti yang

10
sebenarnya. Mereka menitik beratkan kemajuan-kemajuan lahiriah yang berupa
kemewahan, sedang sepi kerohaniahan kurang diperhatikan,  keluarga yang senang
pamer ini biasanya iri terhadap kekayaan orang lain, dan rasa iri inilah yang
mengakibatkan keluarga jadi tidak tenteram dan menjadi sumber ketegangan di dalam
keluarga.
f. Keluarga Yang Ideal
Disinilah terdapat suasana yang menyenangkan, biasanya dialami oleh keluarga yang
tidak terlalu besar, mutu keluarga tinggi, penghasilan cukup, mempunyai pandangan
hidup beragama yang kuat, hidup sederhana dan adanya saling pengertian di antara
anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Dengan demikian cita-cita keluarga
sejahterah lahir dan batinakan dapat terealisir didalam keluarga.
Tipe keluarga dengan tujuan dari berbagai sudut pandangan James (1954 :367) yaitu:

1.    Dilihat dari sudut ukurannya (Size)

 keluarga besar (the large family), ialah keluarga dengan anak lebih dari tiga orng, dan
kemungkinan  kedua adalah keluarga yang tidak hanya terdiri ayah,  ibu dan anak dan
anak melaikan termasuk didalamnya kakek,nenek,paman,bibi, keponakan dan lain-
lain
 keluarga kecil (extended family), yang termasuk keluarga kecil disini, ialah keluarga
dengan dua anak atau tiga orang saja, dan tidak ada anggota lainnya.
2.    Dilihat dai organisasinya (organization):

 keluarga bekerja sama (the cooperative family), yaitu keluarga yang mempunyai
kesadfaran untuk kerjasama antara anggota keluarga, dalam hal ini orang tua
memegang peran dalam peraturan,  pembagian kerja dalam rangka kerjasama antara
anggota keluarga.
   keluarga yang berdiri sendiri (the independent family), yaitu keluarga yang tidak
tergantung kepada keluarga atau orang lain, berarti keluarga tersebut dapat
membereskan segala urusan keluarganya sendiri, mempunyai penghasilan yang cukup
memenuhi kebutuhan keluarganya dan mampu mengurusi kebutuhan keluarganya.
 keluarga yang tidak lengkap (The in conplete family), yaitu keluarga yang sudah tidak
lengkap lagi, ada kemungkinan ayah atau ibu telah tiada atau cerai dan kemungkinan
salah satu atau dari suami atau istri dalam keadaan mandul, sehingga keluarga
tersebut tidak mempunyai keturunan, kecuali mereka telah mengangkat anak orang
lain (adopsi).
3.    Dilihat dari segi kegiatannya (activity):

 Keluarga yang berpindah-pindah (The normadis family) yaitu keluarga yang karena
sesuatu hal (biasanya berhubungan dengan pekerjaan) terpaksa tidak dapat menetap
dalam suatu kota ada kemungkinan harus berpindah-pindah rumah disebabkan belum
memiliki tempat tinggal sendiri dan harus berpindah-pindah rumah apabila kontrak
atau sewanya habis.

11
 Keluarga yang suka joint (The joines family), yaitu keluarga yang mempunyai
kegiatan suka bekerja sama dengan keluarga lain dalam mengerjakan sesuatu
misalnya dalam bidang usaha untuk mencari nafkah.
 Keluarga yang berpendidikan (The familyn of the intelligentia), yaitu keluarga yang
mementingkan masalah pendidikan atau kecerdasan bagi setiap anggotanya sehingga
keluarga tersebut mementingkan sekali sekolah bagi anggota keluarganya.
  Keluarga yang tinggal di batukarang, didekat pantai (The chiff-dweller family),
didaerah yang berjurang, sehingga mata pencaharian mereka mengumpulkan benda-
benda disekitarnya untuk dijadikan barang-barang kerajinan, atau peralatan, dapat
juga sebagai nelayan, pencari ikan.
 Keluarga yang suka berderma atau berbuat bermanfaat bagi masyarakat (The
community benefactor family  ), mereka pada umumnya suka menolong, bermurah hati
pada tetangga dan orang-orang lainnya.
4.    Dilihat dari nilai dan tujuannya (Values and Goals)

 Keluarga yang tingkat sosialnya tinggi (The social climber family) yaitu keluarga
yang mempunyai kedudukan tinggi dan terhormat dalam masyarakat, mungkin
karena jabatannya, pendidikannya, kekayaannya dan sebagainya.
  Keluarga yang materialistik (The materialistic family), yaitu keluarga yang
mementingkan harta benda, sehiongga sikap dan tindakannya serta pandangannya
pada harta benda atau kekayaannya.
 Keluarga yang agamanya berlebihan (Overly religious family), yakni keluarga yang
sangat mementingkan kehidupan beragama  dalam suasana keluarganya.
 Keluarga ilmiah (The The Scientific family), yaitu keluarga yang sangat
mendambakan ilmu pengetahuuan, sehingga sikap, tindakannya dan pandangannya
selalu berorientasi pada hal-hal yang ilmiah.
 Keluarga yang suka takhayul (The superstations family), yaitu keluarga yang masih
sangat percaya kepada hal-hal yang mengandung takhayul, sehingga kehidupan
keluarganya tersebut penuh dengan tradisi yang kurang masuk akal.
 Keluarga yang masih kuno (The conventional family), yaitu keluarga yang masih
mengikuti adat kuno, belum dapat meninggalkan kebudayaan yang tradisional dan
kurang mengikuti kebiasaan modern.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan. Keluarga
menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk suatu
hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu, maupun anak. Hubungan tersebut terjadi dimana
antar anggota keluarga saling berinteraksi. Interaksi tersebut menjadikan suatu keakraban
yang terjalin di dalam keluarga, dalam keadaan yang normal maka lingkungan yang pertama
yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudarasaudaranya serta mungkin
kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui lingkungan itulah anak mulai mengenal
dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang berlaku sehari-hari; melalui lingkungan
itulah anak mengalami proses sosialisasi awal.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanngapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan. Meskipun
penulis mengiginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini tetapi kenyataan nya
masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki. Hal ini di karenakan masih minimnya
pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang mmbangun dari pada
pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Ihromi. 2004. Bunga Rampai sosiologi keluarga. Jakarta: yayasan obor indonesia

Meda Wahini. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi
Pada Anak. [oline]. Tersedia: http://tumoutou.net/702_05123/meda_wahini.htm[15
Desember 2008]

Soekanto soerjono. 2009. sosiologi keluarga tentang ikhwal keluarga, remaja dan
anak.jakarta : rineka cipta

Soemanto. Pengertian dan ruang lingkup sosiologi keluarga. Modul 1mata kuliah sosiologi
keluarga

14

Anda mungkin juga menyukai