Kec.Pematangsiantar Kab.Simalungun
Oleh :
Cindy Dwi Yanti (18070002)
Dosen Pengampu:
Drs. Nilda Elfemi, M.Si
Topografi
Berdasarkan analisa peta Topografi sekala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh Bakosutanal,
Tahun 1982, bahwa kondisi tofografi Kabupaten Simalungun dominan bergerombang, dan
sebagian kecil lahan yang bergunung yang letaknya pada daerah pinggiran Danau Toba ini
dominan pegunungan terjal, kalaupun beberapa daerah permukiman yang relatif datar hingga
bergelombang. Daerah yang terjal (kemiringan lereng > 45 %) yaitu disepanjang pinggiran Danau
Toba di mulai dari Prapat hingga ke Haranggaol. Sedangkan yang datar hingga bergelombang
(yang kemiringan lerengnya < 15%) yaitu Danau Toba yang berbatasan dengan pinggiran Kota
Parapat.
D. Demografi
Penduduk yang bermukim di kabupaten simalungun ini secara administratif termasuk bagian
penduduk yang menyebar di 345 desa dan kelurahan dari 22 wilayah kecamatan. Menurut
statistik tahun 2011, jumlah penduduk sebanyak 817.720 jiwa yang menempati areal seluas
4.386,60 Km² dengan angka kepadatan penduduk sebesar 186 jiwa/km2 .Jika melihat persebaran
dan kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Simalungun ini pada tahun 2011,
maka Kecamatan Bandar menempati peringkat pertama dalam hal jumlah penduduk, yaitu
sebesar 63.584 jiwa (7,78% dari total penduduk kabupaten), dan dengan kepadatan penduduk
masing-masing 582 jiwa/km2 , sedangkan untuk persebaran jumlah penduduk terendah yakni
terdapat pada Kecamatan Haranggaol Horison sebesar 4.994 jiwa (0,61% dari total jumlah
penduduk kabupaten), dengan kepadatan 145 jiwa/km2
Penduduk Dalam Lingkup Kelurahan Rambung Merah Kab.Simalungun
Jumlah Penduduk :6 .909 Jiwa
Jumlah Penduduk Dewasa :4,323 jiwa
Jumlah Laki-Laki :3.393Jiwa
Jumlah Perempuan : 3.516 Jiwa
Jumlah KK : 1,379 KK
Jumlah KK Miskin : 241 KK
Jumlah Penduduk Miskin : 763 Jiwa
D. Struktur Pemerintahan
1. Sistem Pemerintahan
Dasar hukum pembentukan Kabupaten Simalungun ialah UU Drt. No. 7 Tahun 1956
yang pada awalnya beribukota di Pematang Siantar. Kemudian ibukota Kabupaten ini resmi
berpindah ke Pematang Raya pada tanggal 28 Juni 2008 setelah tertunda beberapa saat. Saat ini
Kabupaten Simalungun dipimpin oleh Jopinus Ramli Saragih (J.R Saragih) sebagai Bupati
Simalungun untuk periode 2016-2021.
Tabel bupati yang menjabat di kab.simalungun
Terlihat bahwa Pematang Siantar Rambung Merah Kab.Simalungun memasuki kota yang
pali toleran dalam beragama, islam mengajarkan masyarakat setempat agar saling bersaudara
walau pun berbeda suku, dan keyakinan. Nilai-nilai budaya yang tertanam seperti saling
membantu ketika agama lain sedang memiliki acara besar sangat dijalankan dengan baik oleh
masyarakat sekitar, karenanya kota ini menjadi salah ssatu kota paling toleran dalam beragama.
Aturan-aturan islam digunakan didaerah setempat saat umat muslim memiliki hari-hari
besar saja dan dalam pembagian warisan, pembagian zakat dll, selebihnya aturan islam hanya
digunakan oleh orang islam itu sendiri atau lingkup komunitas masjid yang sering iya kunjungi.
Kemudian, dapat dilihat banyaknya pesantren dan terekat-tarekat yang ada di rambung
merah “H. Ahmad Sabban Rajagukgung mengemukakan: Bahwa mulai dari sekarang kita lihat
perkembangannya sangat pesat, ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat sangat meminati
pendidikan keagamaan berbasis sufistik sehingga dengan demikian diharapkan masyarakat akan
banyak berbondong-bondong untuk ikut bergabung dalam dunia spritual. Perkembangan
sekarang ini kita rasakan sangat luar biasa karena di beberapa daerah meskipun sifatnya masih
dalam konteks sedang memulai dan berbenah untuk kemudian mengembangkan islam secara
lebih luas, tetapi di berbagai daerah semangat orang dan minat orang untuk menggeluti dunia
spritual sangat tinggi. Sehingga dengan harapannya ke depan, ini semua menjadi jaringan yang
kuat untuk membangun kakuatan umat, kekuatan spritual dan menjadi aset besar bangsa dalam
rangka mensterilisasi setiap kebijakan yang itu memberikan dimensi spritual sehingga setiap
tindakan baik dalam konteks kewarganegaraan, kemasyarakatan, pemerintah dengan adanya
orang-orang yang sudah berzikir tercelupkan ke dalam persulukan diharapkan spritualitasnya
sangat tinggi dan bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara” dari hasil wawancara yang saya
gabungkan memperlihatkan bahwa pesantren di daerah sini sangat banyak diminati.
Dilihat dari segi budaya di Kabupaten Simalungun terdapat 8 etnis besar yaitu suku Jawa,
Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Melayu, Nias dan Pak-pak. Dari 8 etnis tersebut
terdapat 3 etnis mayoritas yaitu Jawa, Batak Toba dan Simalungun. Etnis Jawa masuk ke
Simalungun dalam 2 gelombang yaitu pada jaman Singosari dan Majapahit dimana terdapat sisa-
sisa pasukan kedua kerajaan tersebut yang berimigrasi ke wilayah Simalungun. Masuknya etnis
ini sedikit banyaknya mempengaruhi kebudayaan Simalungun seperti terlihat pada ikat kepala
laki-laki pada pakaian adat Simalungun mengadopsi seni batik yang berasal dari Jawa.
Gelombang kedua terjadi pada masa penjajahan kolonial Belanda dimana etnis Jawa didatangkan
sebagai buruh di perkebunan-perkebunan. Sedangkan etnis Batak Toba masuk ke wilayah
Simalungun akibat kebijakan pemerintah colonial Belanda untuk mempekerjakan etnis tersebut
di bidang pertanian untuk menambah persediaan bahan makanan mereka karena jumlah pekerja
yang berasal dari etnis Simalungun tidak mencukupi. Persoalannya sekarang, adat itu tidak
selamanya, tidak semuanya, sejalan dengan ajaran Islam. Apalagi jika praktek adat tersebut
sudah terkait dengan pemujaan roh nenek moyang, tentu sangat tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip ajaran Islam tetapi masyarakat setempat saling memaklumi hal terebut.
Referensi :
BPS Kabupaten Simalungun
www.simalungun.go,id diakses tanggal 5 mei 2017
Revisi RPIJM Kota Pematangsiantar Tahun 2013-2017
Gorpas, 2010. Pesta Rondang Bintang Pesta Rakyat Simalungun. Simalungun Pers
Raya, Juandaha, dan Erond L. Damanik. 2011. Kerajaan Siantar. Pematang Siantar: Ihutan
Bolon Hasadaon Damanik Boru Pakon Panagolan Siantar Simalungun.