Anda di halaman 1dari 9

KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatra Selatan. Kabupaten ini terbentuk sebagai pemekaran Kabupaten Ogan Komering Ulu. Iklim di Kabupaten OKU Timur termasuk tropis basah dengan variasi curah hujan antara 2.554 - 3.329 mm/tahun.Topografi di wilayah Kabupaten OKU Timur dapat digolongkan ke dalam wilayah datar (Peneplain Zone), bergelombang (Piedmont Zone), dan berbukit (Hilly Zone). Batas-batas Wilayah Utara Kecamatan Tanjung Lubuk dan Lempuing (Ogan Komering Ilir) Timur Kecamatan Lempuing dan Mesuji (Ogan Komering Ilir) Selatan Kabupaten Way Kanan (Provinsi Lampung) dan Kecamatan Simpang (Ogan Komering Ulu Selatan) Barat Kecamatan Lengkiti, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur dan Peninjauan (Ogan Komering Ulu) dan Muara Kuang (Ogan Komering Ilir) Kabupaten OKU Timur memiliki potensi lahan pertanian yang cukup luas. Kabupaten OKU Timur juga merupakan salah satu daerah penghasil beras terbesar di Sumatera Selatan. Hal ini di dukung oleh Bendun Perjaya dan jaringan irigasi yang memadai di daerah ini. Di sektor perkebunan, komoditi andalan dari Kabupaten OKU Timur adalah karet dan kelapa sawit.

VISI KABUPATEN OKU TIMUR

Terwujudnya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang Unggul dan Berdaya Saing Global Berbasis pada Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Alam
MISI KABUPATEN OKU TIMUR

1. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan mengembangkan sistim ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar; 2. Meningkatkan profesionalisme aparatur dan penataan kelembagaan pemerintah daerah ramping struktur dan karya fungsi (rasional, efektif, efesien, realitas dan profesional) dan menjamin tegaknya hukum; 3. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana dasar wilayah/infrastruktur yang berorientasi pada pemerataan; 4. Meningkatkan pendayagunaan potensi sumber daya melalui pembangunan berkelanjutan. ARTI LAMBANG KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
(Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Nomor 26 Tahun 2006) 1. Makna motif dan lambang Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur a. Jembatan irigasi serta garis yang bergelombang warna putih dan biru muda berarti : sungai sebagai kehidupan masyarakat Ogan Komering Ulu Timur lebih kurang dari 60% tergantung pada sektor persawahan yang dialiri oleh Irigasi Komering yang berada di desa Perjaya Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan kabupaten sekitarnya yang menjadi penunjang pendapatan asli daerah guna pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur b. Persawahan mencerminkan keanekaragaman masyarakat Ogan Komering Ulu Timur, ada Komering, Jawa, Padang, Ogan dan lain sebagainya namun tetap menjadi satu kesatuan yang utuh, saling hormat-menghormati satu sama lain baik dalam kehidupan beragama, dan yang tak kalah pentingnya tetap menjadi bagian dari Negara Kesatuan

Republik Indonesia. c. Padi dan Kapas mencerminkan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial menuju masyarakat adil dan makmur seperti yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan yang menjadi prioritas Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah sektor pertanian dan perkebunan. d. Tepak yang berwarna merah putih mencerminkan adat istiadat dan kehidupan yang ada dalam masyarakat Ogan Komering Ulu Timur tetap dipertahankan selalu menjadi pertimbangan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dalam hal mengambil kebijakan dan Keputusan dalam menjalankan roda pemerintahan dengan kata lain, segala keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, pemerintah akan meminta sumbangan pemikiran dari tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat Ogan Komering Ulu Timur. e. Perahu yang berwarna kuning mencerminkan bahwa masyarakat Ogan Komering Ulu Timur akan menatap masa depan yang lebih cerah. f. Tulisan Sebiduk Sehaluan mencerminkan bahwa masyarakat Ogan Komering Ulu Timur terletak pada suatu wadah kegiatan baik tani, dagang, pegawai dan lain sebagainya. Namun kegiatan tersebut tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu membangun Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. g. Warna Biru mencerminkan bahwa masyarakat Ogan Komering Ulu Timur mengakui sumber daya alam dan kekayaan yang terkandung didalamnya serta segala sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat selalu dalam pengawasan dari Allah. Sehingga pemerintah dan masyarakat percaya kepada Tuhan ang menciptakan langit dan bumi dan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. h. List warna kuning mencerminkan lambang kesatuan dan persatuan pada masyarakat Ogan Komering Ulu Timur yang kokoh dengan menganut azas keterbukaan, kebersamaan, kerukunan, kekeluargaan dan gotong royong dalam kehidupan masyarakat Ogan Komering Ulu Timur. 2. Makna Warna Dalam perisai terdapat isi dan warna yaitu : a. Dasar Lambang b. Tepak c. Jembatan Irigasi d. Kotak-kotak e. Tiga Gelombang f. Buah Padi g. Bunga Kapas h. Tulisan Moto Sebiduk Sehaluan i. Tulisan OKU TIMUR : Berwarna merah, biru, hijau, abu-abu, biru muda serta sisi perisai berwarna kuning : Berwarna merah putih : Berwarna abu-abu : Berwarna hijau : Berwarna biru laut : Berwarna kuning : Kelopak bunga berwarna hijau, dan bunga berwarna putih : Berwarna putih : Berwarna hitam

Warna dan arti Lambang Daerah ditetapkan sebagai berikut : a. Biru/biru muda : Berarti ketenangan/kedamaian b. Hijau/hijau daun : Berarti kesuburan dan kemakmuran

c. Kuning d. Merah e. Putih

: Berarti ketentraman : Berarti berani/patriotik : Berarti kesucian/kebenaran

3. Ukuran Lambang Lambang Daerah berbentuk perisai dengan ukuran sebagai berikut : Tinggi Lambang 16 (enam belas) cm berbanding 12 (dua belas) cm; panjang sisi lengkung sebagai perisai sepertiga kali lebar.
Okut Berdiri 1 januari 2004 (H.Amri

1. Bedasarkan legenda, DAERAH ASAL SUKU KOMERING Dahulu didaerah Pegunungan Perbatasan Burma / Siam ( Thailand ) hidup berdampingan secara damai antara beberapa suku yakni suku Melayu Kuno, Igorot , Ranau, Toraja, dan lain lain . Suku Komering berada ditengah-tengah suku lainnya namun ia mampu mempertahankan identitasnya terutama pada alat komunikasi yaitu bahasa, bahasa Komering sementara pengamat menyatakan banyak kesamaan dengan bahasa Batak, yang ceritanya antara 2 suku tersebut sering bercanda untuk menyatakan siapa yang tertua diantara Nenek Moyang mereka yang bersaudara.

Suku Batak adalah bagian dari Melayu Kono yang mendiami pergunungan perbatasan Burma / Siam ( Thailand ). Selain suku Melayu Kono juga adanya suku IGOROT, Ranau, Toraja dan lain-lain . Semua suku yang menghuni pegunungan Siam, menolak segala hubungan dengan dunia luar. Kemudian sekitar tahun 1000 sebelum Masehi Bangsa Mongol memperluas daerah sampai ke sungai Mekong.dengan demikian suku suku yang berada di pegunungan Siam merasa terdesak dan memberanikan diri pergi menyeberangi lautan, di antara suku tersebut adalah suku ranau yang mendarat di Sumatera Selatan dan berkurung disekitar Danau Ranau 2500 tahun. Sedangkan Suku Batak mendarat di Pantai Barat Andalas, lalu kemudian Suku Batak dan terpencar di Pulau Andalas ( Sumatera ), tulisan suku Ranau hampir sama dengan tulisan Batak, sedangkan Bahasa Batak logatnya hampir dengan Bahasa Igorot ( Philipina ). Pada saat itu terjadi perpindahan besar besaran dari daratan Asia ke Daerah Nusantara.Suku Bangsa Melayu Kuno ( India Selatan ) dalam pengungsianya bergerak menyeberangi laut Andaman, kemudian berpencar dalam beberapa kelompok, diantaranya ada yang sampai di ujung Utara Sumatera, yang terpecah menjadi Batak Karo, Toba, Dairi dan Alas, sedang kelompok lainya berlayar ke pantai barat dan menuju ke ujung Selatan sementara, tepatnya di daerah Keroi dan menyebar di daerah pegunungan, ada yang menetap

di Bukit Pasagi dan juga di gunung Seminung. Kemudian ketiganya berkembang berasimilasi dengan penduduk asli yang lebih dahulu mendiami sekitar gunung Seminung tersebut, sehingga timbulah Ras baru, diantaranya : Komering, Ranau, Daya, Lampung. Pada waktu itu kepercayaan mereka adalah Animisme, dalam perkembangannya, mereka meminta kekuatan gaib dan kesaktian dengan melakukan Pertapaan di bukit Pasagi dan Gunung Seminung, kemudian mereka menyebar disekitar Danau Ranau dan mendirikan perkampungan yang bernama SAKALA BERAK, Sakala berarti Penjelmaan / titisan, sedang kata berak berarti Besar / lebar, dalam Bahasa Komering sekarang. jadi SAKALA BHRA artinya Titisan atau Penjelmaan Dewa dari Gunung Seminung. Anggapan demikian dapat dilihat pada persamaan bagi Sesepuh dengan istilah PU HYANG (Puhyang ) berarti Tuanku Barasal Dari Dewa wangsa Sakala Bhra sebagai MULAN mulan bearti generasi yang kemudian. ( Pak Sipak ). Jadi Suku Komering asimilasi antara penduduk asli Gunung Seminung dengan pendatang dari Suku melayu kuno.

2. ASAL MULA NAMA KOMERING Menurut informasi penduduk dan cerita orang tua tua setempat, Komering berasal dari bahasa India yang berarti PINANG, kerena sebelum abad ke IX daerah ini marak dengan perdagangan buah pinang, dengan pedagang dari India, sebagai bahan rempah rempah.diantara jenis rempah lainya sebagai juragan Pinang.Kemudian juragan pinang yang berasal dari India tersebut dimakamkan di dekat pertemuan sungai Selabung dan Waisaka, di hulu Kota Muara Dua. Dari tempat makam tersebut mengalir sungai sampai Ke muara ( Minanga ), sehingga mulai saat itu semua penghuni di sepanjang pinggiran sungai tersebut dinamakan Orang Komering dan daerahnya dinamakan Daerah Komering. Setelah terjadinya perubahan geografis karena peristiwa alam, Muara Sungai Komering ( Minanga sekarang ) terjadi pendangkalan sepanjang 125M pertahun kearah Bangka. Sebelum abad ke VIII Minanga masih berada di tepi pantai / muara sungai komering.Setelah terjadi pendangkalan aliran sungai Komering terpecah menjadi 2 cabang sungai mulai dari Minanga kearah hulu sekitar 20 km tepatnya di Rasuan lama. 2 aliran tersebut : a. Aliran sungai yang lama menyempit disebelah timur sampai diminanga dan rawa / lebak ( Bekas Lautan Purba).

b. Aliran sungai yang baru di sebelah Barat mengalir ke daerah Tobong, Plaju dan bermuara di Musi, kepada mereka yang menghuni aliran sungai Komering yang baru disebut orang Komering Ilir, walaupun kebanyakan dari mereka bukan penduduk yang berbudaya

Komering, sedangkan di bagian hulu sungai Komering mulai dari Selabung sampai ke Ranau penduduknya tidak mau disebut orang komering, karena mereka tidak tinggal dipinggiran sungai Komering, mereka menaman dirinya JELMA DAYA yang berarti aktif,dinamis ) tapi mereka pendukung Budaya Komering Royan 1927 ). c. Sepanjang aliran sungai Komering dari Hulu ( Muara Dua ) sampai dengan Gunung Batu dan juga yang tidak disekitar sungai Komering penduduknya terbagi menjadi 2 Kewedanaan yaitu : Kewedanaan Muara Dua Beribukota di Muara Dua. Kewedanaan Komering Beribukota di Martapura. (

( Y.W.Van

Komering adalah pendukung budaya Seminung yang mendiami tepian sungai komering mulai dari Batu Raja Bungin sampai dengan Gunung Batu, dan ada juga yang mendiami daratan yang agak jauh dari pinggiran ungai Komering.Sesuai dengan pemekaran desa / dusunya masing masing, khusus penduduk yang pendatang bersal dari berbagai daerah = ada yang dari :Batak, Padang, Jawa, Sunda, Ogan dll. Kebanyakan masyarakat pendatang mendiami daratan dan aliran sungai buatan / bendungan peninggalan zaman Belanda, yang sekarang tetap di renovasi dan dikembangkan masyarakat OKU TIMUR dengan sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, yang sekarang menggunakan teknologi pertanian yang lebih baik, terbukti dengan sebutan lumbung pangan Sumatera Selatan. Di bidang Kebudayaan; Masyarakat OKU TIMUR terdiri dari beberapa etnis, maka Seni Budaya pun bermacam macam, meskipun demikian kebudayaan asli masih tetap lestari di tengah tengah masyarakat pendukungnya yaitu Adat Budaya Komering. PUHYANG / RUMPUN SAKALA BHRA . Sebagaimana dijelaskan dalam asal usul suku komering SAKALA BHRA berarti Titisan / Jelmaan Dewa dari Gunung Seminung, yang sIstem pemberian nama bagi sesepuh atau leluhur disebut Pu Hyang, berarti tuanku berasal dari Dewa Pemda OKU tahun 1979 ) didapat cerita asal usul berdirinya ( dokumentasi marga marga yang

menyebar dan adanya 7 Kepuhyangan di sepanjang aliran Sungai Komering. Pertama kali sekelompok suku dari pegunungan Muaradua ingin mencari tempat tempat yang dapat memberikan jaminan kehidupan, kemudian bergeraklah mereka menelusuri sungai Komering kearah utara atau hilir dengan menggunakan rakit, dengan

berbahasa Komering lama yang disebut (SAMANDA) jadi Samanda adalah Bahasa Komering lama. Kelompok pertama yang pergi turun gunung adalah kelompok Semendawai. Kata Semendawai berasal dari kata SAMANDA di WAY yang berarti menelusuri sungai dari hulu, terakhir mendarat dimuara ( Minanga ) kemudian mereka berpencar mencari tempat tempat strategis untuk menetap dan mendirikan 7 ke Puhyangan diantaranya:

a. Puhyangan Ratu Sabibul pendiri daerah Gunung Batu, gunung batu berarti Manusia Gunung ).

b. Puhyang Kai Patih Kandi pendiri daerah Maluway ( Maluway / Manduway ) berarti petunjuk arah. c. Puhyang Minak Ratu Damang Bing pendiri daerah Minanga ( Muara )

i.

Kemudian menyusul kelompok ke 2 ( dua ) yang turun gunung adalah : d. Puhyang Umpu Sipandang pendiri daerah Gunung Terang yang berarti orang gunung menempati i. tempat yang terang ( Padang rumput ).Dalam kegiatannya mereka membuka lahan padang

ii.

rumput yang luas, kegiatan tersebut dinamakan MADANG.

e. Puhyang Minak Adi Pati, pendiri daerah Pemuka Peliung. Kegemaran Puhyang tersebut membawa (PELIUNG) sejenis Kampak. a. Sehingga daerah ini dinamakan Pemuka Peliung ( sekitar abad ke 13 pernah terjadi perang Abung )setelah perang abung, berakhir adanya kepuhyangan baru yaitu: f. Puhyang Ratu Penghulu, pendiri daerah Banton. g. Puhyang Umpu Ratu, pendiri daerah Pulau Negara.

h. Puhyang Jati Keramat, pendiri daerah Bunga Mayang, bunga mayang berasal dari nama Permaisurinya yang keluar / datang dari Bunga Mayang Pinang Bunga Pinang ). ( Peri

i.

Puhyang Sibala Kuang / Puhyang DAYA, pendiri daerah Mahanggin terdiri dari Sandang, Rawan, Rujung, Kiti, Lengkayap dll. Nama marga / kepuhyangan ini menggunakan nama BHU WAY / KEBHUAYAN merupakan istilah yang dibawa orang Sakala Bhra baru, ( generasi Paksipak atau penerus Sakala Bhra ) setelah pengusiran orang orang abung dari daerah Komering . Dari ke 7 puhyang yang mendiami sekitar sungai Komering masing masing berdiri sendiri yang dipimpin oleh seseorang sesepuh disebut puhyang.

3. ASAL USUL NAMA DAERAH DI WILAYAH OKU TIMUR 1. Asal Nama Bunga Mayang Daerah Bunga Mayang didirikan oleh Puhyang Jati Keramat, yang diambil dari nama istrinya yang konon ceritanya istrinya tersebut keluar / datang dari kembang Bunga Mayang Pinang, sampai sekarang nama daerah ini adalah Kecamatan Bunga Mayang ( Sumber : buku adat perkawinan Komering Ulu,Tahun 2003 ). 2. Kota Martapura. Sekitar 1835 Masehi,bermula dari seorang ustadz pendatang dari pulau Borneo (Kalimantan ) bernama H. Jamaludin bin Azhar bin H. Mahmud yang masih muda belum beristri, mengajar ngaji di mesjid agung Desa Tanjung Kemala, yang pada waktu itu Tanjung Kemala dipinpin oleh Pangeran Aguscik Putra dari mantan pasirah dari marga paku senggkunyit yaitu pangeran muhamad Ali. Setelah usia 25 tahun H. Jamaludin menikah dengan saudara sepupu dari pageran aguscik yang bernama halimah dari keluarga limas.Atas jasa jasanya mengajarkan agama Islam H. Jamaludin dianggkat menjadi sebagai pemangku adat oleh pengghulu tertua atas persetujuan masyarakat ketua didaerah Tanjung Kemala.Dalam perkembangannya daerah Tanjung Kemala semakin bagus maka terbentuklah perkampungan baru terletak di sebelah hilir desa tanjung kemala disebut kampung hilir nama martapura.Tercetus ketika H. Jamaludin sedang mengajar ngaji dengan mengatakan : murid

muridku semuanya kampong kita ini belum mempunyai nama sedangkan penduduknya yang sudah memadai bagaimana kalau kita beri nama daerah kelahiran saja yaitu Martapura ? Spontan disetujui dan diterima oleh masyarakat, mulai saat itulah kampung hilir yang bersebelahan dengan Tanjung Kemala bernama Martapura (Sumber : Tamrin. A. Roni.) 3. Asal Nama Buay Pemuka Peliung Buay pemuka adalah kephuyangan nama marga yang dibawa orang Sakala Bhra. Peliung adalah senjata khas / seperti kampak yang sering dibawa dan disenangi oleh puhyang minak Adipati, pendiri Buay Pemuka Peliung sampai sekarang namanya adalah Buay Pemuka Peliung (Sumber : buku adat perkawinan Komering Ulu ,Tahun 2003) 4. Asal Nama Madang Padang rumput yang luas dan terang

5. Asal Nama Kurungan Nyawa Pada zaman kolonial Belanda setiap orang Belanda memasuki daerah ini selalu di tangkap dan di tawan oleh masyarakat pribumi, maka daerah ini di sebut Kurungan Nyawa. 6. Asal Nama Belitang Daerah yang dialiri sungai berliku, berbelok-belok dan banyak pohon yang melintang di atas sungai, maka disebutlah daerah ini, daerah Belitang. 7. Asal Mula Nama Rasuan Sebelumnya nama rasuan daerah ini bernama karang cangging rasuan berarti menggelar tikar untuk bermusyawarah / Rasan. ( Sumber : Bapak Yani ) 8. Asal Nama Semendaway Berasal dari kata Samanda dan di Way, Samanda berarti menelusuri sungai Komering dari hulu sampai ke hilir. di Way berarti di Air, disebutlah Semendaway 9. Asal Nama Gunung Terang Masyarakat yang datang dari daerah pegunungan yang menetap di daerah padang rumput pada dataran rendah. 10. Asal Nama Campang Tiga Yaitu Desa yang letaknya di jalan darat yang mempunyai cabang tiga/tiga persimpangan.
( sumber : Bapak Monang Jaya ).

11. Asal Kata Adu Manis

Berasal dari Mistuha Mis berarti manis, Tuha Berarti Tua ( lebih dahulu ) maka jadilah adu manis. Nenek moyang adu manis bernama darusalam adik dari tuan Tandi Pulau 12. Asal Nama Betung. Betung adalah junjungan Seklian lama atau Kratun Nanggum Magedung didirikan oleh Batin Mulajadi, kemudian daerah ini pindah ke Hilir dimana banyak terdapat pohon bambu Betung maka disebutlah daerah ini daerah Betung ( Sumber : Ismail). 13. Asal Nama Minanga Dalam bahasa Komering Minanga berarti Muara Sungai.

14. Asal Nama Cempaka Daerah ini ditengah-tengah dusun tumbuh pohon Cempaka ( Sumber : Monang Jaya ). 15. Asal Nama Gunung Batu Masyarakat yang datang dari pegunungan dengan semangat untuk berjuang .

Anda mungkin juga menyukai