Anda di halaman 1dari 4

 Fakta alamiah daerah setempat

 Sejarah daerah
 Legenda daerah setempat
 Nilai sosial
 Tradisi yang mayoritas berlaku
 Keragaman bahasa daerah
 Ritual
 Spiritual
 Kesenian
 Istilah ekonomi tradisional
 Tempat bersejarah
 Makanan khas
 Tumbuhan mayoritas yang ada di daerah setempat
 Rantai suplai pangan
 Ekonomi tradisional

Masyarakat setempat menyebut Provinsi Kalimantan Timur sebagai "Benua


Etam". IStilah tersebut dalam Bahasa Kutai Artinya Kampong Kita. Provinsi
Kalimantan Timur sebelum dimekarkan menjadi Kalimantan Utara merupakan
provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194,489 km
persegi yang hamper sama dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari Total
wilayah Indonesia.

Provinsi Kalimantan Timur merupakan Daratan Raksasa dengan hutan lebat


yang taka da batasnya. Wilayahnya dibelah oleh sungai-sungai besar dan
anak-anak sungai dari utara ke selatan dan dari timur. Provinsi ini juga dikenal
sebagai salah satu pintu gerbang pembangunan di wilayah Indonesia bagian timur.
Provinsi Kalimantan Timur ini juga kaya akan potensi sumber daya alam. Potensi
tersebut menyumbangkan devisa utama bagi negara terutama dari sektor
pertambangan dan kehutanan. Kekayaan lain yang tidak kalah penting adalah
beragam budaya masyarakat Kalimantan Timur.

Kelompok suku bangsa Dayak dan kelompok suku bangsa Melayu yang mendiami
wilayah Kalimantan Timur memiliki adat istiadat, bahasa daerah, pakaian tradisional,
arsitektur bangunan, seni musik daerah, dan tarian daerah yang khas. Rumah lamin
merupakan ciri arsitektur Kalimantan Timur. 
Secara administratif Provinsi ini memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan
dengan Kalimantan Utara, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat
Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah
dan Provinsi Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur.

Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.311.162 jiwa, tahun 2010
berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.047.500 jiwa. Dengan demikian
dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar
736.338 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,60 persen.
Adapun jumlah penduduk tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa dengan komposisi
penduduk menurut jenis kelamin terdiri dari penduduk laki-laki 1.731.820 jiwa (52,47
persen) dan penduduk perempuan 1.568.697 jiwa (47,53 persen).

Peluang investasi di Kalimantan Timur terbagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor
primer, sekunder dan tersier. Sektor primer terdiri dari sub sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan dan kehutanan. Sektor sekunder
terdiri dari sub sektor industri, dan sektor tersier yang mencakup sub sektor jasa,
perdagangan dan pariwisata.  Untuk informasi lebih lanjut silakan klik tautan
berikut https://dpmptsp.kaltimprov.go.id/
Komoditi yang menjadi unggulan dalam menarik investasi di Kalimantan Timur
adalah:

1. Sawit
2. Karet
3. Kakao
4. Batubara dan kelistrikan

Kalimantan Timur merupakan salah satu pelopor peradaban di Indonesia. [1] Hal ini
terbukti dengan ditemukannya salah satu situs kerajaan tertua di Indonesia,
yakni Kerajaan Kutai Martadipura, lebih dikenal dengan nama kerajaan Mulawarman
yang terletak di Kecamatan Muara Kaman. Kerajaan ini diperkirakan berdiri
pada abad ke-4, dengan rajanya yang terkenal Mulawarman Nala Dewa. Kekuasaan
Keturunan Raja Mulawarman berlanjut hingga raja ke-25 yang bernama Maharaja
Derma Setia (abad ke-13)[2] hingga kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai
Kartanegara, penjajah Belanda masuk ke Kaltim, hingga dibentuknya
provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 1 Januari 1957 sebagai pemekaran
dari Provinsi Kalimantan.

Kalimantan Timur memilih Anggrek hitam dan Pesut Mahakam sebagai identitas
flora dan Faunanya.

Kenampakan Alam Provinsi Kalimantan Timur Sebagian berupa Gunung. Puncak


tertinggia dalah Gunung Makita di Kabupaten Malinau. Sungai Mahakam mengambil
Peranan Penting sebagai sumber air, potensi perikanan dan sarana transportasi.
Disamping itu terdapat pula tiga danau yang terluas dan sangat penting aertinya
bagi habitat pesut. Danau- danau tersebut adalah danau jempang, semayang, dan
melintang. Tidak lupa potensi alam di bidang pertanian, perkebunan, peternakan,
dan kehutanan merupakan asset berharga bagi provinsi ini.

Di Kalimantan timur terdapat beberapa sub-suku dayak yaitu Kenyah, Modang,


Kayan, Benuaq, Tunjung, Bahau, dan Punan yang sebagian besar tinggal di
pedalaman, perbatasan hingga pegunungan. Masing-masing suku memiliki banyak
perbedaan, baik dari segi bahasa, gaya hidup, tradisi dan keseniannya. Beberapa
kegiatan seni kebudayaan suku dayak antara lain adalah seni tari, seni suara, seni
musik dan seni rupa yang diminati oleh warga sekitar ataupun wisatawan asing,
terlihat dengan maraknya pengunjung dari berbagai daerah dan negara asing yang
turut meramaikan acara karnaval tahunan yang diadakan oleh pemerintah daerah
maupun kota sebagai bentuk dukungan untuk memajukan kualitas kota dan daerah
yang ada di provinsi Kalimantan Timur.
Di kota Samarinda, fasilitas yang mengangkat kebudayaan daerah lebih kepada pusat
perdagangannya seperti tempat menjual kerajinan tangan khas suku dayak yang terdapat di
Kawasan Citra Niaga yang dijadikan sebagai salah satu tempat wisata budaya yang
mengangkat

produk-produk kesenian daerah Kalimantan timur. Pemerintah kota Samarinda juga secara
rutin mengadakan berbagai acara tahunan yang mengangkat seni tradisional seperti Festival
Kemilau Seni Budaya Etam yang didalamnya terdapat beraneka perlombaan seperti lomba
busana daerah, lomba musik dan lagu, lomba tari tradisional kreasi pesisir dan pedalaman
serta lomba olahraga tradisional begasing dan menyumpit. Acara tahunan ini digelar
sebagai salah satu cara untuk mewujudkan visi dari pariwisata provinsi Kalimantan timur
yaitu sebagai daerah tujuan wisata minat khusus yang berbasis alam dan budaya menuju
kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan. Dengan adanya Pusat Kebudayaan Suku
Dayak Kalimantan Timur ini bukan hanya mampu mewujudkan visi pariwisata provinsi
Kalimantan Timur, tapi juga sebagai langkah baru untuk kota Samarinda dalam
meningkatkan fasilitas kota dalam hal infrastruktur yang mengangkat kebudayaan daerah.
Juga menjadi wadah untuk masyarakat suku dayak sebagai penduduk asli Kalimantan, untuk
memperkenalkan kembali eksistensi dan identitas kebudayaannya kepada masyarakat
setempat juga penduduk Indonesia pada umumnya, sebagai salah satu kekayaan budaya
Indonesia yang patut dipertahankan kelestariannya.

Anda mungkin juga menyukai