Sejarah daerah
Legenda daerah setempat
Nilai sosial
Tradisi yang mayoritas berlaku
Keragaman bahasa daerah
Ritual
Spiritual
Kesenian
Istilah ekonomi tradisional
Tempat bersejarah
Makanan khas
Tumbuhan mayoritas yang ada di daerah setempat
Rantai suplai pangan
Ekonomi tradisional
Kelompok suku bangsa Dayak dan kelompok suku bangsa Melayu yang mendiami
wilayah Kalimantan Timur memiliki adat istiadat, bahasa daerah, pakaian tradisional,
arsitektur bangunan, seni musik daerah, dan tarian daerah yang khas. Rumah lamin
merupakan ciri arsitektur Kalimantan Timur.
Secara administratif Provinsi ini memiliki batas wilayah sebelah Utara berbatasan
dengan Kalimantan Utara, sebelah Timur berbatasan dengan sebagian (12 Mil) Selat
Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Selatan, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah
dan Provinsi Kalimantan Barat serta Negara Bagian Serawak Malaysia Timur.
Penduduk Kalimantan Timur tahun 2003 berjumlah 2.311.162 jiwa, tahun 2010
berdasarkan hasil sensus penduduk mencapai 3.047.500 jiwa. Dengan demikian
dalam kurun waktu tersebut jumlah penduduk Kalimantan Timur meningkat sebesar
736.338 jiwa, dengan pertumbuhan penduduk setiap tahunnya rata-rata 3,60 persen.
Adapun jumlah penduduk tahun 2013 sebanyak 3.300.517 jiwa dengan komposisi
penduduk menurut jenis kelamin terdiri dari penduduk laki-laki 1.731.820 jiwa (52,47
persen) dan penduduk perempuan 1.568.697 jiwa (47,53 persen).
Peluang investasi di Kalimantan Timur terbagi menjadi tiga sektor, yaitu sektor
primer, sekunder dan tersier. Sektor primer terdiri dari sub sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan dan kehutanan. Sektor sekunder
terdiri dari sub sektor industri, dan sektor tersier yang mencakup sub sektor jasa,
perdagangan dan pariwisata. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik tautan
berikut https://dpmptsp.kaltimprov.go.id/
Komoditi yang menjadi unggulan dalam menarik investasi di Kalimantan Timur
adalah:
1. Sawit
2. Karet
3. Kakao
4. Batubara dan kelistrikan
Kalimantan Timur merupakan salah satu pelopor peradaban di Indonesia. [1] Hal ini
terbukti dengan ditemukannya salah satu situs kerajaan tertua di Indonesia,
yakni Kerajaan Kutai Martadipura, lebih dikenal dengan nama kerajaan Mulawarman
yang terletak di Kecamatan Muara Kaman. Kerajaan ini diperkirakan berdiri
pada abad ke-4, dengan rajanya yang terkenal Mulawarman Nala Dewa. Kekuasaan
Keturunan Raja Mulawarman berlanjut hingga raja ke-25 yang bernama Maharaja
Derma Setia (abad ke-13)[2] hingga kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan Kutai
Kartanegara, penjajah Belanda masuk ke Kaltim, hingga dibentuknya
provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 1 Januari 1957 sebagai pemekaran
dari Provinsi Kalimantan.
Kalimantan Timur memilih Anggrek hitam dan Pesut Mahakam sebagai identitas
flora dan Faunanya.
produk-produk kesenian daerah Kalimantan timur. Pemerintah kota Samarinda juga secara
rutin mengadakan berbagai acara tahunan yang mengangkat seni tradisional seperti Festival
Kemilau Seni Budaya Etam yang didalamnya terdapat beraneka perlombaan seperti lomba
busana daerah, lomba musik dan lagu, lomba tari tradisional kreasi pesisir dan pedalaman
serta lomba olahraga tradisional begasing dan menyumpit. Acara tahunan ini digelar
sebagai salah satu cara untuk mewujudkan visi dari pariwisata provinsi Kalimantan timur
yaitu sebagai daerah tujuan wisata minat khusus yang berbasis alam dan budaya menuju
kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan. Dengan adanya Pusat Kebudayaan Suku
Dayak Kalimantan Timur ini bukan hanya mampu mewujudkan visi pariwisata provinsi
Kalimantan Timur, tapi juga sebagai langkah baru untuk kota Samarinda dalam
meningkatkan fasilitas kota dalam hal infrastruktur yang mengangkat kebudayaan daerah.
Juga menjadi wadah untuk masyarakat suku dayak sebagai penduduk asli Kalimantan, untuk
memperkenalkan kembali eksistensi dan identitas kebudayaannya kepada masyarakat
setempat juga penduduk Indonesia pada umumnya, sebagai salah satu kekayaan budaya
Indonesia yang patut dipertahankan kelestariannya.