BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimantan Tengah adalah salah satu dari provinsi-provinsi Republik Indonesia yang
terletak di Pulau Kalimantan Indonesia. Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari lima
kabupaten, yaitu: Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara dan Barito
Selatan. Luas seluruh Kalimnatan Tengah adalah 152.600 kilometer persegi sehingga
melebihi luas Pulau Jawa dan Madura. Namun daerah itu menurut sesnsus 1961 hanya
berpenduduk 497.000 jiwa, jadi kepadatan penduduk rata-rata hanya 3.3 orang saja per tiap
kilometer persegi. Sebagaian besar penduduknya terdiri dari orang Dayak yang terbagi atas
beberapasuku bangsa seperti Ngaju, Ot Danum, Ma`anyan, Ot Siang, Lawangan,
Katingan,dan sebagainya. Mereka ini berdiam di desa-desa sepanjang sungai-sungai besardan
kecil seperti sungai-sungai Barito, Kapuas, Kahayan, Katingan, Mentaya,Seruyan, dan lain-
lain.
Penduduk Kalimantan Tengah selain orang Dayak yang merupakan penduduk asli
daerah itu, ada pula keturunan orang-orang pendatang. Mereka ini adalah orang-orang Banjar,
Bugis, Madura, Makasar, Melayu, Cina, dan lain-lain. Dalam makalah ini, kebudayaan
penduduk pendatang itu tidak akan dijelaskan. Yang menjadi pokok pembicaraan dalam
makalah ini adalah penduduk asli daerah tersebut yang terdiri dari orang Dayak. Dari sekian
banyak macam orang dayak di Kalimantan Tengah, hanya 3 suku Dayak saja yang kami akan
bahas diantaranya adalah Ngaju, Ot Danum, dan Ma`anyan. Tempat tinggal suku bangsa
Ngaju adalah di sepanjang sungai-sungai besar Kalimantan Tngah seperti Kapuas, Kahayan,
Rungan Manuhin, Barito, dan Katingan. Sedangkan tempat kediaman orang Ot Danum
adalah selain disepanjang sungai-sungai besar seperti Kahayan, Rungan, Barito, dan Kapuas
jugadi hulu sungai-sungai dari Kalimantan Barat seperti sungai Melawi. Suku-suku bangsa
Ngaju dan Ot Danum yang akan dibicarakan dalam makalah ini adalah mereka yang berdiam
di sungai Kapuas dan Kahayan. Secara administrative kenegaraan, kediaman mereka ini
termasuk bagian dari kabupaten Kapuas. Didaerah aliran sungai Kahayan suku bangsa Ngaju
berdiam di sebelah hilir sedangkan suku bangsa Ot Danum di daerah hulu. Batas kediaman
orang Ngaju dihulu Kahayan hanya samapai di Tumbang Miri saja sebagai desanya yang
terakhir, sedangkan di hilir terus turun sampai ke muara sungai Kahayan. Letak kediaman
orang Ot Danum adalah di hulu Kahayan, yaitu daerah sebelah utara Tumbang Miri. Jika
desa-desa orang Ot Danum pada umumnya merupakan daerah eksklusif dari orang Ot
Danum, maka sebaliknhya desa-desa orang Ngajumakin ke hilir makin kemasukan orang-
orang dari luar yang bukan Dayak.
Suku Bangsa Ma`anyan tersebar di berbagai bagian dari Kabupaten Barito Selatan
yaitu, di tepi timur Sungai Barito, terutama di antara anak-anak sungainya seperti Patai,
Telang, Karau, dan Dayu. Di timur, daerah suku bangsa Ma`anyan bersentuhan dengan
wilayah orang Banjar dari daerah hulu sungai dari Provinsi Kalimantan Selatan, dibarat
berbatasan dengan suku-suku bangsa Bakumpai, dan orang Banjar dari daerah Hulu Sungai
dari Sungai Barito, di selatan dibatasi tanah paya-paya di selatan Sungai Patai, dan di utara
sampai ke Sungai Ayu di sebelah utara Buntuk. Di daerah aliran sungai-sungai Karau dan
Ayu, orang Ma`anyan banyak bercampur dengan suku bangsa daya lain, yaitu suku bangsa
Lawangan,yang memang sudah mendiami wilayah itu sebelum orang Ma`anyan
memasukinya.Mengenai hinungan ketiga suku nagsan tersebut, ada sarjana seperti
Mallinckrodt yang menganggapnya berasal dari satu strams yaitu stamras der OtDanum.
Mengani hal ini perlu dilakukan penelitian lebih dalam. Menurut pengakuan orang Ngaju,
memang orang Ngaju berasal dari orang-orang Ot Danum juga, tetapi kemuadian karena
mereka berdiam di daerah hilir, lambat laun mereka telah mengalami perubahan kebudayaan,
sebagai akibat dari akulturasi dengan kebudayaan orang-orang pendatang. Kebenaran
pendapat ini sudah tentuperlu diuji lagi, tatapi jika kita teliti sebentar memang tak dapat kita
sangkal bahwa orang-orang Dayak di seluruh Kalimantan, terutama yang hidup dipedalaman
sesungguhnya memiliki corak kebudayaan. kesatuan mereka ini adalah berdasarkan
persamaan dalam beberapa unsur kebudayaan, yaitu misalnya mata pencaharian hidup yang
berdasarkan perladangan.
Mengenai jumlah penduduk dari ketiga suku-suku Dayak yang dibicarakan dalam
makalah ini, kami hanya memperoleh bahan dari Ot Danum dab Ma`anyansaja, sedangkan
dari orang Ngaju tidak. Jumalah penduduk Ot Danum kurang lebih adalah 5.900 jiwa dan
jumlah penduduk Ma`anyan diantara 3.000 sampai4.000 jiwa.
Orang-orang Dayak di Kalimantan Tengah mendiami desa-desa yangterletak jauh satu
dari yang lain, di tepi-tepi atau eekat sunagi-sungai besar dan kecil dari provinsi itu.
Komunikasi antara satu desa dengan desa lain pada umumnya melalui air, dan jarang sekali
melalui darat. Hal ini disebabkan karena daerah dimana desa-desa itu didirikan masih
merupakan daerah hutan tropis dansemak belukar bawah yang padat. Untuk mengunjungi
suatu desa, orang harus merapatkan perahunya pada sebuah tempat berlabuh yang dibuat dari
balok-balok.Satu desa pada umumnya mempunyai sekitart 100-500 rumah.
Rumah-rumah desa pada umumnya didirikan di tepi jalan yang dibuat sejajar ataupun
tegak lurus dengan sungai. Rumah penduduk pada umumnya dibuat dari sirap (lempengan
kayu) atau kulit kayu. Rumah-rumah itu pada umumnya didirikan diatas tonggak-tonggak
setinggi kira-kira dua setengah meter, sehingga untuk memasukinya, kita harus menaiki
tangga yang dibuat darisetengah balok yang diberi lekuk-lekuk tempat kaki berpijak. Dahulu
rumah-rumah gaya lama di Kalimantan Tengah merupakan rumah panjang yang oleh orang-
orang Ngaju dan Ot Danum di sebut betang. Betang tersebut dapat mempunyai ruangan-
ruangan kecil sampai 50 banyaknya. Rumah semacam itu. kini sudah jarang di Kalimantan
Tengah, tetapi masih banyak terdapat di daerah utara, yaitu di daerah-daerah suku bangsa Ot
Siang dan Murung. Di daerah sungai Kahayan hanya di daerah suku bangsa Ot Danum saja
yang masih terdapat rumah betang.
Bentuk rumah yang paling umum kini terdapat di Kalimantan Tengah adalah rumah-
rumah yang lebih kecil yang didiami oleh satu samapai lima keluarga batih yang berkerabat,
yaitu yang terdiri dari satu keluarga batih senior ditambah dengan keluarga batih anak-
anaknya, baik laki-laki maupun yang perempuan, yang dapat kita sebut keluarga luas yang ut
rolokal. Pada orang Ma`anyan, rumah demikian disebut lewu.
2.3 Bahasa
Bahasa yang digunakan termasuk kelompok Ibanic group seperti halnya kelompok
Ibanic Lainnya:Kantuk, bugao, desa, seberuang, Ketungau, sebaruk dan kelompok
Ibanic lainnya. Perbedaannya adalah pengucapan / logat dalam kalimat dengan suku
serumpun yakni pengucapan kalimat yang menggunakan akhiran kata i dan e, i dan y,
misalnya: Kediri” dan Kedire”, rari dan rare, kemudian inai dan inay, pulai dan pulay dan
penyebutan kalimat yang menggunakan huruf r ( R berkarat ), serta logat pengucapannya,
walauun mengandung arti yang sama.
Orang dayak di Kalimantan Tengah, seperti orang ngaju, ot-Danum, dan ma‟anyan,
sudah lama berhubungan dengan orang luar seperti orang Melayu, Jawa, Bugis, Cina, Arab
dan Eropa. Walaupun demikian sebelumnya berkembang sistem pendidikan sekolah.
Penduduk kalimantan Tengah maih terkurung dalam alam lingkungannya sendiri. Beberapa
pemuda Dayak Kalimantan Tengah yang telah mendapatkan pendidikan modern, dengan
penuh idealisme berusaha untuk memajukan suku bangsanya., antara lain dengan mendirikan
organisasi “sarikat dayak” dalam tahun 1919 dan “koperasi Dayak” dalam tahun 1928 kedua
organisasi tadi lebur jadi “Pakat Dayak” yang bergerak dalam lapangan sosial, ekonomi dan
politik.
a. Berladang
Mata pencaharian suku dayak di Kalimantan adalah berladang. Berladang adalah
pekerjaan yang memakan banyak sekali tenaga. Untuk mengerjakannya, penghuni dari suatu
rumah tangga saja tidak mencukupi; mereka harus memperoleh bantuan dari tetangga
mereka. Oleh karena itu maka di desa Telang di daerah Ma‟anyan misalnya,
telah dikembangkan suatu sistem kerjasama dengan jalan membentuk kelompok gotong
royong, yang biasanya berdasarkan hubungan ketetanggaan atau persahabatan. Kelompok ini
terdiri dari 12-15 orang, yang secara bergiliran membuka hutan bagi ladang masing-masing
anggota.
a. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan orang Dayak Kalimantan Tengah, baik Ngaju, Ot-Danum maupun
kekerabatan untuk sebagian orang dalam masyarakat melalui orang laki-laki dan untu
sebagian orang yang lain dalam masyarakat itu juga, melalui orang-orang wanita.
b. Sistem Kemasyarakatan
Propinsi Kalimantan Tengah terdiri daris atu kotamadya dan lima kabupaten.
Kotamadya tersebut adalah PalangkaRaya yang didirikan di atas wilayah desa Pahandut di
Kabupaten Kapuas. PalangkaRaya adalah ibu kota Propinsi Kalimantan Tengah. Adapun
kelima kabupaten Kalimantan tersebut adalah:
1) Kotawaringin Barat (ibukota: Pangkalan Bun), merupakan daerah aliran sungai-sungai
Kotawaringin, Lamandau, an Arut.
2) Kotawaringin Timur (Ibukota: Sampit), merupakan daerah aliran Sungai-sungai Pembuan
(Seruyan), dan Sampit (Mentaya).
3) Kapuas(Ibukota: Kuala Kapuas), merupakan daerah aliran Sungai-sungai Katingan
(Mendawai), Kahayan dan Kapuas.
4) Barito Selatan (Ibukota: Muntok), merupakan daerah aliran Sungai-sungai Patai, Telang,
Dayu, Paku karau, dan Ayuh.
5)Barito Utara (Ibukota: Muara Teweh), merupakan daerah aliran Sungai-sungai Montalat,
Teweh, Lahai, Busang, dan Murung.
Propinsi Kalimantan Tengah dikepalai oleh seorang Gubernur dan Kebupaten dikepalai oleh
seorang Bupati yang diangkat oleh Gubernur. Berhubung kesukaran komunikasi di
Kalimantan Tengah, maka pengaruh seorangBupati menjadi besar sekali. Dulu Kabupaten
dibagi menjadi beberapakewedanaan, dan masing-masing kewedanaan dibagi lagi menjadi
kecamatan-kecamatan, tetapi sejak tahun 1964 kawedanaan dihapuskan. Kecamatan
selanjutnya dibagi lagi ke dalam desa-desa yang dikepalai oleh seorang pembekal. Di dalam
satu desa di samping ada seorang pembekal yang merupakan kepaladesa urusan adiministratif
pemerintahan desa, ada seorang kepala lagi yangkhusus mengurus adat setempat yang disebut
panghulu. Para panghulu tersebutberada di bawah seorang kepala adat di tingkat kecamatan
yang disebut demang. Panghulu dari suatu desa dalam hal mengurus adat desanya didampingi
oleh satudewan orang- orang tua yang di daerah Ma‟anyan disebut mantir.
2.8 Kesenian
Bentuk kesenian suku Dayak tidak bisa dilepaskan dari sejarah sosiologisnya.
Berawal dari masyarakat primitif yang menganut animisme-dinamisme, kebudayaan suku ini
berakulturasi dengan kebudayaan kaumpen datang seperti Jawa dan Tionghoa.
Agama yang dianggap lahir dari budaya setempat adalah Kaharingan. Pengaruh kuat
agama Hindu dalam proses akulturasi ini menyebabkan Kaharingan dikategorikan ke dalam
cabang agama tersebut. Dalam perkembangan berikutnya, ada akulturasi budaya Islam
pengaruh Kesultanan Banjar di pusat kebudayaan suku Dayak.
Meskipun begitu, sebagian masyarakat Dayak tergolong teguh memegangkepercayaan
dinamismenya. Untuk kelompok ini, sebagian besar memutuskan untuk memisahkan diri dan
masuk semakin jauh ke pedalaman.
Macam-macam Kesenian Suku Dayak
Kebudayaan suku Dayak yang khas membentuk estetika yang tercermin dalambudaya dan
keseniannya, meliputi seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa, dan sebagainya.
1. Seni Tari
Banyaknya suku dan subsuku Dayak menimbulkan beragamnya seni tari tradisional.
Secara garis besar, berdasarkan vocabuler tari, bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok.
Tarian dengan gerak enerjik, keras dan staccato, adalah ciri kelompok tari Kendayan, yang
dimiliki oleh suku Dayak Bukit, Banyuke, Lara, Darit, Belangin, Bakati, dan lain-lain, di
sekitar Pontianak, Landak, dan Bengkayang.Tarian dengan gerak tangan membuka, gerakan
halus, adalah ciri vocabuler tari Ribunicatau Bidayuh, yang berkembang di kalangan suku
Dayak Dayak Ribun, Pandu, Pompakang, Lintang, Pangkodatan, Jangkang, Kembayan,
Simpakang, dan lain-lain, di sekitar Sanggau Kapuas.Tarian dengan gerak pinggul yang
dominan adalah ciri tari kelompok Ibanic yang dimiliki suku Dayak Iban, Mualang,
Ketungau, Kantuk, Sebaruk, dan sebagainya, di sekitar Sanggau, Malenggang, Sekadau,
Sintang, Kapuas, dan Serawak. Sedikit lebih halus adalah ciri kelompok Banuaka, yang
dimiliki oleh suku Dayak Taman, Tamambaloh, Kalis, dan sebagainya, di sekitar Kapuas
Hulu.
2. Seni Musik
Tidak jauh beda dengan seni tari, seni musik suku Dayak didominasi musik-musik
ritual. Musik itu merupakan alat berkomunikasi dan menyampaikan pesan kepada roh-
roh. Beberapa jenis alat musik suku Dayak adalah prahi, gimar, tuukngtuat, pampong,
genikng, glunikng, jatung tutup, kadire, klentangan, dan lain-lain. Masuknya Islam memberi
pengaruh dalam seni musik Dayak, dengan dikenalnya musik tingkilan dan hadrah. Musik
Tingkilan menyerupai seni musik gambus dan lagu yang dinyanyikan disebut betingkilan
yang berarti „bersahut-sahutan‟. Dibawakan oleh dua orang pria-wanita dengan isi lagu
Daftar Pusaka
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Dayak
2. http://www.anneahira.com/kesenian-suku-dayak.htm
3. http://www.scribd.com/doc/86618983/Makalah-Suku-Dayak
4. http://travel.okezone.com/read/2011/02/24/407/428449/mengenal-dekat-suku-
dayak
1 komentar:
1.
kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika
blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yang merupakan identitas kita sebagai
mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata
kuliah soft skill seperti
- www.gunadarma.ac.id
- www.studentsite.gunadarma.ac.id
- www.baak.gunadarma.ac.id
untuk info lebih lanjut bagaimana cara memasang RSS , silahkan kunjungi link ini
http://hanum.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.5
Balas
eaa
time ^_^
Arsip Blog
► 2013 (2)
► 2010 (11)
► 2009 (1)
Pengikut
Template Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.
D
:
g
o
l
B
y
M
o
o
T
e
m
o
c
l
e
W
Home » Sosiologi » Pengertian Nilai Budaya
Diet untuk pemalas! Hingga 20kg dalam 2 minggu. Campurkan kuning telur dengan...
Cara mengurangi lemak perut. -56kg dalam 3 minggu. Sebelum tidur, minum 1 gelas