Anda di halaman 1dari 21

PENGGOLONGAN STRUKTUR DAN FUNGSI

KARBOHIDRAT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biokimia

Dosen Pengampu:
Sri Hartati, S.Pd., M.Pd.
Epa Paujiah, M.Si.

Disusun oleh:
Intan Nur Agustini 1172060043
Marwan Fadlu R. 1172060057
Nabila Asyifa S. 1172060073
Kelompok 2/5B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah saw. yang kita nanti-nantikan
syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Dalam penyelesaian tugas ini, penulis menggunakan referensi yang
didapat dari buku. Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Biokimia. Dengan tugas ini penulis berkeinginan untuk
mengutarakan pemahaman yang di dapat.
Demikian dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dan bimbingan serta
arahan, kepada penulis selama pembuatan tugas ini, serta khusus penulis ingin
menyucapkan terima kasih kepada Sri Hartati, S.Pd., M.Pd. dan Epa Paujiah,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Biokimia.
Terlepas dari itu, penulis menyadari sepenuhnya dan tidak menutup
mata bahwa tugas ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan tugas
selanjutnya.

Bandung, September 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR ii

BAB 1I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Manfaat dan Tujuan 2

BAB 2 PEMBAHASAN 3
A. Struktur Karbohidrat 3
B. Fungsi Kabohidrat 4
C. Jenis Kabohidrat 5
1. Monosakarida 5
2. Disakarida 7
3. Polisakarida 11
4.
BAB 3 PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15

DAFTAR PUSTAKA 16

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah faktor utama dalam pertahanan tubuh, makanan yang
sehat dan memiliki nutrisi yang cukup akan membuat tubuh mampu
mempertahankan kesehatannya. Ada dua komponen penting untuk nutrisi tubuh
yaitu air dan karbon. Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh yang
berfungsi sebagai pelarut, namun tidak kalah juga dengan karbon yang memiliki
fungsi dalam memenuhi kebutuhan tubuh. Karbon dapat berikatan dengan karbon
lainnya untuk membentuk molekul dengan rantai panjang dengan banyak cabang
serta cincin.
Makromolekul yang dibutuhkan tubuh tidak lepas dari peran karbon.
Salah satunya adalah makromolekul karbohidrat yang secara umum berfungsi
sebagai sumber energi dan bahan pembangun struktur kehidupan. Karbohidat
tersusun dari karbon, hidrogen, dan oksigen dengan rumus dasar molekul CH2O.
Karbohidrat memiliki tiga jenis berbeda yang didasarkan pada tingkatan
komposisi yang membedakan struktur ketiganya.
Molekul karbohidat yang paling sederhana dalah monosakarida yang
dibentuk dengan satu molekul gula. Kemudian ada disakarida yang terbentuk dari
ikatan antara dua molekul gula. Dan yang ketiga adalah polisakarida yang
terbentuk dari ikatan glikosidik antara banyak molekul monosakarida. Ketiga jenis
karbohidrat ini memiliki fungsi untuk memberikan energi bagi tubuh.
Untuk mengetahui lebih rinci mengenai karbohidrat dan juga jenis serta
fungsinya bagi tubuh, maka disusunlah makalah yang berjudul Penggolongan
Struktur Dan Fungsi Karbohidrat dengan harapan mampu menambah wawansan
dalam belajar

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimanan struktur karbohidrat umum karbohidrat?
2. Bagaimana fungsi karbohidar bagi tubuh?
3. Apa saja jenis-jenis dari karbohidrat?

C. Manfaat dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui struktur karbohidrat umum karbohidrat.
2. Untuk memahami fungsi karbohidar bagi tubuh.
3. Untuk menjelaskan jenis-jenis dari karbohidrat.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Struktur Karbohidrat
Untuk melakukan aktivitas sehari-hari, manusia memerlukan energi.
Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan.
Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa
kimia yaitu karbohidrat, protein, dan lemak atau lipid. Bahan makanan seperti
beras, jagung, sagu, dan kadang-kadang singkong atau ubi berasal dari tumbuhan
dan senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah karbohidrat
yang terdapat sebagai amilum atau pati. Karbohidrat ini tidak hanya terdapat
sebagai pati saja, tetapi terdapat pula sebagai gula misalnya dalam buah-buahan,
dalam madu lebah dan lain-lain (Poedjiadi, 1994, p. 8).
Karbohidrat yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami
perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa
yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis
dalam hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat
ini. Dari contoh-contoh tadi kita mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa,
glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa
karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia (Poedjiadi, 1994, p. 9).
Karbohidrat merupakan contoh polimer alami yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan terdiri atas unsur C, H, dan O dengan rumus molekul
Cn(H2O)n. Berdasarkan jumlah sakarida yang dikandungnya, karbohidrat dapat
digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida (Rahayu, 2009,
p. 155).
Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2:1 seperti
pada molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia
C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak
bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12:6 atau 2:1,
sedangkan pada sukrosa 22:11 atau 2:1. Dengan demikian dahulu orang

3
berkesimpulan adanya air dalam karbohidrat. Karena hal inilah maka dipakai kata
karbohidrat, yang berasal dari “karbon” yang berarti mengandung unsur karbon
dan “hidrat” yang berarti air. Walaupun pada kenyataannya senyawa karbohidrat
tidak mengandung molekul air, namun kata karbohidrat tetap digunakan di
samping nama lain yaitu sakarida. Ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus
empiris seperti karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 adalah
asam asetat atau hidroksiasetaldehida, sedangkan formaldehida mempunyai rumus
CH2O atau lazim ditulis HCHO. Dengan demikian senyawa yang termasuk
karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting
ialah rumus strukturnya (Poedjiadi, 1994, p. 10).

B. Fungsi Karbohidat
Kebutuhan dasar energy tubuh manusia adalah karbohidrat terutama
dalam bentuk glukosa yang terdapat banyak berkontribusi dalam reaksi tubuh.
Karbohidrat dengan berat 1 kgram memiliki nilai energi 4 kalori. Sumber
makanan yang megandung karbohidar biasanya adalah padi-padian, umbi-umbian,
gula, dan sagu. Selain sumber energi, juga berfungsi dalam menjada
keseimbangan asam basa dalam tubuh juga pada proses metabolisme tubuh.
Menurut Julianto (2015: 30) fungsi biologi karbohidrat adalah sebagai
berikut.
1. Tongkat kehidupan bagi kebanyakan organisme.
2. Pusat metabolism tanaman hijau dan organisme fotosintetik lainnya.
3. Pati dan glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa.
4. Polimer karbohidrat berperan sebagai unsur structural dan pengannya
dalam dinding sel bakteri dan tumbuhan dan pada jaringan pengikat dan
dinding sel organisme hewan.
5. Karbohidrat berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka.
6. Karbohidrat berfungsi sebagai perekat diantara sendi.
7. Karbohidrat berfungsi sebagai pemberi spesifisitas biologi pada
permukaan sel.

4
Pada tumbuhan, jenis karbohidat adalah polisakarida yang berupa pati.
Pati adalah sumber cadangan makanan yang disimpan pada kloroplas yaitu
amiloplas, tempat khusus penyimpanan zat pati. Sedangkan hewan dan manusia
menyimpannya dalam bentuk glikogen yang banyak terdapat pada otot dan hati.
Jenis polisakarida yang lainnya juga terdapat pada dinding sel
tumbuhan yaitu selulosa yang hanya bisa diuraikan oleh enzim khusus selulase.
Enzim selulase hanya dimiliki oleh hewan sehingga untuk manusia selulosa tidak
dapat dicerna dan diuraikan, hanya berfungsi sebagai serat.
Karbohidrat dianjurkan dikonsumsi 55-57% energy total dari
karbohidrat kompleks. Sedangkan 10% dari gula sederhana, konsumsi serat
dianjurkan 20-30 gram serat perhari. Karbohidarat yang meruopakan komponen
penting jika kekurangan konsumsi dapat menjadi lemah, anemia, metabolism
tidak lancar, sulit tidur, dan lain sebgainya. Namun kelebihan karbohidrat juga
memiliki dampak seperti obesitas (Sumbono, 2016, pp. 55-56).
Kekurangan karbohidrat dalam tubuh akan digantikan oleh lemak dan
protein, tetapi senya lemak dan protein dalam makanan ada bersamanya dengan
kolestrol yang jika berasal dari hewanai akan menyebabkan penyakit jantung.
Kekurangan karbohidrat biasanya dialami oleh orang yang sulit makan dan
gangguan pencernaan. Gejala dari kekurangan karbohidrat adalah hipoglikemia,
kebingungan, tremor, cenderung demam, pusing, kelelahan, stress, delirium, otot
artofi, hilangnya jaringan otot dan berkurangnya stamina, dan lain sebagainya
(Sumbono, 2016, pp. 81-82).

C. Jenis-jenis Karbohidrat
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis sakarida yang paling sederhana yang
tidak dapat di hidrolisis lagi menjadi karbohidrat. Gula pasir dan buah-buahan
mengandung monosakarida. Berdasarkan jumlah atom karbonnya, monosakarida
diklasifikasikan menjadi triosa (3 atomC), tetrosa (4 atom C), pentosa (5 atom C),
heksosa (6 atom C), dan heptosa (7 atom C) (Firani, 2017, p. 7).

5
Tabel 1 Penggolongan monosakarida
(Firani, 2017, p. 7)

Berdasarkan gugus karbonilnya, karbohidrat dibedakan menjadi dua


golongan, yaitu golongan aldosa dan ketosa. Aldosa mempunyai gugus karbonil
terminal (ujung) O=CH, yang disebut gugus aldehid (Gambar 1), sedangkan
ketosa mempunyai gugus karbonil C=O di tengah-tengah (terletak di antara alkil)
yang berikatan dengan atom karbon lainnya, yang disebut gugus keton (Gambar
2) (Firani, 2017, p. 7).

Gambar 2 Struktur kimia aldosa


(Firani, 2017, p. 8)
Keterangan : (Tanda panah merupakan gugus karbonil terminal (ujung) O=CH)

6
Gambar 2 Struktur kimia ketosa
(Firani, 2017, p. 8)
Keterangan : (Tanda panah merupakan gugus karbonil terminal C=O)

Glukosa dan galaktosa merupakan jenis karbohidrat yang mempunyai 6


atom C (heksosa) yang termasuk golongan aldosa. Sedangkan fruktosa merupakan
kelompok heksosa yang termasuk golongan ketosa.

Gambar 3 Struktur kimia D-Glukosa, D-Galaktosa, dan D-Fruktosa


(Firani, 2017, p. 8)
Keterangan : (Glukosa dan galaktosa mempunyai gugus karbonil terminal O=CH,
sedangkan fruktosa mempunyai gugus karbonil C=O)

2. Disakarida
Disakarida dibentuk dari dua molekul monosakarida melalui ikatan
glikosidik. Ikatan glikosidik ini yang membentuk rangkaian oligosakarida dan
polisakarida. Ikatan glikosisdik terjadi beberapa macam bentuk, karbon anomerik
dari suatu monomer terikat pada slah satu guguh OH di monomer yang lain.

7
Jenis ikatan glikosidik yang ada di polimer karbohidrat yakni ikatan 1-4
α, 1-4β, dan 1-6α. Penamaan ikatan glikosisdik berdasarkan posisi aton karbon
yang berikatan dengan oksigen (Sumbono, 2016, p. 46).
Oligomer gula sering muncul sebagai disakarida, dibentuk dengan
menghubungkan dua monosakarida unit dengan ikatan glikosidik. Tiga contoh
oligosakarida yang paling penting adalah disakarida. Dua disakarida lainnya,
isomaltosa dan selobiosa, ditunjukkan untuk perbandingan (Campbell & Farrel,
2009, p. 475).

Gambar 4 Tiga Jenis Disakarida


(Campbell & Farrel, 2009, p. 475)

Disakarida adalah karbohidrat yang pada proses hidrolisis


menghasilkan dua molekul monosakarida, contoh, sukrosa/sakarosa (gula tebu),
maltosa (gula pati), dan laktosa (gula susu). Semua senyawa tersebut merupakan
isomer karena mempunyai rumus molekul yang sama yaitu C12H20O11.

Gambar 5 Komposisi Disakarida


(Amsal, 2012, p. 21)

a. Sukrosa
Sukrosa adalah disakarida yang paling mudah dikenal dan juga banyak
ditemukan yaitu gula tebu. Sukrosa tersusun dari glukosa dan fruktosa. Rumus

8
umum sukrosa adalah C12H22O11, sukrosa diperoleh dari tanaman dan tidak dari
sumber lain. Sukrosa adalah jenis disakarida yang paling sering dikonsumsi
sebagai penambah cita rasa suatu makanan.
Sukrosa bila dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Sukrosa dapat diolah untuk menghasilkan rasio 50:50 dari glukosa dan fruktosa
yang membentuk gula cair dan dikenal sebagai gula invert, yang lebih manis dari
sukrosa. Maltosa disebut juga gula kecambah. Hidrolisis maltosa dengan enzim
maltase menghasilkan dua molekul glukosa (Amsal, 2012, p. 21).
Sukrosa adalah gula biasa, yang diekstraksi dari tebu. Unit
monosakarida yang membentuk sukrosa adalah α-D-glukosa dan β-D-fruktosa.
Glukosa (analdohexose) adalah pyranose, dan fructose (a ketohexose) adalah
furanose. Karbon α C-1 dari glukosa terkait dengan karbon β C-2 dari fruktosa.
Dalam hubungan glikosidik yang memiliki notasi α, β (1 - 2). Sukrosa bukan gula
pereduksi karena kedua kelompok anomer terlibat dalam hubungan glikosidik.
(Campbell & Farrel, 2009)

Gambar 6 Molekul Sukrosa


(Sumbono, 2016, p. 47)

Ketika hewan mengonsumsi sukrosa, akan dihidrolisis menjadi glukosa


dan fruktosa, yang kemudian terdegradasi oleh proses metabolisme untuk
menyediakan energi. Manusia mengonsumsi sukrosa dalam jumlah besar, dan
berlebih konsumsi dapat berkontribusi pada masalah kesehatan, fakta ini telah
menyebabkan pencarian pemanis lainnya. Pemanis buatan yang diproduksi
sebagai bahan pemanis baru memiliki efek samping yang berbahaya seperti
menjadi penyebab kanker dan masalah neurologis.
b. Laktosa

9
Laktosa sering terdengan dalam pembahasan biologi ketika membahas
susu. Kerena laktosa adalah gula yang terkandung dalam susu, tidak hanya khusus
susu murni tetapi segala produk yang berkaitan dengan susu. Di dalam tubuh,
laktosa di cerna oleh enzim lactase dan diuraikan menjadi senyawa yang lebih
sederhana yaitu glukosa dan galaktosa yang merupakan dua monosakarida
penyusun laktosa. Setelah terurai barulah laktosa dapat diserap oleh tubuh.
Kadar laktosa dalam susu sapi yaitu 6,8 gr/100 ml, sedangkan dalam
ASI yaitu 4,8 gr/100 ml, kadangkala ada kasus tidak tahan terhadap susu sapi
karena kekurangan enzim laktase. Apabila laktosa diubah menjadi laktat oleh
bakteri, maka susu jadi masam (Amsal, 2012, p. 21).
Laktosa adalah disakarida yang terdiri dari β-D-galaktosa dan D-
glukosa. Galaktosa adalah epimer C-4 glukosa. Dengan kata lain, satu-satunya
perbedaan antara glukosa dan galaktosa adalah inversi konfigurasi di C-4.
Glikosidik hubungan adalah β (1 - 4), antara karbon anomer C-1 dari bentuk β
galaktosa dan karbon C-4 Glukosa. Karena karbon anomer glukosa tidak terlibat
dalam glikosidik pertautan, bisa dalam bentuk α atau β. Dua bentuk anomer
laktosa dapat spesifik ed, dan penunjukan mengacu pada residu glukosa; galaktosa
harus hadir sebagai β-anomer, karena bentuk β galaktosa diperlukan oleh struktur
laktosa. Laktosa adalah gula pereduksi karena gugus pada karbon anomerik dari
bagian glukosa tidak terlibat dalam glikosidik pertalian, sehingga bebas bereaksi
dengan zat pengoksidasi (Campbell & Farrel, 2009).

Gambar 7 Molekul Laktosa


(Sumbono, 2016, p. 47)

10
c. Maltosa
Maltosa adalah jenis disakarida yang bersal dari gandum disedut juga
gula gandum. terdidi dari dua buah monoskarida yang terbentuk dari reaksi
kondensasi. Maltose dihasilkan oleh pemecahan pati oleh amilase.
Maltosa adalah disakarida yang diperoleh dari hidrolisis pati. Ini terdiri
dari dua residu D-glukosa dalam hubungan α (1 - 4). Maltosa berbeda dari cel-
lobiose, disakarida yang diperoleh dari hidrolisis selulosa, hanya dalam hubungan
glikosidik. Dalam selobiosa, dua residu D-glukosa terikat bersama dalam
hubungan β (1 - 4). Mamalia dapat mencerna maltosa, tetapi tidak selobiosa. Ragi,
khususnya ragi bir, mengandung enzim yang menghidrolisis pati dalam barley
tumbuh pertama menjadi maltosa dan kemudian menjadi glukosa, yang
difermentasi dalam pembuatan bir (Campbell & Farrel, 2009).

Gambar 8 Molekul Maltosa


(Sumbono, 2016, p. 48)

3. Polisakarida
Polisakarida adalah zat kimia karbohidrat yang terdiri dari unit
monosakarida. Polisakarida terkenal termasuk pati, glikogen, selulosa, pektin dan
kitin. Namun ada sejumlah non-pati, heteropolysaccharides yang terjadi di alam
yaitu. bakteri, jamur, ganggang dan tanaman fotosintesis - baik di sitoplasma atau
dinding sel pada tingkat sel, memiliki aktivitas farmakologis yang signifikan.
Heteropolysaccharides ini terdiri dari dua atau lebih unit monosakarida yang
berbeda yang dihubungkan satu sama lain dalam pola yang pasti - baik secara
linear atau bercabang. Namun polisakarida tanaman kaya akan kandungan asam
uronat. Karena makromolekul ini bersifat polydisperse, mereka dapat
dikarakteristikkan dengan berat molekul rata-rata (dalam Dalton atau Kilo
Dalton), jumlah unit monosakarida (tingkat polimerisasi) dan jenis monosakarida

11
yang ada - yang semuanya memiliki efek pada sifat farmakologisnya. Polisakarida
yang lebih besar diketahui memiliki aktivitas farmakologis yang lebih baik karena
mereka bertabrakan lebih baik dengan reseptor / protein target untuk memperoleh
respon seluler. Karena pengobatan yang tersedia saat ini untuk penyakit tertentu
dikaitkan dengan kekurangan seperti biaya tinggi, rejimen dosis ganda, efek
samping yang tidak diinginkan dan resistensi pada waktu. Para peneliti
terinspirasi untuk mengembangkan biodegradable, murah, kompatibel dengan
pasien dan tanpa efek samping dari molekul / produk turunannya dan polisakarida
tanaman adalah salah satunya (Dave, 2015).
Polisakarida, polimer gula sederhana seperti glukosa, memiliki dua
fungsi utama: sebagai simpanan bahan bakar yang menghasilkan energy dan
sebagai elemen struktural ekstraseluler dengan spesifik situs pengikatan untuk
protein tertentu. Polimer yang lebih pendek dari gula (oligosakarida) yang melekat
pada protein atau lipid pada permukaan sel berfungsi sebagai sinyal seluler
spesifik. Itu lipid, turunan hidrokarbon berminyak atau berminyak, berfungsi
sebagai komponen struktural membran, bahan bakar yang kaya energy toko,
pigmen, dan sinyal intraseluler. Dalam protein, nukleotida, polisakarida, dan lipid,
jumlah subunit monomer sangat besar: berat molekul dalam kisaran 5.000 hingga
lebih dari 1 juta untuk protein hingga beberapa miliar untuk asam nukleat, dan
dalam jutaan untuk polisakarida seperti pati. Molekul lipid individu jauh lebih
kecil tidak diklasifikasikan sebagai makromolekul. Namun, sejumlah besar
molekul lipid dapat berasosiasi secara nonkovalen struktur yang sangat besar.
Membran seluler terbentuk agregat besar lipid dan protein nonkovalen molekul
(Cambell, 2009).
Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam adalah
polisakarida, polimer dengan berat molekul sedang hingga tinggi. Polisakarida,
juga disebut glikans, berbeda dari masing-masing lain dalam identitas
monosakarida berulang mereka unit, dalam panjang rantai mereka, dalam jenis
obligasi menghubungkan unit, dan dalam tingkat percabangan.
Homopolysaccharides hanya mengandung satu jenis monomer;
heteropolysaccharides mengandung dua atau lebih yang berbeda. Beberapa

12
homopolysaccharides berfungsi sebagai bentuk penyimpanan monosakarida yang
digunakan sebagai bahan bakar; pati dan glikogen adalah homopolysaccharides ini
mengetik. Homopolysaccharides lainnya (selulosa dan kitin, misalnya) berfungsi
sebagai elemen struktural dalam sel tumbuhan dinding dan eksoskeleton hewan.
Heteropolysaccharides memberikan dukungan ekstraseluler untuk organisme dari
semua kerajaan. Misalnya, lapisan kaku sel bakteri amplop (peptidoglikan)
tersusun dalam bagian a heteropolysaccharide dibangun dari dua unit
monosaccharide bergantian. Pada jaringan hewan, ekstraseluler ruang ditempati
oleh beberapa jenis heteropolysaccharides, yang membentuk matriks yang
menampung sel-sel individual bersama dan memberikan perlindungan, bentuk,
dan dukungan untuk sel, jaringan, dan organ. Tidak seperti protein, polisakarida
umumnya tidak memiliki berat molekul yang pasti. Perbedaan ini merupakan
konsekuensi dari mekanisme perakitan keduanya jenis polimer. Protein disintesis
pada templat (messenger RNA) urutan dan panjang yang ditentukan, oleh enzim
yang mengikuti templatnya persis. Untuk sintesis polisakarida di sana tidak ada
templat; melainkan, program polisakarida sintesis adalah intrinsik untuk enzim
yang mengkatalisis polimerisasi unit monomer, dan tidak ada titik perhentian
spesifik dalam proses sintetis (Cambell, 2009).
Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen dan polisakarida nonpati. Pati merupakan karbohidrat utama yang
dimakan manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat
dalam padi-padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung dan gandum
mengandung 70-80 % pati, kacang-kacang kering sepeti kacang kedelai, kacang
merah dan kacang hijau mengandung 30-60% pati, sedangkan ubi, talas, kentang
dan singkong mengandung 20-30% pati. Proses pemasakan pati disamping
menyebabkan pembentukan gel juga akan melunakkan dan memcah sel, sehingga
memudahkan pencernaannya. Dalam proses pencernaan semua bentuk pati
dihidrolisis menjadi glukosa. Pada tahap petengahan akan dihasilkan dekstin dan
maltosa. Dekstrin, merupakan produk antara pada pencernaan pati atau dibentuk
melalui hidrolisis parsial pati. Glikogen, dinamakan juga pati hewan karena
merupakan bentuk simpanan karbohidat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang

13
terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari glikogen
disimpan di dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya
dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan
glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan
semua sel tubuh (Siregar, 2014).

14
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karbohidrat adalah sumber energi bagi tubuh manusia untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Karbohidrat berasal dari tumbuhan dan senyawa yang
terkandung di dalamnya seperti pati, gula dalam buah-buahan, dalam madu lebah,
dan sebagainya. Selain sebagai sumber energi bagi tubuh manusia, fungsi biologi
karbohidrat lainnya yaitu sebagai pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme
fotosintetik lainnya, pelumas sendi kerangka, perekat diantara sendi. pemberi
spesifisitas biologi pada permukaan sel, dan sebagainya.
Berdasarkan jumlah sakarida yang dikandungnya, karbohidrat dapat
digolongkan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida
adalah jenis sakarida yang paling sederhana yang tidak dapat di hidrolisis lagi
menjadi karbohidrat. Contohnya glukosa dan galaktosa Disakarida dibentuk dari
dua molekul monosakarida melalui ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik ini yang
membentuk rangkaian oligosakarida dan polisakarida. Contohnya laktosa,
maltosa, dan sukrosa. Sedangkan polisakarida adalah gabungan lebih dari 10 unit
monosakarida. Contohnya amilum, glikogen, dan dekstrin.

B. Saran

15
DAFTAR PUSTAKA

Amsal, A. (2012). Konsep Dasar Biokimoa dan Nutrisi dalam Al-Quran. Banda
Aceh: Penerbit PeNA.
Cambell, M. K. (2009). Biochemistry Sixth Edition. USA: Thomson Brooks.
Dave, D. T. (2015). Pharmacologycal Potential of Naturally Occuring Non-Strach
Polysaccharides (NSP). The Journal of Phytopharmacology, 4 (6) hal 307-
310.
Firani, N. K. (2017). Metabolisme Karbohidrat Tinjauan Biokimia dan Patologis.
Malang: UB Press.
Julianto, T. S. (2015). Biomolekul dalam Perspektif Al-Quran. Yogyakarta:
Deepublish.
Poedjiadi, A. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Rahayu, I. (2009). Praktis Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Nasional.
Siregar, N. S. (2014). Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, Vol. 13 No. 2 hal
38-44.
Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Deepublish.

16
17

Anda mungkin juga menyukai