KELOMPOK 3
DOSEN PEMBIMBING
Hipotonisitas dari saliva ( glukosa level rendah, sodium klorida, dan urea) fungsi
rasa
Protein dengan kandungan karbohidrat tinggi (mucins) fungsi proteksi dan lubrikasi
Rata-rata konsentrasi gula 0,5 sampai 1 mg/100mL fungsi dulution and cleaning
Sialin, urea, amonia fungsi buffer capacity
Kalsium, fosfat, fluride fungsi integritas enamel gigi
Kelenjar saliva terdiri dari berbagai tipe sel yaitu, unit sekretori (sel asinus, duktus
interkalata, dan duktus striata) dan unit nonsekretori (sel mioepitel dan sel saraf). Sel asinus
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu serus dan mukus. Jenis sel asinus tersebut menentukan sifat saliva
yang disekresikan oleh tiap kelenjar saliva. Kelenjar saliva yang tersusun atas sel-sel asinus
tipe serus akan menghasilkan saliva yang encer, sedangkan kelenjar saliva yang tersusun atas
sel-sel asinus bertipe mukus akan menghasilkan saliva yang pekat. Kelenjar saliva mayor
terbagi menjadi kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. 1
LOKASI Dibagian inferior telinga Terletak pada bagian bawah Kumpulan kelenjar yang
dibelakang ramus korpus mandibula Memiliki terletak berdekatan dengan
mandibula, pada bagian muara pada dasar rongga mulut saluran keluar kelenjar
posterior terdapat pada frenulum lidah, di submandibularis di bawah
mastoid, prosesus belakang gigi seri bagian bawah mukosa dasar mulut.
timpani,saluran luar
pendengaran
VASKULARISASI Arteri fasialis dan arteri Arteri fasialis dan arteri Arteri submentalis dan
karotis eksterna lingualis sublingualis
PERSYARAFAN Nervus fasialis Nervus lingualis nervus lingualis
(N. VII)
TOTAL VOLUME 60-65% 20-30% 2-5%
SALIVA
TIPE SEL Asinus serus Asinus campuran Asinus mukous
DOMINAN
GAMBAR
Kelenjar Saliva Minor
Kelenjar saliva minor yang terletak dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor
hanya menyumbangkan 5% dari sekresi lidah dalam 24 jam. Kelenjar saliva minor
dapat ditemui pada hampir seluruh epitel didalam rongga mulut. Kelenjar saliva minor
tidak memiliki kapsul yang jelas seperti kelenjar mayor. Jumlah kelenjar saliva minor
diperkirakan sebanyak 600 sampai 1000 kelenjar yang diberi nama sesuai lokasi
kelenjar tersebut berada (yaitu, labial, bukal, lingual, palatal, retromolar). Selain itu,
terdapat tiga set kelenjar saliva minor; kelenjar Weber, ditemukan disepanjang
perbatasan lateralis lidah; kelenjar von Ebner, disekitar papilla sirkumvalata, serta
kelenjar Bladin dan Nuhn yang juga dikenal sebagai kelenjar lingual anterior, yang
ditemukan pada ventral anterior lidah.
Refleks Sekresi Saliva. Rangsangan aferen yang terintegrasi di pusat-pusat utama saliva dari medula. Eferen
saraf otonom parasimpatis menghantarkan sinyal ke kelenjar saliva melalui ganglia parasimpatis dekat kelenjar
target. Proyek saraf (lebih rendah dari broken line) dari medulla ke pusat simpatik di segmen toraks atas dari
sumsum tulang belakang dan dari sini eferen saraf simpatik memberikan sinyal ke kelenjar saliva melalui
ganglion cervical superior. Proyek saraf (lebih tinggi dari broken line) dari korteks ke pusat-pusat parasimpatik
di medula dan ini dapat memiliki rangsang atau efek penghambatan pada sekresi saliva. Eferen saraf otonom
merangsang sekresi saliva dan tidak ada penghambatan perifer sekresi melalui saraf simpatik.
Saraf Parasimpatis
Jalur saraf parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva terutama dikontrol oleh sinyal
saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior dan inferior batang otak.
Jalur persarafan parasimpatik untuk kelenjar sublingual dan submandibula berasal dari Nervus
Fasial (N. VII) dan untuk kelenjar parotis melalui Nervus Glossofaringeal (N. XI). Stimulasi
parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua kelenjar saliva, sehingga menghasilkan
produksi saliva dalam jumlah banyak.
Saraf Simpatis
Jalur persarafan simpatik adalah berasal dari segmen toraks T1 sampai T3 dengan saraf
preganglionik di ganglion servikal superior. Sekresi saliva yang dipersarafi oleh saraf simpatik
memiliki jumlah yang lebih sedikit konsentrasi yang lebih pekat dari saraf parasimpatik. Saraf
simpatik lebih mempengaruhi sekresi saliva dari kelenjar submandibula daripada sekresi saliva
dari kelenjar parotis.
Aktivasi saraf simpatis yang terjadi pada sekresi saliva melepaskan neurotransmitter
noradrenalin yang akan diterima oleh reseptor -adrenergik dan -adrenergik pada sel asini
kelenjar. Reseptor -adrenergik yang teraktivasi akan meningkatkan konsentrasi kalsium
(Ca2+) sehingga akan menghasilkan saliva yang bersifat encer. Reseptor -adrenergik yang
teraktivasi akan memediasi sekresi protein saliva. Pada saraf simpatis yang dominan berikatan
dengan noradrenalin adalah -adrenergik. Oleh karena itu, stimulasi saraf simpatis
menghasilkan sekresi saliva yang kaya protein dengan volume yang rendah serta lebih kental
(mukus), terutama diproduksi pada kelenjar sublingual dan sebagian lagi diproduksi kelenjar
submandibula.
SKEMA TERBENTUKNYA SALIVA
Hipotalamus
lateral
Nukleus salivatory
di medulla batang
otak simpatis
parasimpatis
Ganglion servikal -> arteri
N IX N VII
Sel Asinus
Sekresi saliva merupakan proses dua tahap:4
1. Sekresi primer
Sel asini bertanggung jawab untuk mensekresi sebagian besar protein dan cairan. Sel
asini mensekresi saliva primer yang mengandung ptialin dan/atau musin dalam larutan ion
dengan konsentasi yang tidak jauh berbeda dari yang disekresikan dalam cairan ekstraseluler
khusus. Saliva yang disekresi oleh sel asini bersifat isotonik, dengan konsentrasi Na+, K+, dan
HCO3- yang mirip dengan yang terdapat dalam plasma. Selain itu, ion lain seperti Ca2+ dan
Sekresi saliva primer terdiri dari dua mekanisme yaitu sebagai berikut:
a. Sekresi Protein
Sekresi protein dapat distimulasi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Pembagian
antara kontrol saraf simpatis dan parasimpatis masih diperdebatkan, karena saraf parasimpatis
juga dapat melepaskan peptida berupa VIP. VIP akan berikatan dengan reseptor VIP yang
kemudian akan bertindak melalui cAMP sebagai secondary messenger dan dibantu NO
sehingga mensekresikan protein pada saliva. Sekresi yang dihasilkan VIP merupakan sekresi
protein tanpa atau dengan sedikit cairan. Akan tetapi, sekresi protein lebih dominan diatur oleh
Tahap pertama dari jalur transduksi sinyal adalah ketika noradrenalin mengikat reseptor
adenilat siklase. Adenilat siklase adalah membran terikat enzim yang mengkatalisis konversi
ATP menjadi cAMP. cAMP akan memediasi aktivasi cAMP-dependent protein kinase atau
Protein Kinase A (PKA). Aktivasi PKA sangat penting untuk sekresi eksositosis cAMP-
dependent. Protein kinase A berfosforilasi dan mengaktifkan berbagai protein target dan enzim,
parasimpatis.31,36 Stimulasi simpatis dapat mengaktifkan reseptor -adrenergik pada sel asini
yang berperan dalam menghasilkan saliva yang bersifat encer dengan cara meningkatkan
konsentrasi Ca2+.
Tahapan sekresi air dan elektrolit pada saliva primer adalah sebagai berikut:
1. Diawali dengan adanya stimulasi baik dari saraf simpatis maupun parasimpatis. Kelenjar
2. Peningkatan konsentrasi Ca2+ membuka saluran basolateral untuk K+ dan saluran apikal
untuk Cl-. K+ akan meninggalkan sel asini menuju cairan interstisial dan Cl- akan
meninggalkan sel menuju lumen asini dalam keadaan seimbang. Selain itu, karbon dioksida
(CO2) yang masuk dari aliran darah ke dalam sel asini melalui membran basolateral akan
bereaksi dengan air (H2O) disertai dengan bantuan karbonik anhidrase menjadi HCO3-.
HCO3- akan disekresikan ke lumen asini melalui saluran Cl- yang Ca2+-dependent.
Na+-K+-2Cl- untuk mentranspor dua ion Cl- ke dalam sel bersamaan dengan Na+ dan K+.
Potensi elektrokimia Cl- dan K+ lebih besar di dalam sel, dibandingkan dengan yang ada
4. Potensi elektrokimia yang negatif tersebut akan mendorong aliran Na+ masuk ke dalam
lumen sel asini melalui celah-celah penghubung sel. Proses sekresi cairan atau pemindahan
cairan ke seluruh jaringan berlangsung secara osmosis. H2O dapat masuk secara osmosis
ke dalam lumen asini melalui celah-celah penghubung sel dan secara transeluler melalui
saluran air Aqp5 pada membran sel asini. Na+ yang masuk secara paraseluler beriringan
dengan Cl- yang masuk secara transeluler menyebabkan NaCl dominan pada lumen asini.
5. Membran basolateral sel asini mengandung pompa Na+-K- dengan bantuan ATP. Kenaikan
intraseluler Na+ dari tahap pada poin 2 akan mengaktifkan pompa Na+-K-, sehingga Na+
akan dipompa ke cairan interstisial dan K+ akan masuk ke dalam sel asini untuk menjaga
keseimbangan.
Sekresi saliva primer melibatkan banyak komponen pada sel asini kelenjar diantaranya
Na+, Cl-, HCO3- dan H2O. Selain itu, di dalam saliva primer juga ditemukan Ca2+ dan Pi. Ca2+
dan Pi berasal dari aliran darah yang akan masuk ke sel asini melalui membran basolateral.
Ca2+ yang masuk tersebut akan dipompakan ke lumen asini dengan bantuan ATP, sehingga
aktivitas Ca2+ di saliva sama dengan yang terdapat di dalam darah. Pi akan masuk dari aliran
darah melalui Na+ couple Pi transporter (NPT2b), kemudian akan dikeluarkan menuju lumen
asini melalui saluran ion. Hal tersebut menyebabkan konsentrasi Pi lebih banyak di dalam
saliva dibandingkan di darah. Namun, mekanisme transpor Pi tersebut masih belum jelas.
Saliva primer yang mengalir melalui duktus ekskretorius dan duktus interkalatus akan
mengalami modifikasi komposisi ion saliva secara nyata berupa reabsorpsi Na+, Cl-, dan Pi,
serta sekresi K+ dan HCO3-. Pi akan mengalami reabsorpsi dari saliva primer melalui NPT2b
yang terdapat pada membran apikal sel duktus. Sel duktus memiliki claudin 4 yang mengatur
permeabilitas sel kelenjar sehingga relatif impermeabel terhadap air, dan saliva akan menjadi
1. Reabsorpsi Na+ dan sekresi K+ adalah proses yang distimulasi oleh mineralokortikoid
lumen. Na+ pada saliva primer akan memasuki sel bertukar dengan H+. Hasil peningkatan
kadar Na+ dalam sel duktus mengaktivasi pompa basolateral Na+-K+. Na+ akan dipompa
keluar ke sel duktus dengan bantuan ATP melalui membran basolateral ke cairan interstisial
dan akan digantikan oleh K+ yang masuk ke sel duktus. Pemompaan tersebut
2. Selain itu, Cl- dari saliva primer juga mengalami reabsorpsi oleh sel duktus kelenjar
saliva.32 Cl- dapat tereabsorpsi secara pasif, dan sebagian lagi melalui exchanger Cl--HCO3-
yang akan bertukar dengan HCO3- yang dikeluarkan ke lumen. HCO3- juga dapat
disekresikan tanpa melalui pertukaran dengan Cl-. Konsentrasi sekresi bikarbonat sangat
3. Reabsorpsi tersebut akan menyebabkan kadar Cl- banyak di dalam sel duktus, sehingga Cl-
pengeluaran Cl-.
5. Beberapa K+ yang lain akan meninggalkan sel duktus menuju lumen melalui exchanger
H+-K+ dengan bantuan aldosteron sehingga K+ akan disekresikan ke lumen dan H+ akan
akhir melebihi jumlah K+ yang ada di plasma. Hasil dari sekresi saliva sekunder adalah
saliva yang kaya akan K+ dan HCO3-. Mekanisme sekresi saliva sekunder terdapat pada
gambar.
REFERENSI
2. Michael Glick. Burkets Oral Medicine. 12th Ed. 2015. Peoples Medical Publishing
House.