Ada 2 mekanisme :
1. Imunitas alami (innate imune/non spesifik)
2. Imunitas adatif (spesifik)
Fungsi utama sistem imun rongga mulut adalah
untuk melindungi :
- Mukosa mulut
- Gingiva
- Gigi
- Rahang
Beberapa jaringan rongga mulut yang berfungsi
sebagai pertahanan :
1. Mukosa rongga mulut
2. Saliva dan kelenjar saliva
3. Cairan krevikular
Istilah
Sitokin merupakan protein sistem imun yang mengatur
interaksi antar sel dan memacu reaktivitas imun baik
pada imun non spesifik maupun spesifik.
Mempengaruhi dan meningkatkan respon imun non
spesifik
Sitokin dapat juga disekresi oleh makrophag, fibroblas,
sel dendrit, sel mast dan limfosit intra epitel di rongga
mulut.
Mayor Histocompatibility Complex (MHC): sel B
mengenal epitop pada molekul utuh, sedang sel T
mengenal epitop pd fragmen antigen (peptida) yang
diikat oleh molekul pada permukaan APC
Respon Imun Spesifik dimulai dengan aktivitas
makrofag atau Antigen Presenting Cell (APC) yg
memproses Ag sedemikian rupa menimbulkan
interaksi dgn sel-sel sistem imun spesifik
• Granulocyte Macrophage Colony Stimulating Factor (GM-CSF)
merupakan protein yang disekresikan oleh macrophages, T cells, mast cells,
endothelial cells and fibroblasts
GM-CSF adalah sitokin yang fungsinya sebagai faktor pertumbuhan sel
darah putih.
GM-CSF menstimulasi stem cells untuk menghasilkan granulocytes
(neutrophils, eosinophils, dan basophils) dan monocytes
1 Mei 2010 21
Gambar 2.
Gambaran skematik
pembangunan
sekretori IgA
(SIgA): dua molekul
IgA, disatukan oleh
rantai J dan SC.
Rantai J dan SC
adalah disulfida
yang dihubungkan
bagian Fc dari
molekul IgA. Garis
bergelombang
menggambarkan SC.
1 Mei 2010 22
Sekretory Componen
23
Gambar 3. Transport SIgA di dalam kelenjar saliva. IgA dan
rantai-J disintesis di dalam limfosit-B, dikelompokkan menjadi
dimer dan dikeluarkan. Pengikatan pada komponen sekresi sel-
sel sekresi bersifat endositosis, transport intraseluler dan
penyerahan ke lumen untuk selanjutnya diangkut ke rongga
mulut.
24
Fungsi Biologis Secretory IgA
5. Aktivasi komplemen
Kemampuan S IgA untuk mengaktivasi
komplemen masih merupakan kontroversi.
Karena S IgA kurang mampu mengaktivasi
komplemen dan komplemen dalam sekresi
terbatas mungkin sistem imunologik di
perm.mukosa terbatas
6. Fungsi IgA sebagai Sel Mediasi
NAM dihubungkan
pada NAG oleh
ß(14) ikatan
glikosidik
Peroksidase
Enzim yg labil terhadap panas ditemukan dalam
saliva yang dgn adanya ion thiosianat dan hidrogen
peroksida mematikan Laktobasilus asidofilus
dengan menghambat pengambilan lisin dan
menginaktifkan beberapa streptokokus dengan
menghambat enzim glikolisis
Laktoferin
Protein yg stabil terhadap panas yang ditemukan
dalam saliva dan air susu
Mempunyai efek bakteriostatik pada spektrum
jasad renik yang luas dan akan memberikan efek
dengan cara mengosongkan lingkungan zat besi
pada konsentrasi yang akan menggagalkan
pertumbuhan bakteri
III. Sistem imun pada sulkus gingiva(CSG)
- Berasal dari serum darah yg terdapat dalam
sulkus gingiva dalam keadaan sehat maupun
meradang
- Komponen darah humoral dan selular
melindungi permukaan gigi dan epitel dalam
rongga mulut melalui aliran cairan menembus
perlekatan dari gingiva
Pembentukan CSG
- Komponen selular & humoral dari darah dapat
melewati epitel perlekatan yang terletak pd celah
gingiva dalam bentuk CSG
- CSG mengalir secara terus menerus melalui epitel dan
masuk ke sulkus gingiva dengan aliran yg sangat
lambat, 0,24-1,56 μl/menit pd daerah yg tidak
mengalami inflamasi.
- Aliran akan pada gingivitis dan periodontitis
- Cairan mengalir dari kapiler menuju ke
jaringan sub epitel, terus ke epitel
perlekatan.
- Dari sini cairan disekresikan dalam bentuk
CSG bercampur dengan saliva di dalam
rongga mulut
- Kegunaan volume CSG membantu dalam
mendiagnosis status periodontal
- Aliran CSG akan bertambah besar pd gingivitis
karena adanya pertambahan permeabilitas
pembuluh vaskuler.
- Hal ini telah dibuktikan dengan memberikan
rangsangan yang dapat menimbulkan
peradangan marginal gingiva didapatkan
adanya pertambahanan cairan disekitar gigi
tsb.
Pencegahan terhadap karies