Anda di halaman 1dari 4

TUJUAN PENCETAKAN

untuk mendapatkan replikasi jaringan pendukung gigi tiruan (denture bearing area) → memungkinkan
dibuatkan basis yang cekat dan nyaman, baik dalam keadaan berfungsi atau tidak

1. Retensi
Retensi adalah suatu kemampuan gigi tiruan untuk mencegah perpindahan yang gayanya
berlawanan dengan arah pemasangan. Adanya retensi adalah untuk menahan gaya gravitasi, adhesi
makanan, gerakan pembukaan rahang sehingga gigi tiruan tetap pada posisinya di rongga mulut.
Dapat diuji dengan melepas gigi-gigi tiruan dengan menariknya dari arah vertikal. Jika retensi baik,
maka protesa sukar untuk dilepas. Biasanya tes ini bermanfat jika dilakukan pada gigi tiruan maksila.
Faktor yang mempengaruhi retensi:
 Faktor anatomi
 Ukuran denture-bearing area
Retensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran denture-bearing area. Ukuran
dari maxillary denture-bearing area yaitu sekitar 24 cm² dan pada mandibular sebesar 14
cm². Maka dari itu, gigi tiruan pada maksila lebih memiliki retensi dibandingkan gigi tiruan
pada mandibular.
 Kualitas denture-bearing area
Pergerakan mukosa saat pencetakan dapat menghasilkan mukosa yang tidak akurat pada
waktu pemakaian gigi tiruan sehingga dapat mengurangi retensi.
 Faktor fisiologis
 Faktor fisiologis yang mempengaruhi retensi adalah viskositas saliva
 Saliva yang kental akan terakumulasi diantara permukaan jaringan gigi tiruan dan palatum
yang dapat menyebabkan kehilangan retensi. Saliva yang terlalu encer juga dapat
menyebabkan kehilangan retensi
 Pasien dengan ptyalism (hipersalivasi) dapat menyebabkan mual dan muntah sedangkan
pada pasien xerostomia (hiposalivasi) dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit
 Faktor fisik
1) Adhesi
Daya tarik antara 2 molekul yang berbeda, yaitu antara molekul mukosa dan saliva, serta
antara molekul gigi tiruan dan saliva. Saliva sangat berperan penting dalam adhesi, saliva
akan membasahi tissue surface gigi tiruan dan mukosa. Lapisan tipis saliva (tidak cair seperti
air dan tidak terlalu tebal) kemudian terbentuk diantara gigi tiruan dengan tissue surface.
Lapisan ini membantu retensi gigi tiruan pada mukosa. (kalo terlalu cair seperti air akan
tidak terlalu adhesif, sedangkan terlalu tebal/kental akan sangat adhesif)
2) Kohesi
Daya tarik menarik antara 2 molekul yang sama, yaitu antara molekul-molekul saliva. Gaya
kohesif terjadi diantara lapisan tipis saliva di antara basis gigi tiruan dan mukosa. Efektivitas
dari gaya ini meningkat sesuai dengan peningkatan denture-bearing area. Saliva yang encer
dapat membentuk lapisan yang lebih tipis dan lebih kohesif daripada saliva yang kental.
3) Interfacial surface tension
Kombinasi antara kohesi dan adhesi. Merupakan tahanan terhadap pemisahan yang
dihasilkan oleh lapisan tipis cairan di antara 2 permukaan yang beradaptasi dengan baik.
Gaya ini ditemukan dalam lapisan saliva yang memisahkan basis gigi tiruan dengan jaringan.
Lapisan saliva ini cenderung menahan gaya yang menyebabkan perpindahan sehingga
cenderung memisahkan gigi tiruan dengan jaringan. Tegangan permukaan sangat
dipengaruhi oleh adanya udara pada tepi-tepi kontak benda cair dan padat (liquid air
interface). Contoh analogi: 2 mixing slab yang basah ditempelkan akan sulit untuk
dilepaskan, kemudian letakkan kedua mixing slab di dalam air, kedua mixing slab tersebut
akan lebih mudah untuk dilepaskan karena tidak adanya tegangan permukaan (kalo masih
kurang ngerti liat gambar+keterangannya aja ya).

Jadi saat ada saliva yang berlebihan disepanjang tepi GT pada RB maka tegangan
permukaannya rendah. Maka untuk memperoleh tegangan permukaan yang maksimal
adalah:
 Kondisi saliva tipis dan merata
 Adaptasi antara basis gigi tiruan dan jaringan baik
 Basis gigi tiruan menutupi area yang luas
 Terdapat gaya kohesif dan adhesif yang baik untuk meningkatkan tegangan permukaan
yang baik
4) Capillarity attraction
Gaya yang dihasilkan dari tekanan permukaan yang dapat menyebabkan naik turunnya
permukaan cairan saat berkontak dengan benda padat. Dapat ditingkatkan dengan adaptasi
gigi tiruan yang rapat dengan jaringan mukosa, lapisan saliva yang tipis dan dengan
permukaan yang luas dari denture-bearing area.
5) Tekanan atmosphere dan peripheral seal
Untuk memanfaatkan tekanan atmosfer secara efektif, gigi tiruan harus memiliki peripheral
seal yang baik. Peripheral seal adalah area kontak antara border gigi tiruan dengan resilient
limiting structures. Peripheral seal ini mencegah udara untuk masuk di antara permukaan
gigi tiruan dan jaringan lunak → tekanan di ruang antara gigi tiruan dan jaringan lunak harus
dijaga tetap rendah → tekanan atmosfer bisa menahan dislodging forces apabila border seal
efektif. Untuk mendapatkan peripheral seal yang bagus, tepi gigi tiruan harus berada di soft
& resilient tissue. Ketika ada displacing force yang bekerja pada gigi tiruan, akan ada partial
vacuum antara gigi tiruan dan jaringan lunak → natural suction of a denture → membantu
retensi (retensi dari tekanan atmosfer ini berbanding lurus dengan luas denture base).
Border molding dan selective pressure technique sangat esensial untuk mekanisme retensi
ini.
 Faktor mekanik
1) Undercut
Kemampuan untuk beradaptasi dari mukosa dan submucosa tulang basalis dapat
menghasilkan undercut yang dapat meningkatkan retensi. Undercut dapat membuat retensi
berkurang, namun sedikit undercut dari lateral tuberosities, maxillary premolar areas,
distolingual areas, dan lingual mandibular midbody areas bisa jadi sangat membantu dalam
retensi protesa. Undercut yang unilateral dapat membantu retensi, sedangkan undercut
yang bilateral (di kedua sisi rahang) dapat menyulitkan insersi gigi tiruan dan perlu surgical
correction.
Mechanical lock
Mechanical lock berupa undercut merupakan salah satu pendukung retensi. Bila ditemukan
undercut perlu dibuat relief sebelum protesa dipasang, atau waktu pemasangan diperiksa
dengan menggunakan pressure indicator paste serta memperhatikan arah
pemasangan/pengeluarannya. Cara memasang gigi tiruan perlu dijelaskan dan
didemonstrasikan pada pasien.
2) Gaya magnetic
Penggunaan intermucosal magnet dapat meningkatkan retensi pada ridge yang mengalami
resorpsi parah.
3) Denture adhesives
Penggunaan cream/gel/powder yang dioleskan pada permukaan jaringan sebelum
pemakaian gigi tiruan dapat meningkatkan retensi.
4) Suction chambers & suction discs
Suction chambers di gigi tiruan RA dulu digunakan untuk menambah retensi dengan
menciptakan area tekanan negatif. Namun sekarang sudah tidak dipakai karena bisa
berpotensi penyebabkan palatal hyperplasia.
 Faktor muscular
Gigi tiruan mendapatkan retensi tambahan dari otot. Ada keseimbangan antara gaya dari otot
buccal dan otot lidah pada neutral zone. Sehingga, gigi tiruan harus disusun di neutral zone
untuk mencapai retensi yang bagus. Bidang oklusal harus paralel terhadap residual ridge dan
interarch space dibagi dengan rata. Polished surface denture harus dibentuk dengan benar
→ bentuk buccal & lingual flanges harus memungkinkan otot-otot untuk fit dengan denture &
meningkatkan border seal.
 Gaya gravitasi
Dapat menjadi gaya retentif pada mandibula (searah) ataupun gaya pelepas pada maksila
(berlawanan arah).
2. Stabilisasi
Stabilisasi merupakan kemampuan gigi tiruan untuk tetap stabil atau teta pada posisinya saat
digunakan. Hal ini mengacu pada suatu tahanan untuk melawan pergerakan horizontal dan tekanan
yang cenderung akan mengubah kedudukan basis gigi tiruan dan pondasi pendukungnya pada arah
horizontal atau rotasi. Cetakan yang akurat sangat penting untuk stabilisasi. Stabilitas terhadap
gerak horizontal akan berkurang dengan berkurangnya tinggi prosesus alveolaris atau
bertambahnya jaringan mukosa yang mudah bergerak. Kehilangan stabilitas menyebabkan gigi
tiruan bergerak bila menerima tekanan horizontal → kerusakan jaringan lunak dan perubahan
tulang di bawahnya.
Faktor yang mempengaruhi stabilisasi:
 Ketinggian vertikal residual ridge  apabila tinggi vertikal residual masih tinggi, stabilisasi dari
gigi tiruan tersebut akan baik
 Kualitas jaringan lunak yang melapisi ridge  semakin flabby jaringan lunaknya, semakin buruk
stabilisasi gigi tiruan tersebut
 Kualitas cetakan akhir  cetakan yang dihasilkan harus memenuhi syarat yaitu akurat, stabil,
tidak ada kekosongan, tidak sulit dilepas dari mulut, dan dapat dibuatkan cast sesegera mungkin
 Bidang oklusal  tidak ada blocking, occlusal plane harus parallel dengan ridge, jika occlusal
plane miring akan menyebabkan gaya geser pada gigi tiruan dan mengurangi stabilisasi
 Penyusunan gigi  harus tepat dengan skema oklusi yaitu balanced occlusion dan berada pada
neutral zone.
Bilateral balanced occlusion merupakan kontak oklusal gigi anterior dan posterior secara
simultan dan bilateral pada posisi sentrik dan eksentrik (posisi eksentrik adalah semua oklusi
selain oklusi sentris yang menghasilkan kontak prematur). Selama gerakan lateral gigi posterior
saling berkontak pada working side dan non-working side. Pada pembuatan gigi tiruan lengkap,
skema oklusi bilateral balanced occlusion adalah skema yang paling menguntungkan karena:
 Ketika mandibular bergerak dari posisi relasi sentrik ke posisi eksentrik, kontak-kontak yang
simultan dan halus antara gigi atas dan bawah dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
tipping atau rotasi dari protesa, sehingga dapat mempertahankan stabilitas.
 Lebih baik secara biomekanis terhadap jaringan dan tulang sekitarnya karena dapat
mengurangi inflamasi sehingga mencegah resorpsi tulang alveolar.
 Menyebarkan tekanan yang merata pada sepanjang rahang, sehingga meningkatkan
stabilitas.
 Kontur permukaan  harus halus karena akan harmonis dengan struktur oral pasien dan tidak
mengganggu pergerakan otot mulut
3. Support
Kemampuan protesa terhadap gaya vertikal dari mastikasi, gaya oklusal atau gaya yang searah
dengan denture bearing area. Untuk memberikan support yang baik, basis gigi tiruan harus
menutupi seluas mungkin denture bearing area. Sangat membantu untuk mendistribusikan gaya ke
permukaan yang lebih luas. Jadi semakin luas basis, beban yan diterima perunit semakin kecil
sehingga kestabilan meningkat. Macam dukungan:
 Primer → daerah pendukung yang tidak resorpsi. RA: ridge posterior; RB: buccal shelf
 Sekunder → daerah pendukung lebih luas dari dukungan primer. Contoh: ridge anterior dan
seluruh lereng ridge
 Tersier (tambahan) → daerah pendukung yang jaringannya mudah bergerak. Contoh:
vestibulum
4. Estetik
Ketebalan sayap (flange) gigi tiruan sangat mempengaruhi faktor estetik. Oleh karena itu
pencetakan harus mendapatkan ketinggian dan kedalaman sulkus untuk pembuatan sayap gigi
tiruan sehingga mendapatkan tampilan mouth fullness yang dibutuhkan..
5. Mempertahankan struktur yang tersisa
Muller de Van (1952) menyatakan bahwa “Mempertahankan area yang tersisa merupakan hal yang
lebih penting daripada penggantian struktur yang hilang.” Maka cetakan harus mencakup detail
basal seat dan struktur perifer yang tepat untuk mencegah injury pada rongga mulut. Jaringan
Perifer harus dapat dicetak dengan akurat untuk mencegah over-extension dari gigi tiruan dan iritasi
jaringan.

Anda mungkin juga menyukai