1
2
FOTO EKSTRAORAL
Profil Tampak Samping Kanan Profil Tampak Samping Kanan dan Kiri
INTRA ORAL
Reflek muntah : rendah
Sensitivitas palatal : klas 1 - normal
Saliva : klas 1 normal
Mukosa : kondisi klas 1 –normal
Ketebalan : klas 1
Resiliensi : normal
4
FOTO INTRAORAL
Oklusal RA Oklusal RB
1.4 ODONTOGRAM
Keterangan odontogram:
- Kehilangan gigi 18,28,31,36,37,38,46,47,48
- Sisa akar 17,16,15,14,13,12,11,21,22,23,24,25,26,27,34,35,45
- Kegoyangan 01 pada 32,42
- Kegoyangan 02 pada 41
- Karies mencapai lesi dentin terbatas 32,33
- Karies lesi mencapai pulpa 43,44
8
Interpretasi Radiograf :
• Ketinggian Puncak Alveolar Ridge klasifikasi Wical dan Scope : terdapat
gambaran penurunan tulang kelas 2 (Moderate Resorption)
• Terdapat gigi 32,33,41,42,43,44 dan sisa akar gigi 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21,
22, 23, 24, 25, 26, 27, 35, 34, 44
9
1. Gigi 32
2.Gigi 33
Perbandingan mahkota dan akar 1:3
Terdapat resorpsi horizontal tulang alveolar sebesar 2/3 dari alveolar crest normal
Terdapat gambaran radiolusen pada bagian proximal mesial dan distal mencapai
dentin terbatas
Tes vitalitas (+)
3. Gigi 41
Perbandingan mahkota dan akar 1:3
Terdapat resorpsi horizontal tulang alveolar sebesar 2/3 dari alveolar crest normal
Terdapat gambaran radiolusen pada bagian servikal bagian mesial dan distal
mencapai dentin
Kegoyangan o2
Tes vitalitas (-)
4.Gigi 42
Perbandingan mahkota dan akar 1:3
Terdapat resorpsi horizontal tulang alveolar sebesar 2/3 dari alveolar crest normal
Terdapat gambaran radiolusen pada bagian proximal servikal mesial dan distal
mencapai dentin
10
Kegoyangan o1
Tes vitalitas ( - )
Gambar 1.5 Radiografik Intraoral
1.6 DIAGNOSA
a. Edentulous 18,28,38,37,36,31,46,47,48
b. Nekrosis pulpa 17,16,15,14,13,12,11,21,22,23,24,25,26,27,35,34,44
c. Periodontitis kronis generalisata
Rahang Atas
Keterangan Desain :
- Gigi Tiruan Penuh Basis Akrilik
- Anasir gigi akrilik
Rahang Bawah
Keterangan Desain :
- Gigi Tiruan Penuh Basis Akrilik
- Anasir gigi akrilik
12
tepat di bagian tengah rongga mulut dan tangkai sendok cetak segaris dengan
hidung pasien atau garis median wajah. Saat mencetak RB posisi operator berdiri
di depan dan sisi kanan penderita.
9. Pada rahang atas, sendok cetak harus menutupi hingga pterygomaxillary notches/
hamular notch dan garis vibrasi palatum lunak (AH Line) serta meluas ke vestibulum
fasial, sedangkan untuk rahang bawah sendok cetak harus menutupi permukaan
retromolar pads, buccal shelf dan seluruh residual alveolar ridge serta meluas ke
vestibulum lingual.
10. Memberikan instruksi kepada pasien pada saat mencetak RA untuk bernafas
melalui hidung dan menundukkan kepala (bila perlu), sehingga reflex muntah (garg)
berkurang. Pada pasien dengan reflex muntah tinggi, diinstruksikan untuk menarik
nafas panjang dan menahannya, lalu sendok cetak dimasukkan ke rongga mulut
pasien dan meminta pasien untuk menghembuskan nafas/ bernafas melalui hidung.
11. Memberikan instruksi kepada pasien pada saat mencetak RB untuk mengangkat
lidah sampai ujung lidah menyentuh palatum sesaat setelah sendok cetak
dimasukkan dalam mulut. Kemudian pasien diminta untuk menjulurkan lidah. Hal
ini dilakukan agar didapatkan hasil cetakan yang meluas di daerah lingual hingga
ke retromylohyoid dan menentukan posisi frenulum lingualis pasien.
12. Setelah adonan mengeras, sendok cetak dilepaskan dari mulut pasien. Kemudian
dicuci bersih pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran/ saliva yang
menempel pada hasil cetakan. Kemudian dilakukan pengisian hasil cetakan
dengan gips tipe III dan dilakukan pembuatan basis.
13. Menentukan diagnosis, rencana perawatan dan desain gigi tiruan yang disetujui
oleh pembimbing diskusi indikasi perawatan
14. Melakukan perawatan pendahuluan di bidang:
1.9.2 TAHAP I
1. Mencetak anatomis dan membuat model studi RA dan RB post perawatan
pendahuluan. Kemudian hasil cetakan diisi dengan gips tipe III.
14
Dengan menggunakan bahan akrilik self cure, tahapan pertama adalah membuat outline
pada model RA.
Untuk RA: sayap labial mengikuti batas mukosa bergerak-tidak bergerak, sayap bukal
dimulai dari frenulum bukalis ke distal hingga mencapai hamular notch, melintasi palatum
melalui daerah sekitar fovea palatina menuju hamular notch sisi lain lalu diteruskan ke
frenulum bukalis ke mesial, lekukan pada area frenulum labialis, bukalis kanan dan kiri.
Untuk RB: sayap labial meliputi batas mukosa bergerak-tidak bergerak, sayap bukal
menutupi buccal shelf dari frenulum bukalis ke distal retromolar pad kanan dan kiri, sayap
distolingual merupakan kelanjutan dari bagian yang menutup retromolar pad dan masuk
ke dalam retromylohyoid space, lekukan untuk area frenulum labialis, bukalis dan
lingualis.
Kemudian membuat spacer malam dengan cara mengaplikasikan lempeng malam pada
model yang dibuat underextended ±2-3 mm dari outline mukosa bergerak-tidak bergerak
dan membuat 4 tissue stoppers dengan bentuk persegi panjang 2x4 mm pada puncak
ridge hingga ke arah sulkus bukal atau labial. Kemudian mengulasi seluruh permukaan
model studi yang tidak tertutupi oleh wax spacer berikut juga permukaan wax spacer
dengan CMS, aplikasi resin akrilik self cure yang telah mencapai dough stage pada
model studi, lalu membuat pegangan pada individual tray. Setelah resin akrilik mengeras,
kelebihannya dipotong dengan fraser dan dihaluskan menggunakan stone hijau dan
pink.
4. Melakukan border molding pada rahang atas dan rahang bawah, dimulai dari
regio posterior (regio molar), posterior (regio premolar), anterior, posterior palatal
seal.
a. Pasien didudukkan dalam posisi tegak, relaks, kepala bersandar pada sandaran
kepala, rongga mulut sejajar dengan lantai. Compound yang sebelumnya telah
dilunakkan diaplikasikan pada tepi individual tray, kemudian dimasukkan ke
dalam rongga mulut. Pasien diinstruksikan untuk bernafas melalui hidung saat
dilakukan border molding. Gerakan muscle trimming dilakukan dengan cara
memegang pipi menggunakan ibu jari dan jari-jari tangan lalu menarik jaringan
ke arah luar, dalam dan bawah. Kemudian melakukan molding pada regio bukal
posterior (frenulum bukalis) cara menarik pipi ke arah luar, bawah, dalam, depan
dan belakang karena jaringan pada regio frenulum bukalis bergerak
anteroposterior. Untuk mencetak frenulum labialis, dilakukan dengan cara
menarik bibir atas ke arah luar, bawah dan dalam sesuai arah pergerakan
frenulum labialis. Untuk molding posterior palatal seal, pasien diinstruksikan
untuk melafalkan kata AA-HAA atau terbatuk ringan beberapa kali, pasien
diinstruksikan untuk membuka mulutnya lebar-lebar, lalu memajukan mandibula
(protrusi mandibula) dan menggerakkan mandibula ke kiri dan kanan agar area
perluasan distal hamular notch termolding dan mendapatkan ruang antara batas
anterior ramus prosesus coronoid dan tuberositas maksila
b. Mengevaluasi border molding pada rahang atas dengan cara individual tray
diposisikan pada rahang atas. Seal yang baik didapat bila saat operator melepas
pegangannya, sendok cetak tetap melekat pada basal seat dan tidak terjatuh.
16
1.9.3 TAHAP II
1. Melakukan pasang coba lempeng dan galangan gigit
Pertama, mengamati dukungan galangan gigit RA terhadap bibir atas dari arah
depan dan samping. Anatomical landmark yang diperhatikan adalah philtrum,
sulcus nasolabialis dan commisura bibir. Apabila dukungan terhadap bibir
berkurang akan tampak philtrum datar, sulcus nasolabialis dalam, dan commisura
bibir turun. Apabila dukungan terhadap bibir berlebih akan tampak philtrum hilang
(dapat sebagian atau seluruhnya), sulcus nasolabialis dangkal dan commisura
bibir distorsi ke lateral.
Kedua, memeriksa panjang galangan gigit RA terhadap bibir atas. Lempeng dan
galangan gigit diinsersikan ke dalam rongga mulut. Pasien memiliki tipe bibir
normal, sehingga diamati saat tersenyum akan terlihat 2/3 panjang gigi anterior RA
atau panjang galangan gigit RA akan terlihat 2 mm di bawah bibir atas.
2. Melakukan MMR atau penetapan gigit, dengan tujuan untuk mencapai
keharmoisan dan keserasian wajah pasien (estetik), serta untuk mencapai fungsi
gigi tiruan lengkap yang optimal (mastikasi dan fonetik).
ala nasi menuju tragus di sisi yang berlawanan untuk digunakan sebagai
panduan garis Camper dan garis interpupillary, kemudian menginsersikan
galangan gigit RA kedalam mulut pasien. Bite plate diposisikan pada mulut
hingga permukaannya berkontak merata dengan permukaan insisal dan
oklusal galangan gigit RA lalu difiksasi dengan jari telunjuk dan jari tengah
operator. Selanjutnya, dilakukan observasi dan pemeriksaan kesejajaran
galangan gigit atau bite plate tersebut dengan cara melihat dari sisi anterior,
bite plate sejajar dengan garis interpupillary dan melihat dari sisi sagital, bite
plate sejajar dengan garis Camper, saat terjadi ketidaksejajaran maka
lakukan pengurangan atau penambahan pada permukaan oklusal galangan
gigit RA hingga tercapai kesejajaran.
Pasien diposisikan duduk relaks dan dental unit direbahkan (semi supine),
kepala dorsal fleksi, agar didapatkan posisi kondile yang supero-posterior
(relasi sentris). Lempeng dan galangan gigit RA dan RB di insersikan lalu
menginstruksikan pasien menutup mulut hingga permukaan galangan gigit
RA dan RB berkontak pada relasi sentris. Dibuat keratan yang segaris pada
sisi anterior dan posterior galangan gigit RA dan RB sebagai garis panduan.
Pasien diminta untuk membuka dan menutup mulut lalu dievaluasi supaya
garis panduan pada anterior dan posterior galangan gigit RA dan RB tetap
segaris. Kemudian apabila sudah segaris, dibuat garis senyum, garis
kaninus, dan garis median dengan cara membuat keratan pada galangan
gigit RA dan RB. Lempeng dan galangan gigit RA dan RB dikeluarkan dari
mulut pasien, lalu dibuat keratan berbentuk huruf V pada permukaan oklusal
posterior galangan gigit RA dan RB (segaris) dan dikerok secukupnya untuk
tempat utility wax. Kemudian galangan diinsersikan kembali ke mulut pasien,
lalu diperiksa garis panduan. Bila garis panduan masih segaris, utility wax
diletakkan pada keratan V tersebut kemudian pasien diminta untuk menutup
mulut perlahan sambil operator mengarahkan pasien pada relasi sentrisnya.
Bila sudah oklusi, fiksasi galangan gigit RA dan RB dengan isi staples besar
yang dipanaskan dan dilekatkan pada sisi keratan posterior tersebut
20
d. Lempeng dan galangan gigit RA dan RB dikeluarkan dari dalam rongga mulut
dalam keadaan terfiksasi, kemudian garis median wajah ditransfer pada model
kerja.
Penyusunan anasir gigi tiruan untuk mencapai estetik yang diharapkan umumnya
tergantung pada komposisi, ukuran, bentuk dan warna dari keenam gigi anterior
yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kepribadian pasien, kosmetik dan
refleksi artistik. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan ukuran dan bentuk
gigi anterior antara lain ukuran wajah, jarak antara maksila mandibula (interarch
space) yang tersisa, pengukuran jarak antara distal gigi kaninus sisi kiri hingga
distal gigi kaninus sisi kanan, panjang bibir; ukuran dan relasi rahang. Sedangkan
warna gigi dipengaruhi oleh usia, kebiasaan, kompleksi wajah, warna pupil mata.
Anasir gigi posterior RA dan RB disusun pada posisi oklusi sentrik. Penyusunan
berpedoman pada curve of wilson sebagai kurva kompensasi transversal, curve of
23
spee sebagai kurva kompensasi sagital dan optimal intercuspidasi antara gigi
geliginya.
5. Kontur gingival
Bentuk kontur gingival pada permukaan poles GT lepasan berperan penting dalam
menunjang retensi dan stabilitas GT serta kenyamanan pasien terhadap GT nya.
Ketebalan malam model disesuaikan dengan jaringan lunak pasien yang hilang
akibat resorpsi serta kontur wajah pasien dan dibuat tidak terlalu tipis.
24
8. Remounting I
Tahapan remounting dilakukan sesaat setelah pemrosesan akrilik.
25
Tahapan Remounting I:
a. Model kasar akrilik RA dan RB yang telah dibersihkan dari sisa gips yang
menempel, dipasang kembali pada artikulator sesuai dengan keadaan
semula, dengan bantuan 3 cekungan (index groove) lalu fiksasi dengan
malam perekat.
b. Dari hasil pengamatan oklusi sentrik dan posisi pin vertical dan meja insisal
terdapat peninggian gigitan.
c. Peninggian gigit yang terjadi dikoreksi dengan melakukan pengasahan
(Selective Grinding) hingga pin vertical menyentuh meja insisal.
9. Selective Grinding I
Tujuannya adalah memperbaiki oklusi dan dimensi vertikal serta menghilangkan
kontak prematur gigi geligi. Dilakukan pemeriksaan oklusi sentrik dengan bantuan
articulating paper. Terdapat kontak prematur (yang ditandai dengan spot paling
tebal pada oklusal gigi posterior), maka dilakukan pengasahan pada gigi tersebut
dengan cara mengurangi bidang miring pada cusp bukal atau palatal/ lingual
rahang atas dan bawah tanpa mengurangi tinggi cusp, serta memperdalam dan
memperluas fossa menggunakan stone hijau atau merah muda dengan cara
Hukum BULL (Buccal Upper Lingual Lower):
a. Memperdalam fossa
b. Memperluas fossa, mengurangi bidang miring cusp lingual/palatal gigi RA,
mengurangi bidang miring cusp bukal gigi RB (bila kontak gigi hampir edge
to edge)
c. Memperluas fossa, mengurangi bidang miring cusp lingual/palatal gigi RA,
mengurangi bidang miring cusp bukal gigi RB (bila terjadi horizontal overlap)
d. Tidak mengurangi tinggi cusp
10. Remount jig, merupakan kunci gigit dari gips keras pada artikulator yang berguna
sebagai tempat permukaan bidang oklusal gigi tiruan rahang atas.
26
Inter Maxillary Record (IMR) merupakan catatan relasi antara permukaan oklusal
gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah saat posisi mandibula terletak paling
posterior dan dalam keadaan relasi sentris, yang dibuat saat tahapan pasang coba
gigi tiruan. Material yang digunakan adalah elastomer (putty) untuk bite
registration. Tujuannya untuk melihat apakah terjadi permasalahan oklusi terutama
pada oklusi eksentrik.
Cara untuk melakukan interocclusal record adalah memposisikan pasien semi
supine dan kepala dorsal fleksi, karena pada posisi ini kondile pasien akan berada
paling posterior (relasi sentris). Kemudian memasang gigi tiruan akrilik pada
pasien. Elastomer putty yang sudah dimanipulasi diletakkan pada sisi posterior
kanan dan kiri gigi tiruan, kemudian pasien diinstruksikan untuk menutup mulut
secara perlahan dan menggigit putty elastomer sedangkan operator memfiksasi
gigi tiruan RA dengan ibu jari dan telunjuk kiri sedangkan RB dengan ibu jari dan
telunjuk kanan sambil melakukan gerakan ringan mendorong mandibula ke
posterior untuk mencapai relasi sentrik, kemudian memastikan bahwa garis
median gigi tiruan RA dan RB harus tetap segaris. Setelah mengeras, hasil IMR
dikeluarkan dari rongga mulut dan melihat hasil elastomer putty dalam kondisi baik.
27
3. Remounting II
1.9.6 TAHAP V
Insersi Full Denture RA dan RB
S: Pasien merasa nyaman dengan gigi tiruannya. Gigi tiruan tidak mudah lepas,
tidak terasa tajam, dan tidak terasa menekan. Pasien tidak kesulitan dalam
memasang dan melepas gigi tiruan.
O:
EO: tak
IO:
• RA: gigi tiruan stabil, retensi baik, stabilitas baik
3. Memakai gigi tiruan dalam waktu 1x24 jam, kecuali saat makan dan menyikat gigi
4. Gigi tiruan dibersihkan dengan sabun cair dan sikat halus, lalu di keringkan
6. Pro kontrol I
30
S: Pasien tidak ada keluhan pada full denturenya dan merasa mulai bisa
beradaptasi serta nyaman saat memakai gigi tiruannya. Pasien telah mengikuti
instruksi yang diberikan pada saat insersi.
O:
EO: tak
IO :
• Debris (-)
4. Gigi tiruan dibersihkan dengan sabun cair dan sikat halus, kemudian dikeringkan
6. Pro kontrol II
31
2. Kontrol II
S: Pasien tidak ada keluhan selama memakai gigi tiruan dan merasa nyaman
dengan gigi tiruannya.
O:
EO: tak
IO:
• Debris (-)
2. Gigi tiruan dibersihkan dengan sabun cair dan sikat halus, kemudian dikeringkan
3. Kontrol III