Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TUTORIAL SGD 2

“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI”

Dosen Pembimbing Tutorial :


drg. Enggardini Rachma Hakim

Disusun oleh:
1. Aulia Puspasari Ramadhani (Moderator) J2A019017
2. Khoiril Ilham Mulyanto (Scriber) J2A019013
3. Farah Fathia Fauzia J2A019014
4. Wabishatul Hasna J2A019015
5. Belinda Aquilathisa Maora J2A019016
6. Dhanu Bintang Satria J2A019018
7. Ajeng Kusumaningtyas J2A019021
8. Marissa Novita Azzahra J2A019022
9. Fitri Sekar Sari J2A019023
10. Syifa Rachma Issanti J2A019025
11. Judan Alfithra Izzulhaq J2A019026

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial blok BDS 2 mengenai “Perkembangan
Gigi”

Laporan ini kami susun demi memenuhi tugas yang telah diberikan kepada kami. Pada
kesempatan ini, kami ucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada drg. Enggardini Rachma Hakim selaku tutor
yang senantiasa membantu dan membimbing kami, sehingga laporan skenario ini dapat kami
selesaikan dengan baik.
Laporan ini kami susun untuk memperluas dan menambah wawasan kami serta berbagi
informasi, ilmu, wawasan para pembaca khususnya para mahasiswa. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam laporan tutorial ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan laporan selanjutnya. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih

Semarang, 17 April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
SEKENARIO
Asal Mula Gigi Muncul
Seorang anak perempuan usia 8 tahun bertanya kepada kakaknya yang seorang dokter
gigi. Dia bertanya tentang “gigi datangnya darimana? Bagaimana gigi pertama kali muncul?
Kenapa gigiku yang depan bawah dulu pernah lepas dan sekarang sudah tumbuh gigi baru
lagi?” Dari pertanyaan tersebut kemudian si kakak menjelaskan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh si adik dan si kakak menjelaskannya dengan menggunakan
bantuan media video supaya lebih jelas dan si adik bisa dimengerti.

Keyword : prenatal period, neonatal period, infancy period, childhood period, early grade-
school period, adulthood period.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian erupsi gigi?
2. Waktu/periode erupsi gigi desidui dan gigi permanen?
3. Struktur dan proses gigi (dentin, enamel, pulpa, sementum)?
4. Tahap erupsi gigi desidui dan gigi permanen?
5. Faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan gigi?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian erupsi gigi
2. Mahasiswa dapat menjelaskan waktu/periode erupsi gigi desidui dan gigi permanen
3. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur dan proses gigi (dentin, enamel, pulpa,
sementum)
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tahap erupsi gigi desidui dan gigi permanen
5. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan gigi
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian erupsi gigi
2. Mahasiswa dapat mengetahui waktu/periode erupsi gigi desidui dan gigi permanen
3. Mahasiswa dapat mengetahui struktur dan proses gigi (dentin, enamel, pulpa,
sementum)
4. Mahasiswa dapat mengetahui tahap erupsi gigi desidui dan gigi permanen
5. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan gigi

1.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Erupsi Gigi


Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi
yang dimulai dari tempat pembentukkan gigi di dalam tulang alveolar kemudian gigi
menembus gingiva sampai akhirnya mencapai dataran oklusal (Permukaan kunyah).
Menurut (Salzmann, 2010) erupsi gigi bisa juga merupakan pertumbuhan dan
perkembangan yang terus berlanjut dari sejak anak berada di dalam kandungan hingga
seumur hidup sehingga dapat mempengaruhi perubahan seseorang baik fisik, psikis, dan
fisiologis.
Erupsi gigi adalah kombinasi pergerakan seluruh bagian gigi, baik sebelum dan
sesudah mahkota muncul ke dalam rongga mulut. Erupsi gigi dimulai ketika pembentukan
mahkota gigi telah lengkap dan akar gigi mulai terbentuk dan berlanjut dengan
keseluruhan kelangsungan gigi tersebut di dalam rongga mulut. Munculnya gigi melewati
gingiva menjadi tanda klinis dari erupsi gigi. Mengikuti kemunculan ini, gigi bererupsi
pada jarak maksimal untuk mencapai dataran oklusal.

2. Waktu/periode erupsi gigi desidui dan gigi permanen


A. Waktu erupsi gigi desidui

B. Waktu erupsi gigi permanen

Urutan erupsi gigi permanen:

1. Gigi M1 atas dan bawah, dan gigi I1


2. Gigi I1 atas dan gigi I2 bawah
3. Gigi I2 atas
4. Gigi C bawah
5. Gigi P1 atas
6. Gigi P1 dan P2 atas 12
7. Gigi C atas dan P2 bawah
8. Gigi M2 bawah
9. Gigi M2 atas
10. Gigi M3 atas dan bawah

3. Struktur dan proses gigi (dentin, enamel, pulpa, sementum)


A. PEMBENTUKAN ENAMEL / AMELOGENESIS

1. Pembentukan enamel matrix


Setelah selapis dentin terbentuk, ameloblast mengeluarkan cairan sepanjang dentin
sehingga terbentuk enamel matrix yang pertama (DENTINO ENAMEL MEMBRANE)
bahan interprismatik, sehingga enamel tak berhubungan langsung dengan dentin.

Ameloblas mengeluarkan tonjolan sitoplasma+ 4 M, disebut tonjolan dari Tomes


(TOME’S PROCESSUS) yang mengandung banyak granula.
Tonjolan ini berubah bentuk menjadi enamel matrix, dari perifer ke arah dalam.
Tiap enamel rod bersal dari satu ameloblas.
Hasil akhir ameloblas : ENAMELCUTICULA yang merupakan selaput organis yang
meliputi seluruh permukaan Enamel.

2. Mineralisasi / pengapuran dan pematangan (maturasi)

Terjadi segera setelah terbentuk segmen pertama + bahan antar prismata.


Konsentrasi 30% dari konsentrasi pengapuran total.
Hasil pengapuran : KRISTAL APATIT
Pengapuran enamel dimulai dari puncak mahkota ke arah cervical, pengapuran dari
DEJ ke arah perifer.
kemudian terjadi integrasi dari 2 proses diatas.

B. PEMBENTUKAN DENTIN

Sel jaringan ikat dental papilla di dekat ameloblast ber-differensiasi menjadi


odontoblast karena pengaruh ameloblas,
odontoblas berdifferensiasi menjadi dentin.
Bentuk sel : silindris pendek. Tersusun dalam satu lapis sepanjang membran basalis.
Letak inti lebih ke arah basal. Panjang odontoblast beberapa kali panjang semula,
diameter tetap.
Terjadi perubahan pada sitoplasma dengan bertambahnya : organel, komponen
granular dan elemen globular.
Odontoblas mengeluarkan tonjolan protoplasma ke arah dentino enamel junction
yang akan terbenam dalam DENTIN MATRIX
Sambil mengeluarkan tonjolan, odontoblast bergerak mundur.
dalam dental papil timbul sabut KOLAGEN yang berjalan spiral diantara sel
odontoblas dan membrane praeformativa menyebar seperti kipas membentuk SABUT
VON KORFF.
Sabut Von Korff dan tonjolan protoplasma membentuk PREDENTIN, tetapi
pengapuran belum selesai.
Odontoblas akan terus menghasilkan pre-dentin yang diikuti pengapuran sampai tebal
dentin sempurna.
C. PEMBENTUKAN PULPA
pada minggu ke-8,incicivi terdapat tanda : terjadi proliferasi dan kondensasi
dari elemen mesenkim pada dental papilla.
Bentuk pulpa yang akan terjadi nanti sudah tergambar seperti pada fase genta.
Sabut pulpa embrional disebut SABUTARGYROPHIL.
Tak ada sabut kolagen yang matur kecuali sabutyang mengikuti pembuluh darah.

Saat pertumbuhan gigi, pembuluh darah dalam pulpa bertambah dan sel tumbuh
berbentuk bintang diantara jaringan ikat.
Pada perifer pulpa, sel bertambah banyak.
Diantara epithelium dan pulpa terdapat daerah tanpa sel (daerah bebas sel dari WEIL)
daerah ini mengandung banyak sabut.

D. PEMBENTUKAN SEMENTUM
Epithelial Root Sheath terpecah karena degenerasi sebagian atau proliferasi jaringan
ikat.
Kemudian sel jar ikat periodontal berhubungan dengan permukaan akar dan
membentuk SEMEN.
Sebelum terbentuk semen, sel jaringan ikat kendor yang berhubungan dengan
permukaan akan berdiferensiasi menjadi SEMENTOBLAS.
Berikutnya sel ini membentuk sementoid kemudian pengapuran kemudian sementum.

E. PEMBENTUKAN AKAR
poliferasi sel berlanjut pada dasar dari organ enamel dimana sel epitel enamel dalam
dan luar bergabung membentuk akar.
Sel pada daerah enamel ini terus bertumbuh membentuk dua lapisan sel.
Pada akar, sel membentuk odontoblas dari papilla dental, berdiferensi
dan membentuk dentin.
Pembentukan akar berawal dari berakhirnyad eposit enamel.

Sekat epitel mengelilingi apeks yang terbuka pada pulpa gigi selama pembentukan
akar.
Ini adalah poliferasi sel yang menyebabkan terbentuknya akar.
Daerah proliferas pulpa memproduksi sel baru untuk pemanjangan akar.
Akar semakin mengecil ke bagian apical dan terbuka kira-kira 1-3 mm sehingga dapat
mensyarafi darah ke pulpa dan jaringan periodonsium.
4. Tahap erupsi gigi desidui dan gigi permanen
Tahap erusi gigi dibagi menjadi 3 tahap yaitu :

1) Pre Erupsi
Proses pertumbuhan dan perkembangan benih gigi didalam tulang alveolar sebelum
terbentuknya akar gigi, pada tahap ini gigi tumbuh ke berbagai arah untuk
mempertahankan posisi didalam rahang yang juga berkembang.

2) Erupsi Prefungsional
Tahap ini dimulai dengan inisiasi pembentukan akar gigi dan berakhir ketika gigi mulai
mencapai kontak oklusal, terdapat 5 tahap yaitu :
1. Tahap sekretoris dari amelogenesis lengkap sebelum pembentukan akar
2. Tahap intraoseus, saat pembentukan akar dimulai sebagai hasil proliferasi epitel
pelindung dan jaringan mesenkim dari papila dan folikel gigi
3. Tahap supraoseus, saat oklusal gigi bergerak melalui bawah tulang dan jaringan
ikat dari mukosa mulut
4. Ujung mahkota melewati rongga mulut dengan cara merusak pusat lapisan ganda
sel epitel
5. Gigi yang erupsi bergerak ke oklusal pada jarak yang maksimal dan terlihat
paparan secara berangsur angsur munculnya mohkota klinis

3) Erupsi Fungsional
Tahap ini mahkota gigi telah tumbuh maksimal dah terjadi penyesuaian kontak maksimal
dengan gigi yang ada rahang berlawanan. Gigi bererupsi sempurna dan dapat berfungsi
dengan normal

Proses erupsi gigi desidui :


1. Tahap dalam proses erupsi gigi. rongga mulut sebelum proses erupsi dimulai.
berkurang epitel enamel mencakup enamel yang baru terbentuk
2. Fusi epitel enamel berkurang dengan epitel oral.
3. Disintegrasi jaringan sentral yang menyatu, meninggalkan terowongan untuk
pergerakan gigi
4. Jaringan mengelupas dari mahkota selama erupsi, meninggalkan epitel fungsional
awal dekat persimpangan cementonamel.
5. Faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan gigi

 Faktor Keturunan (Genetik)

Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan

urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetic terhadap erupsi

gigi adalah sekitar 78%.

 Faktor Ras

Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi

permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih

lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
 Jenis Kelamin

Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada setiap

individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan

laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.

 Faktor Lingkungan

Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi

tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan. Pengaruh

faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20%. Faktor-faktor yang

termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:

a. Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorang

dan faktor lainnya yang berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi rendah

cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak

dengan tingkat ekonomi menengah.

b. Nutrisi

Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan perkembangan

rahang. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses

kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor

kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruh

faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1%.

 Faktor Penyakit
Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik

dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,

Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan

Hemifacial atrophy.

 Faktor Lokal

Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah :

o Kehilangan ruangan akibat tanggal dini gigi susu

o Posisi abnormal

o Gigi berjejal, ruang tidak cukup membuat erupsi menjadi lebih lambat

o Kista dentigerus yang menghalangi gigi untuk erupsi

o Retensi gigi susu, kadang-kadang gigi susu mengalami ankilosis

o Resorpsi akar gigi susu yang lambat akibat infeksi periapikal menyebabkan gigi

permanen terlambat erupsi.

o Jarak gigi ke tempat erupsi

o Trauma dari benih gigi

o Mukosa gusi yang menebal


BAB III

Kesimpulan
…………………………..
DAFTAR PUSTAKA

 Salzman JA. 2010. Orthodontics in Daily Practice. Philadelphia: J.B.Lippincott.


Company.
 Margaret J. Fehrenbach, RDH, MS, Tracy Popowics - 2015 Illustrated Dental
Embryology, Histology, and Anatomy.
 Dixon ,A.D., 2014, Anatomi untuk Kedokteran Gigi (terj), Church ii Livingstone,

London.

 Itjingningsih, W.H., 2011, Anatomi Gigi ECG, Jakarta.

 Kurniasih, I., 2016. Permasalahan-permasalahan yang Menyertai Erupsi Gigi.

Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 8(1), pp.52-59.

 Anusaviche. Kenneth. 2004. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.

 Guyton,. Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th Edition Page 992
 Jaypee. 2011. Textbook of Craniofacial Growth. 1st edition. India. New Delhi.

Anda mungkin juga menyukai