Anda di halaman 1dari 57

MEKANISME ERUPSI GIGI,

PERGANTIAN GIGI, VARIASI


DAN KELAINANNYA

KULIAH BLOK 12
drg. Lasmi Dewi Nurnaini, Sp.KGA
Selasa, 15 Mei 2018
ERUPSI GIGI

 Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis


berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari
tempat pembentukan gigi di dalam tulang
alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai
akhirnya mencapai dataran oklusal
 Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi
mahkota terbentuk sempurna tetapi sebelum akar
terbentuk sempurna.
 Gigi tumbuh dari dua tipe sel, yaitu epitel oral dari
organ enamel dan sel mesenkim dari papilla dental
 Gigi tumbuh dari dua tipe sel, yaitu epitel oral dari
organ enamel dan sel mesenkim dari papilla dental.
 Perkembangan enamel dari enamel organ dan
perkembangan dentin dari papila dental.
 Mahkota dan bagian akar dibentuk sebelum gigi
tersebut erupsi, mahkota dibentuk terlebih dahulu,
kemudian baru pembentukkan akar.
 Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler,
dipersiapkan untuk tumbuhnya gigi geligi.
Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu :
tahap pra-erupsi, tahap pra-fungsional (tahap erupsi),
dan tahap fungsional.
Lingkaran kehidupan gigi susu &
permanen  tahap-tahap tertentu

(Proses fisiologis  perubahan-perubahan


histologis & biokimia) yaitu:
1. Pertumbuhan
2. Kalsifikasi
3. Erupsi
4. Atrisi
5. Resorbsi akar & exfoliasi
1. Pertumbuhan

A. Inisiasi
B. Proliferasi
C. Histodiferensiasi
D. Morphodiferensiasi
E. aposisi
TAHAP INISIASI (BUD STAGE)

 Terjadi pada minggu ke-10 IU.


 Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan
ektodermal dan pembentukkan kuntum gigi
yang dikenal sebagai organ enamel
 Perubahan yang paling nyata dan paling
dominan adalah proliferasi jaringan
ektodermal dan jaringan mesenkimal yang
terus berlanjut
DIAGRAM INISIASI JANIN 5-6 MINGGU I.U
(bud stage)
TAHAP PROLIFERASI (CAP STAGE)

 Dimulai pada minggu ke-11 IU


 Sel-sel organ enamel masih terus berproliferasi sehingga
organ enamel lebih besar sehingga berbentuk cekung
seperti topi.
 Bagian yang cekung diisi oleh kondensasi jaringan
mesenkim dan berproliferasi membentuk papila dentis
yang akan membentuk dentin.
 Papila dental yang dikelilingi oleh organ enamel akan
berdiferensiasi menjadi pulpa.
 Jaringan mesenkim di bawah papila dental membentuk
lapisan yang bertambah padat dan berkembang menjadi
lapisan fibrosa yaitu kantong gigi (dental sakus) primitif
DIAGRAM PROLIFERASI
JANIN 9-11 MINGGU IU
(cap stage)
TAHAP HISTODEFERENSIASI (BELL STAGE)

 Tahap bel merupakan perubahan bentuk organ


enamel dari bentuk topi menjadi bentuk bel.
 Perubahan histodiferensiasi mencakup
perubahan sel-sel perifer papila dental menjadi
odontoblas (sel-sel pembentuk dentin).
 Ada empat lapisan sel yang dapat dilihat pada
tahap bell, yaitu Outer Enamel Epithelium,
Retikulum Stelata, Stratum Intermedium, dan
Inner Enamel Epithelium
DIAGRAM HISTODIFERENSIASI
JANIN 14 MINGGU I.U
(bell stage)
TAHAP MORFODIFERENSIASI

 Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam


perkembangan bentuk jaringan atau organ.
 Perubahan morfodiferensiasi mencakup pembentukan
pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif
dari mahkota gigi.
 Morfologi gigi ditentukan bila epitel email bagian dalam
tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel
email dan odontoblas merupakan gambaran
dentinoenamel junction yang akan terbentuk.
 Dentinoenamel junction mempunyai sifat khas pada
setiap gigi, sebagai suatu pola tertentu pada pembiakan
sel
DIAGRAM MORFODIFERENSIASI
JANIN 18 MINGGU I.U
TAHAP APOSISI

 Aposisi adalah pengendapan matriks dari


struktur jaringan keras gigi (email, dentin,
dan sementum).
 Pertumbuhan aposisi ditandai oleh
pengendapan yang teratur dan berirama dari
bahan ekstraseluler yang mempunyai
kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang
akan datang
DIAGRAM APOSISI
2. Kalsifikasi

 Mineralisasi :
pengerasan matriks  pengendapan garam-
garam kalsium an-organik
 Maturasi : pematangan (s/d gigi erupsi)
 Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-
garam kalsium anorganik selama pengendapan
matriks.
 Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang
sebelumnya telah mengalami deposisi dengan
jalan presipitasi dari bagian ke bagian lainnya
dengan penambahan lapis demi lapis.
 Gangguan pada tahap ini dapat
menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi
seperti hipokalsifikasi.
DIAGRAM KALSIFIKASI
DIAGARAM PEMBENTUKAN DAN
MATURASI ENAMEL
3. Erupsi
 Pergerakkan gigi yg sedang pertumbuhan dlm
sumbu aksial, dr lokasi asalnya dlm tulang
rahang  ke posisi fungsional dlm rongga
mulut  berlangsung terus menerus s/d
permukaan gigi atas bertemu dgn permukaan
gigi bawah.
Tabel : Tumbuh Kembang Gigi, Formasi Gigi dan Erupsi Gigi
4. Atrisi

 Pengurangan lapisan gigi secara normal


 pembentukan oklusi
DIAGARAM LINGKARAN
KEHIDUPAN GIGI
5. Resorbsi akar & exfoliasi

A. Resorbsi akar
– Dihubungkan dgn pertumbuhan gigi
permanen pengganti gigi susu
B. Exfoliasi
– Goyahnya kedudukan gigi susu dalam
tulang alveolar  proses resorbsi akar
gigi susu.
MEKANISME SEL-SEL DALAM
ERUPSI GIGI DESIDUI

 Erupsi gigi desidui dimulai setelah mahkota


terbentuk.
 Arah erupsi adalah vertikal.
 Secara klinis ditandai dengan munculnya gigi
dalam rongga mulut.
FASE ERUPSI
a. Pre erupsi: pergerakan gigi sebelum muncul dalam
rongga mulut, rahang belum berkembang, bakal
gigi masih berjejal (rahang berkembang, secara
simultan gigi bergerak)
b. Erupsi : gigi bergerak dari posisinya dalam tulang
rahang, ke posisi fungsional dalam oklusi
c. Erupsi prefungsional (aktif) : pergerakan dari
dalam tulang sampai oklusi
d. Erupsi fungsional (aktif) : untuk mempertahankan
kontak oklusi, akibat pemakaian
e. Erupsi pasif : karena umur tua, ada proses resesi
gingiva
Mekanisme Proses Erupsi

Mekanisme proses erupsi melibatkan:


 Pertumbuhan akar (dentin, pulpa, sementum)

 Tekanan hidrostatik vaskularisasi pulpa

 Pertumbuhan ligamen periodontal

 Pertumbuhan tulang alveolus

 Kontraksi ligamen (terdapat protein kontraktil

aktin dan myosin)


Permulaan erupsi aktif prefungsional
 Bakal gigi pada tulang kripta
 Ameloblas
Sudah berdifferensiasi membentuk
email, dentin
Odontoblas
 Epitel email luar  mulai membentuk. akar
 Mahkota bergerak ke atas  tulang kripta bagian dalam terjadi
resorpsi
 Terjadi deposisi tulang  permulaan
 Gerakan vertikal, karena jaringan ikat di atas mahkota "rusak"
karena proses digestif sel-sel
 Terjadi fusi epithelium rongga mulut dengan epitel email luar
dan dalam  kehilangan vaskularisasi  "kerusakan" 
erupsi klinis
Permulaan erupsi aktif fungsional

 Bagian servikal mahkota anatomis masih


tertutup (epitel email luar dan epitel email
dalam)
 Epitel email luar dan epitel email dalam fusi
dengan gingiva --> epithelium rongga mulut.
 Proliferasi sel-sel selubung akar disertai
gerakan erupsi dan resorpsi dasar kripta
dengan kecepatan hampir sama
 Pembentukan akar disertai pembentukan
ligamen periodontal.
 Akar terbentuk dua pertiga bagian, maka gigi
beroklusi, ujung akar masih terbuka
Tanggalnya gigi desidui
 Resorpsi progresif jaringan keras (tulang),
sementum, dentin
 Sel-sel osteoklas, dentinoklas, sementoklas
Bentuk sel : ukuran besar, berinti banyak,
terdapat "ruffled border"
 Resorpsi akar disertai resorpsi ligamentum
periodontal (fibroblas)
 Keadaan ini disertai gerakan pre erupsi
 Gerakan pengunyah berperan positif
Mekanisme resorpsi dan tanggal gigi

 Lepasnya komponen anorganik (kristal-kristal


mineral) terlihat kristal mineral antara mikrofili
dan pada vakuola ruffled border
 Proses melibatkan pelepasan lokal, masuk ke
lakuna Howship
 Permulaan kerusakan komponen organ
ekstraseluler oleh enzim-enzim kolagenase
 Hasil degradasi matriks tersebut ke sistem
vakuola-lisosom pada daerah ruffled border
Mekanisme resorpsi dan tanggal gigi

 Dalam vakuola terdapat enzim hidrolitik asam


kuat
 Gerakan erupsi menimbulkan tekanan kuat
terhadap gigi desidui
 Tidak ada gigi permanen --> resorpsi berjalan
(lambat)
 2 arah : luar dan dalam
MEKANISME SEL-SEL DALAM
ERUPSI GIGI PERMANEN

 Mekanisme ini pada prinsipnya sama dengan


mekanisme pada gigi desidui
 Pembentukan bakal I, C, P sekitar fase bell gigi
i, c, m
 Mula-mula bakal gigi desidui dan permanen
terletak pada groove yang sama (desidui Iebih
ke sebelah luar)
 Setelah gigi desidui mulai erupsi, letak bakal
gigi permanen :
- sebelah lingual akar gigi desidui
- sebelah bawah akar gigi desidui
 Utk gigi M = perpanjangan dental lamina ke
belakang di bawah mukosa
 Proses erupsi gigi permanen : akan terjadi
resorpsi
 Tulang
 Jaringanikat
 Ligamentum periodontal gigi desidui
 Akar gigi desidui
 Proses resorpsi : lambat
1. dinding kripta
2. soket gigi desidui
3. sementum gigi desidui
 Sifat : intermitten
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MEKANISME
ERUPSI GIGI
 Delayed erupsi, premature erupsi
 Pengaruh sistemik : nutrisi, hormonal, iklim, ras,
genetik
 Pengaruh lokal : abses berulang karena gigi desidui
gangren, pencabutan gigi desidui terlalu awal,
trauma berat yang mengakibatkan rusaknya dental
folikel sehingga ligamentum periodontal tidak
terbentuk dan terjadi sementosis.
 Erupsi gigi desidui dapat disertai:
 Hipersalivasi
 Memasukkan benda/jari ke mulut
 Rewel, sukar tidur
 Demam, diarhee
Beberapa kelainan erupsi gigi

a. Natal teeth  waktu lahir sudah terdapat gigi


b. Neonatal teeth  erupsi kurang lebih 30 hari
sesudah lahir
 Pada daerah incisivus desidui RB
 Erupsi premature, immature
 Akar sangat pendek
 Sangat goyah
 Supernumerary?
 Perawatan ?
MEKANISME SEL-SEL DALAM
RESORPSI GIGI DESIDUI
 Gigi desidui
 sifatfisiologis
 intermitten : aktif, istirahat
aktif  sel-sel osteoklast
pengambilan garam-garam
anorganik (Ca) kerusakan
matriks organik
istirahat  reparasi  sel-sel osteoblast
 Dimulai - akar gigi desidui sempurna
 mahkota gigi permanen terbentuk
 tidak selalu dari ujung akar, berdasar
letak benih gigi permanen
 Gigi permanen
 pathologis
 resorpsi idiopatic, pada I muda
 Gangguan :
Gigi desidui gangren
Gigi desidui perawatan syaraf
Letak gigi permanen  malposisi
TEORI MEKANISME ERUPSI

Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam


2 kelompok, yaitu :
1. Gigi didorong atau didesak keluar sebagai
hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari
bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan
tulang alveolar, akar, tekanan darah atau
tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi)
2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan
jaringan penghubung di sekitar ligamen
periodontal
VARIASI DALAM ERUPSI GIGI
 Faktor Genetik (Keturunan)
 Faktor Ras
 Faktor Ras
 Faktor Lingkungan  Sosial ekonomi, nutrisi
 Faktor Penyakit  penyakit sistemik dan beberapa
sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial
dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism,
beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan
Hemifacial atrophy.
 Faktor Lokal  jarak gigi ke tempat erupsi,
malformasi gigi, adanya gigi yang berlebih, trauma
dari benih gigi, mukosa gusi yang menebal, dan
gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya
EXFOLIATION
 Exfoliation yaitu suatu proses eliminasi gigi
desidui yang dihubungkan dengan erupsi gigi
permanen pengganti yang berada di ujung apeks
dan sekitarnya dari gigi desidui
 Waktu exfoliation sangat variasi pada setiap
individual gigi.
 Exfoliation normal menunjukkan pertumbuhan
gigi secara simetris bilateral dari rahang, dimulai
dengan gigi pada rahang bawah lebih dahulu
daripada rahang atas dan gigi anterior terlebih
dahulu sebelum gigi posterior.
Masalah-masalah yang sering timbul/
dihubungkan dengan fase erupsi gigi

Ankylosis
 penggabungan jaringan keras antara tulang dan
gigi.
 Kemungkinan terjadi sebagai hasil dari suatu
kerusakan dalam interaksi antara resorbsi normal
dan perbaikan jaringan keras selama proses
penggantian gigi desidui dengan gigi permanen
 Digambarkan sebagai suatu fusi dari cementum
atau dentin ke tulang alveolar selama perubahan
selular dalam ligamen periodontal
 Disebabkan oleh trauma dan penyakit lain
Masalah-masalah yang sering timbul/
dihubungkan dengan fase erupsi gigi

 Pada gigi desidui prevalensi terjadinya 7-14 %.


 Paling sering terjadi pada gigi m1 dan m2 RB,
gigi m1 dan m2 RA
 Ankylosis dapat memicu terjadinya
• kehilangan panjang lengkung,
• ekstrusi pada gigi yang berada dilengkung
yang berseberangan
• Gangguan terhadap urutan erupsi gigi
Masalah-masalah yang sering timbul/
dihubungkan dengan fase erupsi gigi

Eruption Cyst
 Suatu variasi dari kista dentigerous yang
mengelilingi gigi yang sedang erupsi.
 Terlihat secara klinis sebagai suatu lesi kebiru-
biruan, translusen, elevasi, dapat ditekan,
asymptomatik, lesi berbentuk kubah (dome-
shape) dari alveolar ridge yang dihubungkan
dengan suatu erupsi gigi permanen ataupun
erupsi gigi desidui.
Masalah-masalah yang sering timbul/
dihubungkan dengan fase erupsi gigi

 Kista erupsi memperlihatkan suatu


pembengkakan yang halus menutupi gigi yang
erupsi, dengan warna berbeda dari gingival
normal, terkadang sakit , tidak mengalami
infeksi, lembut dan berfluktuasi.
 Kista bisa seringkali pecah secara spontan pada
saat erupsi gigi, namun trauma pada kista ini
bisa menghasilkan perdarahan sehingga terjadi
perubahan warna dan timbul rasa sakit.
Masalah-masalah yang sering timbul/
dihubungkan dengan fase erupsi gigi

Eruption Hematoma
 lesi kebiru-biruan, buram, lesi asymptomatic
yang melapisi gigi yang sedang erupsi.
 Bengkak terjadi dalam kaitannya dengan
terjadinya akumulasi darah, cairan jaringan,
yang terjadi dalam follicular kantung yang
meluas di sekitar erupsi mahkota.
Masalah-masalah yang sering timbul/
dihubungkan dengan fase erupsi gigi

Ectopic Eruption
 Merupakan erupsi yang abnormal dari suatu
gigi permanen dalam hal ini gigi ke luar dari
jalur normal dan menjadi penyebab resorbsi
abnormal suatu gigi desidui yang akan diganti.
 Ectopic Eruption mungkin berhubungan dengan
salah satu dari tiga proses yang berbeda :
 gangguan perkembangan,
 proses patologis
 aktifitas iatrogenic
SELAMAT BELAJAR KAKAK.....

Anda mungkin juga menyukai