Anda di halaman 1dari 35

Insert LOGO

ERUPSI GIGI
Pembimbing :
drg. Sri Melvina, Sp.KG

Oleh :
- Astrid Ika Priadna
- Mega Rizky N
- Atinul Kulsum
- Giovanni Andreas Y
- Theodore Tandiono

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Erupsi Gigi
Suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan pertumbuhan
dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga
mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut.
Proses ketika gigi menembus gusi hingga nampak di dalam
rongga mulut.

Erupsi gigi dipengaruhi oleh


Faktor intrinsik : Faktor ekstrinsik :
genetik, ras, umur, dan jenis kelamin lingkungan ,penyakit, dan lokal
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi
Gigi
1. Faktor Keturunan (Genetik)
• Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan wa
ktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi.
2. Faktor Ras
• Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa l
ebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan
Amerika Indian.
• Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam
Ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan wa
ktu erupsi yang terlalu besar.
3. Jenis Kelamin
• Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi bervariasi
pada setiap individu.
• Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat diband
ingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi
Gigi
4. Faktor Lingkungan
• Sosial Ekonomi: Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderun
g menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak ti
ngkat ekonomi menengah.
• Nutrisi: Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan er
upsi gigi. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengar
uhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi
dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin
D dan gangguan kelenjar endokrin.
5. Faktor Penyakit
• Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh pe
nyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome,
Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beber
apa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi
Gigi
6. Faktor Lokal
• Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah
jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih,
trauma dari benih gigi, mukosa gingiva yang menebal, dan gigi d
esidui yang tanggal sebelum waktunya.
Faktor-Faktor Yang Berperan Erupsi
Gigi
1. Penambahan panjang akar gigi
• Erupsi dimulai pada saat akar mulai terbentuk
• Pemanjangan akar menyebabkan terjadinya penambahan jarak anta
ra mahkota dan ujung akar yang sedang tumbuh
• Bila ujung akar yang suda tumbuh disangga oleh tulang di bawahny
a maka mahkota gigi akan terdorong ke arah rongga mulut karena t
erbentuknya tulang baru hasil aposisi yang diletakkan diantara ujung
akar yang sedang berkembang dengan tulang penyangga dibawahn
ya

2. Pertumbuhan puplpa gigi selama foramen apikal masih terbuka lebar

3. Deposisi sementum pada permukaan akar

4. Kontraksi sel-sel yang tersusun oblik pada ligamen periodontal juga da


pat mendorong gigi dari soketnya
Faktor-Faktor Yang Berperan Erupsi
Gigi
5. Resorbsi tulang oleh sel-sel osteoklast pada pintu alveolus, sehingga ja
lan menjadi lebih bebas

6.Pembentukan tulang baru secara apposisi oleh sel-sel osteoblast pada


dinding alveolus.
Odontogenesis
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler dipersiapkan untuk
tumbuhnya gigi geligi.

Gigi berasal dari dua jaringan embrional:


Mesoderm, yang membentuk dentin, sementum,
Ektoderm, yang membentuk enamel
pulpa, dan juga jaringan-jaringan penunjang.

Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu


perkembangan, erupsi, dan kalsifikasi.
Tahap Perkembangan Gigi
a.Tahap Praerupsi
• Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkot
a selesai dibentuk. Pada tahap praerupsi, rahang mengalami pertumbu
han pesat di bagian posterior dan permukaan lateral  rahang mengal
ami peningkatan panjang dan lebar ke arah anterior-posterior. Untuk
menjaga hubungan yang konstan dengan tulang rahang yang mengal
ami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak ke arah oklusal.
Tahap Perkembangan Gigi

Dental lamina stage

• Terbentuk pada minggu ke-6


• Ectodermal epitel yang melapisi konveks bagian atas perbatasan prose
s alveolar menjadi menebal dan terjadi perkembangan di bagian meso
derm membentuk dental lamina
• Karena proses alveolar berbentuk U, lamina gigi juga berbentuk U
Tahap Perkembangan Gigi
1 . Inisiasi (bud stage)

• Terjadi pada minggu ke-7 kehidupan IU (Intra Uterine)


• Permulaan terbetuknya tunas gigi (enamel organ) dari epitel mulut.
• Sel-sel pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat
 Hasilnya lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi
dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah.
Tahap Perkembangan Gigi
2. Proliferasi (cap stage)

• Dimulai pada minggu ke-11 kehidupan IU


• Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengal
ami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil g
igi yang  membentuk dentin dan pulpa.
• Sel-sel mesenkim yang berada disekeliling organ gigi dan papila gi
gi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi
sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
Tahap Perkembangan Gigi

3. Histodiferensiasi (bell stage)

Sel-sel epitel enamel dalam

(inner email ephithelium) menjadi


semakin panjang dan silindris, disebut
sebagai ameloblas yang akan
berdiferensiasi menjadi enamel dan
sel-sel bagian tepi dari papila gigi
menjadi odontoblas yang akan
berdiferensiasi menjadi dentin.
Tahap Perkembangan Gigi
Tahap Perkembangan Gigi

4. Morfodiferensiasi
• Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan
untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya.
• Terdapat deposit enamel dan matriks dentin pada daerah temp
at sel-sel ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnaka
n gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.
5. Aposisi
• Pembentukan matriks keras gigi baik pada enamel, dentin, dan
sementum
• Matriks enamel terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak
ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25 %-3
0%.
Tahap Perkembangan Gigi

Aposisi
Tahap Perkembangan Gigi

6. Kalsifikasi
• Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorg
anik selama pengendapan matriks.
• Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah men
galami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian la
innya dengan penambahan lapis demi lapis.
• Kalsifikasi enamel dan dentin tidak sama, tetapi mempunyai karakter
isistik yang bervariasi pada periode perkembangan.
Tahap Perkembangan Gigi
b. Tahap Prafungsional / Pra Oklusal (Tahap Erupsi)

• Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai gigi mencap


ai dataran oklusal. Gigi bergerak lebih cepat ke arah vertikal, miring dan r
otasi. Gerakan miring dan rotasi dari gigi ini bertujuan untuk memperbai
ki posisi gigi berjejal di dalam tulang rahang yang masih mengalami pertu
mbuhan.
• Tekanan erupsi pada tahap prafungsional semakin bertambah seiring me
ningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal.
Tahap Perkembangan Gigi
b. Tahap Prafungsional / Pra Oklusal (Tahap Erupsi)
• Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Gigi didorong/didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dih
asilkan dari bawah dan sekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alv
eolar, akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam jaringan (pr
oliferasi)
2. Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubu
ng di sekitar lkigamen periodontal
Tahap Perkembangan Gigi

c. Tahap Fungsional
• Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah t
anggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak ke arah oklusal, mesial,
dan proksimal. Pergerakan gigi pada taha fungsional ini bertujuan sehi
ngga oklusi dan titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan.
Perkiraan Usia Gigi
Metode Gustaffson
Merupakan metode penentuan usia berdasarkan
perubahan makrostruktural gigi geligi. Skala nilai adalah 0, 1, 2, 3. G
ustafson membagi menjadi 6 tahapan yaitu:
1. Derajat atrisi
2. Jumlah dentin sekunder
3. Posisi perlekatan ginggiva
4. Derajat resorpsi akar
5. Transparansi dentin akar
6. Ketebalan sementum
 
Nilai masing-masing perubahan dijumlah (X) dan kemudian dihitun
g dengan rumus : Y = 3,52X+8,88
Perubahan Jaringan Keras
Gigi Menurut Gustaffson :
Perkiraan Usia Gigi
Metode Damirjian
Metode ini didasarkan pada tahapan perkembangan 7 gigi permanen
rahang bawah kiri melalui foto rontgen panoramik, didasarkan pada
kriteria bentuk dan nilai relatif dan bukan pada panjang mutlak gigi.

Metode ini didasarkan pada estimasi usia kronologis yang


disederhanakan dengan membatasi jumlah tahapan perkembangan gigi
menjadi delapan tahapan dan memberikan skor mulai dari “A” hingga “H”.
Delapan tahapan tersebut mewakili kalsifikasi masing-masing gigi mulai dari kalsifikasi
mahkota dan akar hingga penutupan apeks gigi .

Demirjian menggunakan penilaian gigi yang diubah ke dalam skor dengan


menggunakan tabel untuk anak laki-laki dan anak perempuan secara sendiri-sendiri. Se
mua skor untuk masing-masing gigi dijumlah dan skor maturasi
dihitung. Skor maturasi kemudian dikonversi langsung ke dalam usia gigi
dengan menggunakan tabel konversi.
Perkiraan Usia Gigi
Metode Nolla
Metode Nolla membagi periode kalsifikasi gigi permanen menjadi 10
tahapan dimulai dari terbentuknya benih gigi sampai dengan penutupan
foramen apikal gigi. Pembentukan crypte hingga penutupan apeks akar
gigi yang dapat dilihat pada foto radiografi disebut tingkat 1 dan selanju
tnya
sampai penutupan apeks akar gigi adalah tingkat 10.
Masing-masing tahapan juga diberi nilai skor. Dengan foto panoramik
cukup menggunakan satu sisi dengan mengabaikan geraham 3, gigi
permanen rahang atas dan rahang bawah dianalisis, dicocokkan
tahapannya dan diberi skor. Skor masing-masing tahapan ditotal.

Metode Nolla juga menggunakan tabel konversi.


Tahap kalsifikasi gigi
menurut Nolla
Waktu Erupsi
• Adalah waktu munculnya tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi menembu
s
ginggiva
• Dari hasil penelitian di Amerika dan Eropa waktu erupsi gigi setiap indiv
idu tidak ada yang sama
Waktu Erupsi Gigi

Gigi Susu
Waktu Erupsi Gigi

Gigi Permanen
Erupsi Gigi

Gambar skematik dan


radiografi menunjukkan
morfologi molar pertam
a sesaat sebelum erupsi.
Perhatikan lapisan sel
ektodermal folikel yang
mengelilingi mahkota
dan persarafan di akar.
Erupsi Gigi

Posisi mahkota dan akar


gigi-gigi susu (C, D, E) dan
permanen (2,3,4,5,6,7).
Perhatikan perubahan
posisi gigi permanen yang
mendorong gigi susu.
Erupsi Gigi
Radiografi gigi campuran di s
isi kiri mandibula seorang anak le
laki berusia 9 tahun. Gigi molar
permanen pertama (6) telah eru
psi dan molar kedua (7) serta du
a
premolar (4,5) juga mengalami
erupsi , untuk menggantikan gigi
molar susu (D, E).

Gigi yang erupsi terpisah dari


tulangnya dengan gambaran
radiolucency (asterisk), bagian
yang ditempati oleh folikel gigi.
Erupsi gigi permanen disertai
dengan resorpsi akar (panah).
Gangguan Erupsi Gigi
a. Erupsi Prematur
• Erupsi prematur atau erupsi dini ialah munculnya gigi di rongga mulut yang le
bih cepat dari rata-rata waktu erupsi. Gigi dinyatakan bererupsi prematur (eru
psi dini) bila gigi menembus mukosa mulut sebelum usia tiga bulan untuk gigi
susu dan sebelum umur empat tahun untuk gigi permanen.
b. Erupsi Terlambat
• Gigi dinyatakan mengalami erupsi terlambat jika gigi menembus mukosa mulu
t lebih lambat 1-3 tahun dari waktu rata-rata erupsi gigi. Kondisi ini dapat terj
adi pada gigi susu maupun gigi permanen, tetapi lebih sering pada gigi perma
nen. Erupsi yang terlambat pada gigi susu maupun gigi permanen dapat terja
di secara menyeluruh atau hanya mengenai satu atau beberapa gigi saja.
c. Kegagalan Erupsi
• Kegagalan erupsi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh sesuatu sebab seh
ingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang norm
al di dalam deretan susunan gigi geligi Kegagalan erupsi dapat terjadi pada gi
gi susu maupun gigi permanen.
Kesimpulan
• Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diper
hatikan. Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak sedik
it ditemukan kasus yang mengalami gangguan erupsi gigi, hal ini dapat
menyebabkan kelainan-kelainan pada pertumbuhan gigi.

• Erupsi gigi didefenisikan sebagai pergerakan suatu gigi, terutama dala


m arah sumbu panjang gigi, dari tempat terbentuknya dalam tulang ra
hang ke posisi fungsionalnya dalam rongga mulut. Erupsi gigi geligi ini
bertahap seiring dengan bertambahnya umur. Terdapat tiga tahapan d
alam proses erupsi gigi, yaitu tahap praerupsi, prafungsional dan fungsi
onal. Waktu erupsi gigi permanen pada tiap anak berbeda-beda dan d
apat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor nutrisi, ras, geneti
k, hormonal, jenis kelamin, geografis, status ekonomi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai