Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

UMUR ERUPSI GIGI


suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan
pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa
tahap berturut-turut hingga mencapai posisi fungsional di
dalam rongga mulut.
Proses ketika gigi menembus gusi hingga nampak di
dalam rongga mulut.

Erupsi Gigi

Erupsi gigi dipengaruhi oleh


Faktor intrinsik : ras, Faktor ekstrinsik :
umur, genetik, dan nutrisi dan tingkat
jenis kelamin ekonomi
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler
dipersiapkan untuk tumbuhnya gigi geligi.

Gigi berasal dari dua jaringan embrional:


Odontogenesis Mesoderm yang membentuk
Ektoderm, yang membentuk
dentin, sementum, pulpa, dan juga
enamel
jaringan-jaringan penunjang.

Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam 3


tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.
Tahap Perkembangan Gigi
1. Inisiasi (bud stage)
– Permulaan terbetuknya benih gigi dari epitel mulut.
– Sel-sel pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat 
Hasilnya lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan
meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah.
2. Proliferasi (cap stage)
– Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami
proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil gigi yang
 membentuk dentin dan pulpa.
– Sel-sel mesenkim yang berada disekeliling organ gigi dan papila gigi
memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi
sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.
Tahap Perkembangan Gigi
3. Histodiferensiasi (bell stage)
– Sel-sel epitel enamel dalam (inner email ephithelium) menjadi semakin
panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang akan berdiferensiasi
menjadi enamel dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi odontoblas
yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.
4. Morfodiferensiasi
– Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk
menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya.
– Terdapat deposit enamel dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel
ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan
bentuk dan ukurannya.
5. Aposisi
– Pembentukan matriks keras gigi baik pada enamel, dentin, dan sementum
– Matriks enamel terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi
dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25 %-30%.
Tahap Kalsifikasi Gigi

■ Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi
dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi
lapis.
■ Kalsifikasi enamel dan dentin tidak sama, tetapi mempunyai karakterisistik yang bervariasi
pada periode perkembangan.
Tahap Erupsi Gigi

a.Tahap Praerupsi
■ Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkota selesai dibentuk.
Pada tahap praerupsi, rahang mengalami pertumbuhan pesat di bagian posterior dan
permukaan lateral  rahang mengalami peningkatan panjang dan lebar ke arah anterior-
posterior. Untuk menjaga hubungan yang konstan dengan tulang rahang yang mengalami
pertumbuhan pesat ini maka benih gigi bergerak ke arah oklusal.
Tahap Erupsi Gigi
b. Tahap Prafungsional
■ Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai gigi mencapai dataran
oklusal. Gigi bergerak lebih cepat ke arah vertikal, miring dan rotasi. Gerakan miring dan
rotasi dari gigi ini bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi berjejal di dalam tulang rahang
yang masih mengalami pertumbuhan.
■ Tekanan erupsi pada tahap prafungsional semakin bertambah seiring meningkatnya
permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal.
c. Tahap Fungsional
■ Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal. Selama
tahap fungsional gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan proksimal. Pergerakan gigi
pada taha fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dari gigi
dapat dipertahankan.
Waktu Erupsi Gigi
RAHANG ATAS RAHANG BAWAH
GIGI
ERUPSI (bulan) AKAR LENGKAP (th) ERUPSI (bulan) AKAR LENGKAP

Gigi Susu
Incisivus 1 7,5 1,5 6 1,5
Incisivus 2 9 2 7 1,5
Caninus 18 3,25 16 3,25
Molar 1 14 2,5 12 2,25
Molar 2 24 3 20 3
Gigi Permanen
Incisivus 1 7-8 10 6-7 9
Incisivus 2 8-9 11 7-8 10
Caninus 11-12 13-15 9-10 12-14
Premolar 1 10-11 12-13 10-12 12-13
Premolar 2 10-12 12-14 11-12 13-14
Molar 1 6-7 9-10 6-7 9-10
Molar 2 12-13 14-16 11-13 14-15
Molar 3 17-21 18-25 17-21 18-25
Gangguan Erupsi Gigi
a. Erupsi Prematur
■ Erupsi prematur atau erupsi dini ialah munculnya gigi di rongga mulut yang lebih cepat dari
rata-rata waktu erupsi. Gigi dinyatakan bererupsi prematur (erupsi dini) bila gigi menembus
mukosa mulut sebelum usia tiga bulan untuk gigi susu dan sebelum umur empat tahun untuk
gigi permanen.
b. Erupsi Terlambat
■ Gigi dinyatakan mengalami erupsi terlambat jika gigi menembus mukosa mulut lebih lambat
1-3 tahun dari waktu rata-rata erupsi gigi. Kondisi ini dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi
permanen, tetapi lebih sering pada gigi permanen. Erupsi yang terlambat pada gigi susu
maupun gigi permanen dapat terjadi secara menyeluruh atau hanya mengenai satu atau
beberapa gigi saja.
c. Kegagalan Erupsi
■ Kegagalan erupsi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh sesuatu sebab sehingga gigi
tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal di dalam deretan
susunan gigi geligi Kegagalan erupsi dapat terjadi pada gigi susu maupun gigi permanen.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi

1. Faktor keturunan (Genetik)


– Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi
gigi, termasuk proses kalsifikasi.
2. Faktor Ras
– Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada
waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
– Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam Ras yang sama yaitu
Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.
3. Jenis Kelamin
– Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada setiap individu.
– Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan laki-laki.
Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.
■ Faktor Lingkungan
– Sosial Ekonomi: Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu
erupsi gigi lebih lambat dibanding anak tingkat ekonomi menengah.
– Nutrisi: Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan keterlambatan erupsi gigi. Nutrisi
sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi.
Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi,
seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.
■ Faktor Penyakit
– Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan
beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism,
Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.
■ Faktor Lokal
– Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke tempat
erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa gingiva
yang menebal, dan gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya.
Kesimpulan
■ Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan.
Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak sedikit ditemukan kasus
yang mengalami gangguan erupsi gigi, hal ini dapat menyebabkan kelainan-
kelainan pada pertumbuhan gigi.
■ Erupsi gigi didefenisikan sebagai pergerakan suatu gigi, terutama dalam arah
sumbu panjang gigi, dari tempat terbentuknya dalam tulang rahang ke posisi
fungsionalnya dalam rongga mulut. Erupsi gigi geligi ini bertahap seiring dengan
bertambahnya umur. Terdapat tiga tahapan dalam proses erupsi gigi, yaitu tahap
praerupsi, prafungsional dan fungsional. Waktu erupsi gigi permanen pada tiap
anak berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor
nutrisi, ras, genetik, hormonal, jenis kelamin, geografis, status ekonomi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai