1
Memahami dan menerangkan tahapan
erupsi gigi sulung dan gigi permanen
Memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi erupsi gigi sulung dan gigi
permanen
Merencanakan perawatan dengan
mempertimbangkan tahapan erupsi gigi-
gigi
Memahami hal-hal yang terjadi
menyangkut erupsi dengan perkembangan
wajah & pembentukan oklusi
2
Dentistry For The Children And Adolescence -
RE Mc Donald
Clinical Pedodontics – Sidney – B.Finn
A Manual of Paedodontics – R.J.Andlaw
Pediatric Dentistry – A Clinical Approach –
Goran Koch
3
Erupsiadalah proses perkembangan yang
menyebabkan perpindahan gigi dari posisi
pada tulang alveolar ke dalam rongga mulut
sampai dengan posisi oklusi dengan
antagonisnya.
4
Erusi merupakan proses yang kompleks dan
dapat dibagi menjadi lima bagian :
Preeruptive movements
Intraosseous stage
Mucosal penetration
Preocclusal stages
Postocclusal stages
7
Setelah gigi yg erupsi menembus mukosa, maka
preeoclusal stage dimulai
Proses ini meliputi pertumbuhan akar dan
pembentukan tulang hingga gigi mencapai oklusi
fungsional post occlusal stages
Proses dari post occlusal stages banyak terjadi
pada malam hari ketika oklusi fungsional sudah
terbentuk, maka kecepatan erupsi akan
berkurang drastis.
Erupsi terjadi seumur hidup dengan kecepatan yg
rendah untuk mengkompensasi abrasi gigi.
8
Gejala Teething :
Lokal :
- Kemerahan / pembengkakan
- bercak eritema pada pipi
Perawatan :
- Teething toys (halus & kenyal)
- Teething foods (gandum, tdk manis)
- Obat topikal :
(btk salep, jelly isi analgesik,
antiseptik, antiinflamasi)
Perawatan :
- Analgesik (Paracetamol syrup)
- Hipnotik dan sedatif
MAXILLARY
Central Incisor 4 1½ 7½ 1½
Lateral Incisor 4½ 2½ 9 2
Cuspid 5 9 18 3½
First Molar 5 6 14 2½
Second Molar 6 11 24 3
MANDIBULAR
Central Incisor 4½ 2½ 6 1½
Lateral Incisor 4½ 3 7 1½
Cuspid 5 9 16 3¼
First Molar 5 5 12 2¼
Second Molar 6 10 20 3
i1 i2 m1 c m2
Rahang bawah rahang atas
MAXILLARY
Central Incisor 3-4mo 4-5 7-8 10
Lateral Incisor 10-12mo 4-5 8-9 11
Cuspid 4-5mo 6-7 11-12 13-15
First bicuspid 1½-1¾yr 5-6 10-11 12-13
Second bicuspid 2-2¼yr 6-7 10-12 12-14
First Molar At birth 2½-3 6-7 9-10
Second Molar 2½-3yr 7-8 12-13 14-16
Third Molar 7-9yr 12-16 17-21 18-25
Tabel Chronology of the human dentition (Permanent)
MANDIBULAR
Central Incisor 3-4mo 4-5 6-7 9
Lateral Incisor 3-4mo 4-5 7-8 10
Cuspid 4-5mo 6-7 9-10 12-14
First bicuspid 1¼ -2yr 5-6 10-12 12-13
Second bicuspid 2¼-2½yr 6-7 11-12 13-14
First Molar At birth 2½-3 6-7 9-10
Second Molar 2½-3yr 7-8 11-13 14-15
Third Molar 8-10yr 12-16 17-21 18-25
•M1 RB + 6 thn, kadang = I1 RB I2 RB 7-8 thn
•M1 RA 6-7 thn I1 RA 7-8 thn I2 RB 8-9 thn
•C RB 9-11 thn P1 P2 M2
•P1 RA 10-11 thn C11-12 thn P2 = C atau
setelahnya M2 (“twelve year molar”)
15
Faktor yang menghambat erupsi
gigi :
Lokal
Sistemik
18
Mesiodens
19
Terjadi kegagalan dental folikel gigi yang
akan erupsi untuk menyatu dengan mukosa
sehingga menyebabkan mukosa tidak dapat
terbuka saat gigi erupsi.
Biasanya terjadi akibat adanya trauma di
daerah tersebut maupun tindakan
pembedahan (terjadi perubahan jaringan sub
mukosa)
20
Terjadi akibat : gangguan hormonal atau
kongenital, defisiensi vitamin C, maupun
penggunaan obat-obatan seperti phenytoin
(pada penderita epilepsi)
Pada jaringan gingiva terdapat penumpukan
jaringan penghubung tebal maupun kolagen
aselular sehingga menyebabkan terhalangnya
erupsi gigi.
21
Ungu kemerahan,
Biasanya terjadi beberapa minggu
sebelum gigi erupsi.
Bisa terjadi pada gigi sulung maupun
permanen
Paling sering pada m2 atau M1.
Terjadi ok trauma jar.lunak selama
digunakan setelah tembus, hilang dengan
sendirinya (selflimited) tp kadang2 perlu
tindakan bedah.
22
Eruption Cyst / Eruption
Hematoma
23
Jaringan tulang antara gigi permanen sulung
anterior dan gigi anterior permanen kurang dari
3 mm.
Trauma pada gigi sulung dapat menyebabkan
terjadinya erupsi ektopik, dilaserasi (gangguan
pada saat odontogenesis) maupun displacement
dari benih gigi permanen
Gigi sulung yg mengalami truma dapat
mengalami ankylosis sehingga menyebabkan
terganggunya resorbsi akar gigi sulung
persistensi erupsi gigi pengganti terhambat
24
Molar kedua sulung yg
mengalami ankylosis
25
26
Merupakan kelainan endokrin yang paling sering
menyebabkan keterlambatan erupsi.
Pada hipotiroid, terjadi kerusakan fungsi kelenjar
pitutiari yang mengatur produksi hormon tiroid
yang dapat menyebabkan terjadinya cretinism
(kongenital)
Erupsi maupun tanggal nya gigi akan terlambat,
lengkung gigi lebih pendek dari normal, sehingga
menyebabkan maloklusi.
27
Gigi erupsi premature usia kurang dari 1
bulan (neo natal teeth)
Biasanya incisor RB, atau supernumerary
teeth (jarang) atau molar (sangat jarang).
Tdk /ada riwayat ortu variasi
Krn tdk matur , akar belum sempurna
mudah goyang takut displacement
tertelan exo
Atau tajam laserasi lidah exo
28
Natal/ Neonatal Teeth
29
Diastema pada gigi sulung :
- RA : i2 & c
- RB : c & m1
30
End to end relation
31
=selisih lebar mesio-distal m1-m2 dengan
P1-P2.
32
Periode erupsi incisive lateral ke caninus
Diastema berkembang di antara incisive sentral .
Kadang sampai perlu memotong frenulum
33
34