Anda di halaman 1dari 40

PENATALAKSANAAN

TRAUMA DENTOALVEOLAR
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN
MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA

05/13/16

Latar Belakang

Trauma Orofasial

15 % total
kunjungan
emergensi
Trauma dental
10% dari
populasi

Terjatuh
Kecelakaan ketika bermain,
kecelakaan kendaraan
luka olahraga
Kekerasan
Penganiyaan, hingga
perkelahian

Trauma dentoalveolar
adalah cedera trauma pada
gigi dan struktur
penyangga.
Thaller, Seth R. Dan McDonald, W. Scott. 2004. Facial Trauma. New York : Marcel Dekker, Inc. Pg. 40-41
05/13/16

Anamnesis
Kapan trauma atau kecelakaan terjadi?
Lokasi trauma tersebut terjadi ?
Mekanisme terjadinya kecelakaan ?
Pertolongan atau pengobatan yang telah didapatkan ?
Jenis dan arah kontak benda yang mengenai pasien ?

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial


Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526
05/13/16

PEMERIKSAAN

Pemeriksaan jaringan lunak pada ekstra oral


Pemeriksaan jaringan lunak intra oral
Pemeriksaan tulang mandibula dan maxilla
Pemeriksaan gigi :
Pemeriksaan vitalitas dari gigi.
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiologis

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial


Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526
05/13/16

Klasifikasi

Klasifikasi trauma dental (menurut


Andreasen)
A. Crown Infraction (retak).
B. Fraktur Mahkota sederhana (fraktur
pd enamel, dentin & pulpa tdk
terbuka)
C.Fraktur Mahkota Kompleks (fraktur
pd enamel, dentin & pulpa terbuka)
D.Fraktur Mahkota-Akar Sederhana
(fraktur pd enamel, dentin,
cementum & pulpa tdk terbuka)
E.Fraktur Mahkota-Akar Kompleks
(fraktur pd enamel, dentin,
cementum & Pulpa)
F.Fraktur Akar (foto ro).

05/13/16

Klasifikasi
(
WHO
)
Cedera pada jaringan
periodontal :

Concussion / memar
Subluxation
Extrusive
Lateral Luxation
Intrusive luxation
Exarticulation / avulsion
Retained root

05/13/16

Klasifikasi ( WHO )
Cedera pada tulang
penyangga:

Cedera pada gingiva atau


mukosa oral.

Penumbukan pada soket


alveolar:

Laserasi pada gingiva atau


mukosa oral

Fraktur pada dinding soket


alveolar

Memar pada gingiva atau


mukosa

Fraktur pada prosesus


alveolaris

Abrasi pada gingiva atau


mukosa oral.

Fraktur pada mandibula


atau maxilla

05/13/16

Perawatan cedera pada


jaringan periodontal
1. Konkusi / memar : oklusal grinding. + soft diet
2. Subluksasi : splinting non rigid ( dipertahankan 7-10 hari).
3.Luksasi intrusif :

Reposisi ke posisi yang benar.


Fiksasi menggunakan rigid splinting pada gigi sebelah yang normal.
Reposisi orthodontik dengan kekuatan renadah.
Bila gigi sulung menyentuh gigi permanen ekstraksi.

4. Luksasi ekstrusif:

Gigi sulung : ekstraksi.


Gigi permanen : Reposisi ke posisi yang benar & Fiksasi
menggunakan material non rigid = nilon monofilamen (selama 1-2
mgg), bila perlu terapi endodontik.

5. Luksasi lateral: reposisi dan fiksasi dengan rigid splinting.


6. Avulsi: Reimplantasi (Peterson)

Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and Maxilllofacial


Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003; p509-526
05/13/16

Replantasi gigi avulsi


Replantasi
Gigi

Replantasi Gigi Segera Replantasi


Diutamakan
gigi dalam periode 45 menit dari avulsi
dianggap replantasi gigi segera. Jika gigi
disimpan dalam larutan penyimpanan yang
sesuai dan direplantasi gigi dalam periode 24
jam, ini juga dianggap replantasi gigi segera

Penyembu
han
optimal
05/13/16

Penting untuk
menjaga
vitalitas sel
ligamen
periodontal

Media
penyimpanan
yang sesuai
9

Media
Penyimpa
nan
Intraoral
meletakkan gigi avulsi di
rongga mulut di bagian
vestibulum bukal atau
dibawah lidah
Kekurangan :
kekooperatifan penderita
perluasan luka-luka disekitarnya
kemungkinan tertelan
teraspirasi
saliva di rongga mulut mengandung
sejumlah bakteri yang dapat
mengkontaminasi sel-sel ligamen
periodontal menggangu penyembuhan
paska05/13/16
replantasi gigi.

Ekstraoral
Susu, larutan salin
isotonik, saliva, kultur
media, albumin telur dan
Hanks Balanced Salt
Solution (HBSS)

10

Replantasi pada anakanak


Pada anak-anak, prosesus alveolar relatif mudah
mengembang dan lebih mudah berubah bentuk sehingga
memungkinkan avulsi dengan tanpa fraktur alveolar yang
luas. Selain itu, apeks akar masih terbuka.
Regenerasi tulang tidak bisa memberikan dukungan yang
adekuat apabila replantasi dilakukan pada alveolus yang
sudah hancur.

05/13/16

11

Kondisi yang perlu


dipertimbangkan
1.

Gigi yang avulsi seharusnya tanpa penyakit periodontal yang


parah

2.

Soket alveolar sebaiknya masih cukup kuat untuk


menyediakan tempat buat gigi avulsi

3.

Tidak terdapat gigi berdesakan yang parah

4.

Gigi yang direimpantasi dalam waktu 30 menit akan


mendapatkan hasil yang baik. Untuk periode ekstra alveolar
yang lebih dari 2 jam, komplikasi terjadinya resorbsi akar
semakin meningkat

5.

PRESERVASI GIGI : HBSS, PZ, Susu, ludah ( dikulum), putih telur

6.

Prinsip menjaga kelembapan jaringan periodontal

7.

Pulpa dapat dipertahankan pada gigi dengan pembentukan


akar yang belum sempurna jika reimplantasi sebelum 2 jam
setelah trauma.

05/13/16

12

Penyembuhan
periodontal pada gigi
1.
Penyembuhan dengan ligamen periodontal normal
avulsi
2.

Penyembuhan dengan ankylosis


Blood clot pada ligamen periodontal yang rusak dari gigi
avulsi membentuk jaringan granulasi yang akan
menggantikan tulang

3.

Inflamatory resorption

05/13/16

Hubungan antara permukaan resorbsi dan pulpa melalui


dental tubules dipengaruhi oleh produk dan bakteri dari
jaringan pulpa yang nekrosis masuk ke dalam
periodontal dan menyebabkan reaksi inflamasi

13

Perawatan Cedera pada


Tulang penyangga
1. Comminution : bila terdapat luksasi- reposisi & fiksasi
dengan rigid splinting.
2. Fraktur pada dinding soket alveolar:

Reduksi fraktur (closed reduksi) dengan cara manipulasi digital


dari segmen alveolar dan dental.
Oklusi gigi diperiksa.
Gigi gigi yang cedera dibebaskan dari trauma oklusi.
Laserasi yang terjadi pada jaringan lunak dibersihkan dan dijahit.
Dilakukan splinting rigid menggunakan teknik splinting resin etsa
asam atau menggunakan errich arch bar selama 4 minggu.
Instruksi jaga OH dan diet lunak.

3. Fraktur pada processus alveolaris: sama dengan perawatan


fraktur pada dinding soket alveolar, bila cedera gigi yang
terlibat banyak maka dipertimbangkan fiksasi menggunakan
arch bar.

05/13/16

14

Prinsip Perawatan trauma


dentoalveolar
Reposisi
Fiksasi Immobilisasi
Rehabilitasi

05/13/16

15

Fiksasi-immobilisasi dengan menggunakan teknik Splinting bisa


menstabilkan gigi yang mengalami trauma dan mencegah terjadinya
kerusakan pulpa dan jaringan periodontal selama periode
penyembuhan dengan cara mempertahankan gigi selama bagian
perlekatan beregenerasi.

05/13/16

16

Fiksasi-splinting
Indikasi : untuk cedera yang melibatkan jaringan penyangga gigi.
Syarat splinting:
Mudah dibuat secara langsung dalam rongga mulut tanpa memerlukan prosedur
laboratoris yang panjang.
Dapat ditempatkan dengan pasif tanpa menekan gigi.
Tidak kontak dengan jaringan gingiva dan menyebabkan iritasi.
Tidak mempengaruhi oklusi normal.
Mudah dibersihkan sehingga oral hygine tetap terjaga.
Tidak menyebabkan trauma pada gigi maupun gingiva selama aplikasinya.
Memungkinkan pendekatan terapi endodontik.
Mudah dilepas.
Memberikan estetik yang baik.
Tidak melukai pulpa dari gigi yang mengalami trauma dan gigi gigi di sekitarnya.
Tidak mempengaruhi radiografis intraoral.

05/13/16

17

Fiksasi-splinting
Macamnya:
Acid-etch resin arch wire splint
Orthodontic bracket arch wire splint
IMF Technique
Ligature
Arch bar technique
Cap splints
Gunning type splint

05/13/16

18

Erich Arch bar


Indikasi Umum:
Jika tidak ada gigi yang cukup untuk memakai sistem
eyelet wiring
Jika jarak gigi yang ada terlalu lebar sehingga IMF tidak
bisa digunakan
Jika ada fraktur dentoalveolar sederhana atau jika ada
fragmen multipel pada RA atau RB yang membutuhkan
reduksi sebelum dipasang IMF
Sebagai bagian integral dari suspensi skeletal dalam
perawatan fraktur yang melibatkan sepertiga tengah
tulang wajah

05/13/16

19

Erich arch bar


Jika memungkingkan, prosedur pemasangan IMF dalam
perawatan bedah dibantu oleh asisten
Selalu menggunakan sarung tangan dobel untuk proteksi
Harus berhati-hati terhadap semua ujung yang tajam. Jika
wire sudah dibengkokkan, potong ujung tersebut dan
dibengkokkan untuk menghindari tusukan pada jaringan
Selama prosedur, berhati-hati dengan penggunaan alat dan
wire untuk menghindari tusukan
Ganti sarung tangan secara teratur jika terjadi sarung
tangan robek

05/13/16

20

Erich Arch Bar


Erich arch bar
Wire 0.5 dan 0.4 mm, panjang 15 cm
Gunting kawat dan tang kawat
Luniatchek
Retraktor lidah dan pipi
Penerangan yang baik dan penggunaan suction

05/13/16

21

Langkah
pemasangan
arch bar
05/13/16

22

BENTUK SESUAI
LENGKUNG

05/13/16

23

COBA PADA RAHANG ATAU


MODEL

05/13/16

24

MENGIKAT BAR DENGAN


WIRE

05/13/16

25

PUTARAN WIRE

05/13/16

26

MENATA SISA WIRE

05/13/16

27

05/13/16

28

05/13/16

29

Splint yang memenuhi persyaratan yang baik antara lain splint resin
dan bracket orto. Hal tersebut tentunya sulit diaplikasikan jika
terdapat banyak darah dan saliva pada kasus darurat
Splint rigid menambah jumlah resorpsi eskternal dan kehilangan gigi
secara dini. Untuk alasan tersebut, maka penggunaan arch bar dan
bentuk lain dari interdental wiring hasilnya kurang optimal
Splint harusnya terpasang di gigi pada waktu yang minimal.
Penggunaan spling yang cukup lama menyebabkan ankylosis. Splint
dalam waktu optimal untuk menangani gigi yang avulsi sekitar 7-10
hari karena serat gingiva mengalami penyembuhan dalam waktu 7
hari dan menyediakan dukungan jaringan periodontal yang cukup
Untuk kasus fraktur tulang alveolar dengan reimplantasi gigi butuh
waktu 3-4 minggu, liksasi membutuhkan waktu 2-8 minggu, dan
fraktur akar membutuhkan splinting selama 12 minggu

05/13/16

30

Macam lain

Dautrey arch bar

05/13/16

31

Cap splint

Silver cap

Acrilicic cap

05/13/16

32

Acid-etch resin arch


wire splint

Stainless steel wire loop, 0.4 mm in diameter


Lightcuring resin
Bonding agent
Orthophosphoric acid

05/13/16

33

Kekurangan prosedur ini adalah kemungkinan fraktur


pada material akrilik atau pun komposit. Untuk
memperkuat dan mencegah terputusnya teknik ini maka
dapat dimodifikasi menggunakan kawat (0,4 mm) pada
jembatan komposit ataupun menggunakan bracket
ortodontik.

05/13/16

34

Eyelet technique
10-20 eyelet wire 0.4 , panjang 5 cm dan steril
Tang kawat dan tang potong
Luniatchek
Retraktor pipi dan lidah
Penerangan yang baik dan suction

05/13/16

35

Eyelet technique

05/13/16

36

Teknik Reposisi&
Splinting Menggunakan
Orthodontic bracket

05/13/16

37

Prosedur
Pasang kawat busur labial 0,4
mm yang telah disesuaikan
bentuk serta panjangnya.
Fiksasi kawat busur labial
menggunakan kawat 0,2 mm
pada masing-masing bracket
yang telah dipasang.
Cek oklusi
Intruksi pasien untuk jaga OH
dan diet lunak , tidak
menggunakan gigi yg cedera
untuk makan selama 4 mgg.

05/13/16

38

DAFTAR PUSTAKA
Pedersen. Oral Surgery. 1st edition. WB Saunders Company,
1988. Philadelphia. pp.221-263
Coulthard P., Horner K., Sloan P., Theaker E.Oral and
Maxillofacial Surgery, Radiology, Pathology and Oral
Medicine. Vol 1. Elsevier. 2003.Philapdelphia. pp.121-24.
Peterson, Ellis, Hup, Tucker. Contemporary Oral and
Maxilllofacial Surgery. 4th ed. Mosby co. Philadelphia. 2003;
p509-526
Rowe N.L, Williams J.L. Maxillofacial Injuries. Vol 1. Butler &
Tanner Ltd. London. 1985; p.215-31
Peterson J. L.Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. Vol
1. J. B. Lippincott company. Philadelphia. 1992; p.381-403.
Tsukiboshi M. Treatment Planning for Traumatized Teeth.
Quintessence; 2000; Japan.11-121
Fonseca JR, Walker R. Oral and Maxillofacial Trauma. Vol 1. WB
Saunders Company, 1991. Philadelphia. Pp.323-356

05/13/16

39

TERIMA KASIH

05/13/16

40

Anda mungkin juga menyukai