Dosen Pembimbing
drg.
Disusun Oleh
Fraktur Dentoalveolar
Seorang pasien laki-laki berumur 11 tahun datang bersama orang tua ke RSGMP
UNSOED dengan keluhan sakit gigi dan tidak nyaman setelah terbentur ketika
berenang 30 menit yang lalu gigi yang mengalami trauma adalah gigi anterior
rahang atas. Pemeriksaan klinis intraoral ditemukan gigi 11 mengalami luksasi,
gigi tersebut lebih panjang 1 mm dari gigi tetangganya dan mengalami luksasi
drajat 2, terdapat darah yang keliar dari ligamen periodontal dan pasien merasakan
sakit ketika gigi tersebut beroklusi. Palpasi (+) tes vitalitas (+), dan perkusi (+),
tidak ada displacement mandibular. Pasien tidak menderita riwayat sistemik.
Dokter gigi meminta untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen periapikal. Hasil
foto periapikal seperti dibawah ini :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Gambar 1. Cedera pada Jaringan Keras Gigi dan Jaringan Pulpa (Fonseca, 2005)
1.
Concussion (sensitif).
Merupakan cedera pada struktur pendukung gigi tanpa adanya
kehilangan yang abnormal atau pergeseran gigi, tetapi ditandai
dengan adanya reaksi sensitif terhadap perkusi.
2.
3.
4.
5.
Lateral luxation
Pergeseran gigi ke arah lateral yang disertai hancur atau fraktur
soket alveolar.
6.
(1)
(5)
(2)
(6)
(3)
(7)
(4)
(8)
Gambar 2. Cedera jaringan periodontal. (1) Concussion. (2) Subluksasi. (3) Intrusif luksatioin.
(4) Extrusif luxation. (5) dan (6) Lateral luxation. (7) Retained root. (8)
Exarticulation (Fonseca, 2005)
1.
2.
3.
4.
(1)
(4)
(2)
(5)
(6)
(3)
(7)
Gambar 3. Cedera tulang alveolar. (1) Comminution alveolar process. (2) dan (3)
Fracture of the alveolar socket wall. (4) dan (5 ) fracture of the alveolar
process. (6) dan (7 ) Fraktur mandibula atau maksila (Fonseca, 2005).
Klas I : Tidak ada fraktur atau fraktur mengenai email dengan atau
2.
3.
4.
perubahan tempat.
Klas IV : Gigi mengalami trauma sehingga gigi menjadi non vital
5.
6.
7.
mahkota.
Klas VII : Perpindahan gigi atau tanpa fraktur mahkota atau akar
8.
9.
gigi.
Klas VIII : Fraktur mahkota sampai akar.
Klas IX : Fraktur pada gigi desidui.
2.
Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
: Normal
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
Pemeriksaan Subjektif
Nama
Usia
: 11 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Chief Complaint
Present Illness
periodontal
Family History
Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstra Oral
4.
Muka
Dagu
Mata, sklera
Mata, konjungtiva
Bibir
Kelenjar Limfe
TMJ
Pemeriksaan Intraoral
Berdasarkan pemeriksaan intraoral, ditemukan bahwa gigi 11
luksasi derajat 2 serta lebih panjang 1mm dari gigi sebelahnya. tes
perkusi (+), tes vitalitas (+) dan tes palpasi (+).
5.
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan radiografi tampak adanya area radiolusen
berbatas tegas pada sekitar apeks ligamen periodontal gigi 11.
6.
Diagnosis
Diagnosis
pada
skenario
tersebut
adalah
cedera
jaringan
2.
Reposisi gigi secara lembut dengan tekanan jari pada insisal edge
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
2.
Needler holder
3.
4.
5.
Lidah ular
dokter gigi.
Tidak meningkatkan cedera periodontal dan memicu karies.
Tidak mengiritasi jaringan lunak sekitar, hygienis dan estetis
Bersifat pasif, yaitu tidak menyebabkan tekanan pada gigi.
Dapat digunakan sebagai alat stabilisasi rigid, semi-rigid, atau
7.
fleksibel.
Mudah untuk dilepas dan memiliki risiko minimal atau bahkan
8.
Subluksasi
2 minggu
Ekstrusi
2 minggu
Avulsi
2 minggu
Luksasi Lateral
4 minggu
Fraktur Alveolar
4 minggu
4 minggu
4 bulan
Eyelet Ivy
Teknik splinting ini menggunakan kawat yang dibengkokan satu
sama lain untuk membentuk loop. Kedua ujung kawat dilewatkan
2.
Earns
Prosedur teknik splinting Earns (Kruger, Schilli, 2008) yaitu:
a.
b.
c.
d.
dimasukkan
ke
interdental
mesial
gigi.
3.
Essig
Teknik splinting essig melalui beberapa langkah yaitu (Cameron
dan Widmer, 2008):
a.
b.
c.
e.
f.
Putar searah jarum jam sampai ketat lalu potong dan tekan
kearah insisal dengan burnisher
g.
h.
i.
DAFTAR PUSTAKA