2.1 Definisi
Cemento Ossifying Fibroma adalah salah satu bentuk neoplasma fibroosseus benigna yang terdiri dari sel tulang yang abnormal dan sementum dalam
jaringan ikat fibrovaskuler. Sebelumnya lesi ini diklasifikasikan atas dua bentuk
yang berbeda tergantung tulang atau sementum dilihat berdasarkan produk
kalsifikasi yang lebih dominan. Pemeriksaan histologis pada jaringan kalsifikasi
yang menunjukkan trabekula tidak beraturan pada susunan tulang dinamakan
dengan Ossifying Fibroma. Hasil dari gambaran histologis juga menunjukkan
adanya kemiripan dengan Fibrous Dysplasia, tetapi terdapat gambaran lain berupa
kapsul jaringan lunak pada bagian perifer yang tidak terlihat pada Fibrous
Dysplasia. Ketika kalsifikasi yang lebih dominan adalah sementum maka
dinamakan dengan Cementifying Fibroma. Akan tetapi, jika pemeriksaan
mikroskopis dari Ossifying Fibroma dan Cementifying Fibroma menunjukkan
hasil yang sama dan keduanya dikombinasikan dalam satu penyakit yang
dinamakan Cemento Ossifying Fibroma.7
Selama perkembangannya Cemento Ossifying Fibroma menunjukkan tiga
tahap yang berbeda. Pada tahap awal osteolytic stage, tumor ini hanya terdiri dari
jaringan seluler dan tidak terdapat materi kalsifikasi. Gambaran ini menunjukkan
sementum yang immature dan tampak gambaran radiolusen. Pada tahap kedua
disebut cementoblastic stage, pada tahap ini sementum terdapat pada massa
2.2 Etiologi
Banyak pendapat mengenai etiologi dari Cemento Ossifying Fibroma. Ada
yang menyatakan kalau Cemento Ossifying Fibroma ini diperkirakan berasal dari
jaringan ikat periodontal, berupa lapisan jaringan ikat fibrous yang mengelilingi
akar gigi. Jaringan ikat fibrous ini akan memproduksi lesi yang terdiri dari tulang
dan sementum.3,6
Hipotesis Barnier menyatakan bahwa etiopatogenesis dari Cemento
Ossifying Fibroma pada tulang mungkin disebabkan oleh iritasi (seperti
pencabutan gigi) dapat mengaktifkan produksi jaringan baru dari sisa membran
periodontal. Trauma seperti pencabutan gigi dapat menyebabkan sisa jaringan
periodontal melekat pada dinding alveolus yang bisa bertindak sebagai awal dari
perkembangan Cemento Ossifying Fibroma.9,10,11
Brademan dkk juga menjelaskan bahwa jaringan periodontal yang ektopik
berdiferensiasi dari sel mesenkim primitif pada tulang petrous yang mungkin
bertindak sebagai penyebab perkembangan Cemento Ossifying Fibroma pada
daerah ini dan trauma seperti whiplash (benturan yang keras) mungkin merupakan
salah satu faktor yang menginduksi proliferasi Cemento Ossifying Fibroma.6
2.3 Diagnosa
Cemento Ossifying Fibroma merupakan lesi yang jarang dijumpai. Dalam
penentuan diagnosis definitif membutuhkan gambaran klinis, radiografi, dan
histopatologis yang akurat sehingga penatalaksanaannya sesuai indikasi.
Bagaimanapun tumor
laporan kasus lain menyatakan Cemento Ossifying Fibroma terjadi pada rentang
usia 30-40 tahun. 5,7,8,12
Beberapa laporan penelitian Cemento Ossifying Fibroma lebih dominan
terjadi pada wanita dibanding pria. Perbandingan antara wanita dengan pria
5:1.Ada juga yang menyatakan dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar lesi
timbul pada regio premolar-molar mandibula.5,6,11,12
Secara klinis Cemento Ossifying Fibroma memiliki batas yang jelas dari
sekeliling tulang dan akan terus tumbuh besar dengan lambat sampai dihilangkan
dengan bedah. Lesi ini sering diabaikan oleh pasien sampai pertumbuhannya
menyebabkan pembengkakan dan kecacatan dari wajah. Beberapa laporan kasus
Cemento
Ossifying
Fibroma
pada
mandibula
menunjukkan
perluasan
pembengkakan ke arah bukal dengan tulang daerah lingual yang normal. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapp dkk, yang menyatakan
bahwa Cemento Ossifying Fibroma sering ditandai dengan ekspansi tulang ke
arah bukal dan lingual.5
Gambar 4. A. Stroma dari proliferasi fibroblas dengan kelompok materi sementum . B. Proliferasi
sel yang berbentuk spindel dengan berbagai bentuk dari trabekula tulang
menunjukkan, osteoblastik yang melingkar pada sekeliling trabekula.5
Sifat jaringan keras umumnya cukup bervariasi pada suatu tumor serta
antara lesi-lesi lainnya. Trabekula yang tidak beraturan pada susunan tulang atau
tulang lamelar dengan osteoblast yang melingkar adalah yang paling dominan
tercatat pada tumor ini dan berbentuk retikular. Pola tambahan dari material yang
terkalsifikasi termasuk kecil, oval hingga globular, deposit basofilik dan
anastomosis trabekula material yang menyerupai sementum. Variasi ini pada
bentuk jaringan keras tidak ada bedanya dengan gambaran klinis tumor.
Pengenalan struktur ini penting dalam penetapan diagnosa. Osteoblast jelas atau
mungkin tidak jelas pada tepi deposit tulang. Biasanya terdapat sebuah zona luar
yang tipis dari jaringan ikat fibrous yang memisahkan jaringan fibro-osseous dari
tulang normal disekitarnya.5