Anda di halaman 1dari 7

SEMENTASI

Sementasi adalah proses untuk melekatkan suatu denture dengan menggunakan bahan semen tertentu.

Syarat semen yang baik adalah :


 Waktu kerja yang panjang
 Memiliki seal yang baik
 Tidak mengiritasi bdan tidak beracun untuk jaringan pulpa dan jaringan pendukung
 Mudah dimanipulasi
 Kekuatannya besar
 Melepaskan floride

Macam-macam semen
 Zinc phosphate
 Zinc silicophosphate
 Zinc polycarboxylate
 Zinc oxide-eugenol with/without EBA
 Glass ionomer
 Adhesive resins
 Resin modified GIC

Mekanisme perlekatan semen ada 3 yaitu :

 Non-adhesive mechanical luting

 Micro-mechanical bonding
 Molecular adhesive

Semen yang digunakan sebagai luting antara lain :

1. Zink phosphate cement

Komposisi :
ZnO powder and phosphoric acid

Keuntungan :
 Riwayat pemakaian yang panjang ( digunakan lebih 50 tahun)
 Working timenya pendek ( 3- 6 menit )
 Kelebihan bahan mudah dihilangkan.
 High compressive strength (152 MPa) and a moderate tensile strength (9.3MPa) .
 Bersifat asam sehingga mengiritasi pulpa

2. Zinc Polycarboxylate Cement


Komposisi
Powder terdiri dari zinc oxide 1% - 5% atau magnesium oxide,
0% -40% , asam 40% yaitu asam polyacrylic
Baik untuk sementasi crown atau bridge 3 unit

Kelebihan :
 Tensile strenght lebih tinggi (8-12 MPa) dibandingkan dengan semen fosfat seng, namun
compresive strenght lebih rendah (55-85 MPa).
 Antikariogenik
 Biokompatibel untuk pulpa, karena adanya peningkatan ph menuju ph 7.
 Sangat baik untuk gigi sensitif
 Ketebalan film sebanding dengan semen fosfat seng

Kekurangan
 Komponen terlalu tebal sehingga tidak akan mengalir secara memadai.
 Working time lebih pendek hanya 2,5 menit dibandingkan dengan zn phosphate yang 5
menit.
 Kelebihan semen sulit untuk dibersihkan
 Tidak sekuat Zink phosphate
 Menunjukkan deformasi plastik, sehingga tidak cocok untuk daerah beban tinggi

3. Glass Ionomer cement

Komposisi: kaca alumino-fluorosilicate dan asam poliakrilat lemah

Keuntungan :
 Semen memiliki adhesi ke enamel dan dentin (kekuatan ikatan rendah untuk gigi).
 Menunjukkan biokompatibilitas yang baik (tidak diperlukan adanya pelindung pulpa).
 Melepaskan fluoride (efek antikariogenik).
 Mudah dimix, ketahanan yang baik terhadap asam.
 Sifat mekanik sebanding dengan semen seng fosfat (CS 90-140 MPa,TS6 sampai 8MPa)

4. Hybrid ionomer cemen

 Merupakan modifikasi dari polyalkenoate semen (Campuran resin dan ionomer kaca bubuk)
 Melepaskan fluoride
 Direkomendasikan untuk semua-logam atau ceramo-logam mahkota dan jembatan
 Tidak dianjurkan untuk semua-keramik restorasi, karena ekspansi semen yang lambat dapat
mengakibatkan fraktur keramik
 Waktu kerja dapat diperpanjang dengan penambahan liqiud yang telah didinginkan atau
dengan pengurangan rasio bubuk cair. Suhu yang lebih tinggi mempersingkat waktu kerja.
 Sebaiknya menggunakan etsa untuk membuat mikro porositas pada logam
 Sebaiknya bersihkan semen berlebih sebelum setting time.
 Gunakan cairan desensitizing untuk mengurangi kemungkinan sensitivitas

5. Adhesif resin agent

Terdiri atas 2 bagian


 Primer : HEMA (Hydroxy Ethyl Metacrylate )
 Adhesive cement: yaitu 4-META(Methacryloxy Ethyl Ttimillitic Anhydride)
 Kelebihan:
 Kekuatan tinggi,
 Kelarutan rendah.
 Memiliki ikatan mikromekanik tinggi untuk enamel , dentin dan permukaan keramik.

 Kekurangan:
 Aplikasi lebih sulit karena ketebalan film lebih tinggi dari semen tradisional,
 Kemungkinan kebocoran besar dan iritasi pulpa
 Kelebihan semen suliut dibersihkan

Prosedur Sementasi

1. Persiapan jaringan gigi


Permukaan gigi harus dibersihkan sebelum diaplikasikan semen
pemberian oksalat pada permukaan gigi dapat dilakukan untuk mengurangi sensitivitas dentin.

2. Persiapan pada protesis


a. pemberian sandblasting dengan 50 m alumina atau uap dan diikuti oleh pembersihan
ultrasonik atau organik.
b. Isolasi daerah kerja dengan gulungan kapas.
c. Semen harus dicampur dengan konsistensi yang tepat
d. Sebuah lapisan tipis semen harus ditempatkan pada permukaan internal denture.
e. Permukaan gigi dikeringkan dan protesis diletakkan pda permukaan gigi
f. Kekuatan yang berlebihan dapat menyebabkan fraktur
g. Pemeriksaan pada tepi denture untuk melihat kerapatan tepi denture.
h. Semen yang berlebih harus segeran dibersihkan .
i. Dental Floss dapat digunakan untuk menghilangkan semen berlebih didaerah proksimal.
j. Pemeriksaan oklusi dengan menggunakan artiklating paper
k. Pasien disarankan untuk menghindari pembebananyang berlebihan pada 24 jam pertama

DAFTAR PUSTAKA
1. Arifin M., Rahardjo W., Roselani. 2000. Diktat Prostodonsia: Ilmu Gigi Tiruan
Cekat (Teori dan Klinik). Departemen Prostodonsia Faklutas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 
2. Bakar, Abu. 2012.  Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quan’um Sinergis Media.
3. Barclay CW, Walmsley AD. 2001. Fixed and removable prosthodontics. 2nd ed.
Tottenham: Churchill livingstone;
4. Rosenstiel S.F., Land M.F., Fujimoto J. 2006. Contemporary Fixed Prosthodontics.
Mosby Inc. St. Louis,
5. Smith B.G.N. 1998. Planning and Making Crown and Bridges. Mosby. St. Louis. 3rd 
ed.
6. Shillingburg, et al.,. 1998. Fundamentals of Fixed Prosthodontics 3rd  ed.
Quimtessence Publ Co.

Anda mungkin juga menyukai