SEMENTASI
A. Pertimbangan memilih
bahan sementasi
Semen yang ideal masih belum ditemukan. Namun,
harus memiliki kriteria berikut:
1. tidak menimbulkan bahaya bagi gigi atau jaringan
yang ada di sekitarnya,
2.Memiliki waktu kerja yang cukup untuk menempatkan
restorasi,
3.Memiliki cukup cairan untuk memungkinkan tempat
duduk lengkap restorasi,
1.Cepat membentuk lapisan struktural keras yang cukup
kuat untuk menahan gaya fungsional,
2.Tidak mudah larut ,dapat mempertahankan restorasi
yang tersegel dan utuh
(Wingo, 2018).
B. BAHAN SEMENTASI
Glass Ionomer Cement
Merupakan bahan semen yang paling banyak dipakai karena
kemampuan biokompatibilitas ke jaringan dan restorasi yang
baik melalui ikatan kimia.
Terdiri atas bubuk dan liquid yang mengandung fluor sebagai
proteksi dari karies.
Saat pemasangan pastikan gigi tidak terkontaminasi oleh
saliva karena sifat semen yang water-based.
Apabila material yang digunakan adalah logam, logam
tersebut dilapisi dengan opaquer terlebih dahulu. Sayangnya
karena daya larut yang rendah risiko kebocoran tepi servikal
tinggi.
Resin Cement
(Zinc Siloco Phosphate Cement)
Terdiri atas campuran kaca silikat, sejumlah kecil bubuk
oksida seng, dan asam fosfor. Kekuatannya lebih unggul
daripada semen seng fosfat, perbedaannya adalah semen
seng silicofosfat lebih translusen dan melepaskan fluorida
karena mengandung kaca silikat. Secara estetika lebih
unggul daripada semen seng fosfat yang opak untuk
penyemenan restorasi keramik. Semen ini sudah tidak
banyak dipakai karena sifatnya yang asam sehingga
restorasi tidak tahan lama dan mengiritasi jaringan.
Zinc phosphate cement
seng fosfat (Zinc Phosphate Cement) merupakan bahan
semen gigi tertua yangmasih banyak digunakan hingga
kini. Zinc phosphate cement terdiri dari powder seng
oksida 90% dan Magnesium 10% dan Asam phorporic,
garam logam dan air sebagai liquid. Semen seng fosfat ini
memiliki sejarah panjang, sehingga material ini memiliki
aplikasi yang paling luas. Mulai dari semen sebagai luting,
cavitas liner dan basis untuk melindungi pulpa dari
stimulus mekanik, termal maupun elektrik suatu restorasi.
Zinc Poly-Carboxylate
Cement
Semen ini juga punya pilihan warna sehingga tidak terlalu
mencolok. Sayngnya pH semen ini rendah sehingga
berisiko mengiritasi pulpa saat belum mengeras. Oleh
karena itu biasanya diberikan pelapis untuk proteksi pulpa
dengan cavity varnish.
Ketika bubuk dicampur dengan cairan, asam fosfor
berkontak dengan permukaan partikel dan melepaskan
ion-ion seng ke dalam cairan. Alumunium, yang sudah
membentuk ikatan dengan asam fosfor, bereaksi dengan
seng dan menghasilkan gel seng aluminofosfat pada
permukaan partikel sisanya. Jadi, semen yang mengeras
adalah sebuah struktur inti yang terutama terdiri atas
partikel oksida seng yang tidak bereaksi, dibungkus
dengan matriks padat yang tidak berbentuk dari seng
aluminofosfat.
3. Prosedur Sementasi pada
GTC
1. Pembersihan bagian dalam retainer dari debris atau lemak dengan
alkohol lalu keringkan dengan air spray.
2. Lakukan hal yang sama pada gigi penyanggan namun
menggunakan larutan antiseptik (jika alkohol dapat dehidrasi
jaringan).
3. Jika semen yang digunakan bersifat asam, gigi penyangga dapat
terlebih dahulu dilapisi dengan cavity varnish di daerah dekat pulpa
atau diaplikasikan kalsium hidroksida.
4. Blokir semua daerah insersi dengan gulungan kapas untuk
mencegah terjadinya kontaminasi oleh saliva serta gunakan saliva
ejector.
5. Berikan separator oil di dasar pontik dan interdental untuk
memudahkan pengambilan sisa semen yang berlebih.
Lakukan manipulasi semen sesuai petunjuk pabrik lalu oleskan semen
di bagian dalam retainer dan di gigi penyangga, lalu pasang sesuai
dengan arah dan posisi yang benar.
7. Tekan secara bertahap masing-masing retainer untuk membuat
semen mengalir dengan baik dan mencegah adanya jebakan udara.
8. Lihat kondisi oklusi sentris dan fitnessnya, jika masih salah lepas
segera dan ulangi lagi.
9. Jika sudah baik, GT ditekan dengan jari secara merata atau pasien
dapat diminta untuk menggigit dengan alat khusus sampai semen
mencapai setting time.
10.Buang sisa kelebihan semen dengan sonde atau eksavator kecil dan
menggunakan benang gigi di bagian interdental (Bakar A, 2012).
1. Prosedur/Manipulasi Bahan GIC
Powder dan liquid diletakkan di atas paper pad atau
glass slab. Powder semen dibagi dalam dua bagian
yang sama. Bagian pertama dicampurkan ke dalam
liquid dengan spatula dan kemudian ditambahkan
satu bagian lagi, dan diaduk selama 30-60 detik.
Semen segera diaplikasikan karena working time
setelah pengadukan kira-kira 2 menit. Glass slab yang
diinginkan memperlambat setting reaksi dan
menambah working time.
2. Prosedur/Manipulasi Bahan Resin Cement
Kekurangan:
Dapat terjadi diskolorasi (Ok. Daya Precipitate Silver)
-> dihindari dengan melarutkan semen yang
berlebihan pada daerah crown dengan : eucalyptol,
xylene atau kloroform
SEMEN SENG POLIKARBOKSILAT
Keuntungan:
Stannous Fluoride (powder) : dapat mengubah waktu pengerasan,
memperbaiki sifat manipulasi dan meningkatkan kekuatan
Fluoride yang dilepaskan lebih sedikit dibandingkan dengan silikofosfat
dan ionome kaca
Tensile strength lebih tinggi
Tidak serapuh ZPC
Kekurangan:
Glass lab dingin menyebabkan AS.poliakrilat mengental -> susah diaduk
Compressive strength lebih rendah
Modulus elastis kurang
Daya larut rendah
SILICATE CEMENT
Keuntungan:
Perubahan temperature oleh makanan dan minuman
(panas/dingin) efeknya kecil sekali
Kekurangan:
Dapat terjadi shrinkage -> kebocoran pada margin
atau tepi tambalan -> karies sekunder
SEMEN SENG SILIKOFOSFAT (ZINC
SILICOPHOSPHATE CEMENT)
Jika dibandingkan dengan zinc phosphate cement :
Lebih kuat
Lebih translusen
Meleaspakn fluoride
Adanya kaca silikat
Lebih estetis
SEMEN IONOMER KACA ( GLASS IONOMER
CEMENT)
Keuntungan:
sewarna gigi
bersifat anti kariogenik oleh karena mampu melepaskan flourida
mempunyai thermal compatibility dengan enamel gigi,
mempunyai biokompatibilitas yang baik
Beradaptasi terhadap pulpa dan jaringan gigi, sehingga mengurangi risiko
sensitis setelah pengerjaan
perlekatan sempurna
member penutupan tepi yang sempurna
Ukuran partikel kecil
Mudah ditempatkan pada restorasi
Radiopasitas sempurna
Melepaskan fluoride dalam jangka lama, sehingga gigi tidak linu dan tahan
terhadap karies.
Kekurangan:
Waktu pengerjaan panjang
Mudah terpengaruh oleh air
mudah terjadi dehidrasi
kurang kuat melekat pada porselein dan emas murni
manipulasi dan teknik memasukkan ke dalam cavitas
cukup sulit
Perbandingan ukuran bubuk dan cairan kurang tepat
Warna kurang stabil atau tidak persis sama dengan gigi
mudah berubah bentuk
CALSIUM HYDROXIDE
Keuntungan:
Mudah pemakaian
Dapat digunakan pada pasien kontra indikasi terhadap bahan
anestesi
Perlu waktu untuk mengadakan amputasi pulpa
Bekerja cepat menghilangkan rasa nyeri
Kekurangan:
Ada rasa sakit pada proses matinya pulpa
Menurunnya vitalitas jaringan periapikal yang disebabkan sifat
arsen yang mempunyai efek tidak terbatas.
Bocornya tumpatan sementara dapat menyebabkan necrosis
jaringan gingival, jaringan peri apical, tulang alveolar
RESIN COMPOSITE
Keuntungan:
Lebih baik dari segi estetik dari pada tumpatan amalgam
maupun glass ionomer, maka direkomendasi untuk gigi
anterior,
efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan keamanan bahan tambalan,
mudah pengaplikasiannya.
Kekurangan:
Perubahan warna setelah beberapa tahun pemakaian,
Shrinkage menyebabkan perubahan warna pada tepi tumpatan,
risiko lepas tambalan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :Prastyo RT, et al. PENGARUH
NANOPARTIKEL ZnO TERHADAP
STRUKTURMIKRO SEMEN GIGI SENG FOSFAT.
Jurnal Sains Materi Indonesia. 2012: 1(1); 27-30.
Anusavice, K.J, Shen C, Rawls HR. 2013. Philips Science
of Dental Materials – ed 12th . USA: Elsevier Saunders.
Wingo K. A Review of Dental Cements. Journal of
Veterinary Dentistry. 2018; 35(1): 18-27.
Anusavice, Kenneth J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan
Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.