PEMBAHASAN
1. Definisi Semen
Semen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan reaksi kimia
antara asam dan basa. Powder yang bersifat basa dan liquid yang bersifat asam membentuk
konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras menjadi massa yang padat.
3. Fungsi Semen
a. Luting Agent (Bahan Perekat)
Semen luting agent berfungsi untuk melekatkan restorasi yang dilakukan diluar mulut
dimana diharapkan perlekatan tersebut kuat dan bertahan untuk waktu yang lama.
Contoh: inlays, onlays, crowns dan bridges Zinc Oxide Eugenol dan semen Zinc
Phosphate, Zinc Polycarboxylate, Glass Ionomer, dan Resin Modified Glass Ionomer Cements.
(Craig)
2. Retentif
Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada restorasi. Pada semen
dengan bahan dasar air seperti semen zinc phosphate, retensinya diatur oleh geometri dari gigi
yang telah dipreparasi, kontrol pada saat insersi, dan kemampuan dalam memberikan mechanical
keying pada permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan penyebab utama
kegagalan dalam luting. Pada proses adisi, bahan adhesif bisa ditambahkan untuk meningkatkan
retensi secara signifikan dan resin adhesif technologies.
b. Basis
Basis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi permanen untuk memacu
perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari
thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis
berfungsi menahan tekanan selama proses kondensasi serta dapat bentuk yang structural bagi
kavitas (Ricardo, R. 2004)
d. Pelindung Pulpa
Semen berfungsi untuk penempatan restorasi, cavity liner dengan low strength base yang
tidak mengiritasi pulpa.
e. Material Restorasi
Semen berfungsi sebagai material restorasi permanen maupun restorasi sementara.
2. Kekentalan
Konsistensi dari semen dapat ditentukan dengan mengukur kekentalan. Peningkatan akan
suhu dan waktu telah menunjukkan peningkatan kekentalan atau viskositas dari beberapa jenis
semen. Kenaikan viskositas / kekentalan yang terus menerus berbanding dengan waktu
mendemonstrasikan perlunya pengerjaan dengan cepat setelah menyelesaikan proses
pencampuran untuk mengambil keuntungan dari rendahnya kekentalan semen. Apabila tidak
dilakukan dengan cepat maka akan terjadi peningkatan ketebalan semen sehingga menurunkan
adaptasi restorasi pada gigi.
3. Setting Time
Setting time merupakan factor penting lain selain viskositas atau kekentalan dari semen.
Waktu yang cukup harus disediakan setelah proses pencampuran semen dilakukan agar hasil
yang dihasilkan sesuai dengan tujuan digunakannya semen tersebut. Setting time merupakan
waktu yang dibutuhkan mulai dari pengadukan hingga semen menjadi keras. Sedangkan working
time adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi luting atau perekatan. Standar
setting time menurut ANSI/ADA spesifikasi no 96, konsistensi perekatan / luting berkisar pada
2,5 menit hingga 8 menit pada suhu tubuh (37 derajat Celcius) dengan 60-90 detik pertama
merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk pencampuran semen.
5. Kelarutan
Kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu faktor yang penting
untuk dipertimbangkan dalam properti semen. Pada umumnya, waterbased cement memiliki
kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut lebih tinggi dibandingkan resin atau oilbased
cements.
Klasifikasi, Sifat dan Karakteristik, Cara Manipulasi, Komposisi, Reaksi Setting, Setting
Time masing-masing material Semen KG
1. Komposisi
a. Liquid : formula aslinya terdiri dari larutan asam akrilik / co-polymer asam itaconic
dalam 45-50 air (Appendix III no 21) distabilisasi dengan 5 asam tartar untuk
mencegah pengentalan dan pembentukan gel sewaktu penyimpanan
b. Powder keramik : bahan ini serupa dengan yang terdapat pada semen silikat.
Dihasilkan dengan cara pembauran quartz dan alumina dalam suatu flux
fluorite/cryolite/aluminium fosfat pada suhu 1000-1300 derajat celcius, campuran ini
lalu dikejutkan/quenching sehingga membentuk kaca yang opal. Kaca silikat ini
hanya dapat bereaksi dengan asam keras seperti asam fosfor
c. Untuk mendapatkan kecepatan reaksi yang baik dengan asam lebih lemah seperti
asam polyacrilic, gelas dibuat lebih basa dengan meningkatkan ratio Al2O3/SiO2
pada campuran.
2. Setting
a. Pada pencampuran powder dan cairan ion-ion kalsium dan aluminium terambil dari
permukaan partikel powder
b. Ca2+ dan Al3+ secara ion ber cross link dengan rantai polyacrilat menyebabkan
semen berubah jadi gel, set dan mengeras
3. Struktur bahan setelah set
Bahan yang telah set terdiri dari partikel gelas opal dilapisi oleh suatu gel silica dan
tertanam pada matrik logam polyacrylate
4. Sifat-sifat
Semen ini mengambil beberapa sifat semen silikat terutama dalma hal kekuatan,
translusensi, dan kandungan fluoride; dari segi ini semen ini lebih unggul dari semen
jenis zinc oksida. Semen glass ionomer juga mempunyai sifat adhesive seperti semen zinc
polikarboksilat
5. Penggunaan
Semen ini dipergunakan untuk :
a. Tambahan kavitet yang ditimbulkan oleh erosi dan abrasi (tanpa dilakukan preparasi)
b. Sebagai tambalan fissure
c. Sebagai lining semen,
d. Sebagai bahan restorasi gigi decidui
e. Sebagai bahan reparasi sekeliling pinggir restorasi lama
f. Sebagai luting semen, terutama pada pemakaian dengan restorasi yang diberi tin-plate
6. Manipulasi
a. Ambil serbuk 1 sendok takar peres, letakkan di atas paper pad. Untuk memperoleh
takaran yang akurat, ketuk ringan botol powder pada telapak tangan. Jangan dikocok
atau dibalik.
b. Ukur cairan 1 tetes penuh, teteskan di dekat serbuk di atas paper pad. Pegang botol
cairan secara vertical dan tekan ringan. Segera tuutp kembali botol yang telah
digunakan.
c. Satu bagian serbuk semen ditarik ke arah cairan. Aduk 1 bagian serbuk dengan cairan
selama 10 detik. Posisi spatula sejajar dengan permukaan glass lab. Masukkan 1
bagian serbuk sisanya ke dalam adukan.
d. Aduk keseluruhan bahan dalam waktu 15-20 detik (total waktu pengadukan 30 detik)
hingga adonan menjadi kental, permukaan halus dan mengkilap/glossy.
1. Komposisi
Serbuk selfcured resin modified glass ionomer cement berisi sebuah radiopaque,
fluoroaluminosilicate glass dan sebuah microencapsulated potassium persulfate dan ascorbic acid
catalyst sistem. Cairannya adalah sebuah larutan aquaeous asam polycarboxylic dimodifikasi
dengan golongan pendant methacrylate. Ini juga mengandung 2-hydroxyethylmethacrylate
(HEMA) dan asam tartar. Semen selfcured yang lain mengandung sebuah campuran
fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass pada serbuknya. Cairannya adalah monomer
complex berisi golongan asam carboxylic yang dapat mengalami reaksi asam basa dengan
golongan glass dan vinyl yang akan polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu light cured resin
modified glass ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate glass pada serbuk dan
kopolimer acrylic dan asam maleic, HEMA, air, camphorquinone, dan sebuah activator pada
cairan.
2. Reaksi setting
Reaksi settingnya terdiri dari dua mekanisme berbeda. Yang pertama adalah reaksi asam
basa. Mekanisme yang kedua adalah reaksi polimerisasi light cured atau selfcured golongan
pendant methacrylate. Oleh karena itu, dua tipe struktur tooth bonding yang terjadi adalah ikatan
ion dan ikatan hybrid layer.
3. Manipulasi
Struktur serbuk halus sebelum dikeluarkan. Cairan dikeluarkan dari penyimpanan pada
botol kecil secara vertical untuk pengadukan. Perbandingannya untuk serbuk adalah 1,6 g
sedangkan untuk cairan 1,0 g, dan serbuk dicampurkan ke cairan selama 30 detik untuk
memperoleh konsistensi yang lengket. Working time selama 2,5 menit. Semen ini untuk
kebersihan dan gigi kering yang rapuh. Beberapa produk digunakan untuk meningkatkan lapisan
bonding pada dentin. Tidak diperlukan pelapisan. HEMA diketahui kontak alergi; oleh karena itu
diperlukan penggunaan sarung tangan dan teknik tidak memegang.
4. Sifat
Syarat untuk light active cements yaitu water based dan yang ditentukan oleh reaksi
perkalian termasuk reaksi asam basa dan polimerisasi (tipe I) dan oleh semen yang ditentukan
hanya setelah light activation (tipe II). Sifat untuk liners dan basis dan restorasi ada pada table
20-5.
Compressive dan tensile strengths untuk resin modified glass ionomer cements (lihat table
20-2). Untuk kekerasan lebih tinggi dari semen water based lainnya tapi lebih rendah dari semen
komposit. Range bond strength untuk membasahi dentin dari 10 sampai 14 MPa dan lebih tinggi
daripada kebanyakan waterbased cements. Resin modified glass ionomer cements mempunyai
daya larut yang rendah ketika dites dengan asam lactic erosion. Water sorption lebih tinggi
daripada untuk resin cements. Baru-baru ini beberapa resin modified glass ionomer cements telah
dimodifikasi untuk mempunyai water sorption yang rendah. Pelepasan fluoride dan kemampuan
pengisian sama dengan glass ionomer cements. pH awal sekitar 3,5 dan terus meningkat.
Pengalaman klinis mengindikasi sensitivitas minimal post-operative.
5. Penggunaan
Selfcured resin modified glass ionomer cements ditunjukkan untuk semen permanen dari
mahkota logam ceramic; bridges; inlay logam, onlay, dan crown; post cement; dan luting untuk
peralatan orthodontic. Penggunaan tambahan termasuk adhesive liners untuk amalgam, basis,
restorasi sementara, dan cementation untuk spesifik restorasi ceramic. Light cured resin modified
glass ionomer cements digunakan terutama untuk liners dan basis. Produk one light cured
direkomendasikan untuk melangsungkan bonding kawat orthodontic.
5. Sifat-sifat adhesi
a. Dengan kondisi manipulasi yang ideal adhesi polikarboksilat terhadap permukaan
enamel yang kering dan bersih lebih besar dari pada bahan semen lainnya. Dalam
beberapa percobaan pengukuran tensile bond strength diperoleh hasil bahwa daerah
semen terlebih dahulu putus sewaktu diberi beban tension daripada terjadinya
kegagalan pada ikatan semen-enamel
b. Pembahasan permukaan enamel dengan aquadest mempunyai pengaruh yang kecil
terhadap bond strength. Hal ini dapat diduga karena cairan semen adalah
merupakanlarutan air
c. Hadirnya saliva mengurangi bond strength terhadap enamel
d. Kelihatannya polikarboksilat merekat lebih baik pada permukaan yang halus daripada
terhadap permukaan yang kasar. Hal ini berlawanan denga semen zinc fosfat dimana
permukaan akan membantu memperbaiki kesalingikatan
e. Daya rekat terhadap dentin tidak sebaik terhadap enamel
f. Bond antara semen polikarbosilat dengan dentin juga terpengaruh oleh adanya saliva
g. Semen tidak merekat dengan baik terhadap ethas atau porselen. Telah ditemukan
teknik penyepuhan logam restorasi dengan timah untuk meningkatkan bonding semen
dengan bahan tersebut
h. Adhesi terhadap logam tahan karat (stainless steel) sangat baik. Oleh karena itu
semen ini dipengaruhi pada penyemenan alat orthodonsia fixed.
6. Sifat –sifat lainnya
a. Dari pengalaman di duga bahwa semen ini mempunyai pengaruh iritasi yang sangat
kecil terhadap pulpa
b. Sifat-sifat kimia, semen ini lebih mudah larut dari bahan zinc phosphat. Beberapa
produk mungkin juga mengisap air sehingga dapat menyebabkan bahan menjadi
lunak dan menyerupai gel
c. Semen zinc polikarbosilat hamper sama kuat dengan semen phosphat dalam
kompressi dan lebih kuat dari semen phosphate dalam tension
d. Dari bentuk semen ini, kemungkinan mempunyai sifat insulator paras yang baik
e. Semen yang telah set sangat opaque karena mengandung sejumlah besar zinc oksida
yang tidak bereaksi
f. Sifat-sifat rheologi sama dengan semen zinc phosphate
Hybrid ionomer
Resin Modified Glass Ionomer Cement
Self cured dan light cured resin modified glass ionomer atau hybrid ionomers tersedia
dalam bentuk serbuk-cairan, serbuk-serbuk, atau unit uncapsulated unruk semen. Resin
modified glass ionomers juga digunakan untuk material restorasi.
1. Komposisi
Serbuk self cured resin modified glass ionomer cement berisi sebuah radiopaque,
fluoroaluminosilicate glass dan sebuah microencapsulated potassium persulfate dan ascorbic
acid catalyst sistem. Cairannya adalah sebuah larutan aquaeous asam polycarboxylic
dimodifikasi dengan golongan pendant methacrylate. Ini juga mengandung 2-
hydroxyethylmethacrylate (HEMA) dan asam tartar. Semen self cured yang lain mengandung
sebuah campuran fluoroaluminosilicate dan borosilicate glass pada serbuknya. Cairannya
adalah monomer complex berisi golongan asam carboxylic yang dapat mengalami reaksi asam
basa dengan golongan glass dan vinyl yang akan polimerisasi ketika reaksi kimia aktif. Suatu
light cured resin modified glass ionomer cement mengandung fluoroaluminosilicate glass pada
serbuk dan kopolimer acrylic dan asam maleic, HEMA, air, camphorquinone, dan sebuah
activator pada cairan.
2. Reaksi setting
Reaksi settingnya terdiri dari dua mekanisme berbeda. Yang pertama adalah reaksi asam
basa. Mekanisme yang kedua adalah reaksi polimerisasi light cured atau self cured golongan
pendant methacrylate. Oleh karena itu, dua tipe struktur tooth bonding yang terjadi adalah
ikatan ion dan ikatan hybrid layer.
3. Manipulasi
Struktur serbuk halus sebelum dikeluarkan. Cairan dikeluarkan dari penyimpanan pada
botol kecil secara vertical untuk pengadukan. Perbandingannya untuk serbuk adalah 1,6 g
sedangkan untuk cairan 1,0 g, dan serbuk dicampurkan ke cairan selama 30 detik untuk
memperoleh konsistensi yang lengket. Working time selama 2,5 menit. Semen ini untuk
kebersihan dan gigi kering yang rapuh. Beberapa produk digunakan untuk meningkatkan
lapisan bonding pada dentin. Tidak diperlukan pelapisan. HEMA diketahui kontak alergi; oleh
karena itu diperlukan penggunaan sarung tangan dan teknik tidak memegang.
4. Sifat
Syarat untuk light active cements yaitu water based dan yang ditentukan oleh reaksi
perkalian termasuk reaksi asam basa dan polimerisasi (tipe I) dan oleh semen yang ditentukan
hanya setelah light activation (tipe II). Sifat untuk liners dan basis dan restorasi ada pada table
20-5.
Compressive dan tensile strengths untuk resin modified glass ionomer cements (lihat table
20-2). Untuk kekerasan lebih tinggi dari semen water based lainnya tapi lebih rendah dari
semen komposit. Range bond strength untuk membasahi dentin dari 10 sampai 14 MPa dan
lebih tinggi daripada kebanyakan water based cements. Resin modified glass ionomer cements
mempunyai daya larut yang rendah ketika dites dengan asam lactic erosion. Water sorption
lebih tinggi daripada untuk resin cements. Baru-baru ini beberapa resin modified glass ionomer
cements telah dimodifikasi untuk mempunyai water sorption yang rendah. Pelepasan fluoride
dan kemampuan pengisian sama dengan glass ionomer cements. pH awal sekitar 3,5 dan terus
meningkat. Pengalaman klinis mengindikasi sensitivitas minimal post-operative.
5. Penggunaan
Self cured resin modified glass ionomer cements ditunjukkan untuk semen permanen dari
mahkota logam ceramic; bridges; inlay logam, onlay, dan crown; post cement; dan luting untuk
peralatan orthodontic. Penggunaan tambahan termasuk adhesive liners untuk amalgam, basis,
restorasi sementara, dan cementation untuk spesifik restorasi ceramic. Light cured resin modified
glass ionomer cements digunakan terutama untuk liners dan basis. Produk one light cured
direkomendasikan untuk melangsungkan bonding kawat orthodontic.
E. Compomer cement
Compomer cement merupakan jenis semen yang digunakan untuk penyemenan restorasi
bahan allumunium dan keramik – besi. Penyemenan sederhana merupakan kontra indikasi
dari semua jenis keramik, mahkota, inlays, onlays dan veneers. Semen jenis ini tidak bisa
digunakan sebagai pengisian bahan material
1. Komposisi
Bahan bubuk semen ini merupakan terdiri dari strontium alumunium fluorosilicate glass,
sodium flouride dan merupakan jenis self cured dan light cured. Bahan cairnya merupakan
terdiri dari polymerizable methacrylate-carboxylic acid monomer, multifunctional acrylate-
phosphate monomer, diacrylate monomer, dan air.
2. Sifat
Compomer semen digunakan untuk tingkat retensi yang tinggi. Kekuatan bonding nya
sekitar (5.3 MPa) ke gigi, dan juga memiliki tingkat compressive strength, flexural strength
tinggi dan fracture toughness.
3. Manipulasi
Compomer cement sudah tersedia dalam bentuk pasta – pasta yang dicampur dengan
menggunakan automixing device. Gigi dapat disemen kering tetapi tidak mengeringkan gigi.
Dengan bahan bubuk dan cairan, bahan bubuk diletakkan dulu sebelum dicampurkan rasio
perbandingannya adah 2:2. Pencampurannya membutuhkan waktu 30 detik. Campurannya
kemudian diletakkan di mahkota gigi.
Definisi Compomer:
Polyacid modified Composite Resin dikenal sebagai Compomer (Composite+glass ionomer).
Kompomer dikembangkan untuk mendapatkan kombinasi pelepasan Flouride dan durabilitas
dari komposit.
Komposisi:
Matriks resin: Monomer dimetkrilat dengan 2 gugu fungsi Karboksilat
Filler: Glas silikat reaktif yang mengandung filler.
Fotoinisiator dan stabilizer
Komposisi dan pelepasan ion glass dari silanisasi sebagian ikatan pada matriks tidak
mengandung air.
Reaksi Seting (pengerasan):
Pengerasan kompomer melalui reaksi radikal polimerisasi. Ada dua tahap reaksi yang terjadi:
Step 1: reaksi polimersisai yang dikativasi cahaya terjadi dimana untuk membantu pembentukan
network resin dengan filler.
Tahap 2: Step ke 2 terjadi setelah inisial setting. Restorasi menyerap air dan adanya karboksil
grup pada polyacid dan ion metal pada glass ionomer menunjukkan reaksi asam basa yang
tidak cepat. Hasilnya dalam bentuk hydrogel yang melepaskan ion fluor dengan tidak cepat
juga.
Manipulasi:
Sistem komponen tunggal: Gigi dietsa dan diaplikasikan bonding agent. Material diinjeksi ke
dalam kavitas dan disinari cahaya.
Sistem Powder/liquid: Rasio powder dan liduid ditakar dan dicamurkan sesuai intruksi pabrik
selama 30 detik.
System outomixing: Material dicampur dengan menggunakan teknik mixing yang special.
Sifat-sifat:
Adhesi-mikromekanik, tidak ada air sehingga tidak bisa self-adhesion.
Pelepasan fluor yang minimal
Sifat fisik lebih baik dibandingkan GIC konvensional tetapi lebih rendah dibandingkan komposit.
Sifat optic lebih baik dibandingkan konvensional GIC.