Anda di halaman 1dari 28

Prosedur Penumpatan GIC dan RMGIC

1. GIC (Glass Ionomer Cement)


GIC (Glass Ionomer Cement) adalah nama umum untuk bahan yang
didasarkan pada reaksi bubuk kaca dan asam poliakrilat. Semen dikembangkan
pada tahun 1970-an untuk meningkatkan kinerja klinis dibandingkan dengan
semen silikat dan untuk mengurangi risiko kerusakan pulpa. Penggunaan asam
poliakrilat membuat GIC mampu merekat pada struktur gigi. 8,9 Glass Ionomer
Cement adalah bahan restorasi anticariogenic berwarna gigi adhesif yang awalnya
digunakan untuk restorasi area yang terkikis. Glass ionomer saat ini telah
dimodifikasi untuk memungkinkan aplikasi yang lebih luas. Semen ini berevolusi
dari ketidakpuasan umum dengan semen silikat. Sistem glass ionomer pertama
yang dapat digunakan diformulasikan pada tahun 1972 oleh Wilson dan Kent
dikenal sebagai ASPA (Alumino Silicate Polyacrylic Acid). Perbaikan besar
selanjutnya dilakukan dan saat ini bahan-bahan ini sangat populer dan banyak
digunakan.9,10

GIC dianggap lebih unggul dari banyak jenis semen karena melekat dan
tembus cahaya. Berbagai formula tersedia tergantung pada aplikasi klinis yang
dimaksudkan. Polimer yang larut dalam air dan monomer yang dapat
dipolimerisasi telah menggantikan sebagian dari kandungan cairan. Partikel
logam, logam-keramik, dan keramik telah ditambahkan ke beberapa produk untuk
meningkatkan sifat mekanik. Formulasi baru lainnya mampu diawetkan secara
kimiawi, diawetkan dengan ringan, atau keduanya.8

Dinamakan glass ionomer karena, bubuk adalah sejenis kaca dan reaksi
pengaturan dan ikatan perekat pada struktur gigi disebabkan oleh ikatan ion.
Tidak seperti bahan restoratif lainnya, semen ini membutuhkan preparasi kavitas
yang minimal karena dapat mengikat secara adhesif pada struktur gigi.
Dibandingkan dengan resin komposit, mereka kurang sensitif terhadap teknik.
Glass Ionomer Cement sering dikenal sebagai bahan biomimetik, karena sifat
mekaniknya yang mirip dengan dentin. Karena alasan ini, ini adalah salah satu
semen paling populer dalam kedokteran gigi.9 GIC telah digunakan untuk
restorasi estetik gigi anterior, misalnya Kelas III dan V, sebagai semen luting,
sebagai perekat untuk alat ortodontik dan restorasi menengah, sebagai penutup pit
dan fisura, pelapis dan alas, dan sebagai bahan penumpukan inti.8

1.1 Komposisi GIC


Ada tiga bahan penting untuk membuat glass ionomer cement, yaitu asam
polimer yang larut dalam air, kaca basa (dapat dicuci dengan ion), dan air. Secara
umum komposisi GIC terdiri dari liquid (cairan) dan bubuk. Ini biasanya disajikan
sebagai larutan asam polimerat berair dan bubuk kaca halus, yang dicampur
dengan metode yang tepat untuk membentuk pasta kental yang cepat mengeras.
Likuid yang digunakan pada GIC adalah asam poliakrilik dengan konsentrasi
antara 40-50%.11

Contoh perkiraan komposisi gelas kalsium atau strontium


fluoroaluminosilikat yang membentuk dasar komponen bubuk dalam ionomer
gelas, ditunjukkan pada Tabel 1.1. Campuran tersebut digabungkan, dipadamkan,
digiling dan diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang berkisar antara 4–
50μm tergantung pada aplikasi klinis yang diusulkan untuk setiap bahan.
Umumnya, partikel yang lebih halus digunakan untuk semen luting dan semen
pelapis dan partikel yang lebih kasar digunakan untuk bahan restoratif.
Transparansi yang lebih baik dari bahan yang lebih baru dicapai dengan
mencocokkan indeks reflektif kaca dengan cairan.12
Tabel 1.1 Perkiraan komposisi calcium fluoroaluminosilicate glass.12
1.2 Sifat
Bahan tambalan ideal harus dapat membentuk bagian yang integral dengan
gigi yang direstorasi, berarti bahan tersebut harus harmonis dengan jaringan
secara biologi, kimia dan fisika. Dengan kata lain, bahan tambalan yang ideal
harus melekat dan beradaptasi baik dengan kavitas, bebas dari bahan yang
mengiritasi, mempunyai penampilan dan sesuai dengan sifat-sifat fisik dan termis
dari jaringan gigi. GIC merupakan gabungan kebaikan-kebaikan dari bahan-bahan
restorasi yang telah ada yaitu semen silikat, semen karboksilat dan resin
komposit.13
1) Sifat biologis
Glass ionomer cement (GIC) tidak mengintimidasi pulpa atau jaringan
lunak lainnya maka. Semen ini merupakan bahan yang biokompatibilitas
dan yaitu:
a) Kontinuitas antar GIC dengan permukaan luar gigi baik dan dapat
mencegah terbentuknyamicro leakage dan plak.
b) Toleransi pulpo dentinal organ terhadap GIC.13

2) Sifat kimia
Ikatan GIC dengan jaringan gigi merupakan ikatan secara fisiko-kimia.
Ikatan Ini menghasilkan adaptasi yang rapat antara GIC dengan tepi kavitas,
menyebabkan penutupan margin yang rapat dan tidak bocor (mengurangi
marginal leakage). Adanya sifat adhesi semen ini dapat digunakan untuk
memperbaiki kontur akibat erosi atau abrasi pada leher gigi tanpa harus
melakukan preparasi gigi.GIC mencapai perlekatan yang maksimal dengan email
dan dentin. Ikatan GIC email dua kali lebih besar daripada ikatan dengan dentin
oleh karena itu untuk menambah ikatan pada jaringan gigi harus bersih dari
partikel atau debris. Di samping itu, harus dilakukan surface pretreatment (denton
conditioning) yang tujuannya untuk menambah sifat adhesif dari dentin.13

GIC memiliki sifat hidrofilik yang menyebabkan bahan ini mampu


berkaitan dengan dentin yang selalu dalam keadaan agak basah juga memiliki sifat
antikariogenik karena mengandung ion fluor yang dilepaskan secara teratur dan
terus menerus sehingga dapat melindungi struktur di sekitar kavitas terhadap
karies sekunder. Kandungan fluor dalam restorasi semen ionomer kaca berkisar
antara 12–18%. Pada awalnya fluor akan dilepaskan dalam jumlah besar,
selanjutnya akan menurun dengan bertambahnya umur restorasi. Aplikasi larutan
yang mengandung flour akan meningkatkan kembali jumlah keluar yang
dilepaskan oleh restorasi GIC karena semen ini mampu menyerap fluor yang
berasal dari luar. Hal ini menyebabkan GIC digunakan sebagai restorasi
preventif.13

3) Sifat fisika
Restorasi GIC dapat selesai dalam waktu 3-8 menit dan berwarna
translusen. Walaupun kekuatan kompres sekitar 200MPa. dengan kekuatan sekitar
5-40MPa diperoleh setelah 24 jam pencampuran. Kekuatan ini dipengaruhi
perbandingan bubuk dan cairan secara perlahan kekuatannya meningkat Setelah 1
tahun dalam mulut menjadi dua kali (400MPa). Untuk menambah kekuatan
komprehensif dapat dilakukan dengan menambah partikel seperti emas dan
perak.13

1.3 Klasifikasi GIC


Glass Ionomer Cement berdasarkan pemakaiannya dapat diklasifikasikan
atas beberapa tipe, yaitu tipe I, tipe II, tipe III, tipe IV, dan tipe V.14
1) Tipe I Sebagai Semen Perekat (luting)
Tipe ini dapat digunakan sebagai bahan perekat untuk gigi sulung maupun
untuk gigi tetap. Semen perekat dapat digunakan untuk inlay, onlay,
mahkota dan pada perawatan ortodontik cekat.

2) Tipe II (Sebagai Bahan Restorasi)


a) Tipe IIa (Restorative Aesthetic)
Penggunaan semen ionomer kaca sebagai semen tumpatan terutama
pada gigi anterior oleh karena lebih memerlukan kekuatan dan
ketahanan terhadap abrasi, karies pada bagian leher gigi dan akar yang
umumnya sensitif maupun daerah yang mengalami erosi atau abrasi
servikal. Sebagai estetik, ketahanan lambat untuk air serapan tetapi jika
resin dimodifikasi maka setting time cepat, dan memiliki ketahanan
terhadap penyerapan air.

b) Tipe IIb (Restorative Reinforced)


Tipe IIb sebagai bahan restoratif untuk mempertahankan sifat fisik
dantidak untuk estetika, yaitu pada gigi posterior dan pada fissure
sealant. Tipe IIb memiliki setting time yang cepat.

3) Tipe III (Sebagai Pelapik dan Basis/ Liners dan Base Cement)
Sebagai pelapik, semen ionomer kaca merupakan suatu bahan yang
diletakan berupa lapisan tipis. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan
perlindungan terhadap iritasi kimia. Sebagai basis dari tumpatan, selain
berfungsi sebagai pelindung terhadap iritasi kimia, semen ionomer kaca
juga menghasilkan penyekat panas dan menahan tekanan yang diberikan
selama penumpatan restorasi.

4) Tipe IV (Sebagai Inti Pasak)


Salah satu cara untuk mempertahankan gigi setelah dilakukan perawatan
saluran akar yaitu dengan pembuatan inti pasak yang merupakan persiapan
untuk restorasi mahkota.

1.4 Reaksi Pengerasan GIC


Dengan penyemenan otomatis konvensional asli (yang diatur secara
kimiawi), reaksi asam-basa yang dimulai dengan penerapan poli (asam alkenoat)
ke permukaan partikel kaca, pada kenyataannya, sangat lama (Gambar 1.1)
(Mount et al, 1982 ). Ada empat tahap tumpang tindih yang dapat diidentifikasi
tetapi tidak dapat dipisahkan dengan jelas.15
1) Setelah pencampuran kedua konstituen tersebut, kaca akan diserang oleh
asam polialkenoat, sehingga permukaan partikel kaca terurai dan
melepaskan ion logam, fluorida dan asam silikat (yang nantinya akan
mengembun menjadi silika gel yang akan mengelilingi partikel kaca).
2) Saat pH fase air naik, asam polialkenoat akan terionisasi dan
menciptakan medan elektrostatis yang akan membantu migrasi kation
yang dibebaskan ke fase air.
3) Rantai polimer kemudian akan terlepas saat muatan negatif meningkat,
dan viskositas akan meningkat. Konsentrasi kation akan terus
meningkat, dan akan mengembun menjadi rantai asam poliak. Desolvasi
akan terjadi, dan garam yang tidak dapat larut akan mengendap, pertama
sebagai sol dan kemudian sebagai gel. Set awal ini akan terjadi dalam
waktu 4 menit dengan semen luting atau bahan restoratif, sehingga
memungkinkan untuk menghilangkan matriks dan melakukan
pemangkasan restorasi yang baru ditempatkan, asalkan selalu
keseimbangan airnya dirawat dengan hati-hati.
4) Setelah gelasi, semen akan terus mengeras dan matang karena kation
semakin terikat pada rantai polianion dan reaksi hidrasi berlanjut.
Hidrogel mengandung silika kemudian akan mulai terbentuk di sekitar
permukaan partikel kaca (Gambar 1.2). Namun, kematangan lengkap
dan stabilitas neraca air tidak akan tersedia setidaknya selama 2 minggu
untuk varietas cepat kering dan mungkin 6 bulan untuk semen estetika
konvensional pengaturan lambat.15
Gambar 1.1 Diagram teoritis reaksi pengaturan asam-basa antara
bubuk kaca dan poli (asam alkenoat). Perhatikan bahwa hanya
permukaan setiap partikel yang diserang oleh asam, melepaskan ion Ca
dan Al serta ion fluorida, yang tetap bebas dan bukan merupakan bagian
dari matriks. Rantai poliakrilat kalsium terbentuk terlebih dahulu,
kemudian rantai poliakrilat aluminium segera mengikuti. Lihat ilustrasi
berikutnya untuk bahan set terakhir.15

Gambar 1.2 Ini akan memakan waktu beberapa saat agar ionomer
kaca mengeras sepenuhnya dan matang. Perhatikan bahwa saat ini ada
tingkat kematangan, dengan lebih banyak rantai kalsium dan aluminium.
Ada juga lingkaran cahaya hidrogel bersilika yang mengelilingi masing-
masing partikel kaca, dan diperkirakan hal ini akan meningkatkan
ketahanan terhadap serangan asam. Telah dicatat bahwa rantai ini dapat
putus dan terbentuk kembali selama masa pemulihan.15

1.5 Indikasi dan Kontraindikasi GIC


Indikasi :
 Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas
 Penumpatan pit dan fisura oklusal.
 Restorasi gigi sulung.
 Restorasi lesi karies klas V.
 Restorasi lesi karies klas III lebih diutamakan yang pembukaannya arah
lingual.
 Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota.16

1.6 Kontraindikasi :
 Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang.
 Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi.
 Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal.
 Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
faktor estetika.16

1.7 Keuntungan dan Kekurangan GIC


Kelebihan:
 Potensi antikariogenik.
 Translusen.
 Biokompatibel.
 Melekat secara kimia dengan struktur gigi.
 Sifat fisik yang stabil.
 Mudah dimanipulasi.16

1.8 Kekurangan :
 Compressive strength kurang baik.
 Resistensi terhadap abrasi menurun.
 Estetik kurang baik.
 Warna tambalan lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara
tambalan dengan gigi asli.16

1.9 Pertimbangan Klinis Penggunaan GIC


Untuk mencapai restorasi yang tahan lama dan prostesis yang tetap kuat,
kondisi-kondisi untuk GIC berikut harus dipenuhi:1
1. Permukaan gigi yang disiapkan harus bersih dan kering
2. Konsistensi campuran semen harus memungkinkan untuk dapat melapisi
seluruh permukaan yang bergelombang dan dudukan prosthesis
3. Semen yang berlebih harus dikeluarkan pada waktu yang tepat
4. Permukaan harus selesai tanpa pengeringan yang berlebihan
5. Perlindungan permukaan restorasi harus dipastikan untuk mencegah retak
atau disolusi.
Kondisi-kondisi ini serupa untuk aplikasi luting, tetapi tidak dibutuhkan
finishing permukaan.1

1.10Pengadukan GIC
1) Handmixing/ Pencampuran dengan tangan
Pencampuran dengan tangan dapat dilakukan untuk semua jenis semen,
meskipun sangat hati-hati saat mengukur untuk menghindari
pengeluaran yang kurang atau berlebihan. Tidaklah mungkin untuk
memvariasikan ukuran setetes cairan secara andal dan sulit untuk secara
akurat mengeluarkan sesendok bubuk dengan tangan dan tentunya tidak
mungkin untuk mengeluarkan campuran parsial dalam upaya untuk
menghemat bahan. adalah membasahi permukaan setiap partikel kaca
tanpa benar-benar menghancurkan dan melarutkan partikel bubuk
dalam cairan. Kekuatan semen yang dipasang terletak pada partikel
kaca yang tersisa, bukan pada matriksnya. Oleh karena itu,
pencampuran harus dilakukan dengan cepat di atas lempengan kaca
kering yang sejuk, atau bantalan kertas, tanpa menyebarkan campuran
di sekitar atau menyemburkan banyak cairan.12
Seperti semua bahan yang dicampur dengan tangan, penurunan suhu
pelat kaca hingga tepat di atas titik embun akan memungkinkan waktu
kerja yang lebih lama tetapi harus berhati-hati untuk menghindari
penambahan air ke dalam campuran. Jika lempengan disimpan di
lemari es, maka harus dikeringkan sebelum ditempatkan di bangku dan
kemudian diperiksa lagi untuk pengendapan embun lebih lanjut
sebelum mengeluarkan semen. Keluarkan cairan segera sebelum
pencampuran di tengah lempengan dan sebarkan ke area kecil (Gambar
1.3-1.7).12

Gambar 1.3 Untuk pencampuran tangan, berhati-hatilah agar akurat


saat mengeluarkan. Botol cairan harus dibalik dan ditahan sebentar agar
cairan kental masuk ke ujung pengeluaran. Kemudian putar vertikal dan
berikan setetes. Jika tetesan berisi gelembung udara, buang dan coba
lagi.12

Gambar 1.4 Bagi bedak menjadi beberapa bagian yang sama dengan
spatula. Sebarkan tetesan cairan di area kecil pad dan tarik setengah
dari bubuk untuk mencampur.12
Gambar 1.5 Setelah 10 detik, bagian pertama bubuk harus tercampur
sepenuhnya. Gambarkan di paruh kedua dan selesaikan pencampuran.12

Gambar 1.6 Dalam 25 detik, campuran akan selesai. Jangan


menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengujinya karena sudah
mulai disetel.12
Gambar 1.7 Gambarkan campuran tersebut menjadi ujung jarum
suntik sekali pakai dan keluarkan ke dalam rongga sesegera mungkin.12

2) Peningkatan kemampuan basah


Salah satu masalah asli dengan pencampuran tangan adalah keengganan
relatif cairan untuk benar-benar membasahi partikel bubuk. Misalnya,
jika setetes cairan ditempatkan di atas tumpukan bubuk (lihat Gambar
1.8 dan Gambar 1.9), itu tidak akan menunjukkan tanda-tanda
penyerapan, sehingga diperlukan beberapa derajat persuasi dan
pencampuran dengan tangan menjadi membosankan. Sekarang telah
ditunjukkan oleh salah satu produsen bahwa aglomerasi partikel dan
eliminasi debu dari bubuk akan meningkatkan kemampuan basah bubuk
dan mengurangi masalah ini secara signifikan.12

Gambar 1.8 Sejumlah bubuk ionomer kaca dengan kemampuan basah


yang ditingkatkan telah disalurkan ke bantalan dan setetes cairan
ditempatkan di tengah.12
Gambar 1.9 Cairan segera menghilang ke dalam bubuk, sehingga
lebih mudah untuk dicampur dengan tangan.12

3) Mesin pencampur
Kontrol kualitas dalam pembuatan kapsul umumnya sangat tinggi tetapi
harus berhati-hati dalam mengaktifkan kapsul untuk memastikan
pelepasan penuh cairan ke dalam ruang yang berisi bubuk. Perhatikan
dengan cermat petunjuk produsen untuk pencampuran mesin. Waktu
pencampuran akan bervariasi dari satu pabrikan ke pabrikan lainnya
dan mungkin ada variasi dalam konsistensi energi yang disediakan oleh
mesin pencampur yang berbeda. Energi mesin pencampur cenderung
menurun seiring bertambahnya usia dan sesekali efisiensi harus diuji
seperti yang dibahas di bawah ini. Waktu pencampuran dapat bervariasi
sampai tingkat kecil, baik naik atau turun, tetapi tidak bijaksana untuk
mengandalkan perubahan waktu pencampuran. Sebaliknya, jauh lebih
baik menjaga efisiensi mesin.12

4) Tempel-tempel
Inovasi terbaru memiliki semen glass-ionomer yang dikemas sebagai
dua pasta dalam satu kapsul dengan sistem pengiriman pencampuran
otomatis yang dirancang untuk memastikan pengurangan masuknya
porositas dalam bahan yang baru dicampur. Separuh dari isi kapsul
berbahan dasar resin dan separuh lainnya berbahan dasar air dan dua
bagian tercampur sempurna saat disalurkan langsung ke dalam rongga.
Keuntungan utamanya adalah semen yang baru tercampur dapat
disuntikkan langsung ke dalam rongga tanpa penanganan sebelumnya.
Selain itu, terdapat penurunan porositas yang signifikan, yang
menyebabkan peningkatan moderat pada sifat fisik semen yang
dipasang. Kerugiannya adalah bahan ini memiliki kandungan resin
yang lebih tinggi sehingga adhesi pertukaran ion dengan struktur gigi
akan terganggu sampai tingkat tertentu.12

2. RMGIC (Resin Modified Glass Ionomer Cement) / Semen Ionomer Hibrid


Monomer berbahan dasar metakrilat yang larut dalam air telah digunakan
untuk menggantikan bagian komponen cair hasil GIC konvensional dalam
kelompok bahan yang disebut Resin Modified Glass Ionomer Cement (Gambar
2.1), juga dikenal sebagai semen ionomer hibrid. Monomer dapat dipolimerisasi
dengan aktivasi kimia atau cahaya atau keduanya, dan reaksi asam-basa GIC akan
terjadi bersamaan dengan polimerisasi. Beberapa semen ionomer hibrid juga
mengandung partikel pengisi non-reaktif, yang memperpanjang waktu kerja,
meningkatkan kekuatan awal, dan membuat semen kurang sensitif terhadap
kelembapan selama pengerasan.8

Gambar 2.1 Tipikal RMGIC. A dan B, Sistem cairan bubuk dua botol. C,
Aplikasi Cepat Photac Fil. D, Kapsul GC Fuji Plus. E, Ketac Nano; sistem
tempel-tempel menggunakan pencampuran statis.8

2.1 Komposisi RMGIC


Komponen esensial serupa dengan glass ionomer konvensional di mana
asam polikarboksilat berair mengalami reaksi pengaturan asam-basa dengan gelas
fluoroalumionosilikat. Pada metakrilat ini, komponen ditambahkan dalam jumlah
terbatas sehingga reaksi pengawetan ikatan rangkap yang dimulai dari foto dan /
atau redoks juga dapat terjadi. Meskipun bahan komersial sangat bervariasi dalam
komposisi, komponen penting dari RMGI adalah sebagai berikut:
1) Polimer Asam Polikarboksilat, satu pabrik menggunakan asam
polikarboksilat yang di dalamnya disediakan beberapa gugus metakrilat
independen
2) Fluoroaluminosilikat Glass
3) Air.
4) Monomer Metakrilat Hidrofilik.
5) Radical Initiators Bebas.
Resin Modified Glass Ionomer Cement mengandung beberapa komponen
metakrilat yang umum dalam komposit resin.16

2.2 Indikasi RMGIC


RMGIC ideal untuk restorasi pada gigi sulung, tumpatan kelas I yang kecil,
kelas III, kelas V, restorasi transisional, mengisi kerusakan dan undercut, teknik
laminasi atau teknik sandwich, dan core build-up bila terdapat minimal 50%
struktur gigi yang dapat menopang.17

2.3 Manipulasi RMGIC


Aplikasi klinis dari ionomer hibrid termasuk pelapis, penutup celah, bahan
dasar, penumpukan inti, restoratif, perekat untuk braket ortodontik, bahan
perbaikan untuk inti atau katup amalgam yang rusak, dan bahan pengisi akar
retrograde. Untuk indikasi apa pun, pengkondisian permukaan struktur gigi
dengan asam ringan sangat penting untuk pembentukan ikatan. Untuk ionomer
hibrid yang mengandung partikel pengisi non-reaktif, lebih sedikit asam
karboksilat tersedia untuk ikatan pada struktur gigi dan diperlukan sistem ikatan
dentin.
Beberapa laporan tentang efek samping telah dikaitkan dengan ionomer
hibrid, yang melepaskan HEMA, monomer yang dapat menyebabkan peradangan
pulpa dan dermatitis kontak alergi. Oleh karena itu, ionomer hibrid tidak
sekompatibel biokompatibel seperti ionomer kaca konvensional. Personel gigi
mungkin berisiko mengalami efek samping seperti dermatitis kontak dan respons
imunologis lainnya. Kenaikan suhu yang terkait dengan proses polimerisasi juga
dapat dianggap sebagai kelemahan dari semen ionomer hibrid.8
a) Fissure Sealant
Ionomer hibrid dengan viskositas rendah atau GIC konvensional dapat
digunakan untuk indikasi fisura / sealant. Satu studi klinis menunjukkan
bahwa tingkat retensi kaca ionomer sealant buruk setelah 1 tahun, tetapi
bercak GIC dipertahankan dalam celah dan tidak ada tanda-tanda lesi
karies yang diamati.
b) Liner dan Base
Sebagai bahan liner atau bahan dasar, ionomer hibrid berfungsi sebagai
bahan pengikat antara gigi dan restorasi komposit. Ionomer hibrid tidak
diindikasikan untuk pulp capping langsung. Jika situasi memerlukan
prosedur penutupan pulp langsung, lapisan kalsium hidroksida harus
digunakan sebelum aplikasi ionomer hibrid. Adhesi GIC ke dentin
mengurangi kemungkinan pembentukan celah pada margin gingiva yang
terletak di dentin atau sementum, mengkompensasi penyusutan
polimerisasi dari restorasi komposit berbasis resin di atasnya pada basis
ionomer hibrid. Lebih lanjut, basa atau liner ionomer hibrid mengurangi
sensitivitas teknik agen pengikat resin dan memberikan efek
antikariogenik dari fluorida (Tabel 2.1). Prosedur ini sering disebut
sebagai teknik sandwich, yang menggabungkan kualitas ionomer kaca
yang diinginkan dan estetika restorasi komposit. Teknik sandwich ini
direkomendasikan untuk restorasi komposit Kelas II dan V ketika
masing-masing pasien berada pada risiko karies sedang hingga tinggi.8

Tabel 2.1 Pelepasan Fluorida Kumulatif dari Berbagai Produk Ionomer


Kaca.8
c) Restorasi
Monomer pada GIC hibrida membuat semen lebih tembus cahaya.
Pelepasan fluorida tidak berubah dari GIC konvensional, dan kekuatan
tarik diametral dari ionomer kaca hibrid lebih tinggi daripada GIC
(Tabel 2.2). Peningkatan kekuatan tarik ini (tetapi bukan kekuatan
tekan) dikaitkan dengan modulus elastisitas yang lebih rendah dan
jumlah deformasi plastis yang lebih besar yang dapat dipertahankan
sebelum fraktur terjadi.8

Tabel 2.2 Sifat-sifat GIC Restoratif.8

d) Water Uptake
Kehadiran HEMA dalam ionomer hibrid meningkatkan penyerapan air
dan menyebabkan pemuaian hingga sekitar 8% volume. Ekspansi ini
telah dikaitkan dengan fraktur restorasi mahkota keramik ketika
digunakan untuk penumpukan inti atau sebagai semen luting. Namun,
penelitian in vitro baru-baru ini menunjukkan bahwa mahkota keramik
yang disemen pada gigi asli atau penyangga titanium dengan agen luting
ionomer hibrid tidak retak setelah 12 bulan disimpan dalam air.
e) Delivery System
Porositas dalam semen adalah hasil penggabungan udara selama
pencampuran bubuk dan cairan. Satu studi tentang agen luting
menunjukkan bahwa metode pencampuran tidak berpengaruh pada
pembentukan pori-pori kecil tetapi pencampuran tangan menghasilkan
pori-pori yang lebih besar daripada pencampuran kapsul triturator.
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa pencampuran tangan
menghasilkan kekuatan tekan yang jauh lebih besar dengan semen luting
sedangkan pencampuran kapsul menghasilkan semen restoratif yang
lebih kuat, meskipun perbedaannya kecil. Pengukuran porositas pada
empat jenis semen campur tangan menunjukkan bahwa semen
polikarboksilat memiliki porositas tertinggi dan semen resin (dibahas
kemudian) memiliki porositas paling rendah. Seng fosfat dan GIC
memiliki porositas dalam jumlah sedang. Studi ini dan penelitian
lainnya menunjukkan bahwa viskositas semen memainkan peran penting
dalam pembentukan porositas.
Metode pencampuran terbaru adalah pencampuran statis yang digunakan
dalam menyiapkan bahan cetakan, di mana pasta kartrid ganda dicampur
saat diekspresikan melalui ujung pencampuran. Pencampuran lengkap
dengan mixer statis bergantung pada properti pasta, diameter bagian
dalam silinder pengeluaran, jumlah elemen pencampur, dan desain
mixer. Manfaat pencampuran statis adalah tidak mencampurkan udara
ke dalam semen dan membutuhkan lebih sedikit waktu untuk
menyelesaikan pencampuran. Semen berporiositas rendah diharapkan
dengan pencampuran statis, meskipun sedikit informasi tentang hal ini
tersedia.8

3. Teknik Sandwich
Teknik penempatan semen ionomer kaca sebagai lapisan perantara antara
struktur gigi dan material restorasi komposit berbasis resin, desain restorasi ini
mengkombinasikan sifat adhesi dan pelepasan fluorida dari semen ionomer kaca
dengan kualitas estetik dan daya tahan resin komposit berbasis.8
3.1 Tujuan dan Prinsip Teknik Sandwich
Teknik sandwich merupakan teknik yang menggabungkan dua macam
bahan yaitu bahan restorasi utama yakni amalgam atau resin komposit dan bahan
basis untuk membentuk satu restorasi.18 Restorasi sandwich dapat diindikasikan
untuk semua kavitas dengan tujuan memperbaiki fungsi estetik, pengunyahan,
mencegah celah mikro serta menambah kekuatan gigi serta karies yang sudah
melibatkan dentin. Teknik sandwich digunakan untuk karies yang melibatkan
servikal gigi atau lesi karies karena abrasi atau erosi.19

3.2 Prosedur Teknik Sandwich


Prosedur penumpatan pada restorasi sandwich sangat sederhana. Teknik
preparasi pada semua kavitas sama tergantung lokasi karies. Pada restorasi
Sandwich ini dipergunakan prinsip preparasi minimal. Prosedur penumpatan pada
restorasi Sandwich harus dilakukan dalam keadaan kering agar didapat pcrlekatan
resin komposit ke permukaan dentin yang dilapisi glass ionomer. 20 Konsep
penggunaan dua bahan berbeda untuk membentuk satu restorasi akhir adalah hal
baru dalam kedokteran gigi dan menimbulkan kebingungan. Dasar pemikiran di
balik teknik ini adalah untuk memanfaatkan properti biologis, fisik dan/ atau
estetika setiap bahan dan, dengan adanya adhesi, untuk mencapai rekonstruksi
monolitik tunggal gigi yang sedekat mungkin. Telah terbukti bahwa gigi dapat
dikembalikan ke kekuatan fisik aslinya dengan metode ini tanpa kompromi dalam
estetika (Gambar 3.1-3.9).12
Gambar 3.1 Semen glass-ionomer dengan rasio bubuk / cairan yang rendah
telah ditempatkan di lantai rongga ini sebagai pelapis saja. Ini akan ditutup
dengan amalgam karena tidak cukup kuat untuk menahan pengaturan susut
resin komposit.12

Gambar 3.2 Rongga berukuran sedang pada molar atas telah dibuat dengan
semen glass-ionomer berkekuatan tinggi dan cepat diatur sebelum
menempatkan restorasi akhir dalam resin komposit. Perhatikan bahwa
margin gingiva masih dalam enamel sehingga sedikit miring dan diharapkan
resin komposit dapat melekat padanya.12
Gambar 3.3 Berikut ini adalah rangkaian laboratorium tentang penempatan
restorasi laminasi posterior menggunakan resin komposit di atas alas semen
glass-ionomer. Perhatikan bahwa masih ada dentin yang terkena di lantai
rongga tetapi karena sudah tertutup rapat, tidak perlu melepasnya.12

Gambar 3.4 Mylar strip yang pendek digunakan sebagai matriks dan
seluruh rongga dipulihkan dengan semen ionomer kaca berkekuatan tinggi
dan cepat diatur.12
Gambar 3.5 Sebuah rongga yang sesuai untuk resin komposit kini telah
disiapkan di dalam glass-ionomer, meninggalkan semen sebagai pengganti
dentin. Dinding enamel terbuka untuk memanfaatkan perekatan mikro-
mekanis yang tersedia ke enamel tetapi margin gingiva tetap ditutupi dengan
semen ionomer kaca.12

Gambar 3.6 Basis dilihat dari sudut lain untuk menunjukkan bahwa ada
kedalaman yang cukup di dalam rongga untuk mengimbangi fleksibilitas
relatif dari resin komposit.12
Gambar 3.7 Baik glass-ionomer dan margin enamel sekarang dietsa
selama 15 detik dengan 37% asam ortofosfat, dicuci bersih dengan air dan
dikeringkan ringan. Lapisan tipis ikatan enamel resin sekarang akan dicat di
seluruh permukaan rongga dan diaktifkan cahaya. Tidak perlu menggunakan
agen pengikat dentin yang kompleks karena tidak ada dentin yang terlibat
dalam adhesi.12

Gambar 3.8 Resin komposit sekarang dapat dibangun secara bertahap


dengan hati-hati untuk memastikan konversi maksimum dari ikatan resin dan
penyusutan akhir minimum.12
Gambar 3.9 Gigi sekarang telah dipotong mesio-distal untuk menunjukkan
hubungan antara glass-ionomer dan resin komposit. Perhatikan bahwa
ionomer kaca dalam kotak proksimal dapat dimiringkan untuk
memungkinkan resin komposit mendekati lebih dekat ke margin gingiva
tetapi karena tidak ada email di sana, adhesi ke ionomer kaca lebih unggul
daripada yang dapat diperoleh dengan resin komposit.12

4. Kompomer dan Metal Reinforced Glass Ionomer


Kompomer atau komposit yang dimodifikasi asam poli digunakan untuk
restorasi di area yang menahan tegangan rendah, meskipun produk terbaru
direkomendasikan oleh pabrikan untuk restorasi kelas 1 dan kelas 2 pada orang
dewasa. Kompomer direkomendasikan untuk pasien dengan risiko sedang
mengembangkan karies.16 Pengisi logam telah dimasukkan ke dalam GIC untuk
meningkatkan ketangguhan retak dan kapasitas menahan tekanannya. Pengisi
logam berasal dari bubuk paduan perak atau partikel perak yang disinter ke kaca
yang membuat semen berwarna keabu-abuan dan lebih radiopak, metal-reinforced
glass ionomer cements ini disebut campuran paduan dan sermet. Semua masalah
dan prosedur yang berlaku untuk GIC konvensional berlaku untuk GIC yang
diperkuat logam.8

4.1 Komposisi Kompomer dan Metal Reinforced Glass Ionomer


 Kompomer
Komponen utama dari kompomer sama dengan resin komposit, yaitu
bulky macro-monomers, seperti bisglycidyl ether dimethacrylate (bisGMA) dan
urethane dimethacrylate (UDMA) yang dipadukan dengan viscocity-reducing
diluents, seperti triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA). Sistem polimer ini
diisi oleh serbuk inorganic non reaktif seperti quartz atau silicate glass (0,04μm),
misalnya SrAlFSiO4 yang dilapisi silane untuk meningkatkan kekuatan ikatan
antara filler (bahan pengisi) dan matriks pada saat pengerasan.16

 Metal Reinforced Glass Ionomer/ Sermet


Para peneliti telah menyelidiki pengaruh penambahan berbagai bubuk
logam ke GICs, seperti paduan Perak, emas, paladium, dan titanium oksida.
Penambahan bubuk paduan amalgam bola (Lumi Alloy; GC Corporation) ke Fuji
II (GC Corporation) telah dicoba dan variannya kemudian dipasarkan sebagai
"Miracle Mix" pada tahun 1983 oleh GC Corporation. Cairan ini mirip dengan
ionomer konvensional, sedangkan bubuknya terdiri dari campuran bubuk
konvensional dengan partikel paduan amalgam atau partikel perak disinter dengan
kaca. Sintering logam mulia dengan konstituen kaca GI digunakan sebagai
pendekatan alternatif untuk penguatan logam GI dan dipasarkan oleh ESPE
GmbH sebagai semen glass-cermet dengan nama dagang Chelon Silver yang
dicampur dengan tangan dan Ketac Silver yang merupakan encapsulated. Serbuk
cermet dibuat dengan mencampurkan bubuk perak dengan volume yang sama
(ukuran partikel rata-rata 3,5mm) dan bubuk kaca GI. Serbuk campuran
dikompresi pada 350MPa untuk membentuk butiran serbuk kaca logam yang
disinter pada suhu 800°C dan digiling menjadi serbuk halus. Dalam upaya untuk
meningkatkan estetika, 5% berat titanium dioksida ditambahkan dan bubuk
campuran dicampur dengan larutan 46% asam akrilat, maleat dan tartarat pada
bubuk: rasio pencampuran cairan 4: 1 (Chelon Silver) dan 4,5 : 1 (Ketac Silver).21

4.2 Indikasi Kompomer dan Metal Reinforced Glass Ionomer


 Kompomer
Penggunaan kompomer, yaitu:
1) Kavitas Klas I Desidui.
2) Klas II Desidui.
3) Klas III.
4) Klas V, untuk restorasi servikal dan karies akar karena daya tahan
terhadap abrasi lebih bagusdaripada resin komposit hybrid.
5) Pit dan Fissure Sealant.22
6)
 Metal Reinforced Glass Ionomer/ Sermet
GIC tipe Cermet telah digunakan dalam penyegelan invasif gigi
posterior dan beberapa kasus rekonstruksi mahkota.21
Daftar Pustaka
[1] Annusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips’ Science of Dental Materials.
12th Ed. Missouri: Elseiver; 2013. p. 308, 320-8. 8
[2] Manappallil JJ. Basic Dental Material. 3rd Ed. New Delhi: Jaypee; 2010. p.
66-7. 10
[3] Van, Noort R, Barbour M. Introduction to Dental Materials. 4th Ed. China:
Elsevier; 2013. p. 90-1. 9
[4] McLean JW. Proposed nomenclature for glass-ionomer dental cements and
related materials. Quintessence Int. 1994;25:587-9. 11
[5] Nicholson JW. Review: Polyacid- modified composite resins (“compomers”)
and their use in clinical dentistry. Academy of Dental Materials. 2007;23:615-22.
14
[6] Mount GJ, Hume WR, Ngo HC, Wolff MS. Preservation and Restoration of
Tooth Structure. 3 Ed. Chichester: Wiley Blackwell; 2016. p. 140, 150, 154-5,
160-6. 12
[7] Mount GJ. An Atlas of Glass Ionomer Cemen a Clinician’s Guide. 3rd Ed.
London: Martin Dunitz; 2002. p. 15
[8] Sakaguchi RL, Powers RM. Craig’s Restorative Dental Materials. 13th Ed.
Philadelphia: Elsevier; 2012. p. 184-9. 16
[9] Sutadi H. Penggunaan Glass Ionomer Cement dalam Ilmu Kesehatan Gigi
Anak. Jakarta: FKG UI. 1998. 13
[10] McLean JW, Powis DR, Prosser HJ, Wilson HD. The Use of Glass-Ionomer
Cements in Bonding Composite Resins to Dentine. British Dental Journal.
1985;158:410. 20
[11] Sundari, I., Ningsih, D. S., & Putri, C. F. (2013). Perbandingan Kebocoran
Mikro Antara Basis Gic Conventional Dan Rmgic Pada Restorasi Resin
Komposit Nanofiller Dengan Teknik Sandwich. Cakradonya Dental Journal,
5(2), 611. 18
[12] Lestari S. Kekuatan Tekan Restorasi Sandwich Berbasis Semen Ionomer
Kaca (Sik) Fuji® II dan Fuji® IX. Jurnal Material Kedokteran Gigi.
2012;1(2):141. 19
[13] Febrianti A. Perbedaan Perubahan Warna Antara Resin Modified Glass
Ionomer Cement Dengan Nano Ionomer Setelah Perendaman Dalam Kopi Hitam
Robusta (Coffea Robusta). Indonesia: Universitas Brawijaya. 2017. p.8. 17
[14] Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. Dental Materials: Clinical Applications
For Dentalassistants and Dental Hygienists. 2nd Ed. America: Saunders; 2011. p.
63. 22
[15] Almuhaiza M. Glass-Ionomer Cements in Restorative Dentistry: A Critical
Appraisal. Journal Contemporary Dental Practice. 2016;17(4):332. 21

Anda mungkin juga menyukai