“Bahan Implan”
Kelas: F/ Semester II
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta kasih karunia-Nya sehingga kami mendapatkam
kemudahan dalam menyusun dan menyelesaikan tugas yang ada tepat tepat pada
waktunya. Judul dari makalah yang telah kami susun ini adalah “Bahan Implan”.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah IKGD mengenai bahan implant
yang akan digunakan dalam praktik kedokteran gigi, yang mana dengan tugas ini
kami mahasiswa/i dapat mengetahui lebih jauh dan menguasai semua pencapaian
akhir materi yang diharapkan oleh para dosen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersama-
sama membantu dan mengerjakan makalah ini sehingga bisa terselesaikan dengan
baik. Dan juga kepada semua pihak yang telah membagi sebagian dari
pengetahuannya sehingga makalah ini bisa terlengkapi.
Kami berharap, dengan adanya makalah ini, materi mengenai bahan implan
akan lebih mudah dipahami dan dimengerti secara lebih mendalam. Semoga makalah
kami bisa menjadi salah satu sarana atau media untuk mempelajari dan dapat
mempermudah pembaca yang sedang mempelajari tentang bahan implan.
Kelompok 3/Kelas F
DAFTAR
i ISI
2
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
BAB I
3
PENDAHULUAN
Penggantian gigi yang hilang dapat dilakukan dengan aplikasi gigi tiruan
lepasan bagik sebagian maupun lengkap, gigi tiruan cekat (crown and bradge) dan
implan gigi. Penderita dengan kehilangan gigi menuntut panggantian gigi yang hilang
dengan elemen yang lebih sempurna selain gigi tiruan lepas dan gigi tiruan cekat.
SSeiring dengan kebutuhan dan keinginan penderita serta perkembangan teknologi
dalam bisang kedokteran gigi, implan gigi meruopakan alternative terbaik saat ini
untuk mengambalikan fungsi mastikasi, esetetik dan fonetik secara lebih sempurna.
Implan gigi memungkinkan penggantian gigi asli menyerupai gigi asli penderita
sebelumnya baik sdari segi estetik maupun kenyamanan. Implan gigi masa kini
berdasarkan Konfrensi The North American Dental Proffesion di Toronto tahun 1982
adalah berdasarkan konsep osseointegration yaitu penyatuan antara bahan impan
dengan tulang. Konsep ini berdasarkan peletakan implan atraumatik dan ditundanya
loading implan. Hal ini memungkinkan tingkat kesuksesan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pemasangan implan gigi terdahulu2.
4
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini kami susun dengan harapan semua rumusan masalah yang ada bisa
terjawab dengan jelas dan padat serta, menjadi media untuk membantu mendapatkan
informasi mengenai “Bahan Implan”.
BAB II
5
PEMBAHASAN
Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang
sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan
gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang
rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan
maupun jembatan. Keuntungan implan gigi adalah restorasi tersebut sangat
menyerupai gigi asli karena tertanam di dalam jaringan sehingga dapat mendukung
dalam hal estetik, perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri.
Pada prinsipnya implan gigi memerlukan bahan yang dapat diterima jaringan
tubuh, cukup kuat dan dapat berfungsi bersama-sama dengan restorasi protesa di
atasnya. Menurut Boskar (1986) dan Reuther (1993), syarat implan gigi adalah
sebagai berikut1:
1. Biokompatibel
6
Yang dimaksud dengan biokompatibel adalah non toksik, non alergik, non
karsinogenik, tidak merusak dan mengganggu penyembuhan jaringan sekitar
serta tidak korosif.
2. Pasien yang kehilangan semua atau sebagian gigi geliginya, akan tetapi sulit
memakai gigi tiruan konvensional akibat adanya koordinasi otot mulut yang
kurang sehingga stabilitas gigi tiruan sulit tercapai atau adanya refleks muntah
sehingga sulit memakai gigi tiruan.
3. Pasien yang menolak gigi aslinya diasah untuk pembuatan gigi tiruan.
7
Kontra indikasi pemasangan implan gigi:
Pada pasien dengan keadaan patologi pada jaringan lunak dan keras.
8
Berdasarkan bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan untuk implan gigi, antara lain1:
1. Logam
2. Keramik
Keramik terdiri keramik bioaktif dan bio-inert. Bioaktif berarti bahan yang
memiliki kemampuan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar implan,
contoh dari bahan ini adalah hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah bahan yang
bertolenrasi baik dengan tulang tetapi tidak terjadi formasi tulang.
Polimer dibuat dalam bentuk porus dan padat, digunakan untuk peninggian
dan penggantian tulang. Ia merupakan suatu bahan yang sukar dibersihkan pada
bagian yang terkontaminasi dan pada partikel porusnya karena sifatnya yang sensitif
terhadap formasi sterilisasi.
9
Berdasarkan penempatannya dalam jaringan.
Menurut lokasi tempat implan ditanam, maka implan gigi terdiri dari1:
a) Implan subperiosteal
Implan ini lebih lama dibanding jenis implan yang lain dan pertama sekali
diperkenalkan oleh Muller dan Dahl pada tahun 1948. Implan ini tidak ditanam ke
dalam tulang, melainkan diletakkan diatas tulang alveolar dan dibawah periosteum.
Terutama digunakan pada kondisi rahang yang mengalami atrofi yang hebat, apabila
pasien telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa atau pada
kasus dimana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah mentalis. Implant ini
memerlukan Teknik insersi dua tahap. Penggunaan implan subperiosteal pada rahang
atas telah dibatasi karena dilaporkan bahwa keberhasilannya dalam lima tahun tidak
mencapai 75%. Implan ini juga tidak dianjurkan untuk ditempatkan pada tempat yang
antagonisnya merupakan gigi asli.
10
b) Implan endosteal
11
keluar mukosa setelah
operasi selesai. Sedangkan
pada teknik dua tahap, operasi
dilakukan dua kali yaitu
operasi pertama untuk
meletakkan implan pada tulang
rahang. Setelah masa
penyembuhan,
dilakukan operasi kedua
untuk pemasangan
abutment.
Merupakan implan gigi yang menembus tulang rahang dan hanya digunakan
pada rahang bawah. Implan jenis ini jarang dipakai dan dilaporkan memiliki tingkat
keberhasilan yang rendah.
12
Berdasarkan pilihan perawatan
Pada tahun 1989, Misch melaporkan bahwa terdapat lima pilihan perawatan
berdasarkan prostetik pada implan. Dari kelima pemilihan perawatan tersebut tiga
yang pertama merupakan protesa cekat (FP), dimana ia boleh disekrupkan atau
disemenkan. Protesa cekat diklasifikasikan berdasarkan jumlah struktur jaringan
keras dan lunak yang diganti. Dua lagi merupakan protesa lepasan (RP) yang
diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya1.
FP-1: Protesa cekat, hanya mahkota gigi yang diganti; tampak seperti gigi asli.
FP-2: Protesa cekat; mahkota dan sebagaian dari akarnya tampak normal pada
sebagian oklusal tetapi mengalami elongasi pada sebagian gingiva.
FP-3: Protesa cekat; menggantikan mahkota yang hilang dan warna gingiva sebagian
dari ruang edentulus; protesa yang paling sering digunakan adalah gigi palsu
dan gingiva akrilik, tetapi boleh dibuat dari porselen atau logam.
RP-5: Protesa lepasan; dukungan overdenture oleh jaringan lunak dan implant1.
13
2.3 Bagian-Bagian dan Cara Pemasangan Implan
Bagian-bagian Implan
Badan Implan
Permukaan implan yang paling banyak digunakan ada tiga tipe yaitu plasma
spray titanium dengan permukaan yang berbentuk granul sehingga memperluas
permukaan kontaknya, machine finished titanium yang merupakan implan bentuk
screw yang paling banyak digunanakan dan tipe implan dengan lapisan permukaan
hidroksi apatit untuk meningkatkan osseointegrasi.
Healing Cup
14
Abutment
Mahkota
15
Cara Pemasangan Implan
1. Tahap pertama, setelah dilakukan anestesi dilanjutkan insisi pada daerah tempat
implan ditanam. Mukoperiosteum dibuka dengan menggunakan scalpel tajam dan
flap mukoperiosteal harus dipisahkan dengan hati-hati menggunakan elevator
periosteal3.
2. Setelah itu gunakan lance drill untuk menembus tulang kortikal sebagai tempat
insersi implan. Kecepatan yang digunakan antara 800-1200rpm.
3. Kemudian gunakan twist drill. Panjang drill disesuaikan berdasarkan kode ukuran
implan.
16
4. Dengan
menggunakan depth gauge, kedalaman lubang dan kondisi dasar lubang diperiksa.
17
6. Kemudian gunakan pilot drill untuk memudahkan jalan masuk drill dan mencegah
terjadinya perubahan pada alur preparasi.
18
kepadatan D2 tergantung kebijaksanaan operator. Untuk tulang dengan kepadatan
D3 dan D4 proses tapping tidak dilakukan. Pada proses taping digunakan torque
wrench. Saat tap menyentuh tulang, proses tapping dilanjutkan dengan
menggunakan hand tapping.
9. Kemudian sambungkan implan dengan mount driver. Pada tahap akhir gunakan
torque wrench tanpa menggunakan tenaga putaran yang berlebih.
19
10. Lepaskan mount fixture dan tutup implan dengan menggunakan cover screw yang
sesuai.
11. Terakhir, lakukan penjahitan pada ginggiva dengan menggunakan bahan jahitan
non-absorbable. Sebuah jahitan ditempatkan pada setiap sisi implan untuk
memastikan bahwa sudut luka akan beradaptasi terhadap implan tanpa
mengalami tekanan. Gunakan jahitan interrupted dengan hati-hati dan tidak
terlalu kencang sehingga papilla dan margin gusi tetap terjaga4.
20
Sebelum melakukan tindakan implan pada gigi pasien, dokter gigi harus
terlebih dahulu melakukan beberapa hal yaitu:
Rencana perawatan
21
mempunyai dua atau lebih kondisi sistemik ini memiliki resiko kegagalan yang lebih
tinggi. Adalah sangat penting untuk meninjau kondisi medis pasien secara hati- hati
sebelum mempertimbangkan perawatan implan dan menjelaskan kepada pasien
bagaimana kondisi sistemik dapat mempengaruhi keberhasilan perawatan.
3. Prosedur anastesi.
22
4. Potensi resiko dari operasi dan anastesi.
Pembuatan protesa
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Implan gigi merupakan salah satu cara untuk mengganti gigi yang hilang
sehingga diperoleh fungsi pengunyahan, estetik dan kenyamanan yang ideal. Implan
gigi adalah suatu alat yang ditanam secara bedah ke dalam jaringan lunak atau tulang
rahang sehingga dapat berfungsi sebagai akar pengganti untuk menahan gigi tiruan
maupun jembatan.
3.2 SARAN
Kami berharap, makalah ini bisa membantu para pembaca dalam mempelajari
bahan implan. Semoga apa yang sudah kami lampirkan bisa menjadi media dalam
memperdalam bahan implan. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan kata yang tidak disengaja dan kurang berkenan di hati para pembaca
sekalian.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28589/Chapter
%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y
2. Mc Glumphy, EA dan Larsen, PE., 2003, Contemporary Implant Dentistry, In
Peterson Implant Dentistry, Contemporary Oral and Maxilofacial Surgery,
Fourth ed. Mosby, St Louis.
3. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2011/10/pustaka_unpad_implan_gigi_untuk_dokter_gigi_um
um.pdf
4. Straumann. 1995. Concept and surgical Procedure. Straumann Dental.
Quintessenze Verlag, Berlin.
5. Choi, K. O. 2007. Osstem Implan System. Osstem Implan Co, Ltd
25