Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PEMICU 3 BLOK 11

“Mimpikan gigi implan”

DISUSUN OLEH:

MAUDINA AULIA SIREGAR

(190600054)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………………………….. i

BAB I. Pendahuluan …………………………………………………… 1

A Latar Belakang ……………………………………………... 1

B Deskripsi Topik.……………………………………………… 1

BAB II. Pembahasan ……………………………………………………

Pembahasan ……………..…………………………………….. 2-9

BAB III . Penutup ……………………………………………………….

Kesimpulan ……………………………………………………. 9-10

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehilangan gigi tetap pada penderita dewasa tanpa penggantian gigi yang hilang dapat
mengakibatkan gangguan fungsi pengunyahan, estetik dan fonetik. Seiring dengan kebutuhan
dan keinginan penderita serta perkembangan teknologi dalam bidang kedokteran gigi, implan
gigi merupakan alternative terbaik saat ini untuk mengambalikan fungsi mastikasi, esetetik
dan fonetik secara lebih sempurna. Implan gigi memungkinkan penggantian gigi asli
menyerupai gigi asli penderita sebelumnya baik sdari segi estetik maupun kenyamanan.
1Keberhasilan pemasangan implan gigi sangat ditentukan oleh kondisi tulang rahang itu
sendiri. Walaupun belum ada penelitian resmi tentang kegagalan perawatan implan gigi di
Indonesia, namun ada beberapa laporan yang menyatakan bahwa banyak terjadi kegagalan
pemasangan implan gigi disebabkan karena kurangnya penilaian kualitas dan kuantitas tulang
rahang yang akurat dan kurang optimal pada penggunaan alat radiografi. Namun seiring
dengan waktu, permintaan masyarakat akan kebutuhan perawatan implan gigi mulai
meningkat. Dengan tingkat keberhasilan mencapai 95%, implant gigi sudah sering dianggap
pilihan utama untuk mengatasi maslah-masalah kehilangan gigi dan pembuatan gigi tiruan.

B. Deskripsi topik

Nama Pemicu : Mimpikan Gigi Implan

Penyusun : drg.Lasminda Syafiar,M.Kes; drg. Dewi Kartika,M.DSc Hari/ Tanggal :


Kamis/26 November 2020

Kasus

Seorang ibu muda berusia 40 tahun dan berprofesi sebagai karyawati suatu bank datang ke
praktek dokter gigi karena ingin memasang gigi palsu implan. Dari pemeriksaan intra oral
terlihat ompong pada regio 45 dan 46. Dan setelah dilakukan Rontgen foto ekstra oral terlihat
tulang alveolar baik dan tidak ada kelainan. Oral hygiene ibu tersebut juga baik sehingga dapat
segera dibuatkan gigi implan di region 45 dan 46.
Pertanyaan
1. Jelaskan tipe-tipe dental implan!
2. Tipe dental implan yang manakah yang sesuai untuk kasus diatas? Jelaskan!
3. Sebutkan jenis-jenis bahan dental implan! Bahan dental implan yang manakah yang tepat
untuk kasus di atas? Jelaskan!
4. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat mekanis yang harus dimiliki oleh suatu bahan dental implan!
5. Apa yang dimaksud dengan osseointegrasi? Jelaskan!
6. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan implan gigi!
7. Setelah dilakukan pemasangan implan pada regio 45 dan 46 bagaimana interpretasi
keberhasilan dilihat dari radiografi panoramik.
8. Apakah ada teknik radiografi yang dapat dilakukan untuk melihat detail perkembangan
perawatan yang dilakukan? Sebutkan dan jelaskan alasan pemilihan teknik tersebut!

BAB II
PEMBAHASAN

1. Jelaskan tipe-tipe dental implan!


Implan Subperiosteal Yang terdiri dari kerangka logam yang melebar yang diletakkan di atas
tulang rahang di bawah gingiva, dengan sebuah logam yang dipasangkan sedikit menonjol dari
gusi untuk mempertahankan protesa yang akan dipasangkan. Implan jenis ini dapat digunakan
pada rahang atas ataupun pada rahang bawah. Namun, lebih sering pada rahang bawah. Implan
jenis ini dibuat secara individu dengan kerangka logam yang telah dimodifikasi sedemikian rupa
berdasarkan anatomi rahang pasien dan dimasukkan ke dalam jaringan periodonsium secara
operasi. Implan subperiosteal dipasangkan pada pasien yang memiliki tulang rahang yang
mengalami reabsorbsi sehingga memiliki ketinggian atau kelebaran tulang yang tidak adekuat
untuk meletakkan bahan implan di atasnya.
Implan Endoseous Implan endoseous merupakan jenis implan yang paling sering digunakan.
Implan ini ditanamkan ke dalam tulang rahang secara langsung untuk menggantikan satu atau
lebih akar gigi yang telah hilang dengan tujuan untuk mendukung mahkota dari gigi tiruan yang
akan dipasangkan atau implan jembatan (bridge).
Implan Transosteal Implan transosteal didesain hanya untuk dgunakan pada rahang bawah dan
ditanamkan ke dalam tulang rahang. Namun akan terjadi penetrasi ke seluruh rahang. Dua buah
sekrup panjang akan ditanamkan ke dalam tulang rahang dan muncul pada jaringan gingival.
Tipe ini memerlukan Teknik bedah ekstra oral dan biasanya perlu digunakan anastesi umum.
Pada umumnya, implan transoseous ini termasuk ke dalam implan endonseous karena implan
tipe ini ditanamkan ke dalam tulang rahang
2. Tipe dental implan yang manakah yang sesuai untuk kasus diatas? Jelaskan!
Pada kasus di atas gigi yang edentulus adalah gigi 45 dan 46 selain itu, setelah dilakukan
Rontgen foto ekstra oral terlihat tulang alveolar baik dan tidak ada kelainan serta Oral hygiene
ibu tersebut juga baik.Jadi jenis implan yang sesuai adalah implan Implan Endosseus atau
Endosteal. Implan jenis ini ditanam kedalam tulang melalui gusi dan periosteum. Jenis ini
merupakan jenis yang paling banyak dipakai dan ditolerir oleh para praktisi, pabrik maupun
pakar yang mendalami secara “Scientific & Clinical Forndation”, yang pada dasarnya menanam
implan pada alveolar dan basal bone . Bentuk bisa berupa root form atau blade form.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan implan endosseus ialah bahwa jenis ini dapat
dilaksanakan pada pasien tidak bergigi dengan semua tingkatan abrosbsi, bahkan pada keadaan
resorbsi yang ekstrim dengan bantuan grafting. Juga dapat digunakan pada pasien tidak bergigi
sebagian, dari kehilangan satu gigi sampai keseluruhan.

3. Sebutkan jenis-jenis bahan dental implan! Bahan dental implan yang manakah yang
tepat untuk kasus di atas? Jelaskan!
1. Logam

Terdiri dari Stainless Steel, Vitallium, Titanium dan logam. Pemakaian Stainless Steel
merupakan kontra indikasi bagi pasien yang alergi terhadap nikel, pemakaiannya juga dapat
menyebabkan arus listrik galvanik jika berkontak dengan logam campuran atau logam murni.
Vitallium paling sering digunakan untuk kerangka implan subperiosteal. Titanium terdiri dari
titanium murni dan logam campuran titanium yang tahan terhadap korosi. Implan yang dibuat
dari logam dengan lapisan pada permukaan adalah implan yang menggunakan titanium yang
telah diselubungi dengan lapisan tipis keramik kalsium fosfat pada bagian strukturnya.

2. Keramik

Keramik terdiri keramik bioaktif dan bio-inert. Bioaktif berarti bahan yang memiliki kemampuan
untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar implan, contoh dari bahan ini adalah
hidroksiapatit dan bioglass. Bio-inert adalah bahan yang bertolenrasi baik dengan tulang tetapi
tidak terjadi formasi tulang.

3. Polimer dan komposit

Polimer dibuat dalam bentuk porus dan padat, digunakan untuk peninggian dan penggantian
tulang. Ia merupakan suatu bahan yang sukar dibersihkan pada bagian yang terkontaminasi dan
pada partikel porusnya karena sifatnya yang sensitif terhadap formasi sterilisasi. tegrasi terhadap
tulang yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :.Titanium dan zirkonia merupakan
bahan implan gigi yang banyak digunakan karena memilki sifat mekanik yang tinggi
dan mampu bertahan lama

 Jenis bahan dental implan yang tepat digunakan pada kasus di atas adalah logam
titanium.Titanium merupakan jenis logam yang paling banyak digunakan sebagai bahan
dental implan.Sifat yang paling menguntungkan dari titanium adalah kekuatan yang
tinggi dan tahan terhadap korosif

4.Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat mekanis yang harus dimiliki oleh suatu bahan dental
implan!
Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada bahan implan diantaranya adalah harus bersifat
biomopatibel, biomekanis dan harus dapat membrikan osseointegrasi di dalam tubuh.
Biokompatibilitas dan biomekanis merupakan sifat dasar yang harus dimiliki oleh bahan implan.
Sedangkan osseointgrasi merupakan sifat yang dapat diperoleh dari material dasar implan
maupun hasil perlakukan pada bahan implan untuk dapat memberikan interaksi yang baik antara
bahan implan dan sel-sel tulang setelah implantasi. Tujuan perlakuan di permukaam implan
adalah untuk menambah sifat osseointegrasi yang ditunjukkan oleh osteokonduksi dan
osteoinduksi bahan implan.

5. Apa yang dimaksud dengan osseointegrasi? Jelaskan!


Keberhasilan dari implan endoseous yang akan dilakukan pada kasus diatas berhubungan
langsung dengan prisip osseointegrasi. Osseointegrasi adalah suatu proses
interaksi/penyatuan implan dengan struktur tulang. Penampang permukaan dari biomaterial
memiliki dampak besar untuk proses ini, misalnya variasi permukaan fisik dan kimia akan
mempengaruhi cepat/tidaknya kesembuhan. Semakin tinggi tingkat kekasaran dari dental
implan akan menghasilkan aposisi tulang yang besar dan mengurangi waktu
kesembuhan.empat factor utama yang dibutuhkan untuk mencapai suatu osseointrgration
antar dua permukaan tulang dan implan adalah :
- Bahan yang biokompatibel
- Implan yang baeradaptasi dengan tepat pada tulang yang dipreparasi
- Pembedahan yang atraumatik untum meminimalis kerusakan jaringan
- Fase penyembuhan yang tidak terganggu dan adanya imobilitas.
6. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan implan gigi!
Faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan implan gigi adalah sebagai berikut:
a. Safety concern Pertimbangan keamanan tidak hanya terbatas pada implan gigi, tetapi juga
untuk semua perangkat gigi. Tingkat keamanan penggunaan implan gigi yaitu apabila
bahanimplan tidak menyebabkan iritasi dan toksik serta tidak menimbulkan kelainan
sistemik.
b. Compability Implan yang digunakan dibawah tiubuh manusia harus memiliki kemampuan
untuk membentuk unit mekanik yang stabil dengan jaringan lunak disekitarnya. Apabila
mengalami kelonggararan atau tidak stabil, implan menjadi kurang efisien atau tidak
berfungsi sepenuhnya atau bahkan bisa menginduksi jaringan secara berlebihan. Hal ini dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman dan rasa sakit pada pasien. Ada tiga hal yang perlu
diperhatikan untuk memenuhi syarat biokompabilitas bahan, yaitu biological compability,
mechanical biocompability dan morphology biocompability.
c. Surface texture Secara umum, dibagi menjadi dua kategori, yaitu tekstur permukaan
cekung dan tekstur permukaan cembung. Tekstur permukaan cekung dapat dicapai dengan
baik secara removal material dari permukaan lapis kimia, tindkan elektrokimia, atau dari
lekukan (shot-peening, atau laser peening). Di sisi lain, tekstur permukaan cembung dapat
dibentuk dengan memasukkan beberapa jenis partikel dengan menggunakan teknik fisika
atau teknik kimia. Kekasaran permukaan yang terkontrol (rugophilicity) berperan penting
untuk meningkatkan osseointegration implan titanium dibandingkan dengan permukaan yang
halus, osteoblast dapat tumbuh padsa permukaan kasar, yang dibuat dalam berbagai metode.
7.Setelah dilakukan pemasangan implan pada regio 45 dan 46 bagaimana interpretasi
keberhasilan dilihat dari radiografi panoramik.
Setelah kita melakukan implantasi, maka kita harus mengetahui apakah imlan yang telah
ditanam telah mengikuti kriteria keberhasilan atau belum. Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu implan diantaranya:
1. Biokompatibilitas dari implan material
2. Desain implan
3. Karakteristik permukaan implan
4. Kesehatan fisik dari pasien
5. Kondisi anatomi yang baik
6. Kooperasi pasien, status oral hygiene, kebiasaan merokok
7. Pengalaman operator
8. Beban implan setelah osseointegrasi.
Untuk berhasilnya suatu implan sebaiknya kita perhatikan keadaan-keadaan dibawah ini: 1.
Ketebalan tulang di lingual kurang lebih 1 mm dan 0,5 mm di sisi fasial dari implan 2. Jarak
antar implan minimal 3 mm 3. Jarak antara implan dan nasal cavity minimal 1 mm 4. Jarak
antara implan dan dasar sinus maksilaris minimal 1 mm 5. Ketinggian tulang yang adekuat
umumnya dijumpai diantara nasal cavity dan sinus maksilaris 6. Jarak antara implan dan
canalis alveolaris inferior minimal 2 mm 7. Tidak menunjukkan adanya periapikal radiolusen

8. Apakah ada Teknik radiografi yang dapat dilakukan untuk melihat detail perkembangan
perawatan yang dilakukan?

Sebutkan dan jelaskan alasan pemilihan teknik tersebut! Tomografi konvensional adalah
teknik yang paling banyak digunakan untuk evaluasi pra perawatan implan di negara maju.
Teknik ini menghasilkan gambaran yang dapat memberikan informasi ukuran dimensional di
lokasi implam dengan akurat, termasuk dimensi fasial-lingual (cross section). Teknik ini
merupakan pilihan untuk lokasi implan lebih dari satu, serta kurang dari 3 buah. Gambaran
radiografik diperoleh dari pesawat tomogram dengan tabung sinar-x dan film bergerak dalam
arah vertical maupun horizontal, menghasilkan potongan lapisan daerah obyek yang
diinginkan
BAB III
PENUTUP
Untuk memperoleh penilaian penempatan implan gigi yang baik pada pemasangan implan
gigi, harus menggunakan radiografi yang tepat dan cermat dalam memilih tipe dental implan
yang akan dipakai agar tercapainya keberhasilan dan kenyamanan untuk pasien. Penilaian
terhadap tulang rahang pada daerah gigi yang hilang merupakan hal yang paling penting pada
perawatan implan gigi untuk keperluan klinis implan dan untuk fungsi restorasi. Radiografi
merupakan alat yang kritis dalam menilai susunan tulang sehingga radiografi digunakan pada
setiap tahap dari tiga tahapan pada perawatan implan gigi, yaitu untuk evaluasi dan
pemeliharaan
DAFTAR PUSTAKA
1 Tis Karasutisna. 2004. Implan Gigi Untuk Dokter Gigi Umum [makalah]. Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
2 Hanna HB Iskandar, Menik P, Suhandi Sijaya. 2003. Radiografi Untuk Perawatan Implan
Gigi. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 10(Edisi khusus); 135-141.
3 YN Argosurio. 2016. Implan Gigi [Tinjauan Pustaka]. Repository Trisakti.
4 Gaurav P. Jayaswal, SP Dange, AN Khalikar. 2010. Bioceramic in Dental Implants.
Journal of Indian Prosthodontic Society. 10(1);8-12.
5 Subhaini, Ellyza Herda. 2008. Perlakuan Pada Permukaan Titanium Implan Untuk
Mendapatkan Osseointegrasi. Dentika Dental Journal. 13(1); 28-32.
6. Karasutisna T.2004.Implan Gigi Untuk Gigi Umum.Universitas Padjajaran.Bandung
7.Syafiar L;Rusfian; Sumadhi;dkk.Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi.Edisi
revisi.Medan : USU Press,2018

Anda mungkin juga menyukai