Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SKILL’S LAB BLOK 5

DISUSUN OLEH
Kelompok Tutorial 03
1. Ferdi Aulia (2213101010007)
2. Nur Rayyan (2213101010009)
3. Cut Davina Putri (2213101010020)
4. Cahya Dwi (2213101010028)
5. Putri Nabilla (2213101010037)
6. Rizkia Kamila Arindy (2213101010039)
7. Alya Afifah Hanif (2213101010050)
8. Dona Al-Yandra Fitri Tanjung (2213101010057)
9. Reza Fahrozi (2213101010064)
10. Alifa Humaira (2213101010068)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2023

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Skill’s Lab yang membahas menegenai “Logam dan Amalgam”. Makalah tersebut dibuat
sebagai kewajiban untuk memenuhi tugas praktikum material kedokteran gigi yang
diinstruksikan kepada setiap kelompok. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada drg. Diana S.N, M.Si dan Subhaini, S.Si., M.Si selaku yang telah
membimbing kami selama skill’s lab. Kiranya tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan skill’s lab ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga laporan skill’s lab ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Darussalam, 03 Maret 2023

Tutorial 3

2
DAFTAR ISI

Halaman judul.....................................................................................................................................
Kata pengantar......................................................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan.............................................................................................................................
1.1 Latar belakang................................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................................
1.3 Tujuan praktikum...........................................................................................................................
BAB 2 Basic Teori...............................................................................................................................
2.1 Logam.............................................................................................................................................
1. Stress.........................................................................................................................................
2. Strain.........................................................................................................................................
2.2 Prosedur Kerja...............................................................................................................................
1. Alat dan Bahan.........................................................................................................................
2. Langkah Kerja..........................................................................................................................
2.3 Amalgam.....................................................................................................................................
1. Defenisi.................................................................................................................................
2. Jenis.......................................................................................................................................
3. Komposisi.............................................................................................................................
4. Sifat.......................................................................................................................................
BAB 3 Hasil.......................................................................................................................................
BAB 4 Pembahasan............................................................................................................................
Logam.................................................................................................................................................
Amalgam............................................................................................................................................
BAB 5 Kesimpulan.............................................................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat
mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan. Sifat
mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya terhadap suatu
material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses permesinan. Untuk mengetahui
sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah
satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik.
Amalgam adalah suatu campuran dari air raksa atauu merkuri (Hg) dengan satu
atau lebih logam lain seperti perak ( Ag ), timah ( Sn ), tembaga ( Cu ), dan sedikit seng( Zn
) Percampuran antara kombinasi merkuri dan alloy tersebut melalui proses yang disebut
dengan amalgamisasi. Campuran yang merupakan bahan plastis dimasukkan ke dalam
kavitas dan bahan tersebut menjadi keras karena kristalisasi. Amalgam diketahui telah
dipakai dalam restorasi lesi karies sejak abad ke-15 atau bahkan lebih awal lagi, hingga
sekarang amalgam masih banyak digunakan dalam kedokteran gigi karena sifatnya yang
cukup kuat menahan daya kunyah, tahan lama, mudah dimanipulasi relatif murah jika
dibandingkan dengan materi restorasi lainya. Selain itu amalgam juga mampu beradaptasi
dengan cairan mulut, sehingga banyak pasien yang tentunya lebih memilih menggunakan
amalgam dibandingkan bahan lain. Namun saat ini amalgam sudah tidak digunkan lagi
sebagai bahan restorasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana hasil pengamatan pada praktikum logam (perubahan panjang dan
perubahan bentuk patahan)?
2. Data apa saja yang didapat dari hasil pengujian tarik bahan logam ?
3. Apa bagian instrumen yang digunakan pada praktikum amalgam?
4. Apa fungsi amalgam?
5. Data apa saja yang didapat dari hasil praktikum amalgam?

1.3 Tujuan Praktikum


Praktikum ini ditujukan untuk:
1. Mengetahui standar prosedur pengujian tarik dengan baik benar dengan menggunakan
bahan logam
3. Mengetahui kekuatan dari material kawat yang diuji

4
4. Mampu mengolah data dari hasil pengujian uji tarik bahan logam
5. Mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan untuk manipulasi amalgam
Mengetahui
6. Mampu melakukan manipulasi bahan restorasi amalgam dengan benar menggunakan
perbandingan antara bubuk amalgam dengan merkuri secara tepat.
7. Mampu menyebutkan ciri-ciri kegunaan dan
kelebihan atau kekurangan bahan amalgam
8. Mengetahui hasil dari triturasi amalgam

Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan praktikum, dan penyusunan laporan ini
merupakan ilmu pengetahuan dibidang dental material.
Pada material logam dengan teknik uji tarik untuk dapat mengetahui kekuatan dari
material kawat bahan logam yang digunakan. Dan dapat mengetahui kekuatan bahan
logam melalui pemahaman dan pendalaman kurva hasil uji tarik.
Pada material amalgam dapat mengetahui bagaimana proses manipulasi amalgam yang
baik dan benar. Dapat mengetahui hasil triturasi dari manipulasi amalgam dan kegunaan
serta kelebihan atau kekurangan dari bahan amalgam dalam dental material.

5
BAB II

BASIC TEORI

2.1 Logam

Sebagian besar logam yang digunakan dalam kedokteran gigi berbentuk paduan
atau campuran dari satu atau lebih logam. Penggunaan logam telah berkurang dari waktu
ke waktu dan telah digantikan oleh bahan estetika seperti resin komposit atau keramik.
Namun, logam tuang banyak digunakan untuk membuat koping atau substruktur untuk
restorasi logam-keramik yang saat ini merupakan salah satu restorasi yang paling umum
digunakan. Ketika dua atau lebih logam atau bukan logam dicampur, maka membentuk
paduan. Kombinasi logam ini disebut sebagai alloy.

Logam adalah salah satu material penting yang banyak digunakan dalam
kedokteran gigi untuk menggantikan gigi yang telah dicabut atau hilang. Logam yang
digunakan dalam kedokteran gigi biasanya dalam bentuk paduan kecuali pure gold foil,
commercially pure titanium, dan endodontic silver points. Logam dan alloy yang
digunakan dalam restorasi adalah padatan kristal. Semua logam padat adalah konduktor
panas dan listrik yang baik, berkilau, memiliki kekuatan yang tinggi, memiliki
kemampuan untuk menyerap energi dan menghambat perambatan retak di bawah
peningkatan beban tarikan. Logam murni memiliki keterbatasan penggunaan dalam
kedokteran gigi. Oleh karena itu, kombinasi dari logam atau non-logam digunakan.
Semua alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi harus biokompatibel dan tahan
korosi.

2.1.1. Stress (Tegangan)

Resistensi internal tubuh terhadap kekuatan eksternal disebut stress.


Stress sama dan berlawanan arah dengan gaya (eksternal) yang diterapkan. Gaya
eksternal ini juga dikenal sebagai beban. Baik gaya yang diterapkan, maupun
hambatan dalam (tegangan) didistribusikan ke area tubuh tertentu. Tegangan
dalam struktur ditetapkan sebagai gaya per satuan luas.

6
Tegangan pada gaya konstan berbanding terbalik dengan luasnya—
semakin kecil luasnya, semakin besar tegangannya dan sebaliknya.

Jenis – Jenis Stress

 Tensile stress
Tensile Stress adalah daya dari dalam benda yang sama besarnya tetapi
berlawanan arah dengan gaya tensile yang diberikan dari luar.
 Compressive stress
Compressive Stress adalah daya dari dalam benda yang sama besarnya tetapi
berlawanan arah dengan gaya compressive yang diberikan dari luar.
 Shear stress
Shear Stress adalah daya dari dalam yang sama besarnya tetapi berlawanan
arah dengan gaya shear yang diberikan dari luar.

2.1.2. Strain (Kekuatan)

Jika tegangan (interna resistance) yang dihasilkan tidak cukup untuk


menahan gaya luar (beban), maka benda akan mengalami perubahan bentuk
(deformasi). Setiap jenis stres mampu menghasilkan deformasi yang sesuai dalam
tubuh. Deformasi yang dihasilkan dari tegangan, atau gaya tarik, menghasilkan
pemanjangan benda, sedangkan kompresi, atau gaya dorong, menyebabkan
kompresi atau pemendekan benda.

Regangan dinyatakan sebagai perubahan panjang per satuan panjang


ketika tegangan diberikan.

2.2 Prosedur Kerja

1. Alat dan Bahan


 Wire Ortho : Stainless Steel (0.5 mm)

7
Gambar Wire Ortho
 Wire Listrik : Tembaga

Gambar Wire Tembaga


 Tang Listrik

Gambar Tang Listrik


 Tang Potong

8
Gambar Tang Potong
 Penggaris Besi

Gambar Penggaris Besi


2. Langkah Kerja
1. Ukur dan potong wire sepanjang 5 cm (2 buah).

2. Jepit kedua ujungnya dengan tang listrik dan tarik sekuatnya selama 10
menit secara kontiniu.

9
3. Ukur panjang wire (catat hasil pengukuran).

4. Tahapan kerja no. 2 dan 3 diulangi sebanyak 3 kali atau sampai putus.

5. Amati dan foto bagian tengah wire selama proses penarikan sampai putus
di bawah stereomikroskop.

10
2.3 Amalgam
1. Definisi :
Pada dasarnya Amalgam adalah campuran dari unsur logam perak ditambah beberapa
unsur logam lainnya (alloy) dengan unsur merkuri. Unsur dari logam amalgam terdiri dari
perak, timah, tembaga, dan kadang-kadang zinc, paladium dan indium.
Merkuri ialah material logam yang bersifat cair pada suhu kamar yang berfungsi untuk
mengikat partikel-partikel alloy secara makro-mekanikal menjadi suatu ikatan material
yang solid, kuat, dan bertahan lama.
2. Jenis :
1. Low-Copper Alloys
Pada Low-Copper Alloys paduan perak-timah cukup rapuh dan sulit dicampur secara
bersamaan kecuali diberi sedikit tambahan tembaga. Dikarenakan sifat kelarutan tembaga
yang terbatas, kandungan tembaga yang meningkat akan mengeras dan memperkuat
paduan perak-timah.
2. High-Copper Alloys
High-Copper Alloy merupakan amalgam yang memiliki paduan tembaga tinggi yang
disediakan dalam bentuk bola yang dihasilkan dari proses atomisasi. Kelebihan dari
bahan ini adalah lebih tahan terhadap daya kunyah.

11
3. Komposisi :

Indikasi dan kontraindikasi:


Indikasi
1. Sebagai bahan pengisi permanen untuk- Rongga kelas I dan kelas II
- Rongga kelas V di mana estetika tidak diperlukan
2. Dalam kombinasi dengan pin retentif untuk mengembalikan mahkota
3. Untuk membuat dies
4. Sebagai bahan inti pada gigi penyangga

Kontraindikasi
1. Amalgam tidak boleh ditempatkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
2. Individu dengan alergi hipersensitivitas terhadap merkuri atau komponen paduannya
3. Tambalan amalgam baru tidak boleh ditempatkan dalam kontak dengan restorasi
nonamalgam seperti emas dan perangkat logam, seperti kawat ortodontik
4. Sifat :
Retensi Amalgam
Amalgam tidak menempel pada struktur gigi. Retensi tambalan amalgam diperoleh
melalui penguncian mekanis. Ini dicapai dengan desain rongga yang tepat (lihat desain
rongga dalam pertinbangan teknis). Retensi tambahan jika diperlukan dapat diperoleh
dengan menempatkan pin di dalam rongga. Amalgam juga dapat diikat menggunakan
bahan pengikat khusus.
Pertimbangan Biologis
Dua jenis efek biologis potensial dapat terjadi.
1. Efek sistemik yang merugikan dari komponen merkuri.

12
2. Reaksi kontak mukosa dengan amalgam atau produk korosi amalgam. Reaksi lichenoid
oral).
Kelebihan dan kekurangan:
kelebihan:
1. Prosedurnya lebih pendek dari perawatan material yang lain.
2. Perlakuan pengisian perak membutuhkan lebih sedikit keterampilan dan teknologi.
3. Perak tambalan telah digunakan selama puluhan tahun, dan banyak pasien lebih
nyaman dengan bahan catatan keamanan jangka panjang.
4. Tambalan amalgam cukup kuat dan mampu menahan kekuatan mengunyah.
Kekurangan:
1. Bahan logam dapat berkembang dan berkomtraksi dari waktu ke waktu, dan berpotensi
menyebabkan kerusakan struktur gigi.
2. Bahan Amalgam tidak sewarna dengan gigi.
3. Tambalan Amalgam dapat menimbulkan korosi dari waktu ke waktu.
4. Dapat menodai warna gigi yang menyebabkan perubahan warna pada gigi.
5. Gigi menjadi sensitif terhadap makanan dan minuman yang panas atau dingin pada
beberapa minggu setelah perawatan.

13
BAB III
HASIL

Hasil Praktikum Logam (Penarikan Kawat)


Praktikum Pengukuran stress and strain dan kekuatan tarik (tensile strength) ini ialah
membandingkan antara kawat tembaga dengan kawat ortho yang berdiameter 0,5. Tensile
Stress (Tekanan tarik) muncul oleh beban yang menyebabkan regangan atau
pertambahan panjang. Stess merupakan perubahan gaya yang terjadi terhadap daerah
yang diberikan gaya. Strain atau regangan ialah perbandingan perubahan panjang benda
dengan panjang awal sebelum diuji akibat suatu gaya dengan arah sejajar perubahan
panjang setelah diberikan gaya tersebut.
Hasil yang diperoleh dari pengukuran stress, strain dan kekuatan tarik (tensile strength)
ialah:

Wire tembaga

Kawat L0 ∆L1 ∆L2 ∆L3 Panjang


Akhir
A 5cm +1,5cm +1cm +0,5cm 8 cm
B 5 cm +1,2 cm +0,8 cm +0,5cm 7, 5 cm
C 5 cm +1,6 cm +0,9 cm +0,6 cm 8,1 cm

Wire ortho

Kawat L0 ∆L1 ∆L2 ∆L3 Panjang


Akhir
A 5 cm +3,0 cm +2,2 cm Putus 10,2 cm
B 5 cm +3,5 cm +3 cm Putus 11,5 cm
C 5 cm +4 cm +1 cm Putus 10 cm

14
Kawat Tembaga
1.2

0.8
S
t
r 0.6
a
i 0.4
n
0.2

0
0 2 4 6 8 10 12
Stress

Kawat Ortho
1.2
1
S 0.8
t
r 0.6
a
i 0.4
n
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Stress

Hasil Praktikum Pembuatan Amalgam


Terdapat dua teknik dalam melakukan triturasi amalgam, yaitu triturasi secara
manual dan triturasi secara mekanik. Pada praktikum ini hanya dilaksanakan triturasi
amalgam secara mekanik dengan menggunakan alat khusus. Alat khusus tersebut ialah
amalgamator. Dalam percobaan teknik triturasi secara mekanik, digunakan kapsul yang
sudah berisi alloy serta cairan merkuri. Rasio antara alloy dan cairan merkuri adalah 1:1.
Kapsul tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amalgamator. Waktu yang diperlukan
pada triturasi secara mekanik biasanya tergantung pada amalgamator setiap pabrik. Pada
amalgamator yang kami gunakan diperlukan waktu hanya 10 detik. Sedangkan untuk
pengerasan amalgam diperlukan waktu sekitar 10-15 menit.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 logam
Percobaan Logam
1. Kawat Tembaga
• Kawat A (percobaan pertama)
Terjadi perubahan panjang sebesar 3 cm dan memiliki Panjang akhir dari yang
sebelumnya 5 cm menjadi 8 cm. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali
penarikan, tiap penarikan dilakukan selama 10 menit. Pada percobaan ini kawat
tidak putus.
• Kawat B (percobaan kedua)
Terjadi perubahan panjang sebesar 2,5 cm dan memiliki Panjang akhir dari yang
sebelumnya 5 cm menjadi 7,5 cm. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali
penarikan, tiap penarikan dilakukan selama 10 menit. Pada percobaan ini kawat
tidak putus.
• Kawat C (Percobaan Ketiga)
Terjadi perubahan panjang sebesar 3,1 cm dan memiliki Panjang akhir dari yang
sebelumnya 5 cm menjadi 8,1 cm. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali
penarikan, tiap penarikan dilakukan selama 10 menit. Pada percobaan ini kawat
tidak putus.

2. Kawat Ortho
• Kawat A (percobaan pertama)
Terjadi perubahan panjang sebesar 5,2 cm dan memiliki Panjang akhir dari yang
sebelumnya 5 cm menjadi 10,2 cm. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali
penarikan, tiap penarikan dilakukan selama 10 menit dan pada percobaan tarikan
ketiga kawat putus.
• Kawat B (percobaan kedua)
Terjadi perubahan panjang sebesar 6,5 cm dan memiliki Panjang akhir dari yang
sebelumnya 5 cm menjadi 11,5 cm. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali
penarikan, tiap penarikan dilakukan selama 10 menit dan pada percobaan tarikan
ketiga kawat putus.
• Kawat C (Percobaan Ketiga)

16
Terjadi perubahan panjang sebesar 5 cm dan memiliki Panjang akhir dari yang
sebelumnya 5 cm menjadi 10 cm. Percobaan ini dilakukan dengan 3 kali
penarikan, tiap penarikan dilakukan selama 10 menit dan pada percobaan tarikan
ketiga kawat putus.

dari hasil praktikum didapatkan bahwa kawat tembaga dan kawat ortho memiliki
sifat :
Kawat Tembaga
- stiff
- ductile
- strong
- tough

Kawat Ortho
- Soft
- Ductile
- Strong
- tough

4.2 Amalgam
 DEFINISI
Secara umum, amalgam adalah campuran dari setiap unsur logam dengan unsur
cair merkuri. Lebih khusus lagi, amalgam den tal adalah campuran paduan perak dengan
merkuri. Ketika paduan perak — bubuk yang sebagian besar terdiri dari perak, tembaga,
dan timah — dicampur dengan merkuri, terjadilah reaksi kimia. Selama 1 hingga 2 menit
setelah pencampuran, amalgam gigi memiliki konsistensi seperti dempul, tetapi
berkembang menjadi konsistensi yang dapat diukir selama 2 hingga 4 menit tambahan.
Selama waktu ini, amalgam dikemas ke dalam preparat kavitas pada gigi dan diukir
sesuai bentuk yang diinginkan (Gambar 5-1). Dalam beberapa menit hingga jam
berikutnya, reaksi amalgam berlangsung, mencapai kematangan dan kekuatan penuh
dalam waktu sekitar 24 jam.

17
Dalam skala global, restorasi amalgam adalah proporsi yang menyusut dengan
cepat dari semua restorasi gigi. Saat ini, banyak praktik kedokteran gigi modern di
Amerika Serikat dan negara lain menggunakan amalgam dengan hemat atau tidak sama
sekali. Sebelum pengembangan restorasi sewarna gigi, amalgam digunakan untuk
merestorasi gigi di seluruh mulut. Namun, karena warnanya abu-abu, saat ini restorasi ini
terbatas pada gigi posterior dimana estetik kurang diperhatikan. Material komposit
keramik atau resin langsung yang lebih estetik sekarang digunakan dalam situasi di mana
estetik itu penting. Namun, bahan alternatif ini memiliki masalah seperti biaya dan
sensitivitas teknik dalam penempatannya. Dengan demikian, amalgam tetap adapilihan
klinis yang layak di mana umur panjang, kemudahan penempatan, dan kinerja klinis
adalah yang terpenting, terutama ketika kondisi klinis menantang. Kekhawatiran atas
toksisitas merkuri dari amalgam tetap ada meskipun tidak ada bukti yang kredibel bahwa
efek kesehatan yang merugikan berasal dari merkuri dalam bahan amalgam.
Kekhawatiran tentang efek merkuri dari sumber gigi terhadap lingkungan juga tetap ada.

 SIFAT AMALGAM
-Kekuatan
Kekuatan amalgam harus menahan kekuatan mekanik oral. Kekuatan yang tidak
memadai dapat menyebabkan fraktur curah atau fraktur marginal yang membutuhkan
penggantian. . Ketika restorasi amalgam dikenai gaya oklusal dalam pelayanan, baik
tekanan tekan maupun tegangan tarik dihasilkan di dalam restorasi amalgam. Jika
tegangan tersebut melebihi kekuatan tekan atau tarik amalgam, maka restorasi akan retak.
Umumnya, restorasi amalgam mengalami beban oklusal segera setelah penempatan. Laju
pertumbuhan kekuatan amalgam merupakan karakteristik klinis yang penting; kuat tekan
selama 30 menit, 1 jam, dan 1 hari setelah pencampuran. Jika restorasi amalgam

18
mengalami pengunyahan atau gaya oral lainnya sebelum kekuatan yang cukup
berkembang, maka berisiko mengalami patah tulang dan kegagalan. paduan spherical dan
campuran mengembangkan kekuatan tekan pada tingkat yang berbeda selama
amalgamasi. Secara umum, amalgam spherical high-copper mengembangkan kekuatan
paling cepat. Karena kepentingan klinisnya, kekuatan tekan amalgam awal (1 jam) diatur
oleh American Dental Association/American National Standards Institute (ADA/ANSI)
dan harus minimal 80 MPa
Manipulasi amalgam juga mempengaruhi kekuatannya. Kondensasi yang tidak
memadai menghasilkan rongga, yang melemahkan massa yang ditetapkan. Pencampuran
amalgam dalam waktu yang terlalu lama atau terlalu singkat juga melemahkan kekuatan
akhir dengan mengubah rasio partikel yang tidak bereaksi terhadap produk matriks .
Secara umum, petunjuk pabrik untuk pencampuran harus diikuti secara tepat untuk
memastikan kekuatan maksimal.

-Perubahan Dimensi
Idealnya, amalgam yang baru saja dicampur tidak akan mengembang atau
berkontraksi saat mengeras setelah dipadatkan menjadi preparat kavitas. . Ekspansi dapat
menyebabkan sensitivitas pascapenempatan atau bahkan penonjolan dari rongga,
sedangkan kontraksi akan meninggalkan celah antara restorasi dan gigi rentan terhadap
kebocoran dan kerusakan berulang. Kontraksi bersih atau ekspansi amalgam selama
pengaturan didefinisikan sebagai perubahan dimensi. Perubahan dimensi negatif jika
amalgam berkontraksi dan positif jika mengembang selama pengerasan
Secara umum, sebagian besar amalgam mengembang atau berkontraksi hanya
sedikit selama pengerasan, tetapi ANSI/ADA mensyaratkan perubahan dimensi tidak
lebih dari 20 ÿm/cm (ekspansi atau kontraksi). Meskipun agak membingungkan, ekspansi
dan kontraksi terjadi secara bersamaan selama reaksi pengerasan amalgam. Pelarutan
partikel paduan ke dalam merkuri cair umumnya menyebabkan kontraksi, sedangkan
pembentukan produk matriks menyebabkan pemuaian. Oleh karena itu, perubahan
dimensi keseluruhan adalah penjumlahan dari kedua proses ini. Manipulasi yang tidak
tepat seperti waktu pencampuran yang tidak tepat atau gaya pencampuran yang
mengubah rasio partikel asli terhadap matriks akan mempengaruhi perubahan dimensi.
Untuk alasan ini, tim dokter gigi harus mengikuti rekomendasi pabrikan dengan cermat
saat mencampurkan amalgam.
Secara historis, amalgam yang mengandung seng cukup mengembang untuk
mematahkan gigi jika terkontaminasi dengan kelembapan selama penempatan. Ekspansi

19
terjadi secara perlahan selama berbulan-bulan setelah penempatan; restorasi terkadang
tampak menonjol keluar dari preparasi kavitas. Seng ditambahkan ke paduan perak untuk
memfasilitasi pemesinan yang diperlukan untuk membuat partikel berbentuk tidak
beraturan (Gambar 5-3), tetapi teknik dikembangkan yang tidak memerlukan seng, dan
semua paduan saat ini bebas dari seng.

 MANIPULASI AMALGAM
Keberhasilan klinis restorasi amalgam bergantung pada manipulasi amalgam yang
tepat selama penempatan. Secara umum, manipulasi dibagi menjadi empat langkah:
pencampuran (atau triturasi), kondensasi, ukiran, dan finishing (yang mungkin termasuk
pemolesan). Praktisi pertama-tama harus memilih jenis amalgam yang sesuai untuk
situasi klinis. Kecepatan pemasangan, ukuran restorasi, kedekatan gigi yang berdekatan,
oklusi, dan tujuan restorasi akhir untuk gigi semuanya harus dipertimbangkan sebelum
memilih amalgam campuran atau sferis.
-Mencampur Amalgam (Triturasi)
Proses pencampuran paduan perak dengan merkuri disebut triturasi. Triturasi
yang tepat memastikan sifat yang tepat dari amalgam selama dan setelah pengaturan dan
meningkatkan kemungkinan keberhasilan jangka panjang dari restorasi amalgam.
Triturasi dilakukan secara mekanis dengan amalgamator (Gambar 5-11). Amalgamator
mengaduk tutup sule yang mengandung paduan perak dan merkuri bolak-balik dengan
kecepatan tinggi dan mencampur paduan dan merkuri bersama-sama dalam waktu kurang
dari 20 detik. Amalgamator umumnya memiliki pengatur waktu dan mungkin memiliki
kontrol kecepatan untuk mengatur triturasi.

20
Dalam praktik kedokteran gigi saat ini, penggunaan amalgam prekapsulasi adalah
wajib. Amalgam prakapsul (dibahas sebelumnya; lihat Gambar 5-5) tersedia dengan
kapsul yang mengandung paduan perak dan merkuri dalam jumlah yang berbeda. Jumlah
yang berbeda ini umumnya digambarkan dengan kapsul berkode warna. Sebuah
"campuran tunggal" (juga disebut "tumpahan tunggal," istilah yang digunakan sebelum
kemasan prakapsul) mengandung sekitar 600 mg paduan perak dan cukup untuk restorasi
kecil. Sebuah "campuran ganda" mengandung 800 mg paduan perak dan cukup untuk
sebagian besar restorasi berukuran sedang. Jika jumlah amalgam yang lebih besar
diperlukan untuk satu restorasi, beberapa kapsul harus dicampur secara berurutan
daripada mencampur lebih dari satu kapsul secara bersamaan.

hanya karena kecepatan dan waktu; gaya ditentukan oleh desain amalgamator.
Secara umum, kecepatan dan waktu harus diatur seperti yang direkomendasikan oleh
pabrikan, dengan mempertimbangkan jenis amalgam, jumlah campuran, dan jenis
amalgamator. Penyimpangan hanya 2 sampai 3 detik dalam waktu pencampuran akan

21
mempengaruhi penanganan dan sifat amalgam dan keberhasilan klinis restorasi jangka
panjang. Sebagai amalgamator usia, peningkatan kecepatan atau waktu mungkin
diperlukan untuk mengkompensasi pengurangan kekuatan untuk memastikan campuran
yang tepat. Under- atau over-triturasi umumnya menyebabkan amalgam dengan sifat fisik
yang lebih rendah dan peningkatan risiko kegagalan restorasi. Amalgam under-triturated
memiliki penampilan yang kusam dan rapuh (Gambar 5-12). Amalgam under-triturated
memiliki kekuatan tekan dan tarik yang buruk karena matriks yang tidak cukup (lihat
Gambar 5-6) terbentuk untuk menahan massa bersama-sama dan karena tekstur yang
rapuh meningkatkan rongga pada restorasi. Amalgam over-triturated pekat dan melekat
pada bagian dalam kapsul. Ini akan memiliki kekuatan dan creep yang lebih buruk dan
mungkin memiliki sifat korosi yang lebih buruk, semua disebabkan oleh pembentukan
produk matriks yang terlalu banyak. Amalgam yang ditriturasi dengan benar akan
mengkilat tetapi memberikan ketahanan terhadap kondensasi. Dengan pengalaman,
praktisi dan pembantu umumnya mengembangkan rasa tentang penampilan amalgam
yang ditriturasi dengan benar.

22
BAB V
KESIMPULAN

Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar


(konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles dapat menjadi pemantul sinar
yang baik
Sifat-Sifat Logam
1. Sifat Mekanik Logam
a. Hardness (kekerasan) merupakan ketahanan suatu logam terhadap penetrasi atau
penusukan indentor.
b. Strenght (Kekuatan) merupakan kemampuan suatu logam untuk menahan deformasi.
c. Tahan Impact, merupakan ketahanan logam terhadap beban kejut.
2. Sifat Fisik Logam
a. Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
b. Menghantarkan daya listrik karena memliki elektron yang terdelokalisasi
c. Menghantarkan daya panas karena bersifat konduktor
d. Dapat ditempa (Malleability) dan sifat dapat diregang (Ductility)
e. Toughness yaitu kemampuan logam untuk dapat dibengkokkan tanpa mengalami
retak
f. Weldability yaitu kemampuan logam untuk dapat dilas/ disambung
g. Ketahanan terhadap korosi akibat kelembaban, zat kima, dsb.
h. Modulus elastisitasnya tergantung jenis bahan
i. Memiliki sifat khas kekerasan logam
3. Sifat Kimia Logam
a. Logam memiliki energi ionisasi yang rendah.
b. Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam.
c. Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom-atomnya.
d. Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk membentuk logam
hidroksida

Amalgam merupakan salah satu bahan restorasi gigi yang sering digunakan, karena
sifatnya yang cukup kuat menahan daya kunyah, tahan lama, mudah dimanipulasi relatif
murah jika dibandingkan dengan materi restorasi lainya ( Bates, 2004). 2. Menurut

23
American Dental Association (ADA) Spesification No.1 untuk amalgam kedokteran gigi
konsentrasi perak dalam campuran sebesar 66-68% dan timah 25-28%, sedangkan
tembaga 3,5-6% dan seng kurang dari 2%. 3. Manipulasi amalgam terdiri dari lima tahap
yang berurutan yaitu: 1. Perbandingan ( Proportioning ) 2. Pengadukan ( Trituration ) 3.
Pemadatan ( Condensation ) 4. Trimming, carving, burnishing 5. Penyelesaian tahap
akhir ( Finishing, polishing )
Sifat Amalgam
1. Sifat Fisik Amalgam
a. Creep, merupakan perubahan dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material
diberi tekanan atau beban.
b. Stabilitas Dimensional, merupakan kestabilan dimensi pada saat proses pengerasan
dan pemakaian.
c. Difusi termal dan koefisien ekspansi amalgam yang lebih tinggi dari dentin dapat
menyebabkan karies sekunder.
d. Ketahanan terhadap abrasi pada saat proses mastikasi
2. Sifat Mekanik Amalgam
a. Kekuatan, amalgam harus cukup kuat untuk menahan beban yang ditumpukan pada
restorasi amalgam dalam rongga mulut. Ada dua jenis kekuatan amalgam, yaitu tensile
strength dan compressive strength. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan
diantaranya, efek tirturasi, efek kandungan merkuri, efek kondensasi, efek porositas dan
efek laju pengerasan amalgam.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice K. Phillip’s Science & Dental Material. 11th ed. Elsevier Science. 


2003.

PHILLIPS’ Science Dental Material.. Anusavice, Shen, Rawls. First South Asian Edition.
2014.

John J. Manappallil - Basic Dental Materials - Jaypee Brothers Medical Publishers (P)
Ltd (2016).

John M. Powers, John C. Wataha. DENTAL MATERIALS AND APLICATIONS. 11 ed.


2017.

25

Anda mungkin juga menyukai