PENDAHULUAN
Semen kedokteran gigi merupakan suatu bahan yang sering digunakan dalam
praktek sehari-hari kedokteran gigi. Setiap semen memiliki komposisi, sifat, cara
manipulasi, dan setting time yang beragam, digunakan sesuai dengan tujuan dan hasil
yang ingin dicapai pada akhir perawatan.
Semen gigi yang digunakan sebagai bahan tambal mempunyai kekuatan yang
rendah dibandingkan resin komposit dan amalgam,tetapi dapat digunakan untuk
daerah yang mendapat sedikit tekanan. Terlepas dari kekuatannya yang
rendah,semen ini memiliki sifat khusus yang diinginkan sehingga digunakan hampir
60% restorasi (Annusavice, 2004).
Meskipun semen restorasi digunakan untuk restorasi sementara maupun jangka
panjang, juga diperlukan untuk aplikasi lain misalnya sebelum penempatan restorasi,
pulpa dapat terganggu atau terluka oleh berbagai sebab, misalnya karies atau preparasi
kavitas. Untuk melindungi pulpa terhadap trauma lebih lanjut, seringkali ditempatkan
alas penahan panas di bawah tambalan logam,dan bahan-bahan penutup pulpa serta
pelapik kavitas pada permaukaan kavitas (Annusavice, 2004).
Penggunaan utama lain dari semen gigi termasuk merekatkan gigi (menyemen)
tiruan dan peralatan ortodontik serta merekatkan post dan pasak untuk restorasi
(Annusavice, 2004).
Semen untuk restorasi semen yang digunakan untuk restorasi sementara atau
jangka pendek (beberapa hari sampai beberapa minggu), jangka menengah (beberapa
minggu sampai bebefrapa bulan) dan tambalan menetapat au jangka panjang
(beberapa tahun), serta untuk restorasi estetik pada gigi depan. (Annusavice, 2004).
1.2 RumusanMasalah
Apakah semen kedokteran gigi berperan penting dalam penambalan gigi.
1.3 Tujuanpembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengaplikasikan bahan semen
kedokterangigi .
1.4 Hipotesa
1
Semen kedokteran gigi berperan penting dalam penambalan gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semen kedokteran Ggi
2.1.1 Definisi Semen
Semen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan
reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang bersifat basa dan liquid yang bersifat
asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras
menjadi massa yang padat.
2
Pada awal abad 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagai
retensi dan marginal seal pada protesa-protesa seperti inlays, onlays, crowns
dan bridges hanyalah semen Zinc Oxide Eugenol dan semen Zinc Phosphate.
Pada abad ke 20, material yang dapat digunakan dalam menempelkan protesa
pada gigi hanya semen, oleh karena itu Zinc Oxide Eugenols memperbaiki
protesa dengan menempelkan protesa pada gigi disebut sementasi (Anusavice
dalam Nugroho, A.2011)
Namun menjelang akhir abad ke 20, mulai bermunculan variasi-variasi
material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Pada akhir abad ke 20 juga
mulai bermunculan variasi-variasi semen kedokteran gigi seperti Zinc
Polycarboxylate, Glass Ionomer, dan Resin Modified Glass Ionomer Cements.
Dalam perkembangannya, semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan
dalam menempelkan protesa dengan gigi, oleh karena itu proses menempelkan
protesa pada gigi disebut sebagai luting bukan lagi sementasi. (Craig dalam
Nugroho, A. 2011)
Semen sebagai luting agent berfungsi untuk melekatkan restorasi yang
dilakukan diluar mulut dimana diharapkan perlekatan tersebut kuat dan
bertahan untuk waktu yang lama.
2. Retensi
Peran utama semen sebagai luting adalah menghasilkan retensi pada
restorasi. Pada semen dengan bahan dasar air seperti semen zinc
phosphate, retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah dipreparasi,
kontrol pada saat insersi, dan kemampuan dalam memberikan mechanical
3
keying pada permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan
penyebab utama kegagalan dalam luting. Pada proses adisi, bahan adhesif
bisa ditambahkan untuk meningkatkan retensi secara signifikan dan resin
adhesif technologies (Power, J dalam Nugroho, A.2011)
2.1.2.2 Basis
Basis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi
permanen untuk memacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya
dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari thermal shock bila gigi direstorasi
dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi
menahan tekanan selama proses kondensasi serta dapat bentuk yang structural
bagi kavitas (Ricardo, R. 2004)
Penggunaan basis dengan tujuan sebagai insulator terhadap thermal
shock tidak dilakukan pada semua restorasi logam, hal ini tergantung pada
kedalaman kavitas atau ketebalan dentin yang tersisa (Clark J dalam
Kadariani. 2001).
Kavitas yang dalam yaitu ketebalan yang tersisa kurang dari 1 mm
merupakan indikasi penggunaan basis, karena dentin yang tersisa tidak dapat
bertindak sebagai insulator panas. Kavitas yang sedang ketebalan dentin yang
tersisa kurang dari 2 mm tetapi lebih dari 1 mm memerlukan basis sebagai
insulator terhadap thermal shock. Kavitas yang dangkal yaitu ketebalan yang
tersisa 2 mm atau lebih di antara lantai kavitas dan pulpa, tidak diperlukan
bahan basis karea dentin yang tersisa dapat memberikan insulator terhadap
thermal shock (Clark J dalam Kadariani. 2001)
6
Ketebalan semen sangat menentukan adaptasi restorasi dari gigi.
Retensi juga dapat dipengaruhi oleh ketebalan semen. Ketebalan maksimum
dari semen adalah 25 μm. Semakin tebal konsistensi maka semakin besar juga
ketebalan semen yang mengakibatkan restorasi kurang sempurna. Ketebalan
semen bergantung pada ukuran partikel dari powder, konsentrasi powder
dalam liquid, kekentalan liquid dan konsistensi dari semen. Konsistensi
merupakan hal yang sangat utama dalam proses sementasi.
2.3.2 Kekentalan
Konsistensi dari semen dapat ditentukan dengan mengukur kekentalan.
Peningkatan akan suhu dan waktu telah menunjukkan peningkatan kekentalan
atau viskositas dari beberapa jenis semen. Kenaikan viskositas / kekentalan
yang terus menerus berbanding dengan waktu mendemonstrasikan perlunya
pengerjaan dengan cepat setelah menyelesaikan proses pencampuran untuk
mengambil keuntungan dari rendahnya kekentalan semen. Apabila tidak
dilakukan dengan cepat maka akan terjadi peningkatan ketebalan semen
sehingga menurunkan adaptasi restorasi pada gigi.
2.3.5 Kelarutan
7
Kelarutan dalam air dan cairan dalam mulut juga merupakan suatu
faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam properti semen. Pada
umumnya, water based cement memiliki kelarutan dalam air dan cairan dalam
mulut lebih tinggi dibandingkan resin atau oil based cements.
8
bakteri, rasio bubuk dan cairan mempengaruhi kecepatan pengerasan
(diputra, 2001)
9
adlah mengaduk selama 15 detik setelah setiap kali menambahkan bubuk.
Penyelesaian pengadukan biasanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.
3. Konsistensi sebenarnya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaan semen.
Untuk penggunaan sebagai basis harus mencapai konsistensi seperti pasta.
E. Waktu pengerasan
Waktu pengerasan seng fosfat sesuai dengan spesifikasi ADA No.9 adalah
antara 5-9 menit
F. Faktor yang mempengaruhi waktu kerja dan pengerasan Semen Seng Fosfat.
1. Rasio bubuk dan cairan
Waktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio
bubuk:cairan. Tetapi prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk
memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat fisik
dan menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah.
2. Kecepatan pencampuran bubuk
Sejumlah bubuk yang secara bertahap ditambahkan pada saat pencampuran
kedalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan
mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan dan memungkinkan lebih banyak
bubuk yang bisa digabungkan dalam adukan. Karena itu cara seperti ini
merupakan prosedur yang dianjurkan untuk semen seng fosfat.
3. Temperatur alas aduk
Pendinginan alas akan memperlambat reaksi kimia antara bubuk dan cairan
sehingga pembentukan matriks juga diperlambat. Ini memungkinkan
dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal kedalam cairan tanpa adonan
menjadi sangat kental.( Anusavice, 2004)
10
restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar mulut. Tipe III digunakan untuk restorasi
sementara dan basis penahan panas. Sedangkan Tipe IV digunakan untuk pelapik
kavitas. Kegunaan yang terakhir ini menganjurkan penggunaan bahan sebagai lapisan
pada dinding pulpa untuk melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi.
Namun ketebalannya tidak menandai untuk memberikan perlindungan panas pada
pulpa (Anusavice, 2004).
11
mungkin untuk mengurangi kosentrasi bakteri kariogenik sehingga menghentikan
proses karies. Begitu penghilangan awal dari karies selesai dijalankan dan pasien telah
dialihkan ke keadaan resiko rendah karies, dokter gigi dapat melanjutkan perawatan
dengan restorasi jangka panjang. Jarak waktu antara pembuangan jaringan karies dan
penyelesaian pekerjaan restorasi dapat beberapa bulan atau lebih lama lagi. Selama
periode menunggu ini, gigi harus dilindungi dengan jenis restorasi yang telah lama
( Anusavice, 2004)
Di dalam pencairan bahan semen adhesif yang dapat mengikat kuat dengan
struktur gigi, seng polikarboksilat adalah system semen pertama yang memiliki ikatan
adhesif dengan struktur gigi.
13
meningkatkan kekuatan. Namun, fluorida yang dilepaskan semen silikofosfat dan
ionomer kaca.( Anusavice, 2004)
2.4.4 SemenSilikat
Semen Silikat dibuat dengan mencampur powder yang terbuatdari
aluminoFluoro-Silikat glass dengan liquid37% asam fosfat. Secara kimia asam
melarutkan dan menggabungkan sebagian kaca. Hal ini menciptakan suatu
matriksyangsangatkerasdanrapuh. Campurancairansemeninisamadengan
semenSengfosfat,bagaimanapun,penggunaanutamadalam kedokterangigi
adalahsebagaimaterialyang sewarnadengangigi.Karenamatrikssangatkeras,
rapuhdankurangnya ketahanannyaterhadapabrasi membatasipenggunaannya
sebagaibahanbasisrestorative(Martin S. 2011).
Sampaimunculnya kompositresin, silikatadalahmaterialgigi hanya mengisiwarna
15
yangtersedia,dan satu-satunyaalternatifuntukamalgamperak
sebagai(nonemas)sederhanabahanpengisipermanen. Penggunaannyaterbatas padagigi
depan,ataudaerahkerusakantidakpadapermukaangigi belakangyang
mempunyaikekutantekan besar(Martin S. 2011).
16
Perkembangan biomaterial di bidang kedokteran gigi modern dapat menjadi
bukti. Semen silikat merupakan bahan tambal gigi yang pertama kali dikenal. Saat ini,
bahan tersebut sudah mulaiditinggalkan karena mengandung unsur asam yang
dianggap berbahaya bagi pulpa gigi. Sebagai penggantinya kemudian dikenal glass
ionomer cement. Perkembangan bahan tambal terus bergulirdengan adanya resin
komposit polimerisasi sinar tampak. (Anusavice, 2004)
18
ini yaitu dengan metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis
(O’brien dalam Hermanto, L.FM. 2007).
a. Pemanipulasian manual
Rasio bubuk dan cairan adalah 2,2 gr : 1 ml.
Tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal
dan dingin, juaga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt
chromium.
Pengadukan dilakukan dengan teknik memutar (circular) selama 1 menit.
Bubuk di campurkan ke dalam cairan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan
konsistensi yang di inginkan dan baik.
b. Pemanipulasian mekanis
Dengan menggunakan alat amalgamator.
Bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam satu wadah
dan terpisah dengan sekat.
Sekat ini dapat hancur denag adanya tekanan dari amalgamator.
Waktu pencampuran dapat di sesuaikan dengan keinginan dan juga pada prSeng
Oksida Eugenols pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja
berkurang (O’brien dalam Hermanto, L.FM. 2007).
Keuntungan dari sistem ini adalah (Combe dalam Hermanto, L.FM. 2007).:
1. Bahan tidak di pegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan
terkontaminasi berkurang.
2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dengan cairan tanpa perlu
menimbangdan sekaligus menghemat waktu.
3. Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, misalnya 10
sampai 15 detik.
19
D. Faktor – faktor berikut ini bersifat memperpanjang waktu setting
Suhu yang lebih rendah dengan menggunakan glass slab yang dingin.
1. Mengurangi perbandingan bubuk dan cairan dengan menambah jumlah cairan.
2. Waktu pencampuran yang lebih lama dengan mengurangi kecepatan dalam hal
mencampur bubuk ke dalam cairan dan tiap-tiap penambahan. Juga penghentian
sesaat setelah pencampuran awal sejumlah bubuk ke dalam cairan akan
menambah waktu setting dari semen silikofosfat. Semakin lama bubuk di
tambahkan ke cairan maka akan memperpanjang setting time (Messing
Hermanto, L.FM. 2007)
20
pada pulpa agar tidak teriritasi dengan menggunakan calsium hidrokxida
(Phillips dalam Hermanto, L.FM. 2007).
Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang
kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan oleh
Wilson dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis, sewarna
dengan gigi dan beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya tidak baik dan
alaur dalam cairan mulut (Ford dalam Lubis, F.L. 2004).
21
3. Tipe III : Liner and Basis Cement
4. Tipe IV : Fissure sealants
5. Tipe V : Orthodontic Cements
6. Tipe VI : Core build up
7. Tipe VII : Fluoride releasing
8. Tipe VIII : ART(atraumatic restorative technique)
9. Type IX : Deciduous teet. (Philips dalam Lubis, F.L. 2004)
22
kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel (Wilson dalam Lubis, F.L.
2004).
Asam tartaric juga terdapat dalam cairan yang memperbaiki karakteristik
manipulasi dan meningkatkan waktu kerja, tetapi memperpendek pengerasan. Terlihat
peningktan yang berkesinambungan secara perlahan pada kekentalan semen yang
tidak mengandung asam tartaric. Kekentalan semen yang mengandung asam tartaric
tidak menunjukkan kenaikan kekentalan yang tajam (Baum dalam Lubis, F.L. 2004).
23
pada permukaan email. Ikatan antara Semen Ionomer Kaca dengan email dua kali
lebih besar daripada ikatannya dengan dentin karena email berisi unsur anorganik
lebih banyak dan lebih homogen dari segi morfologis (Galinggih. 2011).
Secara fisik, ikatan bahan ini dengan jaringan gigi dapat ditambah dengan
membersihkan kavitas dari pelikel dan debris. Dengan keadaan kavitas yang bersih
dan halus dapat menambah ikatan Semen Ionomer Kaca. Air memegang peranan
penting selama proses pengerasan dan apabila terjadi penyerapan air maka akan
mengubah sifat fisik SIK. Saliva merupakan cairan di dalam rongga mulut yang dapat
mengkontaminasi SIK selama proses pengerasan dimana dalam periode 24 jam ini
SIK sensitif terhadap cairan saliva sehingga perlu dilakukan perlindungan agar tidak
terkontaminasi (Galinggih. 2011).
Kontaminasi dengan saliva akan menyebabkan SIK mengalami pelarutan dan
daya adhesinya terhadap gigi akan menurun. SIK juga rentan terhadap kehilangan air
beberapa waktu setelah penumpatan. Jika tidak dilindungi dan terekspos oleh udara,
maka permukaannya akan retak akibat desikasi. Baik desikasi maupun kontaminasi
air dapat merubah struktur SIK selama beberapa minggu setelah penumpatan. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal maka selama Proses pengerasan SIK perlu
dilakukan perlindungan agar tidak terjadi kontaminasi dengan saliva dan udara, yaitu
dengan cara mengunakan bahan isolasi yang efektif dan kedap air. Bahan pelindung
yang biasa digunakan adalah varnis yang terbuat dari isopropil asetat, aseton,
kopolimer dari vinil klorida, dan vinil asetat yang akan larut dengan mudah dalam
beberapa jam atau pada proses pengunyahan (Galinggih. 2011).
24
1). Sifat Fisis Seemn Ionomer Kaca
Sifat-sifat fisis dari Semen Ionomer Kaca, antar lain:
a. Anti karies
Ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih tahan
terhadap karies.
b. Thermal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
c. Tahan terhadap abrasi
ASPA tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan
dalam restorasi dari groove yang abrasi servikalnya oleh sikat gigi dan
kavitas yang erosi.
F. INDIKASI
1. Digunakan pada gigi sulung
26
2. Kekuatan kunyah relatif tidak besar
3. Pada insidensi karies tinggi
4. Gigi yang belum tumbuh sempurna
5. Area yang kontaminasi sulit dihindarkan
6. Pasien kurang kooperatif
27
Perlekatan/ adesif= adadua merek kalsium hidroksid, scalapeks memiliki
kekuatan perlekatan yang lemah, sedangkan calciobiotik lebih baik
(Wenberg,1990).
28
Mempunyai efek bersifat bakterisidal dan desinfektan. Konsentrasi ion
hidroksil yang tinggi dapat membunuh mikroorganismedi dalam saluran
akaryang tidak terjangkau oleh instrumentasi dan irigasi.
Merangsang pembentukan jaringan keras
Mencegah resorpsi tulang
Tidak menyebabkan perubahan warna gigi,bukan konduktor panas yangbaik ,
manipulasi mudah dan stabil.
Mengurangi kepekaan rasa nyeri dentin terhadap rangsangan dari luar dan
dari dalam
Daya iritasi ringan
Menghambat fagositas mikrofag sehingga dapat menurunkan reaksi inflamasi
pada periapikal.
29
BAB III
KONSEP MAPPING
SEMEN KG
SYARAT
KLASIFIKASI
BAB IV
PEMBAHASAN
Semen kedokteran gigi adalah campuran powder dan liquid yang merupakan
reaksi kimia antara asam dan basa. Powder yang bersifat basa dan liquid yang bersifat
asam membentuk konsistensi berupa pasta kental yang kemudian akan mengeras
menjadi massa yang padat.
.Semen adalah bahan yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi
penggunaanya sebagai lutting (perekat) untuk merekatkan denture dan orthodontic
band padagigi, sebagai cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai
bahan restorasi. Untuk berbagai aplikasi tersebut diperlukan berbagai jenis
semen yang semakin berkembang untuk memenuhi criteria bahan aplikasi yang akan
digunakan. Berbagai jenis semen yang digunakan adalah Zinc
Polyacrylate/Polycarboxylate Cements, Glass Ionomer Cements, Resin-Modified
Glass Ionomer Cements, Composites and Adhesive Resin, Compomers, Zinc Oxide-
Eugenol, Noneugenol-Zinc Oxide, KalsiumHidroksida
Sebagian besar semen dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Material ini
dapat dimanipulasi secara manual dengan menggunakan ratio bubuk dan cairan yang
tepat, maupun secara mekanik dalam bentuk kapsul. Selain bentuk bubuk dan cairan,
31
semen juga dapat ditemukan dalam bentuk system dua pasta.Metode dan alat yang
digunakan untuk manipulasi dari tiap semen berbeda.Diperlukan manipulasi yang
tepat untuk menghasilkan output yang bagus.
BeberapaFungsidarimasing-masing semen yaitu :
1. Seng fosfat: Bahan perekat untuk restorasi dan peralatan ortodontik
2. Seng oksida – eugenol: Restorasi sementara dan menengah, Bahan perekat
sementara dan permanent untuk restorasi, bahan penahan panas, pelapik
kavitas, penutup pulpa.
3. Polikarboksilat: Bahan perekat untuk restorasi; basis penahan panas.
4. Silikat & Silikofosfat: Restorasi gigi anterior & Bahan perekat untuk restorasi
5. GIC: Perekat, Restorasi, basis dan liner
6. Kalsium hidroksida: Bahan penutup pulpa (pulp cappig) basis penahan panas
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berbagai macam bahan di gunakan dalam dunia kedokterangigi salah satunya
adalah semen kedokterangigi.Berbagaimacam semen kedokterangigisepertiZinc
Phosphate Cements, Zinc Polyacrylate/PolycarboxylateCements,GlassIonomer
Cements, Zinc Oxide-Eugenol , Caviton, danjuga relay-X. Yang masing-masing bahan
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dan dapat di aplikasikan sesuai
fungsi masing-masing.
Syarat bahan semen yang akan di aplikasikan harus dipertimbangkan seperti
tidak toksik, tidak larut dalam saliva, harus dapat menanggung beban kunyah, harus
dapat digunakan dalam jangka waktu beberapa lama melihat dari indikasi dan kontra
indikasi dari suatu bahan yang akan digunakan dan di aplikasikan. Dan yang paling
penting bahan yang akan digunakan harus dapat menggantikan struktur gigi yang
hilang.
5.2 SARAN
Padapemilihan semen kedokteran gigi harus di perhatikan pada
syarat,komposisi,jenis danfungsi dari bahan semen kedokterangigi yang akan
diaplikasikan agar dapat berfungsi maksimal dan menggantikan struktur gigi yang
hilang.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/49932856/Semen-Silikofosfat
33
Lubis, F.L. 2004.Semen IonomerKacaditijau Dari
KelebihannyaTerhadapBahanTumpatanPlastisLainnya[Skripsi]. Medan. FKG-
USU.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8180/1/000600064.pdf
Medicept Dental India Pvt. Ltd. 2011.Dental Polycarboxylate Cement [Serial Online].
http://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement
34