Anda di halaman 1dari 30

BuIun CeLuk

BAB
TNJAUAN PUSTAKA

Bahan Cetak
Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut,
sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi
sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan
yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria
sebagai berikut. Pertama, bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan jaringan mulut
serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut.
Kedua, selama di mulut bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat
menyerupai karet dalam waktu tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari 7 menit.
Akhirnya cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan
dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang. (Anusavice, 2004:94)
Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut sifat mekanisnya. Ada 2 jenis bahan cetak, yakni bahan
cetak elastis dan bahan cetak non-elastis. Bahan cetak non elastis dibagi lagi menjadi bahan cetak
non elastis yang irreversible dan bahan cetak non elastis yang reversible. Sedangkan bahan cetak
elastis, dapat dibagi lagi menjadi bahan cetak hidrokoloid dan bahan cetak elastomer tanpa air.
Bahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras maupun lunak dari rongga
mulut, termasuk undercut dan celah interproksimal. Meskipun bahan ini dapat dipakai untuk
mencetak pasien tanpa gigi, kebanyakan dibuat untuk model cor untuk gigi tiruan sebagian cekat
atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal. Bahan cetak elastik dapat diklasifikasikan menjadi
bahan cetak hidrokoloid dan elastomer.
Bahan cetak hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang
direaksikan dengan air, sehingga disebut hidrokoloid. Koloid merupakan kombinasi dari wujud
benda apapun, terkecuali bentuk gas. Semua penghambur koloid disebut sol. Bahan cetak
hidrokoloid sendiri dapat diklasifikasikan menjadi bahan cetak hidrokoloid irreversible, dan bahan
cetak hidrokoloid reversible.
Bahan cetak hidrokoloid irreversible dapat dicontohkan dengan alginat. Bahan ini disebut
irreversible, sebab bahan ini tidak dapat kembali menjadi wujud dasarnya setelah bereaksi
membentuk wujud sol. Bahan ini ditemukan pada saat bahan cetak yang digunakan sebelumnya
menjadi langka, yakni pada waktu perang dunia kedua. Bahan ini memiliki kelebihan dibandingkan
bahan cetak lainnya, yakni proses manipulasinya yang mudah, nyaman bagi pasien, dan relatif tidak
mahal karena tidak memerlukan banyak peralatan.
Bahan cetak hidrokoloid lainnya, yakni bahan cetak hidrokoloid jenis reversible. Bahan ini
dipengaruhi oleh suhu, sehingga bahan ini dapat kembali ke bentuk semula (reversible). Bahan ini
leleh pada temperatur 70-100OC, sedangkan pada temperatur 37-50OC, bahan ini dapat menjadi
gel. Contoh bahan cetak jenis ini ialah agar.
Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan cetak hidrokoloid. Suatu bahan
cetak elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan. katan
tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan 3
dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai
polimer membuka lingkaran hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula,
yaitu rantai kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan silang
menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut. (Anusavice, 2004: 117)
Bahan cetak lainnya yakni bahan cetak non elastis. Bahan cetak ini dapat dibedakan menjadi
irreversible dan reversible. Contoh dari bahan cetak jenis ini yang irreversible ialah plaster of paris
dan zinc oxyde eugenol. Sedangkan contoh dari yang reversible ialah malam dan compound. Bahan
cetak jenis ini memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan melalui undercut tanpa mematahkan
atau mengubah bentuk cetakan. Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan
sebelum ditemukannya cetakan agar. Meskipun bahan tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk
pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan dalam pembuatan cetakan untuk pasien
tak bergigi. Sebenarnya bahan cetak zinc oxyde eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak
mukostatik karena bahan tersebut tidak menekan jaringan selama perlekatan cetakan. (Anusavice,
2004: 94)

2.1 Plaster of Paris
Sewaktu bahan dasar gips (CaSO4)2.H2O dicampur dengan air diduga terjadi hal hal sebagai
berikut (meskipun dalam literatur masih terdapat perbedaan pendapat mengenai bentuk reaksi
setting yang terjadi):
a. Sebagian hemihidrat larut dan menghasilkan ion ion Ca2+ dan SO42-
berlangsungFb. Hemihydrat yang terlarut membentuk dihydrat dalam larutan yang kemudian
menjadi terlalu jenuh. Maka dari larutan ini terjadi pertumbuhan kristal dihydrat. Bahan menjadi kaku
tetapi tidak keras, dapat diukir tetapi tidak dapat dibentuk, ekspansi termis dan panas masih NTAL
SETTNG
c. Factor factor penting berkaitan dengan reaksi setting bahan dasar gips:
. Terjadi pertumbuhan kristal pada inti kristalisasi; pada kasus ini inti dapat berupa kristal gypsum
yang timbul sebagai impurity pada kristal hemihydrat,
. Pergerakan ion ion Ca2+ dan SO42- ke inti juga sangat penting, dan
. Oleh karena dihydrat berkristalisasi maka lebih banyak hemihydrat yang larut dan proses
bersambung terus.
W/P ratio, dan lama pengadukan. REAKS SETTNG: (CaSO4) 2H2O + 3H2O 2CaSO4.2H2O +
panas.F TME setting time dipengaruhi oleh: komposisi, bentuk fisis, temperature, F bahan keras,
kaku, ekspansi thermis dan panas sudah berakhir SETTNG waktu yang diperlukan bahan untuk
setting sampai menjadi rigid FFNAL SETTNG

2.1.1 Bahan Additive
akibatnya kelarutan tidak sempurna hemihidrat.F hemihidrat. RETARDUS, Na sitrat, boraks,
Kalium sitrat diserap oleh inti kristal sehingga dapat meracuni inti kristal mengurangi kecepatan
kelarutan Fhemihidrat, K2SO4 bahan in iFAKSELERATOR, Na2SO4 menambah kecepatan
larutnya kalsium sulfatF1. Setting Time; mempercepat pembentukan kalsium sulfat
Kalsium asetat pengerutan logam saat dingiF2. Setting Expantion; memperbesar setting expantion,
1% setting expantion linier untuk kompensasiNatrium sulfatFn, dan memperkecil setting expantion,
mengurangi setting expantion sebesar 0,05%.
penambahan bahan additive dapat mengurangi kekuatan gips (Kuliah MTKG 1, 2005)
dimensi saat setting plaster of paris 0,4%. Ekspansi ini disebabkan adanya dorongan kearah luar
oleh kristal kristal dihydrate yang sedang terbentuk. Bahan yang telah ekspansi mengandung
kristal kristal dihydrate dan pori pori. Volume kristal bahan yang telah set lebih kecil dari volume
awal hemihydrate. Besarnya pengurangan volume kristal ini dapat dihitung dari berat molekul dan
berat jenis hemihydrat, dan ini kira kira sebanyak 7%. Bila gips yang telah dicampur dibiarkan
dalam air pada waktu initial set, maka akan terjadi ekspansi yang lebih besar ; ini disebut
hygroscopic expansion dan kadang kadang dilakukan untuk mengekspansi bahan tanam
gypsum.F3. Kekuatan; perubahan besar ekspansi linier 0,3

2.1.2 Manipulasi gips
dapat menyebabkan terbentuknya hidrat,F penyimpanan mempercepat settingtime F1. Harus
tertutup rapat untuk menghindari kelembaban udara
2. Hindari kontaminasi
tuang bubuk/powder gips, adukI cara mencampur 60 kali per menit diatas vibrator F3. Siapkan air
sesuai kebutuhan dalam bowel, kemudian
kristalisasi tidak sama.F kontak permukaan partikel bubuk gips dengan air tidak sama thermal
expantion tidak sama Fdulu kemudian air: banyak udara terjebak reaksi F porus FBubuk model
tidak akurat
4. W/P rasio: plaster of paris (50 60ml/100gr), DS (22 35ml/100gr), DSHS (20ml/100gr). (Kuliah
MTKG 1, 2005)
Kekuatan gips tergantung pada:
i) Bahan yang dipergunakan; misalnya hemihydrat yang autoclaved / calcined, dan adanya bahan
additive,
ii) Perbandingan air / puder, dan
iii) Kekeringan bahan yang telah set. Untuk mendapatkan sifat sifat optimal, gips hendaknya
dibiarkan berhydrasi selama paling sedikit 1 jam (dan kalau bisa lebih lama), dan kemudian
dikeringkan sampai diperoleh berat yang konstan pada suhu 450C. (E.C.Combe,1992)

2.2 Compound
Compound, juga disebut modeling plastic, dilunakkan dengan pemanasan, dimasukkan dalam
sendok cetak, serta diletakkan pada jaringan sebelum bahan mengeras. ndikasi utama
penggunaannya adalah untuk mencetak linggir tanpa gigi. Kadang-kadang compound digunakan
dalam kedokteran gigi operatif untuk mencetak preparasi gigi tunggal atau untuk membuat stabil pita
matrikx atau alat operatif lainnya. Untuk mencetak gigi tunggal, pita tembaga silindris (disebut pita
matriks) diisi dengan bahan compound yang sudah dilunakkan. Pita yang terisi kenudian ditekan di
atas gigi, menekan compound beradaptasi dengan preparasi gigi. Cetakan seperti itu kadang
disebut cetakan tube. Setelah compound didinginkan, cetakan dilepas, dan hasil cor, atau die,
dibuat dari cetakan tersebut. (Anusavice, 2003 : 149)
Compound yang agak lebih kental, disebut compound sendok cetak, dapat digunakan untuk
membentuk sendok cetak dalam pembuatan gigi tiruan. Suatu cetakan jarungan lunak diperoleh dari
compound sendok cetak seperti yang digambarkan. Cetakan ini disebut cetakan primer. kemudian
digunakan sebagai sendok cetak untuk menahan lapisan tipis bahan cetak kedua, yang akan
ditempatkan langsung menghadap jaringan. Cetakan ini disebut sebagai cetakan sekunder. Cetakan
sekundr dapat juga dibuat dari pasta oksida seng eugenol, hidrokoloid, atau elastomer tanpa air.
Aplikasi umum lain dari bahan compound adalah untuk membentuk tepi (border molding) sendok
cetak perseorangan dari akrilik selama mencoba sendok cetak. Ada dua bentuk dasar compound
cetak, yaitu bentuk kue dan stick (batang). (Anusavice, 2003 : 149)
Komposisi. Umumnya, compound terdiri dari campuran malam, resin termoplastik, bahan pengisi,
dan bahan pewarna. Satu dari substansi pertama yang dipergunakan untuk bahan cetak adalah
malam lebah (beeswax). Karena malam tersebut rapuh, substansi seperti shellac, asam stearic, dan
gutta percha ditambahkan untuk meningkatkan plastisitas dan kemampuan kerja. Bila substansi-
substansi tersebut digunakan dengan cara ini, substansi dianggap sebagai bahan pembuat plastis
(plastisizers). Resin sintetik meningkat penggunaannya, biasanya dikaitkan dengan resin alami.
(Anusavice, 2003 : 149)
Bahan pengisi. Banyak bahan diperkuat atau sebaliknya, diubah sifat fisknya dengan penambahan
partikel kecil bahan lembam, biasanya dikenal sebagai bahan pengisi, yang secara kimia berbeda
dengan kandungan utama atau kandungan lainnya.
(Anusavice, 2003 : 150)
Malam atau resin dalam compound cetak adalah kandungan utama dan membentuk matriks.
Struktur ini terlalu cair untuk ditangani dan memberikan kekuatan yang rendah meskipun pada
temperature ruangan. Karena itu, bahan pengisi harus ditambahkan. Bahan pengisi meningkatkan
viskositas pada temperature di atas temperature mulut dan meningkatkan kekerasan compound
pada temperature ruang.
Struktur compound cetak agak seperti suatu komposit. Konsep komposit digunakan secara luas
dalam produksi bahan kedokteran gigi. (Anusavice, 2003 : 150)
Sifat termal. Pelunakan dengan panas adalah suatu persyaratan dalam penggunaan compound.
Kegunaannya ditentukan oleh respon terhadap perubahan temperature dalam lingkungan
sekitarnya. (Anusavice, 2003 : 150)
Temperatur fusi. Kemaknaan praktis temperature fusi adalah bahwa temperature tersebut
menunjukkan suatu penurunan nyata dalam keplastisan bahan selama pendinginan. Di atas
temperature ini bahan yang dilunakkan tetap bersifat plastis sementara cetakan dibuat. Jadi, setiap
detail jaringan mulut lebih mudah diperoleh. Begitu sendok cetak dimasukkan ke dalam mulut,
sendok cetak harus ditahan secara kuat pada posisinya sampai cetakan mendingin di bawah
temperature fusi. Pada keadaan apapun, cetakan tidak boleh diganggu atau dikeluarkan sampai
bahan tersebut mencapai temperature mulut. (Anusavice, 2003 : 150)
Konduktivitas dan kontraksi termal. Seperti diperkirakan, konduktivitas termal dari bahan ini adalah
rendah, mrnunjukkan perlunya waktu tambahan untuk memperoleh pendinginan dan pemanasan
yang sempurna dari bahan compound. Adalah penting bahwa bahan lunak merata pada saat
sendok cetak dimasukkan dan dingin menyeluruh dalam sendok cetak sebelum cetakan dikeluarkan
dri mulut. Biasanya air dingin dapat disemprotkan pada sendok cetak ketika di dalam mulut, sampai
compound mengeras merata sebelum dikeluarkan. Kegagalan memperoleh bahan yang mengeras
sempurna sebelum dikeluarkan, dapat menghasilkan distorsi besar pada cetakan. (Anusavice, 2003
: 150)
Rata-rata kontraksi linier compound cetak pada pendinginan dari temperature mulut sampai
temperature ruang 25oC bervariasi antara 0,3% sampai 0,4%. Kesalahan yang disebabkan dari
besarnya kontraksi ini tidak bisa dihindari, dan merupakan kesatuan dari teknik. (Anusavice, 2003 :
150)
Pelunakan compound cetak. Compound dapat dilunakkan dalam oven atau di atas api. Bila api
langsung digunakan, compound tidak boleh dibiarkan mendidih atau terbakar sehingga kandungan
di dalamnya menguap. (Anusavice, 2003 : 150)
Bila sejumlah besar compound, seperti yang dibutuhkan untuk mencetak seluruh rahang, hendak
dilunakkan, disarankan melakukan perendaman dalam air. Perendaman terlalu lama atau terlalu
panas dalam rendaman air tidaklah diindikasikan; compound dapat menjadi rapuh dan berbutir bila
beberapa kandungan berberat molekul rendah terlepas dari bahan. (Anusavice, 2003 : 150)
Pelunakan compound adalah satu-sat unya cara mengeluarkan model dari compound cetak setelah
stone mengeras. Metode yang dianjurkan adalah merendam bahan cetak dalam air hangat sampai
compound cukup lunak sehingga dapat dipisahkan dengan mudah dari model. (Anusavice, 2003 :
150)
Aliran. Setelah compound melunak, dan selama periode dicetakkan ke jaringan mulut, bahan harus
dengan mudah mengalir untuk menyesuaikan dengan jaringan sehingga setiap detail dan tanda-
tanda dalam mulut terpindahkan secara akurat. Di lain pihak, bila jumlah aliran pada temperature
mulut terlalu besar, distorsi dapat terjadi ketika cetakan dikeluarkan dari mulut. (Anusavice, 2003 :
151)
Distorsi. Relaksasi dapat terjadi baik selama waktu yang boleh dikatakan amat singkat atau dengan
peningkatan temperature. Hasilnya adalah kerusakan atau distorsi cetakan. Untuk meminimalkan
distorsi, prosedur paling aman adalah melakukan pendinginan bahan cetak dengan seksama
sebelum dikeluarkan dari mulut dan membuat hasil cor atau die secepat mungkin setelah cetakan
diperoleh, sedikitnya dalam waktu satu jam. (Anusavice, 2003 : 151)
2.3 ZnO-eugenol
Zink oksid tersedia dalam bentuk pasta. ni diperoleh dengan menambah suatu minyak (misalnya
olive oil, light mineral oil atau linseed oil). Minyak ini juga bertindak sebagai plastisizer di dalam
bahan. Juga dapat disertakan hydrogenated rosin untuk mempercepat setting dan menjadikan pasta
lebih kohesif. Eugenol mengandung talc atau kaolin sebagai bahan pengisi membuatnya berbentuk
pasta.
Salah satu atau kedua pasta dapat mengandung accelerator, seperti zinc asetat. Setidak-tidaknya
ada satu jenis pasta yang mengandung asam karboksilat sebagai bahan pengganti untuk eugenol.
Bahan ini dapat bereaksi dengan zinc hidroksida (yang kemungkinan terbentuk oleh karena hidrolisa
zinc oksida) membentuk garam sebagai berikut :
Zn(OH)2 + 2RCOOH - - (RCOO)2Zn + 2H2O
1. Manipulasi
Kedua pasta tersedia dalam warna yang berbeda . Pasta dengan perbandingan yang benar
(biasanya sama panjang) dicampur pada slab/mixing pad dengan spatel flexible sampai diperoleh
warna yang homogen.
2. Sifat-sifat
- Bahan ini cukup encer untuk dapat mencatat detil halus dalam mulut
- Tidak terdapat perubahan dimensional selama proses setting, atau kalaupun hanya ada sedikit.
- Bahan ini tidak elastic sehingga tidak bisa mencatat daerah undercut.
- Bahan yang telah set kelihatannya cukup stabil dalam penyimpanan di laboratorium.
- Bahan ini dapat kompatibel dengan bahan model dental stone. Pasta dapat dikeluarkan dari stone
dengan cara melunakkannya dalam air suhu 60o.
- Tidak toksis, tetapi pasta yang mengandung eugenol dapat mengiritasi, member rasa gatal, atau
rasa seperti terbakar dan rasanya tetap lengket sehingga banyak pasien menganggapnya tidak
menyenangkan. Pasta dapat merekan ke jaringan, sehingga bibir pasien biasanya diolesi vaselin
(petroleum jelly) terlebih dulu.
- Waktu setting cukup baik. Adanya air dan peningkatan suhu, keduanya dapat memperpendek
waktu setting.
- Daya tahan bahan ini cukup lama.
3. Pemakaian
Bahan ini biasanya dipergunakan dalam bagian tipis (2-3 mm) sebagai wosh impression. Cetakan
dengan zinc oksid eugenol dapat dilakukan dengan menggunakan sendok khusus yang sangat
rapat atau menggunakan basis gigi tiruan yang ada terutama basis gigi tiruan yang hendak di-
relining. (Combe, E.C. 1992. Sari Dental Material)
2.4 Aqueous Hydrocolloids
2.4.1 Agar (reversible)
Agar adalah koloid hidrofilik organik (polisakarida) diekstrak dari rumput laut jenis tertentu.
Merupakan suatu ester sulfuric dari polimer linear galaktosa. Terdapat dalam konsentrasi 8%-15%,
bergantung pada sifat bahan yang dimaksud. Kandungan utama berdasarkan berat adalah air(>
80%). Penambahan boraks dalam jumlah sedikit berfungsi untuk menguatkan atau meningkatkan
kerangka micelle dalam gel. Hamper semua borat yang larut, baik organic maupun anorganik,
menghasilkan efek yang sama. Tetapi boraks juga merupakan retarder terbaik untuk pengerasan
gypsum. Keadaannya dalam bahan cetak hidrokoloid bersifat merugikan dalam jumlah yang
berlebihan karena memperlambat pengerasan plester atau stone yang dituang ke dalam cetakan
agar. Untuk mengatasi efek air dan boraks terhadap lamanya pengerasan maka kalium sulfat
ditambahkan untuk mempercepat pengerasan gypsum. Beberapa produk dagang, mengandung
sejumlah bahan pengisi untuk mengendalikan kekuatan, viskositas, dan kekerasan. Bahan pengisi
yang digunakan adalah tanah diatoma, tanah liat, silica, malam, karet, dan serbuk kaku serupa.
Timol dan gliserin biasanya ditambahkan sebagai antibakteris dan bahan pembuat plastis. Serta
adanya pigmen dan aroma ditambahkan sebagai kenyamanan pasien.
Pengerasan hidrokoloid reversibel biasa disebut gelasi, yaitu proses menjadi padat dari bentuk sol
menjadi gel. Sifatnya yang reversibel memungkinkan bahan cetak ini dapat kembali ke bentuk
semula. Perubahan bentuk ini dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Tetapi untuk merubah
kembali bentuk gel ke dalam bentuk sol dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi daripada
pembentukan gel. Gel harus dipanaskan pada temperatur yang lebih tinggi, yang dikenal sebagai
temperatur liquefaction (temperatur leleh) untuk mengembalikan menjadi bentuk sol yaitu sekitar 70-
100o . sedangkan untuk membentuk gel dari keadaan sol hanya di butuhkan temperatur 37o hingga
50 o C.
Manipulasi bahan cetak
Menggunakan bahan cetak hidrokoloid reversibel mencangkup 3 tahapan proses, yaitu:
1. Mempersiapkan bahan sebelumnya,
2. Preparasi tepat sebelum membuat cetakan, dan
3. Membuat cetakan.
Tahapan pertama dalam menggunakan bahan adalah mencairkannya dan menyimpannya dalam
bentuk sol.

A. Persiapan bahan
Hidrokoloid biasanya dikemas dalam 2 bentuk, yaitu semprit dan bahan sendok cetak. Tube untuk
mengisi sendok cetak berpendingin air dan cartridge untuk digunakan dalam semprit. Tahap
pertama adalah merubah gel hidrokoloid menjadi sol. Air panas merupakan cara paling mudah untuk
mencairkan bahan. Bahan sebaiknya dipertahankan pada temperatur ini selama 10 menit. Setelah
dilelehkan bahan dapat di simpan dalam bentuk sol hingga waktunya diinjeksikan ke dalam
preparasi kavitas atau diisikan ke sendok cetak. Karena proses ini memerlukan waktu dan bahan
bisa disimpan selama beberapa hari, merupakan praktik umum untuk menyiapkan beberapa tube
bahan dan semprit sebagai persedian seminggu. Bahan disimpan pada temperatur penyimpanan
sampai siap digunakan.

B. Kondisioning atau pendinginan
Suhu 55o C merupakan temperatur maksimal yang dapat ditolerir oleh jaringan rongga mulut kita.
Oleh karena itu, bahan yang digunakan mengisi sendok cetak harus didinginkan atau tempered.
Untuk tahap preparasi segera, sebuah tube sol hidrokoloid dikeluarkan dari kompartemen
penyimpanan, diisikan ke sendok cetak, sepotong kasa diletakkan di atas bahan yang terletak
disendok cetak dan sendok cetak diletakan pada kompartemen pendingin (45o C) cukup untuk
memastikan bahwa semua bahan sudah cukup mencapai temperatur yang lebih rendah (> 55o C).
Menghilangkan efek imbibisi adalah maksud pemakaian kasa yang diletakkan di atas bahan cetak.
Bila sendok cetak dimasukkan ke dalam ruang pendingin,bahan tersebut mulai menyerap air dan
juga lapisan film karet tersebut di permukaannya. Kasa tersebut tidak dapat mencegah hal ini;
namun, bila sendok cetak diangkat dari ruang pendingin dan kasa dibuang, lapisan bahan yang
terbentuk tadi menempel pada kasa dan ikut terbuang. Permukaan yang segar telah siap melekat
pada bahan yang disuntikkan di sekitar gigi yang di preparasi.
Selain menurunkan temperatur, pendingin berfungsi juga meningkatkan kekentalan bahan
hidrokoloid sehingga bahan tersebut tidak dapat mengalir keluar sendokcetak. Efek keluarnya bahan
dari lubang kecil pada semprit, dapat menurunkan temperatur bahan dalam semprit sehingga cukup
nyaman bagi pasien.

2.4.2 Alginate (irreversible)
Komposisi bahan cetak alginate yaitu larutan garam asam alginik yang bereaksi dengan kalsium
menghasilkan gel kalsium alginate, garam kalsium alginate yang lambat larut (trisodium phospat)
melepas kalsium untuk bereaksi dengan alginate, bahan pengisi untuk meningkatkan kohesi
campuran memperkuat gel, siliko flourida atau flourida untuk memperbaiki permukaan model stone,
bahan pewangi agar bahan lebih disenangi pasien, indicator kimia agar warna dapat berubah
dengan berubahnya pH.
Untuk memperoleh hasil cetakan yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Container dikocok lebih dahulu, agar campuran merata,
b. Bubuk dan air hendaknya diukur sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik,
c. Biasanya menggunakan air dengan suhu kamar,
d. Retensi dengan sendok cetak diperoleh dengan salah satu atau kedua cara berikut,
menggunakan sendok cetak yang berlubang-lubang atau memakai bahan adesif seperti sticky
waxyang dicairkan,
e. Pencampuran hendaknya dilakukan dengan rata selama waktu tertentu,
f. Bahan cetan alginate hendaknya dikeluarkan dengan tiba-tiba/cepat dari jaringan,
g. Setelah dikeluarkan dari dalam mulut cetakan hendaknya disiram dengan air dingin untuk
menghilangkan saliva, ditutup dengan kain kasa lembab untuk mencegah syneresis, dan diisi
sesegera mungkin,
Sifat-sifat bahan cetak alginate:
a. Sifat rheology,
b. Selama proses pengerasan bahan perlu diperhatikan agar cetakan jangan dibuka,bahan yang
berkontak dengan jaringan mengeras lebih dahulu,
c. Bahan ini cukup elastic,
d. Dimensi cetakan alginate tidak stabil pada penyimpanan, karena adanya syneresis,
e. Dapat kompatibel dengan model plaster dan stone,
f. Tidak toksik dan tidak mengiritasi,
g. Waktu setting tergantung pada komposisi, dan
h. Bubuk alginate tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau kondisi yang lebih hangat
dari suhu kamar.
Aplikasi
Bahan ini biasanya tidak dipergunakan untuk mencetak inlay, mahkota, dan jembatan, tetapi
dipergunakan dengan hasil yang sangat baik untuk cetakan prostodonti dan ortodonti. Alginate
kurang stabil dibandingkan dengan elastomer.

2.5 Non-aquoeous Elastomer
2.5.1 Polysulfide
Kandungan dasar pasta polimer adalah merkaptan polifungsional atau polimer polisulfida dengan
rumus struktur umum. Polimer linier ini mengandung + 1 mol% cabang untuk memberikan gugus
merkaptan yang cukup sebagai tempat rantai berikatan silang. Polimer ini biasanya berikatan
dengan bahan oksida seperti timah dioksid. Karakteristik warna coklat pada polisulfida adalah akibat
timah teroksidasi ini. Selama reaksi kondensasi timah dioksida dengan gugus SH polimer polisulfida,
terjadi 2 fenomena (1) polimerisasi perpanjangan rantai dari reaksi dengan pusat gugus SH, dan (2)
ikatan silang dari reaksi dengan rantai cabang gugus SH.
Karena gugus kaitan hanya merupakan persentase kecil dari kelompok SH yang ada, awalnya,
reaksi polimerisasi menghasilkan perpanjangan rantai, yang menyebabkan viskositas meningkat.
Reaksi ikatan silang selanjutnya mengikat rantai-rantai bersamaan membentuk jalinan 3 dimensi
yang menjadikan terciptanya sifat elastik pada bahan. Awal peningkatan viskositas mempengaruhi
waktu kerja bahan dan merupakan suatu perubahan yang biasa dikenal oleh dokter gigi ketika
menggunakan bahan ini.
Reaksi pengerasan mulai pada saat awal pengadukan dan mencapai nilai maksimal segera setelah
pengadukan sempurna, pada tahap dimana jalinan sifat kelentingan mulai terjadi. Selama
pengerasan akhir, terbentuk suatu bahan dengan elastisitas dan kekuatan cukup yang dapat
dikeluarkan melalui undercut dengan mudah.
Reaksi polimerisasi dari polimer polisulfida adalah eksotermik, banyaknya panas yang dihasilkan
bergantung pada banyaknya jumlah bahan dan konsentrasi inisiator. Kelembaban dan temperatur
mempengaruhi jalannya reaksi. Khususnya, keadaan panas dan lembab dapat mempercepat
pengerasan bahan cetak polisulfida. Hasil reaksi kondensasi dari bahan ini adalah air. Hilangnya
molekul kecil dari bahan yang mengeras memiliki pengaruh yang nyata pada kestabilan dimensi
cetakan.
Anusavice, Kenneth J. 2003. (Phillips : Buku Ajar lmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta :
EGC)

2.5.2 Silikon
Susunan kimia
Polimerisasi dari bahan ini melibatkan reaksi dengan trifungsi dan tetrafungsi alkyl silikat, biasanya
tetraetil orthosilikat, dengan adanya rantai oktoat mengandung timah. Reaksi ini dapat terjadi pada
temperature rata-rata jadi bahan ini sering disebut silicon vulkanisasi temperature ruangan (RTV).
Pembentukan elastomer terjadi melalui ikatan silang antara kelompok terminal dari polimer silicon
dan alkyl silikat untuk membentuk jalinan kerja 3 dimensi.
Etil alcohol adalah produk samping reaksi pengerasan kondensasi. Penguapan etil alkohol
selanjutnya barangkali ikut diperhitungkan dalam besarnya kontraksi yang terjadi pada karet silikon
yang mengeras.

Komposisi bahan
Bahan cetak silikon kondensasi dikemas sebagai pasta basis dan suatu pasta katalis atau cairan
dengan kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu cairan, silikon koloidal atau
logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebgai pengisi untuk menbentuk suatu pasta. Silikon
memiliki tingkat energi kohesif yang rendah dan karena itu punya interaksi molekul yang lemah.
Pengaruh bahan pengisi terhadap kekuatan adalah hal yang penting, ukuran partikel harus dalam
kisaran optimal 5-10m. Partikel yang lebih kecil cenderung berkumpul bersama-sama tapi partikel
yang lebih besar tidak berperan untuk memperkuat.
Bahan dengan kekentalan tinggi atau putty untuk mengatur pengerutan polimerisasi yang besar dari
bahan cetak silikon kondensasi. Bahan ini mengandung pengisis cukup banyak sehingga polimer
yang ada menjadi lebih sedikit dan pengerutan polimerisasinya juga lebih kecil. Ekspansi termal
keseluruhan lebih sedikit dibandingkan polimer karena partkel pengisi memiliki koefisien ekspansi
termal lebih kecil
Polimer ini tidak memilki karakteristik warna. Kondensasi bahan pasta silikon dan putty dapat dibuat
dalam berbagai jenis warna. Merah muda, pastel, hijau dan ungu adalah warna yang sering
ditemukan.

Manipulasi
Silikon kondensasi dikemas dalam pasta basis dan cairan katalis atau reaktor. Bahan putty dikemas
sebagai pasta yang amat kental dan suatu caira aselerator. Untuk menghasilkan bahan yang
teraduk sempurna adalah tidak mudah ketika putty dan cairan yang mengandung minyak dicampur.
Dengan sistem manapun , tehnik pencampuran terbaik adalah meremas bahan tersebut dengan jari.

Waktu kerja dan pengerasan
Temperatur memiliki pengaruh nyata terhadap kecepatan prses pengerasan dari bahan cetak silikon
kondensasi. Mendinginkan bahan atau mengaduknya pada permukaan dingin memperlambat
proses reaksi. Mengubah perbandngan basis dan katalis adalah metode lain yang efektif dan praktis
dalam mengubah kecepatan pengerasan bahan cetak ini.

Elastisitas
Sifat elastis bahan silikon kondensasi lebih ideal dibandingkan polisulfid. Bahan ini menunjukkan
deformsi permanen minimal dan dapat kembali ke bentuk semula dengan cepat bila diregangkan.
Bahan ini tidak terlalu kaku sehingga tidak sulit mengeluarkan dari undercut tanpa meyebabkan
distorsi.

Rheologi
Bahan tersebut dapat memberikan respon elastik. Bahan ini cenderung bereaksi sebagai suatu
elastik bila diregangkan dengan cepat , jadi cetakan harus dikeluarkan dengan cepat sehingga
deformasi yang terjadi adalah elastik dan kembali ke bentuk semula.

Stabilisasi dimensi
Pengerutan polimerisasi yang berlebihan dari silikon kondensasi memerlukan suatu modifikasi
tehnik pembuatan cetakan supaya menghaslkan cetakan yang akurat.
Sebagai tambahan dari besarnya pengerutan ketika mengeras, ketidakstabilan dimensi juga
disebabkan oleh penguapan produk reaksi yaitu etil alkohol. Model yang paling akurat diperoleh
dengan mengisis cetakan dengan menggunakan gypsum stone langsung setelah setelah cetakan
dikeluarkan dari mulut.

Biokompatibilitas
Adanya kemungkinan tertinggalnya bahan yang robek pada sulkus gingiva. Karena bahan silikon
tidak radiopak, sulit dideteksi adanay robekan bahan cetak. Seringkali peradangan gingiva
menyertai adanya benda asing diduga akibat iritasi preparasi gigi atau sementasi restorasi.

BAHAN CETAK SLKON DENGAN REAKS TAMBAHAN (VNYLPOLYSLOXANE)

Komposisi
Baik pasta basis dan katalis mengandung bentuk vinil silikon. Pasta basis mengandung polymethyl
hidrogen siloxane serta pre-polimer siloxan lain. Pasta katalis mengandung divinyl polymethyl
siloxane dan pre-polimer lain. Bila pasta katalis mengandung aktivator garam platinum berarti pasta
yang berlabel basis harus mengandung hibrid silikon
Satu kerugian bahan cetak silikon adalah sifat hidrofobik. Untuk mengatasinya dengan reaksi
tambahan lebih hidrofilik. Untuk mengembalikan permukaan dari cetakan hidrofilik, bahan
permukaan ditambahkan pada pasta. Bahan permukaan ini memnungkinkan bahan cetak
membasahi jaringan lunak lebih baik dan dapat diisi dengan stone secara lebh efektif. Pengisian
cetakan lebih mudah, karena stone basah memilki afinitas yang lebih besar untuk afinitas hidrofilik.
Manipulasi
Vynil polysiloxane encer dan agak kental dikemas dalam 2 past, sementara bahan putty dikemas
dalam 2 toples yang terdiri atas bahan basis dengan kekentalan inggi dan bahan katalis. Bahan ini
punya kekentalan yang hampir sama. Jadi bahan tersebut lebih mudah diaduk dibandingkan dengan
silikon kondensasi.
Kesamaan konsistensi pasta dan sifat menipis dengan tarikan, membuat bahan cetak
vynilpolysiloxane cocok untuk digunakan dengan alat otomatis ketika melakukan pengadukan dan
pengambilan bahan. Umumnya digunakan untuk bahan dengan kekentalan rendah dan sedang. Alat
ini punya keunggulan, dengan menggunakan alat mekanis tersebut terdapat keseragaman dalam
membagi dan mengaduk bahan, semakin kecil kemungkinan masuknya udara ke dalam adukan,
serta waktu pengadukan menjadi lebih singkat. Jadi kemungkinan kontaminasi jadi lebih sedikit.
Bahan cetak yang telah teraduk tersbeut dimasukkan langsung ke dalam sendok cetak yang telah
dilapisi adhesif atau pada gigi yang telah direparasi bila ujung semprit telah terpasang
Seringkali perbedan warna dari kedua pasta bagitu sedikit sehingga sulit menenukan secara visual
apakah banyaknya jumlah basis dan katalis telah teraduk merata. dak adanya perbedan warna juga
mempersulit upaya memastikan bahwa adukan telah homogen.

Waktu kerja dan pengerasan
Kebalikan dengan silikon kondensasi, lamanya pengerasan silikon tambahan nampak ebih sensitif
terhadap temperatur daripada polisulfid. Waktu kerja dan pengerasan dapat diperpanjang smapai
100% dengan penambahan retarder yang dipasok oleh masing-masing pabrik dan dengan
pendinginan alas pengaduk. Begitu bahan cetak dimasukkan ke dalam mulut, bahan tersebut
dengan cepat menghangat dan waktu pengerasan tidak lebih panjang jika dibanding dengan
retarder kimia. Retarder tidak praktis dengan alat pengaduk otomatis.

Elastisitas
Bahan cetak vynil polysiloxane merupkan bahan bersifat elastik paling ideal yang ada selama ini.
Distorsi ketika mengeluarkan melalui undercut umumnya tidak terjadi, karena bahan punya nilai
regangan dalam traikan terendah.
Kestabilan dimensi
Bahan cetak vynil polysiloxane adalah yang paling stabil dimensinya. Tidak ada penguapan produk
hasil reaksi samping yang menyebabkan pengerutan bahan. Bahan yang mengeras secara klinis
hampir mengalami proses reaksi sempurna, sehingga sedikit sekali residu polimerisasi yang
menghasilkan perubahan dimensi. Perubahan dimensi umumnya berasal dari pengerutan termal
begitu bahan mendingin dari temperatur mulut ke temperatur ruangan.

Biokompatibilitas
Bahan ini dapat ditolerir oleh jaringan hidup. Bahaya tertinggalnya sebagian bahan selama
mengeluarkan vetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat dan pemeriksaan tepi
cetakan secara cermat untuk menjamin tidak ada daerah yang robek.

2.5.3 Polyether
Elastomer jenis polyether ini mempunyai pasta dasar yang mengandung suatu polyether tidak jenuh
dengan gugus ujung imine, bahan plastisizer dan bahan pengisi. Pasta pereaksi mengandung
aromatic sulfonat sebagai kontitusi utamanya bersama-sama dengan plastisizer dan bahan pengisi
anorganik. Setting terjadi dengan reaksi cross-link gugus imine, ini adalah reaksi polimerisasi kation.
a. Komposisi
Karet polyether dipasok berupa 2 pasta. Basis mengandung polimer polieter, suatu silika koloidal
sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik seperti glikoleter atau ftalat. Pasta aselerator
mengandung alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi dan pembuat plastis.
b. Sifat
Sifat-sifat umum polyether :
1. Ketepatan,
(i). Keenceran bahan sebagian besar tergantung pada komposisinya. Beberapa polisulfida tersedia
dengan variasi kekentalan, misalnya light bodied untuk disuntikkan deengan spuit dan medium serta
heavy bodied untuk dipakai dengan sendok cetak. Pasta elastomer yang belum dicampur biasanya
berbentuk pseudoplastis.
(ii). Terjadi sedikit kontarksi sewaktu bahan setting, disebabkan oleh karena adanya kontraksi
polimerisasi. Juga dapat terjadi kontraksi sewaktu pendinginan dari suhu mulut ke suhu kamar.
(iii). Bahan ini cukup elastis dan sanggup ditarik melalui undercut. Pada umumnya lebih kuat dan
tidak mudah patah dibandingkan dengan alginate. Bahan polyether lebih keras bila dibandingkan
dengan elastomer lainnya, karena itu lebih sukar dibuka.
(iv). Pada penyimpanan dapat terjadi kontraksi sebagai akibat terus berlangsungnya polimerisasi.
Penguapan hasil sampingan yang mudah terbang, merupakan sumber kontraksi lain. Stabilitas
dimensionil polyether sangant jelek pada udara yang lembab.
(v). Bahan ini pada umumnya kompatibeldengan bahan model dan die, meskipun dapat
menyebabkan sedikit lunak pada permukaan gips keras. Evolusi awal hidrogen dari bahan yang
mengandung organo-hydrogen siloksan menyebabkan timbulnya bintil-bintil pada permukaan stone.
2. Pada umumnya bahan ini tidak toksis dan tidak mengiritasi. Beberapa pasta elastomer yang
mengandung lead dioksida mempunyai bau dan rasa yang tidak menyenangkan.
3. Waktu setting tergantung pada komposisi bahan misal, jumlah pereaksi dan sebagainya.
Terdapat air dan suhu yang tinggi juga mempercepat waktu setting polisulfida.
4. Stabilitas bahan yang belum dicampur pada penyimpanan tidak selalu ideal, beberapa pereaksi
tidak stabil setelah lebih dari 2 tahun, tetapi dapat tahan lebih lama bila disimpan pada refrigator.
c. Manipulasi
Awalnya polyether dikemas hanya dalam 1 kekentalan. Bahan pseudoplastis memungkinkan satu
adukan digunakan baik untuk bahan semprit maupun sendok cetak. Kemudian, pabrik pembuat
menyediakan pasta tambahn yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu adukan pengencer.
Komponen bahan memerlukan perumusan ulang untuk mengadaptasi bahan bila ingin digunakan
dengan alat pengaduk otomatis. Meskipun alat ini dapat digunakan dengan berhasil, kebanyakan
polyether masih diaduk dengan menggunakan tangan. Selain itu untuk bersaing dengan silikon
tambahan, pabrik pembuat menyadari bahwa klinisi lebih menyukai beragam viskositas dari vinyl
polysiloxane. Jadi polyether diubah sehingga dapat dipasok dengan keragaman viskositas. Sebagai
akibatnya, kekerasan polyehter juga berkurang.

d. Aplikasi
Penggunaan utama bahan elastomer adalah untuk cetakan inlay, mahkota dan pekerjaan jembatan,
atau untuk gigi tiruan sebagian apabila ditemukan undercut yang sangat besar, sehingga apabila
digunakan cetakan alginate dapat patah sewaktu dilepas dari jaringan. Oleh karena harganya yang
mahal, bahan ini tidak sering dipergunakan pada pencetakan yang membutuhkan jumlah bahan
cetak yang besar.

BAB
PEMBAHASAN

3.1 Bahan Cetak
3.1.2 Non-elastic
3.1.2.1 Plaster of Paris
3.1.2.2 Compound
1. Konstitusi dan pemakaian
Bahan ini biasanya terbuat dari campuran damar alam (misalnya colophony dan shellac dan/ atau
wax), bahan pengisi (soap-stone atau talc), dan pelicin (asam stearic atau stearin). Bahan ini
bersifat thermoplastic, yaitu lunak sewaktu dipanaskan dan mengeras apabila didinginkan tanpa
terjadi suatu reaksi kimia. Bahan yang ada dapat diklasifikasikan atas dua tipe :
(a) Tipe , lower fusing materials:
i. Untuk mendapatkan cetakan prosthetic seperti preliminary-impression pada pasien yang sudah
tidak bergigi, tersedia dalam lembaran dengan tebal kira-kira 4 sampai 5 mm.
ii. Bahan untuk peripheral seal.
iii. Tersedia dalam bentuk batang; dipakai untuk keperluan cetakan yang menggunakan cincin
kuprum yaitu untuk inlay dan mahkota, juga untuk ditambahkan pada bagian marginal sendok cetak
khusus, dan lain-lain.
(b) Tipe , higher fusing materials:
Dipakai sebagai bahan untuk sendok cetak, bahan ini cukup kaku untuk dapat mendukung bahan
cetak lainnya.

Gambar dua macam bentuk bahan cetak compound. (a) berbentuk
lembaran (bentuk kue) dan (b) berbentuk stick (batang)


Gambar bahan cetak compound tipe (higher fusing materials)
yang digunakan sebagai bahan untuk sendok cetak
2. Manipulasi
(a) Untuk cetakan prosthetic, bahan komposisi dipanaskan dalam waterbath pada suhu 55 sampai
60oC. Karena bahan ini mempunyai sifat penghantar panas yang rendah maka harus direndam
agak lama dalam waterbath sampai sepenuhnya lunak. Meskipun demikian bila dibiarkan terlalu
lama beberapa konstitusinya dapat terlepas ke waterbath sehingga merubah sifat-sifat bahan. Air
dapat terikut serta ke dalam bahan apabila bahan komposisi dipijit-pijit sewaktu berada di dalam
waterbath; air ini akan berlaku sebagai plastisizer. Bila komposisi dibiarkan terlalu dingin maka ia
tidak mengalir dengan baik sewaktu diletakkan di dalam mulut; tetapi sebaliknya menjadi merekat
apabila dibiarkan terlalu panas. Selalu diingat member lapisan kain kasa pada waterbath agar bahan
tidak merekat padanya.
(b) Untuk cetakan dengan cincin kuprum, misalnya untuk pekerjaan imlay dan mahkota, batangan
komposisi dipanaskan dengan api (gas atau alkohol). Apabila terjadi overheating beberapa
konstitusinya bisa menguap sehingga dapat merubah sifat-sifat bahan.




Gambar hasil cetakan rahang menggunakan
bahan cetak compound
3. Sifat-sifat
(a) Ketepatan
i. Secara umum bahan ini meskipun pastis sewaktu dicetakkan tetapi tidak cukup encer untuk
mencatat semua detail halus dalam mulut.
ii. Bahan cetak komposisi mepunyai koefisien ekspansi termal yang besar; maka pada pendinginan
sewaktu setting terjadi kontraksi yang cukup banyak. Hal ini dapat dikurangi sampai batas tertentu
dengan cara memanaskan permukaan bahan yang telah set di atas api lalu diulangi melakukan
pencetakan. Dengan cara ini maka hanya sejumlah kecil bahan komposisi yang mengalami
kontraksi, sehingga resultane besarnya kontraksi juga kecil. Kontraksi juga terjadi sewaktu
pendinginan dari suhu mulut ke suhu kamar (kira-kira 1,5% volume).
iii. Cetakan komposisi mengalami perubahan sewaktu melewati daerah undercut.
iv. Terjadi perubahan dimensional selama penyimpanan hasil cetakan di laboratorium. Stress dapat
terbentuk di dalam bahan terutama apabila dimanipulasi atau dibentuk ketika belum sepenuhnya
lunak. Perubahan lebih lanjut dapat terjadi oleh karena pelepasan stress ini, terutama apabila
dibiarkan beberapa waktu di dalam atmosfir hangat sebelum dilakukan pengisian model.
v. Bahan ini kompatibel dengan bahan model dan die.
(b) Sifat-sifat lain
Bahan cetak komposisi ini :
i. Tidak toksik dan tidak mengiritasi.
ii. Mengeras di dalam mulut dalam waktu yang dapat ditoleransi.
iii. Dapat tahan cukup lama, tetapi perubahan pada shellac dapat menyebabkan kemunduran
kualitasnya setelah pemakaian yang lama.

3.1.2.3 Waxe
Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan organis dan bahan
alami sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-sifat yang sangat berguna.
Malam atau wax merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di ilmu bidang
Kedokteran Gigi. Malam atau wax dipergunakan pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad
18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan
baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan
pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari
bahan alami dan sintetis. (Combe,1992)
Unsur-unsur pokok dental wax terdiri dari 3 sumber utama, yaitu : mineral, serangga (hewani), dan
sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan).
1. Wax yang berasal dari bahan mineral diperoleh dari hasil residu petroleum melalui proses
destilasi. Malam yang berasal dari bahan mineral diantaranya adalah:
a. Paraffin Wax, mencair pada suhu 48-70C dan memiliki rantai hidrokarbon yang lurus serta
memiliki sifat mudah pecah.
b. Micro crystallin Wax, microcrystallin wax akan mencair pada suhu 65-90C dan memiliki rantai
hidrokarbon yang bercabang memiliki sifat yang ebih fleksibel dan kuat.
2. Wax yang berasal dari serangga (hewani) adalah beeswax, beeswax akan mencair pada suhu
84-91C dan memiliki sifat yang mudah pecah pada temperatur kamar, tetapi mudah dibentuk pada
temperatur tubuh.
3. Wax yang berasal dari sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan) adalah:
a. Carnauba wax, mencair pada suhu 84-91C
b. Candelilla wax, mencair pada suhu 68-75C dan digunakan terutama untuk memperkeras paraffin
wax dengan jalan menambahkannya ke dalam parrafin wax.
c. Resin
Beberapa sifat-sifat fisik dental wax yang menjadikannya sebagai bahan penunjang yang sangat
berguna di bidang kedokteran gigi adalah:
1. temperatur peralihan ke solid
2. termal ekspansi dan kontraksi
3. daya alir (flow)
4. tekanan internal
5. sifat mudah pecah (brittleness)

Semua sifat-sifat tersebut harus secara penuh dipahami bila bahan tersebut ingin memuaskan saat
digunakan. Fungsi utama dental wax di bidang kedokteran gigi adalah untuk mendapatkan suatu
pattern. Pembuatan pattern tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
pemanipulasian wax. Karena hasil akhir dari restorasi sangat bergantung pada pattern yang telah
kita dapatkan.Selain itu, malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi
syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaannya dalam rongga mulut, sebagai berikut :
1.Stabil pada suhu mulut
2. Dapat mengisi rongga cetak
3. Non iritan dan Non toxic
4. Tidak meninggalkan residu
5. Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan (Wilson,1987)

Malam sintesis (Misal derivat nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari ethylene dapat
memberikan keuntungan yang lebih. Pada prakteknya, di dunia kedokteran sendiri lebih banyak
mempergunakan malam campuran dari berbagai macam sumber yang tujuannya untuk saling
melengkapi dan menutupi kekurangan setiap malam. (Craig,1983)
Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :

1. Malam model : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk
pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk keperluan
klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan
didinginkan pada suhu kamar.

2. Malam lembaran tuang : Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan
tertentu. Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa
meninggalkan residu.

3. Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang dapat
dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.

4. Carding dan Boxing wax : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada
tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan pengisian.

5. Malam perekat/sticky wax : Malam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah/brittle, warna
kuning, terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas
dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah
bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.

6. Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yang tidak bergigi. Malam ini
menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut.
(Combe,1992)

Malam memiliki sifat fisis yang baik, sehingga dapat membantu pekerjaan didunia Kedokteran.Gigi.
sifat fisis itu antara lain :

1. Suhu transisi padat padat.
Suhu transisi padat padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara merata hingga
massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk memanipulasi malam. Keadaan ini
disebabkan karena kisi kristal yang stabil (orthorhombic) berubah menjadi bentuk hexagonal yang
terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi
padat padat di atas suhu 37C.


2. Ekspansi dan Kontraksi Termis
Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan kedokteran gigi lainnya. Hal ini dapat
menyebabkan kesalahan pada pola atau desain sewaktu didinginkan dari suhu cairnya ke suhu
kamar. Ekspansi dan kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh
sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang sebenarnya.

3. Aliran (flow)
Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detil cetakan yang sempurna.
Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda beda sesuai dengan penggunaannya di kedokteran gigi.
Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi
padat padat. Pengukuran aliran pada malam tergantung dari pergeseran molekul molekul malam
selama pergerakannya.

4. Tegangan dalam (internal stress)
Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang diakibatkan adanya pemanasan
malam yang tidak merata. Malam yang mengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila
dilakukan pemanasan ulang.


KOMPOSS, KLASFKAS, JENS-JENS DAN PENGGUNAAN WAX DALAM KEDOKTERAN GG

Klasifikasi malam yang diperoleh secara alami
a. Mineral
Paraffin wax : Strukturnya rantai lurus polykristal-hydrocarbon. Bersifat rapuh dan suhu kamar.
Diperoleh sewaktu penyulingan minyak mentah.
Microcrystalline wax atau ceresin : strukturnyatidak serapuh paraffin wax karena mengandung
minyak. Bersifat rantai pilikristal hydrocarbon yang bercabang. Diperoleh pada waktu penyulingan
minyak mentah.

b. Serangga Bees wax : strukturnya mengandung lebih sedikit kristalline dan lebih banyak bahan
amorf. Sifatnya bila dicampur dengan paraffin wax, menjadi tidak begitu rapuh pada suhu kamar dan
pada suhu yang lebih tinggi (misal : suhu mulut) mengurangi flo dari malam. Dibuat dari sarang
lebah.

c. Tumbuhan
Carnauba wax : bersifat keras dan kuat. Dicampur dengan paraffin wax untuk memperkerasnya dan
meningkatkan suhu transisi padat-padat. Dibuat dari pohon palm/amerika selatan.
Candelila wax : sifatnya serupa dengan candelila wax. Dibuat dari tanaman candelila.
Resin atau gum : digunakan untuk menamba daya rekat wax. Dibuaat dari pohon.

Klasifikasi berdasarkan kegunaannya
a. Lilin pola (pattern wax)
1) Base plate wax: Merupakan lilin/malam pelat landasan dengan komposisi : lilin lebah untuk
member elastisitas, paraffin, carnauba untuk mengatur titik cair dan zat warna estetis. Syarat base
plate haruslah mudah dibentuk dalam keadaan lunak tanpa sobek dan patah, mudah diukir, larut
dalam air panas tanpa residu, serta tidak emncemari model. Biasanya diperdagangkan dalam
bentuk lembaran 14,5 x 7,5 x 2 mm
.
2) Casting wax : merupakan malam tuang/ cor untuk membuat pola lilin gigi tiruan rangka logam.
Diaplikasikan pada model refractory. Syarat lilin ini : harus dapat menguap habis pada waktu dibakar
(burn out). Doperdagangkan dalam bentuk sheet dan ready shape.

3) nlay wax : malam inlaydipergunakan untuk pembuatan pola inlay secara langsung di dalam mulut
dengan direct technique atau pada model/die yang diperoleh dari suatu cetakan atau yang disebut
indirect technique. Malam untuk penggunaan langsung didalam mulut perlu agar mempunyai
kontraksi termis yang serendah-rendahnya, mempunyai sifat aliran yang baik mempunyai warna
yang kontras dengan jaringan mulut ( biasanya biru atau hijau). Selain itu semua, malam inlay
hendaknya mudah diukir tanpa putus atau terkelupas dan dapat dibakar habis pada bumbung tuang
tanpa meninggalkan residu. Komposisi dari malam inlay antara lain : campuran paraffin, carnauba,
lilin lebah, candelila, dan getah dammar serta zat warna.

b. Lilin proses (processing wax)
1) Boxing wax : digunakan untuk memagar/membatasi cetakan sebelum diisi/dicor dengan gips.
Dapat dibentuk tanpa pemanasan dan disediakan dalam bentuk lembaran atau batangan.

2) Utility wax : dapat digunakan untuk berbagai keperluan (mendukung bahan cetak, batas perifer).
Diperdagangkan dalam bentuk lembaran atau batangan (merah tua dan oranye). Komposisinya
terdiri dari lilin lebah, petroleum, dan wax softeners.

3) Sticky wax : merupakan malam yang rapuh dan dipergunakan sebagai malam perekat, biasanya
terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami serta getah damar. Dipergunakan pada laboratorium
untuk berbagai hal dimana dibutuhkan penyambungan sementara, misalnya : untuk menyatukan
bagian-bagian logam sewaktu penyolderan; sewaktu melakukan reparasi gigi tiruan, mala mini
dipakai untuk menyambung bagian-bagian gigi tiruan yang pecah. Bahan ini hendaknya mudah
dilepas dengan air mendidih dan hendaknya memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk
mencegah bergeraknya bagian-bagian yanghendak disambung. Tersedia dalam bentuk batangan
dengan penampang bulat atau heksagonal.

c. Lilin cetak (impression wax)
1) Corrective Waxes : Corrective waxes digunakan sebagai malam lapisan untuk berkontak dan
mendapatkan detail dari jaringan lunak. ni diklaim sebagai tipe material cetak yang merekam
membran mukosa dan jaringan dibawahnya. Corrective wxes dibuat dari hidrokarbon waxes seperti
paraffin, seresin dan lilin lebah serta metal partikel.

2) Bite Waxes : Bite wax digunakan secara akurat untuk merekam gigitan. Bite wax terbuat dari 28-
gage lembar casting wax atau baseplat wax yang keras, tapi lilin yang diidentifikasi sebagai bite
waxes nampaknya terbuat dari beeswax atau lilin hidrokarbon seperti paraffin atau ceresin. Lilin
ceresin bite mengandung aluminium atau partikel tembaga.

2. SFAT FSS WAX

Suhu transisi padat padat.
Suhu transisi padat padat ini dapat diperoleh dengan memanaskan malam secara merata hingga
massa malam lunak dan merupakan saat yang tepat untuk memanipulasi malam. Keadaan ini
disebabkan karena kisi kristal yang stabil (orthorhombic) berubah menjadi bentuk hexagonal yang
terjadi di bawah titik cair malam. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi
padat padat di atas suhu 37C

Ekspansi dan Kontraksi Termis
Koefisien ekspansi termis malam lebih tinggi dari bahan kedokteran gigi lainnya. Hal ini dapat
menyebabkan kesalahan pada pola atau desain sewaktu didinginkan dari suhu cairnya ke suhu
kamar. Ekspansi dan kontraksi sewaktu pemanasan ini dapat menyebabkan hasil yang diperoleh
sedikit berbeda dari dimensi ukuran yang sebenarnya

Aliran (flow)
Sifat aliran suatu malam sangat menentukan dalam menghasilkan detil cetakan yang sempurna.
Sifat aliran pada tiap tipe malam berbeda beda sesuai dengan penggunaannya di kedokteran gigi.
Sifat aliran malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu transisi
padat padat. Pengukuran aliran pada malam tergantung dari pergeseran molekul molekul malam
selama pergerakannya

Tegangan dalam (internal stress)
Tegangan dalam adalah tegangan yang timbul pada malam yang diakibatkan adanya pemanasan
malam yang tidak merata. Malam yang mengalami internal stress akan mengalami distorsi apabila
dilakukan pemanasan ulang.
(Combe,1992)

SYARAT WAX YANG DGUNAKAN DALAM KEDOKTERAN GG
Stabil pada suhu mulut\
Dapat mengisi rongga cetak\
Non iritan dan non toxic
Tidak meninggalkan residu jika disiram air
Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan
Mudah dibentuk dalam temperatur tertentu\
Setelah dingin dapat mempertahankan bentuknya
Dalam keadaan lunak dapat beradaptasi dengan permukaan lain
Dalam keadaan keras dapat diukir
Melting range cukup lama
Dapat dicairkan dan dipadatkan berkali-kali
Jika dibentuk tidak robek atau retak

PEMAKAAN MALAM D KEDOKTERAN GG
Malam Model
ni dipergunakan sebagai bahan untuk membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam
pembuatan gigi tiruan. Syarat-syarat yang dibutuhkan adalah :
a. Hendaknya mudah dibentuk setelah dilunakkan dan tidak robek, terkelupas atau retak
b. Hendaknya mudah diukir
c. Hendaknya mudah dicairkan dan dipadatkan berkali-kali tanpa merubah sifat-sifatnya
d. Tidak ada residu yang tertinggal setelah cetakan yang dihasilkan oleh malam ini disiram dengan
air mendidih dan deterjen.
Komposisi sebenarnya dari suatu malam model yang tersedia di pasar biasanya tidak diberitahu
oleh pabrik, tetapi suatu bahan yang baik dapat dihasilkan dengan cara mencampur beberapa
macam malam seperti carrafin wax dan bees wax dengan sedikit malam yang lebih keras dan kuat
seperti carnauba. Bahan ini dapat diperoleh dalam beberapa macam tingkatan suhu pelunakan.
Dalam melakukan manipulasi penting agar seluruh ketebalan malam dipanaskan merata dan
dibentuk sebelum menjadi dingin untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh karena lepasnya
tegangan dalam.
Malam model yang dipergunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak/sedikit mengalami
perubahan dimensi ketika dipanaskan ke suhu mulut dan selanjiutnya didingingkan ke suhu kamar

Lembaran Malam Tuang
Lembaran malam tuang tersedia dalam lembar yang telah digulung dengan tebal tertentu. Sewaktu
memanipulasi perlu diperhatikan agar malam ini jangan menjadi lebih tipis. ni dapat dicegah dengan
cara memanaskannya dalam air hangat dan mempergunakan kain wool basah untuk menekan atau
membentuknya.ing agar klammer meupun konektor gigi tiruan tuangan mempunyai tebal yang tepat.
Untuk menyederhanakan pengukiran malam dalam pembuatan gigi tiruan tuangan, jiga tersedia
komponen patron gigi tiruan yang terbuat dari bahan polimer yang telah siap dibentuk.
Bahan malam tuang dan komponen polimer tersebut harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa
meninggalkan residu.

Malam nlay
- Malam inlay digunakan untuk pembuatan pola inlay, ini dapat dilakukan :
a. Langsung di dalam mulut dengan direct technique, atau
b. Pada model atau die yang diperoleh dari suatu cetakan atau yang disebut indirect technique.

- Malam untuk penggunaan langsung di dalam mulut perlu agar :
a. Mempunyai kontraksi termis yang serendah-rendahnya, meskipun tak dapat dihindari bahwa pada
kenyataannnya ini adalah tinggi.
b. Mempunyai sifat aliran yang baik
c. Memepunyai warna yang kontras dengan jaringan mulut

- Selain itu semua malam inlay hendaknya :
a. Mudah diukir tanpa terputus atau terkelupas
b. Dapat dibakar habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu
Konstitusi malam inlay serupa dengan malam model. Bagaimanapun juga, dalam perbandingannya
dipakai lebih banyak malam keras agar diperoleh campuran yang memenuhi persyaratan yang lebih
keras untuk malm inlay.

Carding dan Boxing Wax
Merupakan malam yang memiliki aliran tinggi pada suhu kamar dan sangat mudah dibentuk tanpa
membutuhkan pemanasan. Bahan ini dipergunakan oleh pabrik untuk melekatkan geligi tiruan pad
atempatnya untuk dipasarkan dan juga dipergunakan dalam laboratorium untuk membuat dinding
batas cetakan sebelum dilakukan pengisian.

Malam Perekat
Merupakan malam yang rapuh yang dipergunakan sebagai malam perekat, biasanya terbuat dari
beeswax dan beberapa resin alami. Malam ini hendaknya tidak mengalir pada suhu kamar.
Digunakan pada laboratorium untuk berbagai hal dimana dibutuhkan penyambungan sementara,
misalnya untuk menyatukan bagian-bagian logam sewaktu penyoderan, sewaktu melakukan
reparasi gigi tiruan, malam ini dipakai untuk menyambung bagian-bagian gigi tiruan yang pecah.
Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan hendaknya memiliki kontraksi minimal
sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung.

Malam Cetak
Malam untuk mencetak, malam koreksi dan malam penyingkap, semuanya memiliki ciri-ciri yang
menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut.

CARA MANPULAS LEMPENG GGT
1. Merapikan basis model dengan pisau gips, memberi identitas pada basis model dengan pensil
tinta
2. Menggambar outline dengan pensil tinta pada model, perhatikan daerah frenulum, bebaskan
daerah tersebut. Jika masih belum terampil menggambar outline dengan baik, bisa menggunakan
pensil biasa terlebih dahulu, dan jika sudah disetujui oleh instruktur bisa menebalkan outline dengan
menggunakan pensil tinta.
3. Membagi satu lembar baseplate wax menjadi dua bagian yang sama besar. Satu bagian
baseplate wax digunakan untuk RA dapat langsung dimanipulasi, untuk yang RB sebelum
dimanipulasi bagian baseplate wax dipotong berbentuk segitiga atau seperti huruf V.
4. Menyiapkan lampu spirtus dengan nyala api sedang, kemudian baseplate/ malam mulai
dimanipulasi dengan cara memanaskan malam diatas lampu spirtus secara merata. Setelah malam
memcapai suhu transisi padat-padat, letakkan lempeng malam diatas model kemudian tekan-tekan
dengan menggunakan ibu jari. Perhatikan saat menekan malam dengan ibu jari jangan sampai
merobek lembaran malam, jika malam menjadi keras panaskan kembali diatas lampu spirtus.
5. Setelah semua permukaan malam menempel pada model,potong malam sesuai dengan garis
outline dengan menggunakan pisau model dan pisau malam sesuai dengan kebutuhan. Merapikan
seluruh tepi malam.
6. Hasil maksimal adalah seluruh malamdapat diaplikasikan pada model dengan ketebalan yang
sama dan tepi yang rapi sesuai garis outline, halus dan permukaannya rata.

Cara memanipulasi wax :
1. malam sebelum dipanaskan adalah mudah mengalami flaking/ patah/ robek karena struktur
bentuk kristalnya.
2. pemanasan secara merata pada seluruh permukaan malam akan menjadikan malam mudah
dimanupilasikan pada model.
3. bila sisi yang dipanaskan hanya sebagian maka panas tidak akan disebarkan ke sisi lain sehingga
sisi tempat pemanasan akan mencair.
4. pemanasan yang merata akan mengurangi tegangan dalam.
5. untuk malam inlay cor, harus hati-hati bila melunakan batangan malam agar tidak terlalu panas.
6. malam diputar-putar sampai mengkilap kemudian dijauhkan dari api. Hal ini diulang sampai
malam menjadi hangat seluruhnya.
7. malam kemudian diuli dan dibentuk kedalam kavitas preparasi.
8. tekanan harus diaplikasikan dengan jari / meminta pasien menggigit malam.
9. malam menjadi dingin secara berangsur-angsur pada temperatur mulut, tidak perlu direndam
pada air dingin.

PERBEDAAN LEMPENG GGT DAN BASS GG TRUAN
Lempeng gigit merupakan model kerja yang terbuat dari malam yang jika di proses lebih lanjut akan
menjadi basis gigi tiruan. Proses tersebut meliputi :

1. Lempeng gigit yang melekat rapat pada modelnya didiapkan. Lakukan kontur sederhana dengan
merapikan seluruh permukaan lempeng gigit sampai rata, halus dan mengkilat.
2. Selanjutnya untuk tahap penanaman siapkan kuvet, begel portabel, gips putih, gips biru, vaselin
3. Ulasi seluruh permukaan model lempeng gigit dengan vaselin kecuali pada model malam
4. Mengaduk gips putih secukupnya dengan konsistensi normal. Tuang ke dalam kuvet bawah,
kemudian meletakkan model ke dalam kuvet, untuk model rahang atas dengan kemiringan 45' dan
rahang bawah tegak lurus 90'
5. Setelahh gips mencapai final setting, ulasi seluruh permukaan dengan vaselin kecuali model
malam, aduk gips biru dengan konsistensi kental, ulasi seluruh permukaan model malam dengan
gips biru.
6. Setelah gips biru mencapai final setting, katupkan kuvet lawan, lalu aduk gips putih lalu tuangkan
ke dalam kuvet. Letakkan kuvet ke dalam press portable kemudian press dengan kekuatan
maksimal lalu biarkan gips mencapai final detting.
7. Didihkan air dalam kompor lalu masukkan kuvet dan press begel ke dalam panci lalu biarkan
selama 5 menit.
8. Setelah 5 menit angkat kuvet dan begel portable lalu buka press begel hingga kuve terlepas, lalu
pisahkan kuvet lawannya
9. Setelah kuvet terpisah, pastikan seluruh daerah mould space terbebas dari malam
10. Tahap selanjutnya adalah packing akrilik
11. Setelah proses pemasakan akrilik selesai maka akan menjadi basis gigi tiruan akrilik.
3.1.2.4 ZnO-eugenol
Zinc oxide eugenol (ZOE) adalah suatu material dibuat dengan kombinasi dari seng oksida dan
eugenol (yang terkandung dalam minyak cengkeh. Sebuah reaksi asam-basa terjadi dengan
pembentukan kelat eugenolate seng. Reaksi ini dikatalisis oleh air dan dipercepat oleh kehadiran
garam logam. ZOE dapat digunakan sebagai bahan mengisi atau semen dalam kedokteran gigi. [1]
[2] Hal ini sering digunakan dalam kedokteran gigi ketika pembusukan sangat mendalam atau
sangat dekat dengan ruang saraf atau bubur kertas. Karena di dalam jaringan gigi, yaitu pulp,
bereaksi buruk terhadap rangsangan pengeboran (panas dan getaran), itu sering menjadi sangat
meradang dan presipitat suatu kondisi yang disebut pulpitis akut atau kronis. Kondisi ini biasanya
mengarah ke sensitivitas gigi kronis yang parah atau sakit gigi aktual dan kemudian dapat hanya
diperlakukan dengan pencabutan saraf (pulp) yang disebut terapi saluran akar.
Penempatan dari ZOE "sementara" selama beberapa sampai beberapa hari sebelum penempatan
mengisi akhir biasanya mencegah sensitivitas atau sakit gigi dan karena itu, sebagian besar kali,
menghalangi kebutuhan yang mahal dan memakan waktu prosedur saluran akar. Hal ini
diklasifikasikan sebagai perantara bahan restoratif dan telah anestesi dan antibakteri properti. Hal ini
kadang-kadang digunakan dalam pengelolaan karies gigi sebagai "sementara mengisi". ZOE semen
diperkenalkan di1 890-an.
Seng oksida eugenol juga digunakan sebagai bahan kesan lengkap selama konstruksi gigi palsu
dan digunakan dalam teknik mucostatic mengambil tayangan.
Seng oksida eugenol juga digunakan sebagai antimikroba aditif dalam cat.

Komposisi
a. Zinc oxide 69%,
b. Putih damar 29,3%
c. Zinc Stearate 2% (bertindaksebagaiakselerator)
d.Sengasetat0.7%(meningkatkankekuatan)

ZOE kemasan pasta yang dibagikan sebagai dua pasta terpisah. Satu tabung mengandung seng
oksida dan sayur atau minyak mineral, yang lain mengandung eugenol dan damar. Sayur atau
minyak mineral bertindak sebagai sebuah plasticizer dan membantu mengimbangi tindakan dari
eugenol sebagai iritasi.
Minyak cengkeh, yang mengandung 70% hingga 85% eugenol, kadang-kadang digunakan dalam
preferensi untuk eugenol karena kurang menghasilkan sensasi terbakar pasien ketika kontak pada
jaringan lunak. Penambahan damar ke pasta dalam tabung kedua memfasilitasi kecepatan reaksi
dan hasil yang lebih halus, lebih homogen produk.
Kanada balsam dan Peru balsam sering digunakan untuk meningkatkan aliran dan meningkatkan
sifat pencampuran. Jika pasta campuran terlalu kurus atau kekurangan tubuh sebelum set, pengisi
(seperti lilin) atau bubuk inert (seperti kaolin, bedak, atau diatomaceous bumi) dapat ditambahkan ke
salah satu atau kedua dari pasta asli.
Properties of Zinc-Oxide Eugenol
Konstituen yang khas pasta seng oksida eugenol adalah:
a. BASE PASTE
Seng oksida
nert minyak (plasticiser)
Terhidrogenasi resin (meningkatkan pengaturan waktu dan meningkatkan kohesi)

b. REACTOR PASTE
Eugenol
Zinc asetat (pedalgas)
Pengisi (talek atau kaolin)
Beberapa pasta mengandung eugenol pengganti misalnya asam karboksilat. 2 pasta datang dalam
warna-warna kontras dan dibagikan dalam rasio 1:1. Mereka dicampur untuk memberikan pasta
bahkan warna.
Himpunan berisi materi yang tidak bereaksi baik beberapa seng oksida dan eugenol.Setiap gerakan
dari nampan sebagai pasta adalah pengerasan akan menyebabkan cacat, kesan tidak akurat.
Pengaturan waktu tergantung pada:
1. Accelerator tambahan (misalnya seng asetat, asamasetat)
2. Paparan kelembaban pada pencampuran atau penambahan air akanmempercepat reaksi
3. Peningkatan suhu menyebabkan reaksi yang lebih cepat pengaturan.
Pengaturan waktu biasanya 4-5 menit.
PROPERTES
a. Non toxic
b. Kepatuhan terhadap jaringan
c. Mucostatic atau mucocodisplacive (tergantung pada merek yang digunakan).
Baik permukaan detail dibagian tipis,
d. Stabilitas dimensi yang baik (sedikit atau tidak ada perubahan tentang pengaturan dimensi, 0.1%
dimensi berubah selama pengaturan)
e. Dapat ditambahkan kesegar seng oksida eugenol
f. Stabil dirak penyimpanan dan baik kehidupan

KEUNTUNGAN

1. Stabilitas dimensi
2. Bagus permukaan detail
3. Dapat ditambahkan
4. Mucostatic atau mucocodisplacive

Kekurangan

1. Tidak dapat digunakan dalam sangat dalam memotong
2. Hanya set cepat di bagian tipis
3. Eugenol alergi pada beberapa pasien

3.1.3 Elastic
3.1.3.1 Aqueous Hydrocolloids
3.1.3.1.1 Agar (reversible)
Komposisi
Agar (14%): berfungsi sebagai koloida,E
Borax (0,2%): berfunsi memperkuat gel, tetapi memperlambat waktu setting bahan gips keras.E
Natrium sulfat (2%): berfungsi mempercepat waktu setting gips keras,E
Air (83,8%): berfungsi sebagai media tempat tersebarnya koloida.E
Sifat
Sifat rheologi : Bahan ini dapat dibuat cukup encer sehingga seandainya dikerjakan dengan benar
sanggup mencetak detail yang halus.
Bahan yang terlebih dahulu mengeras adalah bagian yang berkontak dengan sendok karena
bagian ini lebih dingin daripada jaringan. Jadi bahan yang berkontak dengan jaringan berada dalam
keadaan cair agak lama dan dapat mengalir sehingga mengeliminer bagian cetakan yang kurang
sempurna yang diakibatkan oleh adanya perubahan dimensi atau karena bergeraknya sendok
cetak.
Bahan yang telah set dapat dikeluarkan melalui undercut. Adhesi agar dengan logam sangat jelek
sehingga perlu dipergunakan sendok cetak yang berlubang-lubang.
Model sebaiknya diisi langsung setelah pencetakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
syneresis dan imhibisi.
Sifat kompatibel terhadap bahan model tergantung pada senyawa kimia yang terkandung pada
bahan cetak. Tanpa adanya akselerator untuk setting stone (missal K2SO4) dapat diperoleh
permukaan yang halus.
Bahan ini tidak toksis dan tidak mengiritasi.
Waktu settingnya agak lambat, kecuali apabila diberi pendinginan yang efisien.
Tahan cukup lama dipakai. Bahan dapat dipergunakan berulang dan dapat disterilisasi. Hilangnya
air dapat terjadi dengan diikuti oleh peningkatan kekentalan sol. Apabila perlu ditambah air.

Manipulasi
Bahan tersedia dalam container yang disegel untuk mencegah penguapan air. Bahan ini dibuat
menjadi cairan dengan cara memanaskan tabungnya dalam air mendidih selama kira-kira 10 menit.
Tabung dikocok sampai isinya tercampur rata, lalu dibiarkan sampai dingin (45C), baru
dipindahkan dari tabung ke dalam sendok cetak.
Dibiarkan dalam posisinya di dalam mulut sampai menjadi gel.
Pembentukan gel agak lambat, ini dapat dipercepat dengan menyemprot sendok cetaknya dengan
air dingin atau mempergunakan sendok cetak yang memiliki saluran-saluran melalui mana mengalir
air dingin.
Dibutuhkannya suhu yang lebih tinggi untuk memindahkan keadaan dari gel ke sol daripada dari
sol ke gel.

Aplikasi/Penggunaan
Bahan ini dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan pencetakan prostodonsia dan pekerjaan
mahkota dan jembatan.
3.1.3.1.2 Alginate (irreversible)
Komposisi
Komponene utama dari bahan cetak hidrokoloid irreversible adalah salah satu alginate yang larut
dalam air, seperti natrium, kalium, atau alginate trietanolamin. Bila alginate larut dicampur dengan
air, bahan tersebut membentuk sol. Berat molekul dari campuran alginate amat bervariasi,
tergantung pada buatan pabrik.
Tabel komposisi bahan cetak alginate:




Konstitusi Persentase Fungsi
1. Larutan garam asam alganik (Na, K, ammonium alginate
2. Garam kalsium alginate (kalsium sulfat dihidrat)
3. Trisodium phosphate
4. Bahan pengisi (tanah diatom)
5. Siliko fluoride

6. Bahan pewangi

7. ndicator kimia 12



12


2

70

Sedikit

Sedikit


Sedikit

Bereaksi dengan ion Ca2+ Menghasilakan gel kalsium alginate

Melepas ion Ca untuk bereaksi dengan alginate

Menghalangi pembentukan gel
Memperkuat gel

Memperbaiki permukaan model stone
Agar lebih disenangi pasien
Untuk menunjukkan waktu perbedaan manipulasi

Manipulasi
Alat: - Mangkuk karet (bowl)
- Spatula
- Sendok cetak
alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan bersih untuk menghindari kontaminasi, karena
kontaminasi dapat mempercepat waktu setting.
a. Menakar bubuk dan air
b. Memasukkan bubuk alginate ke dalam bowl yang telah diisi air
Air yang digunakan umumnya air dalam suhu kamar. Untuk memepercepat setting, digunakan air
hangat. Sedangkan untuk memeperlambat setting, digunakan air dingin.
c. Mengaduk bahan
Menggunakan teknik angka delapan (8) dengan cara dihentakkan dan ditekan pada dinding
mangkuk karet. ni dilakukan untuk mengeluarkan gelembung udara. Pengadukan dihentikan
sampai campuran bahan seperti krim dan tidak menetes dari spatula ketika diangkat dari mangkuk.
d. Campuran bahan diletakkan pada sendok cetak kemudian dimasukkan ke dalam mulut.
e. Setelah bahan cetak terlihat elastic, kemudian dikeluarkan secara tiba-tiba untuk menjamin
keadaan elastisitas yang paling baik.
f. Setelah dikeluarkan:
i. Hasil cetakan disiram dengan air dingin untuk menghilangkan saliva
ii. Ditutup dengan kasa lembab untuk mencegah syneresis
iii. Diisi dengan gips sesegera mungkin, yaitu tidak lebih dari 15 menit.
Sifat
a. Ketetapan
i. Sifat rheologi: alginate cukup encer untuk sanggup mencatat detail halus dalam mulut
ii. Reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi, sehingga bahan yang menempel
pada jaringan akan berkontal lebih dulu
iii. Bahan cukup elastis untuk ditarik melalui undercut.
iv. Dimensi cetakan alginate tidak stabil pada penyimpanan. Hal ini disebabkan karena syneresis
v. Dapat kompatibel dengan model plaster atau stone
b. Tidak toksis, tidak mengiritasi, rasa dan bau dapat ditoleransi
c. Waktu setting tergantung komposisi dan suhu pencampuran
d. Tidak stabil jika disimpan dalam ruangan yang lembab atau kondisi yang lebih hangat dari suhu
kamar.
Keuntungan
- Manipulasi mudah
- Nyaman bagi pasien
- Murah
Fungsi
Bahan ini tidak digunakan untuk mencetak inlay, mahkota, dan pekerjaan jembatan, tetapi
dipergunakan dengan hasil sangat baik untuk cetakan prostetik dan ortodonsia.
3.1.3.2 Non-aqueous Elastomer
3.1.3.2.1 Polysulfide
1. Komposisi
Terdiri dari 2 pasta, yaitu :
a. Pasta basis : polisulfida, bahan pengisi 11-54% (titanium dioksida)
b. Pasta katalisator : PbO2, sulfur, minyak
2. Sifat-sifat
Setting time dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu semakin cepat setting time dari bahan
cetak polisulfida.E
ElastisitasE
RheologiE
Ketahanan terhadap robekan yang tinggiE
Kestabilan dimensiE
Biokompatibilitas yang baikE
3. Keuntungan dan kerugian dari polisulfida
a. Keuntungan :
Waktu kerjanya lama
Terbukti akurat
Ketahanan robek tinggi
Harganya terjangkau
Waktu penyimpanannya lama
b. Kerugian :
Membutuhkan sendok cetak perseorangan
Hidrofobik
Berpotensi terhadap distorsi
Aromanya mengganggu pasien
4. Manipulasi
Menekan pasta dengan panjang tertentu dari kedua pasta yang ditekan keluar dari tube
kemasannya pada lembaran pengaduk atau kaca pengaduk, pasta katalisator mula-mula
dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian didistribusikan di atas pasta basis, dan diaduk
dilembar pengadukan. Massa yang diperoleh dikumpulkan dengan bilah spatula dan kembali diaduk
merata. Proses tersebut dilanjutkan sampai pasta adukan berwarna seragam, tanpa terlihat garis
warna basis atau katalis pada adukan. Bila adukan tidak homogen, proses pengerasan tidak akan
berlangsung seragam, dan diperoleh hasil cetakan yang mengalami distorsi.
3.1.3.2.2 Silikon
Komposisi :bahan cetak silicon kondensasi dikemas sebagai pasta basis dan suatu pasta katalis
atau cairan dengan kekentalan rendah. Karena polimer silicon merupakan suatu cairan ,silicon
koloidal atau logam oksida ukuran mikro ditambahkan sebagai pengisi untuk membentuk suatu
pasta. Pemilihan dan penanganan dari filter tersebutlah amatlah penting karena silicon memiliki
tingkat energy kohesif yang rendah dan ,karena itu ,memiliki interaksi antar molekul yang lemah.
Seringkali partikel pengisi terpisah dari polimer ,dan bahan yang dicampur Nampak seperti 2
komponen.pengaruh pengisi terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu
elastomer silicon dibandingkan untuk bahan cetak lainnya. Partikel yang lebih kecil cenderung untuk
berkumpul bersama-sama tetapi partikel yang lebih besar tidak berperan untuk memperkuat.
Partikel seringkali diterapi untuk mendapat kecocokan yang lebih baik dan memperkuat karet silicon.
Bahan dengan kekentalan tinggi ,biasa disebut dengan 'putty' (seperti dempul), dikembangkan untuk
mengatur pengerutan polimerisasi yang besar dari bahan cetak silicon kondensasi. Bahan 'putty' ini
mengandung pengisi cukup banyak sehingga polimer yang ada menjadi lebih sedikit dan
pengerutan polimerisasinya juga lebih kecil. Karena bahan memiliki konsentrasi partikel pengisi
yang lebih besar ,sifat bahan cetak terpengaruh oleh sifat bahan pengisi. Jadi ,ekspansi termal
keseluruhan lebih sedikit dibandingkan polimer karena partikel pengisi memiliki koefesien ekspansi
termal yang lebih kecil.
Sifat sifat bahan cetak silicon :
Elastisitas. Sifat elastic bahan cetak silicon kondensasi lebih ideal dibandingkan polisulfida. Bahan
cetak ini menunjukkan deformasi permanen minimal dan dapat kembali ke bentuk semula dengan
cepat bila diregangkan. Seperti polisulfida ,bahan ini tidak terlalu kaku sehingga tidak sulit
mengeluarkannya dari undercut tanpa menyebabkan distorsi.
Rheologi. Karakteristik viskoelastik bahan ini menunjukkan bahwa bahan tersebut dapat
memberikan respons elastic (melenting seperti pegas) atau seperti cairan kental yang mudah
mengalami deformasi permanen (tidak pernah kembali ke tempat yang tepat sama ,seperti bercak
kotor). Bahan ini cenderung bereaksi sebagai elastic bila diregangkan dengan cepat ,jadi cetakan
harus dikeluarkan dengan cepat sehingga deformasi yang terjadi adalah elastic dan dapat kembali
ke bentuk semula. Regangan yang diperlama dengan mengeluarkan cetakan perlahan-lahan
meningkatkan kesempatan terjadinya deformasi permanen karena rantai polimer bereaksi dalam
cara seperti cairan kental. Kebanyakan konsistensi bahan kondensasi adalah putty dan wash.
Bahan putty merupakan bahan dengan kekentalan amat tinggi. Bahan wash adalah setara dengan
light body atau bahan dalam semprit.
Stabilitas dimensi. Pengerutan polimerisasi yang berlebihan dari silicon kondensasi memerlukan
suatu modifikasi teknik pembuatan cetakan supaya menghasilkan cetakan yang akurat. Teknik
putty-wash digunakan untuk silicon kondensasi. Teknik ini dapat mengimbangi kestabilan dimensi
yang buruk dari bahan ini. Banyaknya kontraksi linier adalah lebih dari 2-4 kali dibandingkan dengan
bahan cetak lainnya.
Biokompatibilitas. Silicon dalah salah satu bahan yang dapat diterima secara biologi. Jadi ,amat
tidak mungkin bahan cetak kondensasi silicon menyebabkna masalah biokompatibilitas.
Ada 2 jenis bahan cetak ,yaitu :
Polysiloxanes
Keuntungan bahan ini adalah :waktu kerja 5-7 menit ,aromanya enak ,sebaiknya hasil cetakan dicor
dalam 1 jam.
Polyvinylsiloxanes
Bahan ini paling akurat ,paling sedikit mengalami pengerutan polimerisasi ,distorsi sangat rendah
,waktu kerja 3-5 menit ,masih dapat dicor sampai 1 minggu setelah pencetakan.
Macam-macam teknik mencetak :
1. Teknik adonan ganda.
Masalah jika disediakan sendok cetak khusus bahan polisufid, cetakan sebaiknya segera dicor
tetapi penyimpanan sampai 24 jam masih dapat diterima. Diperlukan relief liquid foil pada dinding-
dinding aksial model. Alasan pemilihan, adanya penyusutan polimerisasi masih memungkinkan
membuat mahkota yang cukup longgar sehingga tersedia tempat bagi larutan semen dan mahkota
dapat duduk rapat pada bahu. Tepi-tepi yang tipis tidak mudah robek seperti pada silikon. Warna
cokelat disebabkan karena katalis yang membuat bahan-bahan ini mudah diperiksa detail hasil
reproduksinya dan adanya cacat. Untuk mencetak preparasi beberapa mahkota vener penuh dan
jembatan. Jika tidak tersedia sendok cetak khusus menggunakan bahan silikon (Tipe ) untuk
mencetak preparasi intrakoronal (mahkota dan inlai) teknik adonan ganda silikon (tipe ) :
a. dengan putty (tidak ada sendok cetak khusus).
b. Mengganti putty dengan pasta heavy body (diperlukan sendok cetak khusus).
Bahan silikon adalah pengeras tambahan oleh karenanya sangat akurat dan tidak menyusut pada
polimerisasi atau penyimpanan. Oleh karena itu bahan ini dapat disimpan sampai waktu tak terbatas
sebelum pengecoran.
Teknik pencetakkan elastomer dengan teknik adonan ganda (untuk heavy dan liquid bodied
polysulphide atau putty dan light bodied silicone).
Buat sendok cetak khusus yang menutupi seluruh lingkung tetapi tidak menutupi palatum (sulkus
bukal) (palatum hanya diperlukan jika akan dibuat bar palatal, seperti pada gambaran spring
contilever). Dua lapis lempeng malam basis yang keras di atas model akan memberikan ruang yang
cukup untuk bahan cetak. Berikan adhesif pada permukaan sendok cetak. Aduk selama 45-60 detik
bahan-bahan light dan heavy bodied dengan panjang yang sama sehingga menghasilkan masa
yang homogen.E
Keluarkan ganjal gingiva keringkan seluruh preparasi. Tempatkan bahan light-bodied dalam semprit
(syringe) dan infeksikan disekeliling preparasi. Masukkan bahan heavy bodied dalam sendok dan
tempatkan pada posisinya ke atas seluruh lengkung (aliran udara secara perlahan dengan
semprotan udara dapat membantu menyebarkan bahan light bodied diatas permukaan preparasi).E
Tahan sendok pada posisinya dengan tekanan
jari yang ringan selama 4-7 menit sesuai dengan petunjuk pabrik. Dianjurkan untuk menahan
cetakan pada posisinya selama 2 menit setelah bahan terlihat mengeras. Hal ini disebabkan karena
bahan memperlihatkan reaksi pengerasan yang berlanjut dan jika masih banyak polimerisasi yang
terjadi setelah pengeluaran sendok cetak hal ini akan mengakibatkan perubahan bentuk.E
Variasi : jika tidak tersedia
sendok cetak khusus dapat dipergunakan putty di kombinasikan bahan light bedied (hanya
silikon).E
2. Teknik dan tahap (putty dan wash) tanpa spacer.
Untuk mencetak preparasi bebarapa mahkota vener penuh dan jembatan. Masalah jika tidak
tersedia sendok cetak khusus sebaiknya cetakan ini dicor dalam 1 jam karena penyusutan yang
terjadi sesudah proses polimerisasi lebih lanjut dan penguapan alkohol. Alasan pemilihan karena
bahan masih mempunyai penyusutan polimerisasi yang sangat besar, penyusutan bahan ini harus
dijaga sesedikit mungkin dengan penggunaan bahan putty tanpa spacer. Penyusutan yang terjadi
masih memungkinkan dibuat mahkota yang cukup longgar guna menyediakan tempat bagi larutan
semen. Dengan atau tanpa sendok cetak khusus teknik dua tahap dengan spacer (putty dan wash ;
tidak ada sendok cetak khusus) Alasan pemilihan karena bahan ini sangat elastik, tidak berubah
bentuk sewaktu dikeluarkan dari underkut sekitar intrakoronal gigi yang dipreparasi. Bahan silikon
(tipe ). Teknik pencetakan elastomer dengan teknik dua tahap (untuk putty dan masih silikon
menggunakan spacer).
Sendok cetak
berlubang-lubang siap pakai bawah (palatum hanya diperlukan jika akan dibuat bar palatal).
Bagaimanapun juga sebaiknya sendok cetak harus cukup kuat untuk menahan tekanan yang dapat
merubah bentuk. Berikan adesif pada permukaan sendok cetak. Campur putty base dan tetesan
katalis pada yang disediakanE
Berikan alas plastik di atas seluruh lengkung gigi. Masukan putty ke dalam sendok, tempatkan pada
posisinya dalam mulut. Tahan kurang lebih 3 menit hingga mengeras , sedikit perubahan bentuk
tidaklah penting apabila dipergunakan spacer. Keluarkan sendok dan keringkanE
permukaannya. Buang spacer dan keluarkan ganjal gingival. Aduk bahan light bodied. Masukkan
bahan light bodied yang telah dicampur ke dalam cetakan di atas seluruh lengkung (tidak hanya di
sekitar cetakkan pada gigi yang telah dipreparasi). Suntikkan bahan light bodiedE
sekeliling gigi yang dipreparasi (penggunaan semprotan udara secara perlahan akan membantu
dapat membantu menyebarkan bahan light bodied di atas permukaan preparasi). Tempatkan
kembali sendok cetak ke dalam mulut dan tahan selama kira-kira 5 menit Gunakan tekanan jari yang
ringan.E
Tempatkan kembali sendok cetak ke dalam mulut dan tahan selama kira-kira 5 menit. Gunakan
tekanan jari yang ringanE
3. Teknik sekali aduk.
Untuk mencetak preparasi beberapa mahkota vener penuh dan jembatan jika tidak tersedia sendok
cetak khusus. Bahan polieter. Biasanya cetakan ini mempunyai daya tahan yang baik. Pada
keadaan lembab, cetakan ini sebaiknya dicor sesegera mungkin karena dapat menyerap air. Disini
diperlukan pula liquid foil pada model. Alasan pemilihan sederhana penggunaannya tetapi sulit
dikeluarkan dari underkut dalam mulut dan pada model setelah pengecoran. Hal ini disebabkan
karena konsistensinya yang sangat keras setelah mengeras. Jangan dipergunakan pada pasien
yang mempunyai bakat alergi.
4. Teknik pencetakan pita tembaga (copper band) dikombinasi dengan cetakan alginat.
Untuk mencetak preparasi mahkota penuh tunggal. (khususnya cocok untuk cetakkan preparasi
yang tipis seperti gigi insisivus lateral atas dan gigi-gigi insisivus sentral serba lateral bawah. Juga
sesuai untuk gigi non vital dimana panas dari compound tidak menimbulkan trauma pulpa, dan pada
kasus-kasus dimana perlu mengatur jaringan lunak yang tumbuh berlebihan).
Bahan cetak compound dalam cincin tembaga untuk mencetak permukaan yang dipreparasi,
dikombinasikan dengan cetakan alginat dari seluruh lengkung rahang. Cetakan alginat harus
disimpan dalam kantong plastik yang tertutup. Algihard adalah bahan yang berguna karena dapat
disimpan untuk periode yang lama. Alasan pemilihan. Murah, karena tidak memerlukan sendok
cetak khusus atau bahan mahal lain. Mudah untuk mendapatkan cooper plated die yang kuat (lain
dengan die stone yang lebih lemah biasanya dibuat pada cetakan elastometik).
Teknik pencetakan untuk bahan non-elastik dengan pita tembaga dengan compound :
Pilih ukuran pita yang sesuai (pita yang keras lebih mudah digunakan dari pada yang lunak).
Sebaiknya sedikit melewati tepi preparasi tanpa menjadi terlalu longgar. Pita yang telah longgar
akan menjebak jaringan lunak pada bahu preparasi.
Pita merengang pita yang sedikit keseimbang kesempitan dapat di renggangkan dengan
memasukkannya ke sepasang jepitan howe dan sedikit membuka peganganya. Mungkin perlu untuk
melakukan pengurangan pada cincin tembaga yang keras dengan memanaskannya sampai
kemerahan dan mendinginkannya dalam methyled spiritus.
Pita kontur, sesuaikan kontur supaya rapat dibawah tepi gingiva dan tandai permukaan bukalnya
untuk memudahkan mengenalinya sewaktu melakukan pencetakkan. Pembentukan kontur awal
dengan pemotong Be-Be dan diikuti dengan batu abrasif.
Compound lunak. Panaskan grey stick compound panjang (kira-kira 4-5 cm) pada api bunsen
sampai lunak sampai pertengahan panjangnya. Masukkan ke dalam pita dan lunnakkan kembali
dengan nyala api. Penggunaan petroleum jelly akan mencegah kompound melekat pada jari-jari.
Pencetakkan, letakkan permukaan yang bertanda dari band pada posisi bukal gigi dan dengan
kokoh dorong cetakan di atas gigi yang dipreparasi sampai melewati tepi gingiva. Pada kasus-kasus
dimana terdapat inti dan pasak, pemberian sedikit pasta anestesi topikal akan membuat pekerjaan
ini cukup nyaman bagi gingiva tanpa perlu melakukan injeksi anestesi lokal. Compound yang
meluncur di atas preparasi akan mendorong darah dan saliva pada satu sisi. Akhrinya compound
dijepit pula posisinya oleh pita sewaktu mencapai tepi gingiva yang berada sedikit dibelakang
compound.
Pendinginan, diinginkan cetakan dengan semprotan air sebelum mengeluarkannya.
Pengeluaran, jika mengalami kesulitan pada waktu mengeluarkan pita, masukkan bur bulat no. 3
pada henpis konvensional ke dalam pita, untuk membebaskan preparasi. Cetakan dapat dibiarkan
pada henpis yang memberikan pegangan tambahan. Sekarang dapat diberikan dorongan pada arah
aksial.
3.1.3.2.3 Polyether
Elastomer jenis polyether ini diperkenalkan di jerman pada akhir tahun 1960an. Merupakan polimer
berbasis polyether yang diperkeras dengan reaksi antara cincin azridin, yang merupakan ujung
cabang molekul polyether. Rantai utama dapat merupakan suatu kopolimer etilen oksid dan
tetrahidrofuran. katan silang, dan kemudian pengerasan, terjadi oleh jenis ester sulfonat aromatik.
Bahan ini merupakan elastomerik pertama yang dikembangkan terutama untuk berfungsi sebagai
bahan cetak. Semua bahan lain diadaptasikan dari pengguna lain.
c. Komposisi
Karet polyether dipasok berupa 2 pasta. Basis mengandung polimer polieter, suatu silika koloidal
sebagai pengisi, dan suatu bahan pembuat plastik seperti glikoleter atau ftalat. Pasta aselerator
mengandung alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan pengisi dan pembuat plastis.
d. Sifat
Sifat-sifat umum polyether :
2. Ketepatan,
(i). Keenceran bahan sebagian besar tergantung pada komposisinya. Beberapa polisulfida tersedia
dengan variasi kekentalan, misalnya light bodied untuk disuntikkan deengan spuit dan medium serta
heavy bodied untuk dipakai dengan sendok cetak. Pasta elastomer yang belum dicampur biasanya
berbentuk pseudoplastis.
(ii). Terjadi sedikit kontarksi sewaktu bahan setting, disebabkan oleh karena adanya kontraksi
polimerisasi. Juga dapat terjadi kontraksi sewaktu pendinginan dari suhu mulut ke suhu kamar.
(iii). Bahan ini cukup elastis dan sanggup ditarik melalui undercut. Pada umumnya lebih kuat dan
tidak mudah patah dibandingkan dengan alginate. Bahn polyether lebih keras bila dibandingkan
dengan elastomer lainnya, karena itu lebih sukar dibuka.
(iv). Pada penyimpanan dapat terjadi kontraksi sebagai akibat terus berlangsungnya polimerisasi.
Penguapan hasil sampingan yang mudah terbang, merupakan sumber kontraksi lain. Stabilitas
dimensionil polyether sangant jelek pada udara yang lembab.
(v). Bahan ini pada umumnya kompatibeldengan bahan model dan die, meskipun dapat
menyebabkan sedikit lunak pada permukaan gips keras. Evolusi awal hidrogen dari bahan yang
mengandung organo-hydrogen siloksan menyebabkan timbulnya bintil-bintil pada permukaan stone.
2. Pada umumnya bahan ini tidak toksis dan tidak mengiritasi. Beberapa pasta elastomer yang
mengandung lead dioksida mempunyai bau dan rasa yang tidak menyenangkan.
3. Waktu setting tergantung pada komposisi bahan misal, jumlah pereaksi dan sebagainya.
Terdapat air dan suhu yang tinggi juga mempercepat waktu setting polisulfida.
4. Stabilitas bahan yang belum dicampur pada penyimpanan tidak selalu ideal, beberapa pereaksi
tidak stabil setelah lebih dari 2 tahun, tetapi dapat tahan lebih lama bila disimpan pada refrigator.
5. Biokompabilitas, Pada awalnya, ada kekhawatiran tentang kesensitivan terhadap sistem katalis
polyether. Dermatitis kontak akibat polyether, khususnya pada asiten dokter gigi telah dilaporkan.
Namun, penelitian akahir-akhir ini menunjukkan tidak ada efek sitotoksik yang berhubungan dengan
katalis imin. Bahan cetak polyether yang mengeras memang menghasilkan nilai toksisitas sel
tertinggi dan jumlah sel hidup terendah setelah pemaparan berulang.
c. Manipulasi
Awalnya polyether dikemas hanya dalam 1 kekentalan. Bahan pseudoplastis memungkinkan satu
adukan digunakan baik untuk bahan semprit maupun sendok cetak. Kemudian, pabrik pembuat
menyediakan pasta tambahn yang dapat digunakan untuk menghasilkan suatu adukan pengencer.
Komponen bahan memerlukan perumusan ulang untuk mengadaptasi bahan bila ingin digunakan
dengan alat pengaduk otomatis. Meskipun alat ini dapat digunakan dengan berhasil, kebanyakan
polyether masih diaduk dengan menggunakan tangan. Selain itu untuk bersaing dengan silikon
tambahan, pabrik pembuat menyadari bahwa klinisi lebih menyukai beragam viskositas dari vinyl
polysiloxane. Jadi polyether diubah sehingga dapat dipasok dengan keragaman viskositas. Sebagai
akibatnya, kekerasan polyehter juga berkurang.
1. Waktu kerja dan pengerasan
Kecepatan pengerasan polyether kurang sensitif terhadap perubahan temperatur dibandingkan
dengan silikon tambahan. Modifikasi rasio basis dan aselerator dapat digunakan untuk memperlama
waktu kerja. Penggunaan bahan pengencer juga memperpanjang waktu kerja dengan hanya sedikit
meningkatkan waktu pengerasan. Sebagai tambahan untuk mengurangi kekentalan bahan yang
belum mengeras, pengencer mengubah sifat bahan yang telah mengeras. Modulus elastik atau
kekerasan bahan yang mengeras berkuran tanpa meningkatkan deformasi permanen, atau aliran
bahan. Untuk dipergunakan dengan polyether juga tersedia bahan retarder yang dapat memperlama
waktu kerja tanpa mengurangi sifat elastik atau meningkatkan pengerutan polimerisasi.
2. Elastisitas
Polyether selalu dianggap bahan cetak yang palin keras, tidak termasuk bahan putty viskositas
tinggi. Awalnya bahan ini amat sulit dikeluarkan dari daerah undercut karena memiliki modulus
elastisitas yang tinggi. Beberapa formulasi baru dari bahan bervikositas reguler atau sedang
sebenarnya kurang keras bila dibandinkan bahan cetak vinyl polysiloxane hidrofilik satu tahap. Hasil
uji komprensi menunjukkan bahwa polyether sedikit kurang elastik bila dibandingkan dengan vinyl
polysiloxane.
3. Kestabilan dimensi
Perubahan dimensi bahan cetak polyether sedikit. Seperti silikon tambahan, polyether tidak memiliki
reaksi samping. Meskipun polimerisasi residual terus terjadisetelah waktu pengerasan secara klinik,
hal tersebut lebih pendek bia dibandingkan dengan bahan cetak polisulfid. Kekerasan bahan berarti
bahwa gaya yang diperlukan untuk mengeluarkan cetakan lebih besar bagi bahancetak polyether
dibandingkan jenis bahan lain.
d. Aplikasi
Penggunaan utama bahan elastomer adalah untuk cetakan inlay, mahkota dan pekerjaan jembatan,
atau untuk gigi tiruan sebagian apabila ditemukan undercut yang sangat besar, sehingga apabila
digunakan cetakan alginate dapat patah sewaktu dilepas dari jaringan. Oleh karena harganya yang
mahal, bahan ini tidak sering dipergunakan pada pencetakan yang membutuhkan jumlah bahan
cetak yang besar.

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Klasifikasi bahan cetak kedokteran gigi :
[a] Bahan yang kaku / non elaatis
Plaster Of Paris
mpression composition (coumpound)
Zinc oksid- eugenol dan pasta sejenisnya
Bahan cetak dari wax
[b] Bahan yang elastis
Hydrocolloid
- Reversible : Agar
- rreversible : Alginat
Elastomer
- Plysulphida (Rubber Base, Mercapatan, Thiokol)
- Silikon (Xantopren, Optosil, Reprosil,President)
Polyether (mpregum Polysulfide)

Macam-macam teknik mencetak :
a. Teknik adonan ganda.
b. Teknik dan tahap (putty dan wash) tanpa spacer.
c. Teknik sekali aduk
d. Teknik pencetakan pita tembaga (copper band) dikombinasi dengan cetakan alginat

2. Mengapa awal kunjungan memakai bahan ireversible dan kunjungan kedua memakai elastomer?
Pada dasarnya antara kunjungan pertama dan kunjungan kedua jelas berbeda tetapi semua
tergantung dari keputusan masing-masing dokter gigi.
Dimana saat pasien dating pada kunjungan pertama. Hal ini bertujuan untuk membuat cetakan
model study dengan bahan Hydrokoloid dalam hal ini adalah Alginat. alasan pertama adalah karena
bahan Alginat lebih murah dibandingkan dengan bahan Elastomer dan bahan alginate mudah
didapatkan serta bahan Alginat banyak disukai pasien karena memiliki rasa bervariasi dan
pecetakan menggunakan Alginat ini hanya diperuntukan untuk mencetak model study saja.

3. Cetakan menurut Soelarko dan Herman(1980):
A. Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi), yaitu pencetakan yang tidak menghiraukan
tertekan atau tidaknya mukosa.
Cetakan dilakukan dengan menggunakan sendok cetak biasa (stock tray).
Bahan yang dipakai biasanya adalah alginat dan compound.
Hasil cetakan digunakan sebagai model studi.
B. Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi), yaitu dalam pencetakan ini memperhatikan
jaringan bergerak dan tak bergerak, juga memperhatikan tertekannya mukosa. Cetakan dilakukan
dengan menggunakan sendok cetak individual (terbuat dari shellac/selfcuringacrilic). Hasil cetakan
digunakan sebagai model kerja.

4. Beda alginat reguler set dan fast set
Sebelum mengetahui perbedaan kedua jenis alginat tersebut, akan dijelaskan mengenai proses
gelasi dari bahan cetak jenis alginat. Reaksi khas sol-gel dapat digambarkan secara sederhana
sebagai reaksi alginat larut air dengan kalsium sulfat dan pembentukan gel kalsium alginat yang
tidak larut. Kalsium sulfat bereaksi dengan cepat membentuk kalsium alginat tidak larut dari kalium
atau natrium alginat dalam suatu larutan cair. Produksi kalsium alginat ini begitu cepat sehingga
tidak menyediakan cukup waktu kerja. Jadi, suatu garam larut air ketiga, seperti trinatrium fosfat
ditambahkan pada larutan untuk memperpanjang waktu kerja. Strateginya adalah kalsium sulfat
akan lebih suka bereaksi dengan garam lain dibanding alginat larut air. Jadi, reaksi antara kalsium
sulfat dan alginat larut air dapat dicegah asalkan ada trinatrium fosfat yang tidak bereaksi. Sebagai
contoh, bila sejumlah kalsium sulfat, kalium alginat, dan trinatrium fosfat dicampur dan sebagian
atau seluruhnya dilarutkan dalam air dengan proporsi yang tepat, reaksi berikut terjadi pertama kali :

2Na3PO4 + 3CaSO4 Ca3(PO4)2 + 3Na2SO4
Bila pasokan trinatrium fosfat menipis, ion kalsium mulai bereaksi dengan kalium alginat untuk
membuat kalsium alginat sebagai berikut :

K2nAlg + n CaSO4 nK2SO4 + CanAlg
Garam yang ditambahkan dikenal sebagai retarder (baham pelambat). Ada sejumlah garam larut air
yang dapat digunakan, seperti natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium karbonat,
trinatrium fosfat, natrium tripolifosfat, dan tetranatrium pirofosfat. Dua nama yang terakhir adalah
yang paling sering digunakan dewasa ini. Sejumlah retarder harus disesuaikan dengan hati-hati
untuk mendapat waktu gelasi yang tepat. Umumnya bila kira-kira 15 g bubuk dicampur 40 ml air,
gelasi akan terjadi dalam waktu sekitar 3-4 menit pada temperatur ruangan.
Peranan pabrik dalam memproduksi jenis alginat yang memiliki waktu setting fast dan regular
tergantung dari pemberian retarder pada bahan alginat tersebut. Pada jenis alginat yang berjenis
fast, memiliki retarder lebih sedikit dibandingkan dengan jenis alginat yang regular set. Hal ini
dikarenakan semakin banyak retarder yang ditambahkan dalam suatu bahan alginat, semakin lama
waktu setting bahan tersebut, sebab kalsium alginat tidak dapat terbentuk sesuai dengan yang
dijelaskan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Jack L. Ferracane, Bahan dalam Kedokteran Gigi: Prinsip dan Aplikasi, 2001, 2d Edition, Lippincott
Williams & Wilkins, SBN 0781727332

Richard van Noort, 2002, ntroduction to Dental Material, 2d Edition, Elsevier Health Sciences, SBN
0723432155

Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar lmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi 10. Jakarta : EGC.

Combe, E. C. 1992. Sari Dental Material. Jakarta : Balai pustaka.

KESMPULAN

Berdasarkan praktikum resin akrilik yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Resin acrylic merupakan resin termoplastis, terdiri dari persenyawaan kompon
non metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organic.
a. Komposisi resin acrylic terdiri dari cairan/monomer (monomethyl methacrylate)
dan bubuk/poli (pollimthyl methacrylate). Manipulasi dengan mencampur
monomer dan polimer dengan perbandingan 1:3 menurut volume atau 1:2
menurut berat.
b. Stadium yang paling baik untuk memasukkan adonan acrylic kedalam rongga
cetak (mould space) adalah dough stage.
c. Untuk acrylic heat cured, untuk menyempurnakan polimerisasinya
memerlukan pemanasan. Ada empat tahap yang diperllikan untuk mencapai
polimerisasi sempurna, yaiut: inisiasi, propagasi, terminasi dan chains transfers.
2. Sifat-sifat fisik resin akrilik adalah :
a. Kekerasan (hardness)sebesar 16-22 KHN.
b. Penghantaran panas.
c. Akrilik mengalami pengerutan waktu proses polimerisasi dan pendinginannya.
d. Akrilik menyerap air sebesar 0,45 mg/cm.
e. Akrilik tidak larut dalam pelarut asam, basa lemah dan pelarut organic tapi
larut dalam keton dan ester.
f. Adhesi akrilik terhadap logam rendah.
g. Sifat estetika cukup memuaskan
h. Akrilik tidak mempunyai warna dan bau serta tidak menimbulkan gejala-gejala
alergi
i. Akrilik mempunyai sifat cold flow,
j. Retak (crazing), dapat timbul retak retak di permukaan akrilik.

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar lmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta: EGC.
Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta :
Balai Pustaka
O'Brien dan Gunnar Ryge.1985. An Outline of Dental Materials and Their
Selection. 9th edition. Philadelphia USA : W.B Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai