Material untuk mencatat atau memproduksi bentuk dan hubungan dari gigi serta jaringan mulut. Digunakan untuk membuat duplikasi atau replika yang akurat dari jaringan keras dan jaringan lunak mulut (satu gigi sampai seluruh gigi ataupun rahang tak bergigi) Pembagian bahan menurut kemampuan menggerakkan jaringan mulut; Mucostatic impression: lebih cair, kurang menekan ke jaringan Mucocompressive impression: lebih pekat, lebih menekan ke jaringan
Bahan cetak A (mucocompressive) lebih kental dan mampu menekan jaringan dan bertujuan untuk menjaga stabilitas dimensi dan mendapatkan akurasi bentuk bahan cetak bahan cetak B (mucostatic) lebih encer dan kurang mampu menekan jaringan dan bertujuan untuk menghasilkan detail bentukan replika yang lebih halus Material cetak dalam sendok cetak yang sesuai, dimasukkan ke rongga mulut, ditunggu setting, setelah itu dikeluarkan dari rongga mulut, akan didapatkan bentuk negatif rongga mulut Untuk mendapatkan bentuk positifnya hasil cetakan diisi dengan dental stone atau plaster die untuk hasil preparasi gigi untuk inlay atau gigi tiruan cekat (fixed bridge) model untuk rahang atau banyak gigi
BENTUK RAHANG PADA PASIEN FULL EDENTULOUS RIDGE RAHANG ATAS MODEL STUDI/KERJA (BENTUK POSITIF ) PADA PASIEN FULL EDENTULOUS RIDGE RAHANG ATAS 1. PREPARASI 2. CETAK MODEL KERJA 3. PEMBUATAN MODEL DIE 4. PEMBUATAN RESTORASI ESTETIK
HASIL PREPARASI GIGI ANTERIOR UNTUK RESTORASI ESTETETIK MODEL DIE (BENTUK POSITIF DARI HASIL PREPARASI) MODEL DIE DENGAN RESTORASINYA Non toxic and non irritant Acceptability to the patient: (a)Setting time, (b)Taste, (c)Consistency Accuracy : both (a) Surface reproducibility (b) Dimensional stability Use of material : (a) Ease of mixing, (b) Working time, (c) Setting time , (d) Handling of the material Compatible with model materials Economics of material (a) Cheap (b) Long shelf life, (c) Accuracy (save redoing impression) MATERIAL ELASTIK 1. Hydrocolloid = reversible (agar) dan irreversible (alginat) 2. Elastomer (polysulfide, silicone, dan polyether) MATERIAL NON ELASTIK 1. Plaster of paris (impression plaster/gipsum tipe 1) 2. Impression compound 3. Zinc oxide eugenol pasta 4. Impression wax Koloid terletak di antara solution dan suspension 1. Solution merupakan campuran homogen, contoh : air 2. Suspension merupakan campuran heterogen dengan partikel dapat dilihat di mikroskop Koloid dalam medium air maka disebut hydrocolloid REVERSIBLE HYDROCOLLOID Perubahan koloid dari sol menjadi gel ,dan bisa berubah lagi dari gel menjadi sol Perubahan oleh karena perubahan temperatur, didinginkan jadi gel dan dipanaskan jadi sol Untuk menjadi gel (fibril diikat dengan kekuatan van der Walls)
IRREVERSIBLE HYDROCOLLOID
Perubahan sol menjadi gel Untuk menjadi gel oleh karena ada reaksi kimia Hydrocolloid masuk ke dalam rongga mulut dalam keadaan sol, dilepaskan dari jaringan mulut setelah menjadi gel (memperlihatkan sifat elatik) KEKUATAN GEL TERGANTUNG DARI : Konsentrasi fibril : makin besar kekuatan makin meningkat Konsentrasi filler : makin banyak bubuk makin kurang fleksibel Fibril merupakan rantai polisakarida pada agar GEL DAPAT KEHILANGAN ATAU MENDAPAT TAMBAHAN CAIRAN Kehilangan air karena terjadi penguapan Molekul gel menyusut bersama (syneresis) Penambahan air oleh karena imbibisi 1. Trisodium fosfat (NaPO) sekitar 2% untuk memperlambat pembentukan gel 2. Filler untuk memberi kekuatan gel meningkat, permukaan halus , dan tidak lengket Hasil cetakan sangat detail Sebelum setting tidak boleh digerak-gerakkan Dapat mencetak undercut o.k. sifat elastisnya Kurang stabil dalam penyimpanan o.k penguapan Kompatibel dengan plaster/dental stone Tidak toksik dan tidak iritasi, rasa dan bau dapat diterima Setting time tergantung komposisi dan temperatur pencampuran Bubuk alginat tidak stabil pada penyimpanan karena kelembapan/kondisi lebih panas diatas temperatur ruang Kestabilan dimensi kurang dibandingkan elastomer 1. Bubuk dan air diukur sesuai aturan pabrik 2. Pakai air dengan temperatur ruang (air es lebih lambat settingnya) 3. Adonan dicampur dengan menekan didinding bowl 4. Aplikasi ke sendok cetak 5. Aplikasi ke mulut pasien 6. Setelah lepas cuci dengan air untuk menghilangkan saliva, 7.tutup dengan lap basah untuk mencegah syneresis serta penguapan, 8.diisi dengan gipsum secepat mungkin (maks 30 menit) PASANG COBA SENDOK CETAK HASIL CETAKAN CHECKLIST HASIL CETAKAN BENTUK POSITIF FULL EDENTUOLUS RIDGE HASIL PENCETAKAN BERBUTIR 1. Cara pengadukan tidak benar 2. Waktu pengadukan terlalu lama 3. Gelation berlebihan 4. Rasio W:P terlalu rendah HASIL PENCETAKAN SOBEK 1. Perbedaan ketebalan matrial cetak terlalu ekstrim 2. Kontaminasi berlebihan 3. Pelepasan dari mulut terlalu dini 4. Pengadukan terlalu lama HASIL PENGISIAN GIPS KASAR/BERKAPUR Pembersihan hasil cetakan alginat tidak benar Sisa air tertinggal di cetakan alginat Pelepasan gips terlalu dini Gips terlalu lama di cetakan Manipulasi gips tidak benar DISTORSI Hasil cetakan alginat tidak segera diisi Sendok cetak berubah posisi selama masa gelation Pelepasan dari mulut dini Cara pelepasan tidak benar AGAR Adalah sulfuric ester dari polimer galactan (hasil ekstraksi) dari ganggang laut tertentu Agar dengan air menjadi koloid, bentuk cair (71-100C) dan bentuk gel (30-35C), akan bervariasi tergantung konsentrasi agar Cukup cair untuk mencatat detail halus bila memanipulasi benar Setting mulai dari bagian yang kontak dengan sendok cetak. Untuk bagian yang kontak dengan jaringan paling lama beku Adesi dengan sendok cetak jelek, untuk itu gunakan sendok cetak yang berlubang Hasil cetakan harus segera diisi untuk mencegah terjadinya syneresis dan imbibisi menurut ADA : Polysulfide Silicone (Condensation dan Addition) Polyether Cara pencampuran : Hand mixing Static automixing Dynamic mechanical mixing Menurut viskositas (kekentalan) Light body Medium/regular body Heavy body putty PASTA DASAR a. Polimer poysulfida (80- 85%) b. Filler : titanium dioxide (16-18%), zinc sulfate, copper carbonate atau silica Pasta dasar ini biasanya berwarna putih sesuai warna filler PASTA REAKTOR a. Lead dioxide/PbO menyebabkan polimerisasi dan pengikatan dengan adanya oksidasi dari SH group b. Dibuthyl c. Sulfur d. Magnesium stearate dan deodorant SH Group dapat dioksidasi dengan PbO, memberikan ikatan S-S dan air, berati : polimerisasi lebih lanjut karena oksidasi dan terminal SH Group Pengikatan, karena oksidasi dari pendant SH group Base + Aselerator : menghasilkan jaringan 3 dimensi dan ethyl alcohol teknik double impression (jenis : low dan putty) High viscosity material (putty) untuk menanggulangi besarnya penyusutan saat polimerisasi. Filler lebih banyak dapat mengurangi penyusutan (35% untuk low dan 75% untuk putty) Dapat digunakan untuk material sendok cetak bersama dengan low viscosity material (wash waterial) teknik putty wash Hasil cetakan harus diisi gips kurang lebih 30 menit
Komposisi tersedia dalam bentuk base dan aselerator Base : 1. polymethylhydrosiloxane dengan pendant/terminal grup hydrosilane 2. dimethylsiloxane dengan terminal group vinyl 3. filler Aselerator : 1. Polimer dimethylsiloxane dengan terminal group vinyl 2. katalis platinum 3. filler
Reaksi diakhiri group berikatan dengan hydride group, diaktivasi oleh katalis garam platinum (chloroplatinic acid). Tidak ada produksi sampingan sehingga dimensi stabil dan hasil cetakan tahan lama, waktu pengisian gips lebih lama Reaksi setting Polyether (base) + sulfonic ester (katalis) polyether rubber (hasil cetakan) reaksi polimerisasi kation ok ada pengikatan imine group tidak ada produk sampingan hasil reaksi sehingga perubahan dimensi sedikit 1. PLASTER OF PARIS/GIPSUM TIPE I Komposisi a. Calcined calcium sulfate hemihydrate + air b. Potasium sulfate (KSO), untuk mencegah ekspansi dan berakibat mempercepat setting c. Borax : untuk memperlambat waktu 2. MATERIAL CETAK COMPOUND Komposisi a. natural resin (colophony, shellac, waxes) bersifat termoplastik b. Filler (soapstone/talc) c. Lubricant Mekanisme setting : termoplastik (digunakan pada waktu hangat 45C) 3.ZINC OXIDE EUGENOL PASTA Komposisi a. ZnO dalam bentuk pasta b. Eugenol dalam bentuk pasta yang mengandung filler c. Zinc asetate sebagai aselerator d. Carboxylic acid sebagai pengganti eugenol Penggunaan untuk surgical dressing dan catatan gigit, dan mencetak rahang tak bergigi 4.IMPRESSION WAXES Bahan dasar Campuran malam + resin dengan titik lebur rendah Kekurangan 1. terjadi distorsi pada waktu pelepasan 2. Berubah dimensi 3. Sifat flow tinggi 4. Perubahan dimensi besar pada waktu pendinginan dari mulut ke temperatur ruang Gipsum adalah mineral alam yang dipanaskan untuk menghilangkan kandungan airnya. Macam gips tergantung dari cara penghilangan air tersebut. Ada 3 jenis gips yaitu gips plaster, gips stone, dan gips invesmen. Menurut ISO Standart 1. Type 1 Dental plaster, impression untuk bahan cetak 2. Type 2 Dental plaster, model studi 3.Type 3 Dental stone, die, model 4. Type 4 Dental stone, die, high strength, low expansion 5. Type 5 Dental stone, die, high strength, high expansion Gips plaster disebut juga kalsium sulfat beta hemihidrat. Gips ini mempunyai partikel besar dan irreguler reaksinya bersifat eksotermis. Biasanya gips plaster digunakan untuk mounting artikulator, flasking resin akrilik, dan model studi ortodonsi.
Gips stone disebut kalsium sulfat alpha hemihidrat. Gips ini mempunyai partikel kecil dan regular serta reaksinya bersifat eksotermis. Gips stone digunakan untuk model kerja pembuatan gigi tiruan, model kerja inlai, die mahkota, dan pengikat invesmen. Gips ini bersifat lebih kuat, kurang porus, dan lebih keras dibanding gips plaster. Gips invesmen digunakan sebagai material tanam pada pengecoran logam dengan suhu sekitar 700C. Material ini berisi bahan refraktori dan bahan pengikat. Material refraktori digunakan agar material tanam tidak mengalami dekomposisi atau disintegrasi pada saat pemanasan. Cara pencampuran gips invesmen sama dengan gips stone, waktu settingnya dapat dikontrol, bersifat porus untuk menjaga back-pressure. Material ini dapat mengalami ekspansi setting oleh karena pertumbuhan kristal gipssum Ekspansi dapat diperbesar dengan mencelupkan material tsb ke dalam air (ekspansi higroskopis), besarnya ekspansi tergantung pada temperatur, kuantitas silika, bentuk alotropik silika, serta perbandingan air dan serbuk. Perbandingan serbuk gips dan air tergantung dari pabrik pembuatanya Manipulasi gips dilakukan dengan mencampur serbuk gips dan air hingga mengalami reaksi setting. Pencampuaran Gips dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu mangkuk karet diputar perlahan-lahan. Pengadukan dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat pengaduk mekanis sistem vakum selama 1 menit/120rpm Hal-hal yang mempengaruhi waktu setting adalah perbandingan serbuk dan cairan, waktu spatulasi, dan suhu air yang digunakan. Selama setting gips dapat mengalami ekspansi. Kekuatan gips akan meningkat sejalan dengan tingkat kekeringan bahan.