Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kedokteran gigi untuk membuat konstruksi gigi tiruan,

bahan yang biasa digunakan yaitu resin akrilik. Terdapat dua kelompok

resin akrilik yang menarik dalam kedokteran gigi, yaitu asam akrilik dan

asam metakrilik. Resin akrilik memiliki beberapa sifat yang

menguntungkan, yaitu memiliki fungsi estetika yang baik, memiliki

kestabilan warna terhadap perubahan suhu, daya serap air yang relatif

rendah dan perubahan dimensi kecil (Hussain,2004).

Resin akrilik adalah polimer sintetik yang digunakan dalam bidang

prostetik di kedokteran gigi. Resin akrilik terbentuk ketika cairan

monomer bercampur dengan bubuk polimer, kemudian campuran tersebut

akan mengalami polimerisasi. Cairan monomer mengandung

nonpolymerized methyl methacrylate, sedangkan bubuk polimer

mengandung prepolymerized polymethylmetacrylate. Dalam bidang

prostetik, selain digunakan untuk kontruksi gigi tiruan resin akrilik

digunakan untuk denture teeth, reline dan untuk memperbaiki protesa,

provisional acrylic partial denture, tissue conditioner dan custom

impression trays. (Hatrick, 2011)


Berdasarkan cara aktivasinya resin akrilik dibedakan menjadi 2,

yaitu resin akrilik heat cured dan resin akrilik cold cured (Hussain,2004).

Polimerisasi resin akrilik hot cured membutuhkan energy termal

yang dapat diperoleh dengan menggunakan teknik perendaman air. Pada

resin akrilik heat cured terdapat benzoil peroksida yang berperan sebagai

activator ketika suhu diatas 600C (Hussain,2004).

Dari penguraian benzoil peroksida dihasilkan dua radikal bebas

yang memulai ikatan rantai karbon pada monomer, oleh karena itu benzoil

peroksida berperan sebagai inisiator. (Anusavice, 2013)

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat memanipulasi resin akrilik dengan benar.

2. Mahasiswa dapat mengetahui fase-fase yang terjadi pada resin akrilik.

3. Mahasiswa dapat memanipulasi resin akrilik heat cured pada mould space

dengan tepat.

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa mampu memanipulasi resin akrilik dengan benar

2. Mahasiswa mampu membedakan fase-fase yang terjadi pada resin akrilik


3. Mahasiswa mampu memanipulasi resin akrilik heat cured pada mould space

dengan tepat.

BAB II

METODE PENGAMATAN

A. Bahan :

1. Serbuk polimer (1/2 tutup botol monomer) dan cairan monomer (1,5 ml)

2. Cairan CMS

3. Gipsum putih untuk kuvet kecil

4. Gipsum biru untuk kuvet kecil

5. Malam merah secukupnya (2,5 cmX 1 cm)

6. Vaselin secukupnya

7. Kryet

8. Pumice

Alat :

1. Stellon pot/gelas kaca

2. Pipet ukur

3. Bowl spatula gipsum


4. Kuas kecil

5. Timbangan

6. Crownmess/blade scapel

7. Kuvet kecil (atas dan bawah)

8. Masker

9. Sarung tangan

10. Plastik cellophan

11. Spatula kecil

12. Press kuvet kecil

13. Curing unit (kompor dan panci)

14. Mikromotor

15. Straight hand piece

16. Bur stone

17. Bur feltcone

Cara kerja

1. Pembuatan Mould Space pada Kuvet Kecil

a. Menyipakan Alat dan Bahan

b. Mengaduk gipsum putih secukupnya

c. Menuangkan adonan gipsum putih ke kuvet bawah sampai setengah

tinggi kuvet

d. Mengaduk gipsum biru secukupnya

e. Menuangkan adonan gipsum biru ke kuvet bawah sampai memenuhi

kuvet

f. Menanam pola malam merah (2,5 cmX 1 cm) tepat di tengah kuvet
bawah

g. Menyesuaikan kuvet atas pada kuvet bawah sambil menunggu gipsum

setting (kuvet atas dengan kuvet bawah sudah sesuai apabila sudah

ada kontak logam atas dan bawah)

h. Mengolesi vaselin secucupnya pada gipsum pada gipsum pada kuvet

bawah yang telah setting

i. Mengaduk gipsum biru secukupnya dilanjutkan menuangkan adonan

gipsum biru tersebut setinggi setengah kuvet pada kuvet atas yang

sudah dipasang pada kuvet bawah.

j. Mengaduk gipsum putih secukupnya dilanjutkan menuangkan adonan

gipsum putih tersebut sampai kuvet penuh dan berlebih pada kuvet

atas yang sudah dipasang pada kuvet bawah.

k. Menutup kuvet atas dilanjutkan mengepres kuvet kecil dengan press

kuvet kecil sampai adonan gipsum yang belum setting telah tumpah

dari kuvet. Tunggu sampai gipsum setting

l. Proses buang malam dengan merebus kuvet ±1 jam pada panci yang

berisi air mendidih.

m. Melepas kuvet perlahan, cek pola cetakan (mould space) apakah

ukuran dan kontur sudah sesuai dengan pola malam.

n. Menyiram air panas pada mould apabila masih didapatkan sisa

malam.

2. Manipulasi Resin Akrilik Pada Mould Space

a. cetakan gips dalam kuvet atas atau bawah diolesi selapis CMS
menggunakan kuas kecil

b. tuangkan cairan monomer diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 1,5

ml (atau sesuai dengan petunjuk pabrik dari merek resin akrilik yang

digunakan) ke dalam stellon pot

c. serbuk polimer ditimbang sebanyak 3 gr atau setengah tutup botol

monomer, kemudian dimasukkan secara perlahan-lahan ke dalam stellon

pot sampai semua polimer terbasahi oleh monomer

d. mengaduk campuran dengan spatula kecil secara perlahan sampai

homogen. Selanjutnya stellon pot ditutup kedap cahaya. Amati fase

sandy, sticky, dough dengan membuka tutup stellon pot dan catat waktu

sampai tercapainya fase dough (±6 menit). Apabila belum mencapai

fase dough, stellon pot ditutup lagi.

e. Setelah adonan mencapai fase dough, adonan dimasukkan ke cetakan

kuvet hingga penuh, kemudian ditutup dengan plastik cellophan yang

telah dibasahi air. Setelah itu, kuvet ditutup (kuvet atas dan bawah tidak

boleh terlalu rapat). Pengepresan awal dilakukan sampai tercapai kondisi

metal to metal (kuvet atas dan bawah rapat)

f. Kuvet dibuka dan plastik cellophan diambil. Kelebihan resin akrilik

diambil dengan crownmess secara cepat (kurang lebih 30 detik). Kuvet

ditutup lagi dan dilakukan dan dilakukan pengepresan akhir (kuvet atas

dan bawah rapat) serta kuvet biarkan tetap pada pressnya.

g. Setelah pengisian akrilik, kuvet dibiarkan 10 menit dan dimasukkan air

hangat sampai mendidih selama 30 menit. Kemudian biarkan sampai air

dingin kembali.
h. Sampel plat akrilik diambil dari cetakan secara hati-hati menggunakan

crownmess kemudian lakukan finishing dengan bur stone dan polishing

i. Bur stone yang paling awal digunakan adalah warna hijau, kemudian

dilanjutkan dengan warna merah

j. Setelah itu, dihaluskan kembali sampai mengkilat menggunakan felt cone

yang telah diberi pasta kryet dan pasta pumice. Terus dipolishing sampai

resin akrilik licin dan mengkilat

Dokumentasi :
BAB III

HASIL MANIPULASI RESIN AKRILIK

3.1 Tahapan Manipulasi Resin Akrilik


No Tahapan Tekstur Durasi

1 Sandy stage Berair dan menempel pada spatula 30 detik

2 Stringyy stage Sedikit menggumpal 80 detik


3 Dough stage Tidak lengket dan plastis 210 detik

4 Rubbery stage (tidak melakukan) -


dan Stiff stage
BAB IV

PEMBAHASAN

Resin akrilik hampir secara universal digunakan untuk membuat

konstruksi gigi tiruan dalam kedokteran gigi. Resin akrilik merupakan

turunan etilen yang mengandung gugus vinil dalam rumus strukturnya

(Anusavice, 2013).

Selain digunakan untuk kontruksi gigi tiruan, resin akrilik

digunakan untuk denture teeth, reline dan untuk memperbaiki protesa,

provisional acrylic partial denture, tissue conditioner dan custom

impressiontrays. (Hatrick, 2011)

Ada dua kelompok resin akrilik yang menarik bagi kedokteran gigi,

yaitu kelompok turunan asam akrilik, CH2=CHCOOH dan kelompok dari

asam metakrilik CH2=C(CH3)COOH. Poli asam memiliki struktur yang

keras dan transparan, polaritasnya berkaitan dengan kelompok karboksil,

menyebabkan asam tersebut menyerap air (Anusavice, 2013).

Resin poli(metil metakrilat) merupakan plastik lentur yang

dibentuk dengan menggabungkan molekul-molekul metil metakrilat

multiple. Resin ini merupakan resin transparan dengan kejernihan yang

sangat baik, bahan ini meneruskan sinar dari sinar ultra violet sampai sinar

yang mencapai panjang gelombang sebesar 250 nm. Mempunyai modulus


elastisitas sekitar 2,4 Gpa (2400 MPa). Resin ini bersifat sangat stabil dan

tidak berubah warna serta sifatnya tahan lama. Secara kimia poli(metil

metakrilat) cukup stabil terhadap panas dan melunak pada suhu 125 ‘C

(Anusavice,2013).

Poli(metil metakrilat) tidak berwarna, transparan dan padat. Oleh

karena itu,polimer diwarnai untuk mendapatkan warna dan derajat

kebeningan. Warna yang biasa digunakan dalam pembuatan protesa basis

gigi tiruan yaitu pigmen dengan warna merah muda (pink) dikarenakan

pigmen ini memiliki daya kestabilitas warna yang baik dan telah terbukti

untuk melelehkan garam kadmium dari dasar gigi tiruan hanya dalam

jumlah menit (McCabe, John 2008).

Pada proses pemanipulasian resin akrilik heat cured yang harus

diperhatikan adalah rasio perbandingan antara polimer dan monomer serta

fase-fase ketika polimer dan monomer di homogenkan.

Pada pemanipulasian, rasio polimer (bubuk) dan monomer (liquid)

harus tepat, dengan perbandingan umum yang digunakan 3:1 satuan

volume atau 2:1 satuan berat. Bila polimer terlalu banyak di dalam adonan,

maka terjadi under wetting (kekurangan cairan). Dan bila monomer yang

terlalu banyak di dalam adonan maka terjadi kontraksi besar pada adonan

resin akrilik (Anusavice, 2012).

Sedangkan pada saat pemanipulasian , resin akrilik akan

mengalami 5 tahapan fase seperti :


a. Fase sandy, fase awal pencampuran bubuk dan cairan akan bertekstur

menyerupai pasir basah

b. Fase stringy, pada fase ini campuran akan tampak berserat atau lengket

ketika bahan disentuh atau ditarik

c. Fase dough, ditandai dengan campuran sudah tidak lengket dan bersifat

plastis. Pada fase inilah akrilik paling ideal untuk dicetak pada mould

karena memiliki tingkat flow yang cukup sehingga adonan dapat masuk ke

seluruh permukaan mould

d. Fase rubbery, campuran bersifat elastis. Monomer habis karena

penguapan dan terserap lebih jauh ke dalam butir-butir polimer yang

tersisa. Secara visual, adonan memantul bila ditekan dan diregangkan.

Adonan tidak lagi mengalir dengan bebas, mengikuti bentuk cetakan atau

wadahnya, adonan tidak dapat dibentuk dengan teknik penekanan.

e. Fase stiff, campuran telah mengeras, kering dan tidak bisa dimanipulasi

lagi. Fase ini terjadi karena penguapan monomer bebas, secara visual

adonan tampak sangat kering dan tahan terhadap deformasi

mekanik(Anusavice, 2012).

Pada skilllab ini, mahasiswa dituntut untuk dapat memanipulasi

resin akrilik polimerisasi secara heat cured serta mampu mencetap resin

pada mould space dengan tepat pada saat akrilik dalam fase dough.

Pada fase dough, sifat fisis yang terlihat pada saat pemanipulasian

yaitu adonan tidak lengket tetapi terasa plastis. Dan pada saat

pengaplikasian ke dalam mould fase resin ini bersifat flowable jadi adonan
dapat mengisi seluruh permukaan pada mould selain itu juga adonan

mudah untuk dibentuk pada mould serta yang paling penting kelebihannya

mudah untuk dibersihkan menggunakan pisau model karena pada fase ini

adonan memiliki tekstur yang tidak lengket.

Pada saat polimerisasi heat cured dengan melakukan perendaman

air mendidih, terjadi kesalahan dikarenakan waktu perendaman mould

tidak sesuai dengan batas waktu yang ditentukan yaitu selama 30 menit

dikarenakan kurangnya sarana yang tersedia pada lab basah IIK. Maka

perendaman hanya dapat dimaksimalkan selama kurang lebih 20 menit.

Kurangnya waktu perendaman membuat cetakan akrilik kurang

terpolimerisasi dengan sempurna, hal ini ditandai dengan adanya

permukaan akrilik yang tidak rata. Namun hal itu dapat dikesampingkan

karena setelah proses ini hasil cetakan akrilik akan difinishing dengan

stone dan dipolishing dengan menggunakan veltcone agar cetakan akrilik

menjadi rata, halus dan mengkilat.


BAB V

KESIMPULAN

Resin akrilik (Heat cured) adalah polimer sintetik yang digunakan

dalam bidang prostetik di kedokteran gigi.

Resin akrilik terbentuk ketika cairan monomer bercampur dengan

bubuk polimer, kemudian campuran tersebut akan mengalami polimerisasi

yang dibantu oleh pemanasan dengan air mendidih serta fase yang paling

baik untuk packing adalah fase dough karena menghasilkan hasil cetakan

yang baik karna mempunyai sifat flow yang bagus.

Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan faktor yang

menentukan keberhasilan pembuatan basis resin akrilik heat cured adalah

penentuan rasio perbandingan polimer dan monomer, waktu, cara

pengadukan polimer dan monomer hingga homogen dan pencetakan


adonan resin akrilik pada mould space serta lamanya perendaman mould

space di air mendidih.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavince, et al. 2012. Phillip’s Science of Dental Material. 12th ed.

W.B Saunders, st. Louis Missouri . p.475,477-478.

Anusavice, K., 2013. Phillips Science of Dental Material. 12th.

Philadelphia: Elsevier Ltd

Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. 2011. Dental Materials : Clinical

Aplplication for Dental Assistants and Dental Hygenists 2nd ed.

Missouri : Saunders.
Hussain, S., 2004, Textbook of Dental Materials, 1st edition, Jaypee

Brothers, New Delhi, 111.

McCabe, J. F. and Walls, A,. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed.

United Kingdom: Blackwell Publishing Ltd. p. 101-102.

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL TKG I


MANIPULASI RESIN AKRILIK FASE DOUGH PADA
MOULD SPACE
I PUTU VISNU GANGGA W A
10617049

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019

Anda mungkin juga menyukai