PENDAHULUAN
dengan kejernihan yang sangat baik, bahan ini meneruskansinar dari sinar
ultra violet sampai sinar yang mencapai panjang gelombang sebesar 250nm.
Mempunyai modulus elastisitas sekitar 2,4 Gpa (2400 MPa). Resin ini
bersifatsangat stabil dan tidak berubah warna serta sifatnya tahan lama.
akrilik yang menarik dalamkedokteran gigi, yaitu asam akrilik dan asam
perubahan suhu, daya serap air yang relatif rendah dan perubahandimensi
resinakrilik kuring panas dan resin akrilik kuring dingin (Hussain, 2004).
Resin akrilik hampir secara universal digunakan untuk membuat
(Anusavice, 2013).
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
METODE PENGAMATAN
a. Bahan
1. Serbuk polimer (1/2 tutup botol monomer) dan cairan monomer (1,5)
2. Cairan CMS
6. vaselin secukupnya
b. Alat
2. Pipet ukur
4. Kuas kecil
5. Timbangan
6. Crownmess/blade scapel
8. Masker
9. Sarung tangan
10. Platik cellphan
tinggi kuvet
gambar 2.1.4 gipsum biru diaduk dengan menggunakan spatula dan bowle
bawah
setting (kuvet atas dengan kuvet bawah sudah sesuai apabila sudah ada
gypsum biru tersebut setinggi setengah kuvet atas yang sudah dipasang
Gambar 2.1.7 menuangkan gypsum biru yang sudah diaduk diatas malam
gypsum putih tersebut sampai kuvet penuh dan berlebih pada kuvet atas
kecil sampai adonan gypsum yang belum setting telah tumpah dari kuvet.
kecil dengan press kecil sampai adonan gypsum putih yang belum setting
l. Proses buang malam dengan merebus kuvet ± 1 jam pada panci yang
Gambar 2.1.9 merebus kuvet sekitar 1 jam yang berisi dengan air mendidih
m. Melepas kuvet perlahan, cek pola cetakkan (mould space) apakah ukuran
Gambar 2.1.10 ukuran dan kontur sesuai dengan pola malam, Apabila di
.
2. Manipulasi Resin Akrilik pada Mould Space
a. cetakan gips dalam kuvet atas dan bawah diolesi CMS menggunakan kuas kecil
gambar 2.2.1 mengolesi cairan CMS diatas cetakan gips menggunakan kuas kecil
(atau sesuai dengan petunjuk pabrik dari merek resin akrilik yang digunakan)
Gambar 2.2.2 memasukkan cairan monomer dan serbuk polimer kedalam stellon
pot
d. Mengaduk campuran dengan spatula kecil secara perlahan sampai homogeny.
Selanjutnya stellon pot ditutup kedap cahaya. Amati fase sandy, sticky, dough
dengan membuka tutup stellon pot dan catat waktu sampai tercapainya fase dough
(±6 menit).
gambar 2.2.3 mengaduk campuran dengan spatula kecil secara perlahan sampai
homogeny.
hingga penuh, kemudia ditutu dengan plastic cellphan yang telah dibasahi dengai
air. Setelah itu, kuvet ditutup (kuvet atas dan bawah tidak boleh terlalu rapat.
Pengepressan awal dilakukan pengepressan akhir (kuvet atas dan bawah rapat)
Gambar 2.2.4 memasukan adonan yang telah mencapai fase dough kedalam pila
sampai mendidih selama 30 menit. Kemudian biarkan sampai air dingin kembali.
Gambar 2.2.5 setelah akrilik dipress lalu direbus kedalam air yang mendidih
sekitar 30 menit
dan dipolishing menggunakan bur stone dan dipolish menggunakan pumice dan
HASIL PENGAMATAN
2. Setelah di rebus/ godok dengan baik dan sesuai prosedur mendapatkan resin
4. Ada gipsum yang menempel pada hasil akhir cetakan akrilik. Hal ini dapat
dikarenakan oleh permukaan mould yang kurang bersih saat akan digunakan
selanjutnya adalah polishing dan finishing menggunakan bur stone hijau yang
menggunakan stone merah untuk mendapatkan hasil yang halus dan rapi.
Kemudian dilanjutkan menggunakan felt cone dan diberi pumice agar hasil
lebih mengkilat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ada dua kelompok resinakrilik yang menarik bagi kedokteran gigi, yaitu
trays, Untuk perbaikan gigi tiruan, relining, dan rebasing, untuk membuat
untuk membuat basis gigi tiruan sementara dan permanen, untuk membuat inlay
Polimer
Secara umum polimer resin akrilik terdiri dari poli (metil metakrilat), initiator
(0.2-0.5% benzoil peroksida), pigmen (merkuri sulfat, cadmium selenit, ferric
oxide), plasticizer (dibutil ptalat), opacifiers (zinc atau titanium oxide), bahan
tambahan berupa serat sintetis organik (serat nilon atau serat akrilik) dan
anorganik (serat kaca, zirkonium silikat). Untuk resin akrilik jenis self cured ,
ada bahan tambahan aktivator berupa amin tersier, sedangkan pada light cured
terdapat aktivator berupa camphoroquinone. (Steward, 2013)
Monomer
Monomer resin akrilik terdiri dari metil metakrilat, stabilizer (0.003 – 0.1%
metil ether hydroquinone untukmencegah terjadinya proses polimerisasi
selama penyimpanan), plasticizer (dibutil pthalat), bahan untuk memacu ikatan
silang (cross-linking agent) yaitu etilen glikol dimetakrilat (EGDMA). Cross-
link agent ini berpengaruh pada sifat fisik polimerdimana polimer yang
memiliki ikatan silang bersifat lebih keras dan tahanterhadap pelarut (Steward,
2013)
1. Biologis : tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksik, dan tidak
mengiritasi jaringan rongga mulut, tidak boleh larut dalam saliva atau
cairan lain yang dimasukkan ke dalam mulut, dan tidak dapat ditembus
cairan mulut.
2. Fisik : memiliki kekuatan dan kepegasan serta tahan terhadap tekanan gigit
atau pengunyahan, tekanan benturan, serta keausan berlebihan yang dapat
terjadi di dalam rongga mulut. Resin akrilik jugalah harus stabil
dimensinya dibawah semua keadaan, termasuk perubahan termal serta
variasi-variasi dalam beban.
Polimerisasi
a. Kimia Polimerisasi
pada waktu untuk secara cepat membentuk rantai. Secara teori, rantai
sederhana, tetapi tidak mudah untuk mengontrol. Dua tipe dasar selain
untuk membentuk ikatan tunggal, dan yang lainnya didasarkan pada reaksi
pembukaan cincin di mana cincin tiga atom rusak terbuka dan kemudian
bergabung dengan cincin yang rusak lain untuk membentuk ikatan tunggal
vinyl, dan yang paling sering di contohkan dalam kedokteran gigi oleh
dua karbon ditambah satu cincin nitrogen, seperti ditemukan dalam bahan
dua karbon dan satuo ksigen, seperti yang ditemukan dalam perekat
karena monomer dan polimer memiliki rumus empiris yang sama, di mana
2013)
kelompok, klorin, atau hidrogen. Dalam jenis reaksi, tidak ada produk
panas, cahaya, dan jejak peroksida, serta trialkylborane dan bahan kimia
lainnya. Dalam kasus apapun, reaksi dimulai oleh radikal bebas, yang
dapat diproduksi oleh salah satu metode yang disebutkan, seperti yang
akselerator dalam produk gigi. (Craig R.G Dan Powers J.M 2002)
energy dari komposisi lain yang bertindak sebagai radikal bebas. Kimiawi
radikal bebas yang digunakan untuk memulai polimerisasi bukanlah suatu
katalis, karena masuk kedalam reaksi kimia dan menjadi bagian akhir dari
komposisi kimia. Suatu istilah yang lebih akurat adalah inisiator / pemulai.
2. Propagasi
sebagai pusat radikal bebas baru ketika mendekati monomer lain untuk
membentuk dimer, yang juga menjadi radikal bebas. spesies reaktif ini,
polimer besar dalam hitungan detik. Secara teoritis, reaksi berantai harus
terus sampai semua monomer telah dikonversi ke polimer antara set awal
reaksi berantai. Proses ini terjadi dengan cepat, hampir seketika, dengan
pelepasan energi eksotermal, dan berkembang panas yang cukup besar.
3. Rantai transfer
ke molekul lain (misalnya, monomer atau polimer tidak aktif rantai) dan
baru untuk hasil pertumbuhan. Dalam cara yang sama, rantai sudah
dihentikan mungkin diaktifkan melalui transfer rantai, dan itu akan terus
4. Terminasi
langsung dari dua radikal bebas ujung rantai atau dengan pertukaran atom
hidrogen dari satu rantai berkembang ke yang lain. (Anusavice K.J. 2013)
juga digunakan sebagai pilihan dalam pembuatan basis gigi tiruan lepasan,
akrilik heat cured, yaitu polimer (powder) dan monomer (liquid). Dalam
bebas yaitu suatu peroksida yang sangat reaktif dan mempunyai inisiator.
Pada reaksi ini satu molekul benzoil peroksida menghasilkan dua radikal
Dalam praktikum kali ini , menyediakan alat dan bahan. Lalu aduk
setengah kuvet tersebut. Lalu selanjutnya aduk gypsum biru dan letakkan
malam dengan adonan gypsum biru lagi dan gypsum putih seperti
direbus dalam air mendidih sekitar 1 jam . setelah itu press diangkat dari
air mendidih, kuvetnya pun dibuka dengan keadaan malam telah hilang
sehingga tercetaklah sebuah pola yang akan nanti diletakkan bahan akrilik.
dan dough stage letakkan di dalam pola dan dipress menggunakan press
kecil sebelum dipress letakkan plastic diatas bahan akrilik agar sisa sisa
dari bahan akriliknya bisa dibuang atau dipotong ulangi sampai 3-4 kali
sampai bahan akriliknya tidak ada lagi yang menyebar lalu yang terakhir
dapat diambil dari cetakan dengan hati hati Langkah selanjutnya adalah
berwarna hijau agar gypsum yang menempel hilang. Setelah itu proses
Craig. RGmJ. 2006. Restorative Dental Materials. 12 th ed. St. Louis, Missousi.
Hal : 333-44.
Hatrick, CD. Eakle, WS & Bird, WF. 2011. Dental Materials: Clinical
Applications for Dental Hygiensts. Second Edition. St. Louis: Saunders
Elsevier. P. 184-185.
McCabe JF and Walls A. 2008. Applied Dental Material Nine Edition. USA :
Blackwell publishing
McCabe JF, Walls AW. 2013. Applied dental materials. 9 ed: USA : Blackwell
Publishing.
Stewart and Michael Bagby. 2013. Clinical Aspects of Dental Materials : Theory,
Practice, and Cases. 4th ed. Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins.
pp. 153
Anusavice KJ., Shen Ch., Rawls HR. 2009. Philips’ science of dental materials.
12th Edition. Missouri: Elvisevier. Hal : 205-48
Hussain, Sharmila. 2004. Textbook of Dental Materials. New Delhi, India: Jaypee
Brothers Medical Publisher.
Van Noort R. 2007.Introduction Dental Materials.3rded. Mosby Elsevier Science
Limited Edinburgh,London,New York. pp. 217
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
yang tepat bila manipulasi dilakukan secara benar. Fase yang tepat
. Karena pada fase dough, flow nya tinggi dan mudah dimanipulasi.
Begitupulah hasil yang didapat lbih halus daripada Packing pada fase
lainnya. Namun pada praktikum ini, masih didapatkan porous. Hal ini
ini kita memang melewati proses deflasking yang tidak sesuai dengan
5.2 SARAN