DISUSUN OLEH:
10622008
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada perkembangannya sendiri, setelah membuat cetakan rahang dari bahan
cetak alginat selanjutnya dapat membuat lempeng gigit dari resin akrilik. Resin akrilik
merupakan salah satu bahan yang paling banyak digunakan di bidang kedokteran gigi
terutama dalam bidang prostodonsia. Akrilik dipilih karena sifatnya yang cukup elastik
dan cukup rigid atau keras terhadap tekanan kunyah, stabil dalam cairan mulut,
biokompatibel, warna menyerupai warna gusi, mudah direstorasi bila patah tanpa
mengalami distorsi, mudah dibersihkan sendiri oleh pasien, mudah dimanipulasikan
dalam masa yang relatif singkat, serta harga yang cukup murah dan tahan lama.
Lempeng resin akrilik biasanya digunakan untuk landasan atau basis gigi tiruan
lepasan. Basis gigi tiruan berfungsi untuk mendistribusikan beban pengunyahan. Untuk
mendaptkan sifat basis gigi tiruan yang baik salah satu diantaranya basis gigi tiruan
memiliki ketebalan cukup dan tidak berpori. Resin akrilik dapat dibuat dengan proses
polimerasi adisi radikal bebas melalui tahap aktivasi, inisisasi, propagasi, dan terminasi.
Resin akrilik berdasarkan cara aktivasi dapat dibagi menjadi resin akrilik polimerisasi
panas, polimerisasi kimiawi, polimerisasi gelombang mikro, polimerisasi sinar tampak.
Resin akrilik merupakan jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa
komponen no metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan organik. Resin banyak
diaplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok
cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan. Selain kelebihan yang telah
disebutkan di atas terdapat beberapa kekurangan dari resin akrilik di antaranya yaitu
mudah patah bila jatuh pada permukaan yang keras atau akibat kelelahan karena
ulangan lenturan suatu beban. Resin akrilik dapat dibentuk selama masih dalam
keadaan plastis dan mengeras apabila dipanaskan. Pengerasan terjadi oleh karena
terjadinya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan aplikasi bahan cetak untuk membuat model rahang tak
bergigi.
2. Mahasiswa mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing akrilik
pada kuvet besar dengan benar.
C. MANFAAT
1. Agar mahasiswa dapat melakukan aplikasi bahan cetak untuk membuat model
rahang tak bergigi.
2. Agar mahasiswa mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing
akrilik pada kuvet besar dengan benar.
BAB II
METODE PENGAMATAN
2. Bahan
a) Gips putih
b) Model rahang tak bergigi
c) Gips biru
d) Air
e) Kertas pasir / ampelas
f) Vaselin
g) Baseplate wax
h) Heat cured acrylic
i) Kertas chellopan
j) CMS
k) Pumice
l) Kryet
Gambar 2.5 Proses buang malam dengan menggodok kuvet yang tetap berada pada press
beugel
3. Packing Akrilik
a) Cetakan gips dalam kuvet atas atau bawah diolesi selapis CMS menggunakan
kuas kecil.
b) Tuangkan cairan monomer diukur menggunakan pipet ukur sebanyak 2,5 ml
(atau sesuai dengan petunjuk pabrik dari merk resin akrilik yang digunakan) ke
dalam stellon pot.
c) Serbuk polimer diitmbang sebanyak 5 gr, kemudian dimasukkan secara
perlahan-lahan ke dalam stellon pot sampai semua polimer terbasahi oleh
monomer.
Gambar 3.2 Proses pengadukan campuran serbuk polimer dan cairan monomer
e) Setelah adonan mencapai fase dough, adonan dimsukkan ke cetakan kuvet
hingga penuh, kemudian ditutup dengan plastik cellophan yang telah dibasahi
air. Setelah itu kuvet diutup (kuvet atas dan bawah tidak boleh terlalu rapat).
Pengepresan awal dilakukan sapai tercapai kondisi metal to metal (kuvet atas
dan bawah rapat).
Gambar 3.3 Pengepresan pada kuvet yang telah terisi adonan fase dough
f) Kuvet dibuka dan plastik cellophan diambil. Kelebihan resin akrilik diambil
dengan crownmess secara cepat (kurang lebih 30 detik). Kuvet ditutup lagi dan
dilakukan pengepresan akhir (kuvet atas dan bawah rapat) serta kuvet biarkan
tetap pada pressnya. Untuk packing akrilik pada kuvet besar lakukan press
sampai 3 kali pengepresan.
PEMBAHASAN
A. RESIN AKRILIK
Resin akrilik merupakan hasil polimerisasi akrilat atau asam metakrilat atau
turunannya, digunakan untuk pembuatan prostesis medis serta restorasi dan peralatan
gigi. Polimetil metakrilat merupakan material dasar dari resin akrilik di bidang
kedokteran gigi yang digunakan sebagai salah satu pilihan material pembuatan basis
gigi tiruan lepasan. Polimetil metakrilat yang merupakan bahan dasar resin akrilik
mempunyai beberapa keunggulan antara lain estetik yang baik, kekuatan tinggi,
menyerap air rendah, daya larut rendah, mudah dilakukan reparasi, proses manipulasi
mudah karena tidak memerlukan peralatan yang rumit. Disamping mempunyai
keuntungan, resin akrilik juga mempunyai kekurangan yaitu mudah patah apabila jatuh
pada permukaan yang keras atau akibat kelelahan bahan serta mengalami perubahan
warna karena lama pemakaian. Selain itu, bahan ini juga mepunyai sifat porus yang
merupakan tempat ideal untuk pengendapan sisa makanan sehingga mokroorganisme
dapat tumbuh dan berkembang biak. Berdasarkan polimerisasinya ada tiga jenis resin
akrilik, yaitu cold cured, heat cured, dan light cured. Bahan basis gigi tiruan yang sering
digunakan adalah polimetil metakrilat, resin akrilik jenis heat cured. Lempeng resin
akrilik biasanya digunakan untuk landasan atau basis gigi tiruan lepasan. Basisi gigi
tiruan berfungsi untuk mendistribusikan beban pengunyahan. Untuk mendaptkan sifat
basis gigi tiruan yang baik salah satu diantaranya basis gigi tiruan memiliki ketebalan
cukup dan tidak berpori. Resin akrilik dapat dibuat dengan proses polimerasi adisi
radikal bebas melalui tahap aktivasi, inisisasi, propagasi, dan terminasi.
Pada skill lab kali ini aplikasi resin akrilik pada pembuatan lempeng gigit akrilik heat
cured yang telah dilakukan, dimulai dengan membuat cetakan malam dari gipsum dan
diletakkan pada kuvet besar. Setelah itu dilakukan pembuangan malam dengan cara direbus
selama kurang lebih 45 menit. Setelah malam terbuang, mengolesi cairan CMS pada malam
dan kita melakukan manipulasi resin akrilik fase dough. Dimana kita mencapurkan serbuk
polimer dan cairan monomer dan aduk adonan lalu tunggu hingga adonan mencapai fase
dough. Pengadukan serbuk dan cairan harus dilakukan dengan benar hingga homogen agar
tidak terjadi porus.
Setelah tercapainya fase dough maka segera letakkan resin akrilik pada cetakan yang
ada di kuvet menggunakan sarung tangan. Peletakan resin akrilik fase dough harus segera
dilakukan sebelum resin akrilik menjadi setting sehingga tidak dapat digunakan. Kemudian
press kuvet dengan dilapisi plastik cellophan dan lakukan press sebanyak 3 kali. Segera rebus
kuvet yang sudah terisi oleh resin akrilik agar tidak terjadi porus. Selanjutnya lakukan finishing
dan polishing untuk merapikan hasil bentuk dari resin akrilik dan untuk membuat permukaan
resin akrilik menjadi halus dan mengkilat. Hasil akhir dari skill lab aplikasi resin akrilik pada
pembuatan lempeng gigit ini adalah didapatkan bentuk lempeng gigit yang pas sesuai
anatominya.
BAB IV
PENUTUP
Lempeng resin akrilik biasanya digunakan untuk landasan atau basis gigi tiruan
lepasan. Basis gigi tiruan berfungsi untuk mendistribusikan beban pengunyahan. Untuk
mendaptkan sifat basis gigi tiruan yang baik salah satu diantaranya basis gigi tiruan memiliki
ketebalan cukup dan tidak berpori. Resin akrilik dapat dibuat dengan proses polimerasi adisi
radikal bebas melalui tahap aktivasi, inisisasi, propagasi, dan terminasi. Resin akrilik
berdasarkan cara aktivasi dapat dibagi menjadi resin akrilik polimerisasi panas, polimerisasi
kimiawi, polimerisasi gelombang mikro, polimerisasi sinar tampak. Resin akrilik merupakan
salah satu material yang sering digunakan dalam dunia kedokteran gigi khusunya di bidang
prostodonsia. Resin akrilik murni memiliki sifat tidak berwarna, transparan dan padat. Dalam
kedokteran gigi untuk mempermudah penggunaanya, polimer diberikan pewarnaan untuk
mendapatkan warna dan derajat kebeningan. Untuk komposisi dari resin akrilik sendiri terdiri
atas bubuk dan cairanDimana pada kedokteran gigi resin akrilik teraktivasi panas yang paling
sering digunakan. Terdapat 5 tahap resin akrilik yaitu sandy stage, stringy stage, dough stage,
rubbery stage dan stiff stage.
Dimana fokus praktikum pada kali ini ada di pembuatan lempeng gigit pada resin
akrilik teraktivasi panas. Dimulai dengan menduplikasi model rahang, penbuatan outline dan
pola malam pada duplikasi model rahang, perebusan atau proses pembuangan malam,
pencampuran serbuk polimer dan cairan monomer hingga tercapai resin akrilik pada fase
dough. Dan yang selanjutnya yaitu proses perebusan resin akrilik dan dilanjutkan dengan
finishing dan polishing.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, K. (2003). Philip's Science Of Dental Materials 11th Edition. Saunders Company.