LAPORAN PRAKTIKUM
Kelompok : A8
Penyusun
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
1. TUJUAN
2
(Kiri – Kanan : Gelas ukur, crucible former, brander spirtus, sprue)
3. CARA KERJA
a.Semua alat yang akan digunakan untuk membuat model malam mahkota
dibersihkan terlebih dahulu.
b.Sebelum memulai pekerjaan, alat cetak model malam diperiksa dan dipastikan
dalamkeadaan bersih dan tidak ada sisa malam yang tertinggal
c.Ujung alat cetak model malam diolesi dengan parafin secukupnya dan
diberikan pengganjal pada perantara alat cetak sebagai pengganti handpress
3
(Kiri : malam inlay dipanaskan diatas brander spirtus – Kanan : malam dituang ke dalam
cetakan)
e. Setelah cetakan diisi penuh dengan malam cair, segera ditutup dengan cetakan
modelmalam. Pengganjal diambil, sehingga dapat ditutup dengan rapat. Sisa
malam yang keluar dibersihkan.
f. Cetakan dibuka tutupnya, model malam diambil, diletakkan dalam wadah dan
haluskan dengan pisau model
(Kiri : Proses menghaluskan sisa malam dengan pisau model – Kanan : hasil
malam)
4
3.2 Penanaman Model Malam
a. Malam sprue dipotong secukupnya, kemudian sprue tersebut diletakkan pada model
malam (model malam harus diletakkan pada alat pencetak model malam) dengan cara
melelehkan ujung malam sprue dan dilekatkan dengan model malam dalam posisitegak,
malam sprue
b. Ujung lain dari sprue diletakkan pada crucible former dengan posisi tegak.
d. Seluruh permukaan model malam dan sprue diulasi dengan air sabun memakai kuas.
5
Pengulasan dengan air sabun
e. Bubuk bahan tanam ditimbang seberat 58 gram sebanyak dua kali untuk
percobaanyang normal dan encer, dan 63 gram sebanyak satu kali untuk percobaan yang
kental.Air diukur 20 ml sebanyak dua kali untuk percobaan yang normal dan kental, dan
25ml sebanyak satu kalu untuk percobaan yang encer.
f. Air dituangkan terlebih dahulu ke dalam bowl, lalu bubuk bahan tana dimasukkan ke
dalam
g.Adonan diaduk sebanyak 45 putaran dalam 30 detik di atas vibrator Adonan dituangkan
ke dalam bumbung tuang, yang telah lengkap dengan crucible former dan malam model
terpasang di atas vibrator.
h. Setelah bumbung tuang terisi penuh, bumbung tuang dipindahkan dari vibrator
dandiberi tanda (I untuk konsistensi normal, II untuk konsistensi encer dan III
untukkonsistensi kental).
4. HASIL PRAKTIKUM
I II III
6
Tabel. Konsistensi Bahan Tanam Gypsum Bonded
5. PEMBAHASAN
Efek Paraffin
Lilin gigi mengandung 40% hingga 60% paraffin, yang berasal dari fraksi tinggi
minyak bumi. Mereka terutama terdiri dari campura kompleks hidrokarbon dari
metana Bersama-sama dengan sejumlah kecil fase amorf dan mikrokristalin dan
distribusi konstituen. Kisaran pencairan dapat ditentukan dengan kurva antara
suhu dan waktu, untuk inlay berbasis paraffin.
Efek Sabun
Wax pattern harus bersih dari minyak dan partikel-pertikel kecil. Pemberian
wetting agent berupa air sabun ditujukan untuk menurunkan tegangan permukaan
model malam (Anusavice, 2012).
Asbes merupakan bahan optional tetapi tidak dapat digunakan lagi karena memiliki
potensi karsinogenik yang menjadikan seperti biohazard. Asbes yang diproduksi memiliki
dua tipe yaitu aluminosilicate ceramic liner dan cellulose liner (kertas). Liner berbahan
7
keramik tidak dapat menyerap air deperti liner berbahan selulosa, namun keramik liner
dapat menahan air dipermukaannya. Liner memberikan perluasan pengaturan normal
yang lebih besar di investasi dan air yang terserap menyebabkan semihygroscopic
ekspansi selama pengaturan. Agar ekspansi seragam, teknisi memotong liner sesuai
dengan bagian dalam ring casting namun tidak tumpeng tindih. Ketebalan liner pun tidak
boleh kurang dari sekitar 1mm. karena liner selulosa adalah produk kertas, mereka akan
terbakar saat bornout proses. Penempatan liner yang lebih pendek (3,25mm) dari ujung
cincin cenderung menghasilkan ekspansi yang lebih seragam, serta jarang terjadinya
dostorsi pola lilin dan cetakan (Anusavice, 2012).
Anusavice, K. J. dan Philips, R. W. 2012. Phillips’ Science of Dental Materials St. Louis,
Mo.: Saunders. Pp. 196 ; 216
8
6.
9
s sebelum keseluruhannya mengisi cetakan (Anusavice,2013,p.214).
6. KESIMPULAN
10
manipulasinya, terdapat hal hal yangharus diperhatikan agar mendapat
hasil yang maksimal salah satunya adalah rasio bubuk dan air. Semakin
tinggi rasionya maka adonan akan semakin encer dan waktu settingnya
akan semakin lama. Sebaliknya jika semakin rendah rasionya maka
adonan akan semakin kental dan waktu settingnya akan semakin cepat.
DAFTAR PUSTAKA
11
Blackwell Publishing Ltd.
12