PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
reproduksi negatif dari gigi dan jaringan sekitarnya, kemudian akan diisi
dengan bahan pengisi untuk mendapatkan model studi ataupun model kerja.
Secara umum, bahan cetak dibedakan menjadi dua, bahan cetak rigid/non
elastik dan bahan cetak elastik. Bahan cetak non elastik setelah mengeras
akan bersifat kaku dan cenderung patah jika diberi tekanan yang melebihi
batas kekuatan tekannya. Karena sifatnya yang kaku, bahan cetak non
elastik tidak dapat digunakan untuk mencetak area undercut. Bahan cetak
ini contohnya gips cetak, kompon, dan OSE. Bahan cetak elastik memiliki
pengunaannya lebih luas dari pada bahan cetak non elastik. (Craig,2002)
Bahan cetak elastik terdiri dari bahan cetak elastomer dan bahan
baik dan stabilitas dimensi yang tinggi, namun harganya relatif lebih mahal
silikon adisi, sedangkan bahan cetak hidrokoloid terdiri dari agar dan
alginat.(Craig,2002)
Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling
Dari skill lab ini mahasiswa akan tau betapa pentingnya mengetahui
fungsi dari alginate,bagaimana cara mengaduk alginate yang benar,kapan
waktu setting time alginate,dan proses manipulasi sampai waktu setting
sebuah bahan cetak ,baik yang elastis maupun non elastis. Mengapa
demikian, karena pengggunaan bahan cetak erat hubungannya dengan
bidang kedokteran gigi.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui Cara Mengaduk Alginate yang benar
2. Mengetahui Jenis, Fungsi dan Komposisi bahan cetak
3. Mengetahui Cara Manipulasi Bahan Cetak
4. Mengetahui Indikasi pada Bahan Cetak
5. Mengetahui Waktu Setting yang tepat pada Bahan Cetak
6. Mengetahui Uji Sineresis dan Imbibisi Material Cetak Hydrokoloid
7. Mengetahui Sifat Sineresis dan Imbibisi Material Cetak Hydrokoloid
C. MANFAAT
1. Pembaca dapat memahami Bahan cetak yang digunakan pada
Kedokteran Gigi
2. Mahasiswa dapat membedakan jenis – jenis Bahan Cetak
3. Mahasiswa dapat melakukan proses Manipulasi Bahan cetak
4. Mahasiswa dapat mengetahui waktu setting masing-masing Bahan
Cetak
5. Mahasiswa dapat mengetahui uji seneresis dan imbibisis material cetak
hydrokoloid
6. Mahasiswa dapat memahami sifat sineresis dan imbibisi material cetak
hydrokoloid.
BAB II
METODE PENGAMATAN
1. Alat
e. Plat kaca
f. Timbangan digital
g. Stopwatch
h. Gelas Ukur
i. Alas meja warna biru muda
2. Bahan
a. Alginat
b. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi very high
(heavy body/putty)
c. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi low high
(light body)
d. Vaselin Secukupnya
3. Cara Kerja:
alginat, vaselin)
memudahkan mengambilnya.
final setting.
Wrapping
homogen
sampai mengeras
kali
body
HIDROKOLOID
1. Alat
d. Timbangan digital
e. Stopwatch
f. Gelas ukur
2. Bahan
a. Alginat
b. Aquades
c. Vaseline secukupnya
3. Cara Kerja
Catat hasilnya
udara terbuka
kelompok)
hasilnya
4. Dokumentasi
2.16Pada
2.16 Padamenit
menitkeke1212 2.17 Pada menit ke 15
HASIL PENGAMATAN
Tabel 2. Hasil pengamatan berat alginat saat uji sineresis dan imbibisi material
Waktu Penimbangan Berat Alginat (mg) di Uji Berat Alginat (mg) di Uji
(Menit) Sineresis Imbibisi
0 3.800 3.300
3 3.800 3.500
6 4.000 3.500
9 3.900 3.500
12 3.900 3.500
15 3.800 3.600
18 2.900 3.400
Dst ( Interval 3 menit)
Keterangan:
a. Hasil pada timbangan merupakan satuan gram, dan data yang ada di tabel
menit.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam skillab manipulasi bahan cetak ada beberapa hal yang diamati
mulai dari pengadukan alginate,penuangan alginate ke sendok cetak sampe
mengerasnya adonan alginate tersebut. Sebelum itu, perlu mengetahui dahulu
mengenai bahan cetak.
Dalam skillab kali ini bahan cetak yang digunakan dalah bahan cetak
Hidrokoloid reversible (Alginat) dan bahan cetak elastomer (silikon adisi).
Digunakan kedua bahan cetak tersebut bertujuan untuk mengetaui adanya
perbedaan tingkat keakuratan dari masing masing bahan cetak.
Bahan cetak alginate adalah bahan cetak yang paling sering digunakan
dalam bidang kedokteran gigi, mengapa demikian, karena dinilai bahan cetak
alginate mudah dimanipulasi serta mudah untuk mendapatkannya, bagi pasien
bahan cetak alginate juga banyak disukai karena memiliki rasa dan aroma yang
mudah diterima.
Komposisi dari bahan cetak alginate terdiri dari atas : potassium alginate
15%, kalsium sulfat 16%, zink oksida 4%, potassium titanium flourida 3%,
diatomaceous earth 60% dan natrium fosfat 2%. Bahan ini berupa bubuk yang bila
dicampur dengan air membentuk massa gel dimana dapat mencetak rahang dan
gigi manusia.
(
Ralph. P, 2003 )
Setting time adalah waktu yang diukur dari mulai pengadukan hingga
terjadinya gelasi (setting). Settimg time harus menyediakan waktu yang cukup
untuk dokter gigi melakukan pengadukan, mengisi ke sendok cetak, dan mencetak
ke mulut pasien
( Anusavice et
al, 2014)
Pada skillab kali ini alginate yang digunakan adalah alginate tipe normal
dimana setting time pada alginate tersebut berkisar 2-4,5 menit.proses
pengadukan pada alginate juga mempengaruhi ketidaksempurnaan cetakan.
Waktu pengadukan alginate yang umum adalah 30 detik sampai 1
menit,tergantung tipe alginate yanga digunakan.
Skillab ini juga menggunakan bahan cetak elastomer jenis silicon
adisi,dimana bahan ini dinilai lebih mahal dari alginate. Elastomer digunakan
untuk mencetak gigu tiruan lepasan,GTP,Mahkota serta immediate denture yang
memerlukan cetakan yang akurat dan detail.
Bahan cetak elastomer adalah bahan cetak yang bersifat elastis seperti
karet yang bila digunakan dan dikeluarkan dari rongga mulut akan tetap bersifat
elastis dan fleksibel. Secara kimia terdapat empat jenis elastomer yang digunakan
sebagai bahan cetak yaitu polisulfida, polieter, silicon polimerisasi kondensasi,
silicon polimerisasi adisi. Bahan cetak elastomer mrnggunakan sistem 2
komponen yang dikemas dalam bentuk pasta (basis dan katalis) yang dicampur
terlebih dahulu sebelum dilakukan pencetakan. Terdapat 4 jenis bahan cetak
elastomer yang dibagi berdasarkan viskositasnya yaitu: (1) light body, (2) medium
atauregular body, (3) heavy body, (4) putty.
( Power JM et.
All 2012)
Pada skillab kali ini bahan cetak elastomer yang digunakan adalah silicon
adisi heavy body dan light body. Bahan elastomer tersebut dimanipulasi dengan
cara double impression.
Pada manipulasi elastomer cukup menggunakan plat kaca dan spatula logam,
namun saat proses manipulasi heavy body kondisi tangan harus benar-benar
kering
berbentuk gel akan mengalami kehilangan air karena proses penguapan dari
permukaan bahancetak alginate atau keluarnya air dari bahan cetak alginate.
Selain itu adanya eksudat atau benda-benda asing pada permukaan gel juga akan
(Anusavice, 2003)
dalam keadaan terbuka di suhu ruangan, setiap 3 menit sekali selama 30 menit
alginate ditimbang beratnya di neraca analitik dan dicatat pada table pengamatan.
Dari hasil yang didapatkan alginate mengalami penurunan berat yang cukup
pertama. Hal ini terjadi karena 3 menit pertama alginate terpapar oleh suhu
ruangan yang jelas berbeda dengan suhu mulut. Suhu ruangan berkisar 23’C
Proses sineresis terjadi akibat dari tekanan yang terjadi terhadap air yang
berada diantara rantai polisakarida yang berakibat keluarnya tetes-tetes kecil air
pada permukaan bahan cetak. Imbibisi merupakan kebalikan dari sineresis dimana
air disekitar alginat diserap melalui rantai polisakarida. (Mc. Cabe, 2008)
Imbibisi adalah proses penyerapan air saat bahan cetak alginat ditambah
dengan air. Hal ini dapat menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi hasil
penyimpanan hasil cetakan alginat harus dilakukan sesingkat mungkin dan juga
pembuatan die stone harus diproses sesegera mungkin setelah cetakan dibuat.
Proses imbibisi pada skill lab kali ini adalah dengan cara memasukkan
cetakan alginat ke dalam air biasa sampai terendam semua. Dalam skill lab kali ini
hasil yang didapatkan cukup bervariasi,dan hasil tidak konstan naik terus
menerus, karena pada dasarnya alginat yang mengalami imbibisi akan mengalami
kenaikan berat secara terus menerus, data yang kami dapatkan adalah pada menit
mengalami kenaian yang sangat signifikan sebesar 1 miligram. Namun pada menit
ke 15 alginat mengalami penurunan, hal ini terjadi karena pada saat alginat akan
ditimbang pada neraca analitik, alginat dibiarkan berada di udara terbuka cukup
lama, maka dari itu secara tidak langsung alginat mengalami sineresis. Hal ini
sineresis terjadi ketika alginat mengerut karena adanya penguapan air akibat
kenaikan suhu ataupun cetakan terlalu lama disimpan di udara terbuka (Jeddy,
2001).
BAB V
KESIMPULAN
Alginat mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanik terdapat working time,
setting time dan mixing time dalam manipulasi pengerjaannya. Alginat bisa
absorbsi tinggi, berpori, memiliki sifat fisik yang memadai, dan dapat
bahan cetak alginat setelah dikeluarkan dari mulut dan rahang. Sineresis terjadi
bervariasi, naik turun massa alginat karena pada saat menimbang pada neraca
analitik terlalu lama di udara bebas dan sehingga alginat mengalami sineresis.
Dalam percobaan elastomer yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
melipat.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips. 2003. Science of Dental Materials.
Elsevier
Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips. 2012. Science of Dental Materials.
Elsevier
Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips. 2014. Science of Dental Materials.
Elsevier: 154-155
Combe. 1986. Notes on Dental Materials. Ed. 6. Churchill Livingstone Inc: USA.
h. 25-28.
Jeddy. 2001. Pengaruh Empat Macam Perlakuan Pada Bahan Cetak Alginat
Terhadap Perubahan Dimensi. Dentika Dent J: 1-5
McCabe and Walls. 2008. Applied Dental Material. 9th ed. Singapore: Blackwell
Publishing. 101-123
Nallamuthu et al. 2012. Chlorogenic acid loaded chitosan nanoparticles with
sustained release property, retained antioxidant activity and enhanced
bioavailability. Asian J Pharm. Sci.
Sakaguchi. 2011. Craig’s Restorative Dental Material. 12th ed. Missouri: Mosby
Elsevier.