Anda di halaman 1dari 22

MATERIAL CETAK KEDOKTERAN GIGI

LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL I

Maisa Putri Azizah 10618061


Marcellino angger damar balitar 10618062
Michelle harjanto gunawan 10618063
Muhammad Aksal Dude 10618064
M Haikal Utomo 10618065
M Radovi Arnol 10618066
Muhammad Salman Widad Wijaya 10618067
Nada afiva ramadhani 10618068
Nadiya Rizky Fatmawati 10618069
Nadya Aulia Sumarjiansyah 10618070

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahan cetak dalam kedokteran gigi digunakan untuk mendapatkan

reproduksi negatif dari gigi dan jaringan sekitarnya, kemudian akan diisi

dengan bahan pengisi untuk mendapatkan model studi ataupun model kerja.

Secara umum, bahan cetak dibedakan menjadi dua, bahan cetak rigid/non

elastik dan bahan cetak elastik. Bahan cetak non elastik setelah mengeras

akan bersifat kaku dan cenderung patah jika diberi tekanan yang melebihi

batas kekuatan tekannya. Karena sifatnya yang kaku, bahan cetak non

elastik tidak dapat digunakan untuk mencetak area undercut. Bahan cetak

ini contohnya gips cetak, kompon, dan OSE. Bahan cetak elastik memiliki

sifat seperti karet dan dapat mencetak area undercut sehingga

pengunaannya lebih luas dari pada bahan cetak non elastik. (Craig,2002)

Bahan cetak elastik terdiri dari bahan cetak elastomer dan bahan

cetak hidrokoloid. Bahan cetak elastomer memiliki akurasi cetakan yang

baik dan stabilitas dimensi yang tinggi, namun harganya relatif lebih mahal

dibanding bahan cetak hidrokoloid. Bahan cetak elastomer yang umum

ditemukan terdiri dari 4 yaitu polisulfida, polieter, silikon kondensasi, dan

silikon adisi, sedangkan bahan cetak hidrokoloid terdiri dari agar dan

alginat.(Craig,2002)
Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling

banyak digunakan selama beberapa tahun terakhir. Bahan cetak ini

memiliki kelebihan antara lain mudah pada manipulasi, nyaman pada

pasien, harga yang lebih ekonomis dan tidak membutuhkan banyak

peralatan saat dilakukan pencetakan (Anusavice, 2004).

Menurut Anusavice 2014, komposisi bahan cetak alginat terdiri atas :


Potasium alginat 15%, Kalsium sulfat 16%, Zink oksida 4%, Potasium
titanium fluorida 3%, Diatomaceous earth 60% dan Natrium fosfat 2%.
Bahan ini berupa bubuk yang bila dicampur dengan air membentuk massa
gel dimana dapat mencetak rahang dan gigi manusia.

Dalam skill lab pertama ini mahasiswa diajarkan bagaimana cara


mengaduk bahan cetak alginate sesuai cara kerja dengan menghitung
waktu setting time alginate , kemudian melakukan teknik cetak Double
Impression dengan Plastic Wrapping dan uji sinerisis dan imbibisi
material cetak.

Dari skill lab ini mahasiswa akan tau betapa pentingnya mengetahui
fungsi dari alginate,bagaimana cara mengaduk alginate yang benar,kapan
waktu setting time alginate,dan proses manipulasi sampai waktu setting
sebuah bahan cetak ,baik yang elastis maupun non elastis. Mengapa
demikian, karena pengggunaan bahan cetak erat hubungannya dengan
bidang kedokteran gigi.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui Cara Mengaduk Alginate yang benar
2. Mengetahui Jenis, Fungsi dan Komposisi bahan cetak
3. Mengetahui Cara Manipulasi Bahan Cetak
4. Mengetahui Indikasi pada Bahan Cetak
5. Mengetahui Waktu Setting yang tepat pada Bahan Cetak
6. Mengetahui Uji Sineresis dan Imbibisi Material Cetak Hydrokoloid
7. Mengetahui Sifat Sineresis dan Imbibisi Material Cetak Hydrokoloid

C. MANFAAT
1. Pembaca dapat memahami Bahan cetak yang digunakan pada
Kedokteran Gigi
2. Mahasiswa dapat membedakan jenis – jenis Bahan Cetak
3. Mahasiswa dapat melakukan proses Manipulasi Bahan cetak
4. Mahasiswa dapat mengetahui waktu setting masing-masing Bahan
Cetak
5. Mahasiswa dapat mengetahui uji seneresis dan imbibisis material cetak
hydrokoloid
6. Mahasiswa dapat memahami sifat sineresis dan imbibisi material cetak
hydrokoloid.

BAB II

METODE PENGAMATAN

A. MATERIAL CETAK KEDOKTERAN GIGI

1. Alat

a. Spatulla dan Bowl

b. Plastic wrap, Paper pad & spatula semen (logam)

c. Sendok cetak sebagian

d. Model cast (model studi gigi)

e. Plat kaca

f. Timbangan digital

g. Stopwatch

h. Gelas Ukur
i. Alas meja warna biru muda

2. Bahan

a. Alginat

b. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi very high

(heavy body/putty)

c. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi low high

(light body)

d. Vaselin Secukupnya

3. Cara Kerja:

a. Menghitung Waktu Setiing Bahan Cetak Alginat

1) Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl,

spatula, 1 sendok cetak sebagian, model cast, gelas ukur,

alginat, vaselin)

2) Memasukkan bubuk alginate ke dalam rubber bowl sesuaikan

dengan ukuran cetakan untuk sendok cetak sebagian.

Tambahkan air sesuai dengan perbandingan yang telah

ditentukan w/p (1:1) atau sesuai petunjuk pabrik.

3) Mengaduk dengan gerakan memutar kurang lebih 10 detik

dilanjutkan gerakan spatulasi selama 30 detik sampai 1 menit.

4) Spatulasi dengan gerakaan cepat memutar angka 8 yang cukup

dengan cara ujung kerja spatula menempel dinding bowl,

hingga adonan homogen siap untuk dimanipulasi ke sendok

cetak sebagian (tidak boleh lebih dari 1 menit). Kumpulkan


adonan alginat menjadi satu titik pada bowl untuk

memudahkan mengambilnya.

5) Catat mixing time (satuan detik)

6) Mengambil adonan alginat dari bowl dan dilanjutkan

manipulasi ke sendok cetakan sebagian. Catat manipulating

time (satuan detik)

7) Melakukan pengamatan final setting (tanda alginat sudah final

setting adalah alginat sudah mengeras dan elastis). Catat waktu

final setting.

b. Melakukan teknik cetak Double Impression dengan Plastic

Wrapping

1) Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl,

spatula semen, 1 sendok cetak sebagian, model cast, heavy

body dan light body elastomer, vaselin)

2) Mengolesi model cast dengan vaselin

3) Mengeluarkan heavybody (basis dan katalis), letakkan di atas

plat kaca sebanyak masing-masing setengah scoop.

4) Manipulasi heavy body dengan menggunakan jari tangan tanpa

menggunakan handscoon sampai warna basis dan katalis

homogen

5) Meletakkan bahan cetak yang sudah homogen ke sendok cetak

sebagian, dilanjutkan meletakkan plastik (plastic wrapping) di

atas adonan heavy body


6) Mencetakkan adonan heavy body ke model cast dan ditunggu

sampai mengeras

7) Mengeluarkan pasta dasar dan pasta katalis light body di atas

paper pad dengan panjang 2-3 cm.

8) Mencampur pasta dasar dan katalis light body memakai spatula

dengan gerakan memutar selama 20-30 detik sampai homogen

kemudian sisa-sisa sedikit adonan yang menempel pada ujung

spatula dibersihkan dengan tissue.

9) Melanjutkan pencampuran dengan gerakan spatula yang lebih

luas selama 25-30 detik dengan cara tekanan ringan spatula ke

paper pad dan memperluas gerakaan spatula pada paper pad

Kemudian dilanjutkan gerakan melipat-lipat spatula untuk

mengumpulkan adonan. Gerakan spatula dulangi sampai 2-3

kali

10) Menyatukan adonan material cetak di ujung spatula.

11) Melepas palstik pada cetakan heavy body kemudian mengisi

bagian permukaan cetakan heavy body dengan adonan light

body

12) Mencetakan kembali sendok cetak yang sudah terdapat light

body ke model, biarkan light body mengeras.

13) Melepas cetakan dari model cast

B. UJI SINERESIS DAN IMBIBISI MATERIAL CETAK

HIDROKOLOID
1. Alat

a. Spatula dan bowl

b. Cetakan pipa PVC ½ dm, yang dipotong dengan ketebalan 5 mm

c. Model cast (model studi gigi)

d. Timbangan digital

e. Stopwatch

f. Gelas ukur

g. Alas meja warna biru muda

2. Bahan

a. Alginat

b. Aquades

c. Vaseline secukupnya

3. Cara Kerja

a. Pengamatan Sifat Sineresis Bahan Cetak Alginat

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast

yang mau dicetak

3) Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan

mengkalibrasi neraca analitik (posisi angka 0 miligram)

DIPASTIKAN NERACA ANALITIK TIDAK TERKENA

CAIRAN SELAMA PROSES PENGAMATAN !!!


4) Mencampur air dan bubuk alginat sesuai petunjuk pada

praktikum I (lihat pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing

Bahan Cetak Alginat)

5) Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat

6) Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (Mo).

Catat hasilnya

7) Cetakan alginat diletakkan di atas plat kaca dan dibiarkan di

udara terbuka

8) Menimbang berat hasil cetakan alginat dengan timbangan

digital setiap 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15 menit, dst

sampai praktikum selesai (catat hasil pada tabel hasil)

b. Pengamatan Sifat Imbisi Bahan Cetak Alginat (dilakukan

kelompok)

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Memberi olesan vaselin secukupnya pada regio model cast

yang mau dicetak

3) Mengatur wadah di neraca analitik dan dilanjutkan

mengkalibrasi neraca analitik ( posisi angka 0 miligram)

DIPASTIKAN NERACA ANALITIK TIDAK TERKENA

CAIRAN SELAMA PROSES PENGAMATAN!!!

4) Mencampur air dan bubuk alginat sesuai petunjuk pada

praktikum I (lihat pada cara kerja Menghitung Waktu Setiing

Bahan Cetak Alginat)


5) Melakukan pencetakan model cast dengan bahan cetak alginat

6) Menimbang berat hasil cetakan sebagai berat awal (Mo). Catat

hasilnya

7) Cetakan alginat direndam di gelas ukur yang berisi aquades

200 ml sampai sendok cetak terendam penuh

8) Menimbang berat hasil cetakan alginat dengan timbangan

digital setiap 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15 menit, dst

sampai praktikum selesai (catat hasil pada tabel hasil)

4. Dokumentasi

a. Imbibisi, setelah alginat dicetkkan pada model rahang alginat lalu

ditimbang setiap 3 menit sekali (dikurangi 0,7 g untuk berat pipa)

dengan hasil dokumentasi seperti berikut

2.1 Pada menit ke 0 2.2 Pada menit ke 3


2.3 Pada menit ke 6 2.4 Pada menit ke 9

2.5 Pada menit ke 12 2.6 Pada menit ke 15

2.7 Pada menit ke 18 2.8 Pada menit ke 21


2.9 Pada menit ke 24 2.10 Pada menit ke 27

2.11 Pada menit ke 30

b. Sineresis, setelah alginat dicetkkan pada model rahang alginat lalu

ditimbang setiap 5 menit sekali (dikurangi 0,7 g untuk berat pipa)

dengan hasil dokumentasi seperti berikut


2.12 Pada menit ke 0 2.13 Pada menit ke 3

2.14 Pada menit ke 6 2.15 Pada menit ke 9

2.16Pada
2.16 Padamenit
menitkeke1212 2.17 Pada menit ke 15

2.18 Pada menit ke 18


2.18 Pada menit ke 15 2.19 Pada menit ke 21

2.20 Pada menit ke 24 2.21 Pada menit ke 27

2.22 Pada menit ke 30


BAB III

HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Waktu Setting Alginat (detik)

Material Mixing Manipulating Working Time/ Final Setting Time


Time (A) Time (B) Initial Setting Setting (Initial+Final)
(A+B)
Alginat 10 37 47 42 1 : 29

Tabel 2. Hasil pengamatan berat alginat saat uji sineresis dan imbibisi material

cetak hidrokoloid/alginat (mg)

Waktu Penimbangan Berat Alginat (mg) di Uji Berat Alginat (mg) di Uji
(Menit) Sineresis Imbibisi
0 3.800 3.300
3 3.800 3.500
6 4.000 3.500
9 3.900 3.500
12 3.900 3.500
15 3.800 3.600
18 2.900 3.400
Dst ( Interval 3 menit)
Keterangan:

a. Hasil pada timbangan merupakan satuan gram, dan data yang ada di tabel

sudah diakumulasikan ke miligram dengan cara dikalikan 1000.

b. Pengukuran berat alginat dilakukan setiap 3 menit dalam kurun waktu 30

menit.
BAB IV

PEMBAHASAN
Dalam skillab manipulasi bahan cetak ada beberapa hal yang diamati
mulai dari pengadukan alginate,penuangan alginate ke sendok cetak sampe
mengerasnya adonan alginate tersebut. Sebelum itu, perlu mengetahui dahulu
mengenai bahan cetak.

Bahan cetak adalah suatu bahan yang digunakan untuk mendapatkan


reproduksi negative dari gigi dan jaringan rongga mulut pada proses pembuatan
gigi tiruan lepasan maupun cekat. Bahan cetak dalam kedokteran gigi bervariasi
yaitu bahan ceta yang bersifat elastis dan non elastis
( A.G
Haryanto dkk, 2015)

Dalam skillab kali ini bahan cetak yang digunakan dalah bahan cetak
Hidrokoloid reversible (Alginat) dan bahan cetak elastomer (silikon adisi).
Digunakan kedua bahan cetak tersebut bertujuan untuk mengetaui adanya
perbedaan tingkat keakuratan dari masing masing bahan cetak.

Bahan cetak alginate adalah bahan cetak yang paling sering digunakan
dalam bidang kedokteran gigi, mengapa demikian, karena dinilai bahan cetak
alginate mudah dimanipulasi serta mudah untuk mendapatkannya, bagi pasien
bahan cetak alginate juga banyak disukai karena memiliki rasa dan aroma yang
mudah diterima.

Komposisi dari bahan cetak alginate terdiri dari atas : potassium alginate
15%, kalsium sulfat 16%, zink oksida 4%, potassium titanium flourida 3%,
diatomaceous earth 60% dan natrium fosfat 2%. Bahan ini berupa bubuk yang bila
dicampur dengan air membentuk massa gel dimana dapat mencetak rahang dan
gigi manusia.
(
Ralph. P, 2003 )

Bahan cetak alginate atau hidrokoloid reversible juga memiliki


kekuarangan dan jika dibiarkan akan terjadi perubahan dimensi yaitu imbibisi dan
sineresis.

Proses manipulasi alginate menjadi pokok bahasan utama dalam skillab


kali ini,Dimana mahasiswa harus mampu menetukan waktu manipulasi hingga
final setting sampai alginate benar benar setting dan model gigi rahang tercetak
sempurna (alginate setting time).

Setting time adalah waktu yang diukur dari mulai pengadukan hingga
terjadinya gelasi (setting). Settimg time harus menyediakan waktu yang cukup
untuk dokter gigi melakukan pengadukan, mengisi ke sendok cetak, dan mencetak
ke mulut pasien
( Anusavice et
al, 2014)

Pada skillab kali ini alginate yang digunakan adalah alginate tipe normal
dimana setting time pada alginate tersebut berkisar 2-4,5 menit.proses
pengadukan pada alginate juga mempengaruhi ketidaksempurnaan cetakan.
Waktu pengadukan alginate yang umum adalah 30 detik sampai 1
menit,tergantung tipe alginate yanga digunakan.
Skillab ini juga menggunakan bahan cetak elastomer jenis silicon
adisi,dimana bahan ini dinilai lebih mahal dari alginate. Elastomer digunakan
untuk mencetak gigu tiruan lepasan,GTP,Mahkota serta immediate denture yang
memerlukan cetakan yang akurat dan detail.

Bahan cetak elastomer adalah bahan cetak yang bersifat elastis seperti
karet yang bila digunakan dan dikeluarkan dari rongga mulut akan tetap bersifat
elastis dan fleksibel. Secara kimia terdapat empat jenis elastomer yang digunakan
sebagai bahan cetak yaitu polisulfida, polieter, silicon polimerisasi kondensasi,
silicon polimerisasi adisi. Bahan cetak elastomer mrnggunakan sistem 2
komponen yang dikemas dalam bentuk pasta (basis dan katalis) yang dicampur
terlebih dahulu sebelum dilakukan pencetakan. Terdapat 4 jenis bahan cetak
elastomer yang dibagi berdasarkan viskositasnya yaitu: (1) light body, (2) medium
atauregular body, (3) heavy body, (4) putty.
( Power JM et.
All 2012)

Pada skillab kali ini bahan cetak elastomer yang digunakan adalah silicon
adisi heavy body dan light body. Bahan elastomer tersebut dimanipulasi dengan
cara double impression.

Penggunaan heavy body pada perlakuan pertama, dimana heav body


mempertahankan dimensi dari hasil cetakan, sedangkan light body pada perlakuan
kedua, tujuannya adalah karena light body memiliki viskositas yang tinggi,
diharapkan mampu mencetak profil gigi yang tidak terjangkau oleh heavy body.

Pada manipulasi elastomer cukup menggunakan plat kaca dan spatula logam,
namun saat proses manipulasi heavy body kondisi tangan harus benar-benar
kering

Sineresis adalah suatu keadaan dimana bahan cetak alginate, saat

berbentuk gel akan mengalami kehilangan air karena proses penguapan dari

permukaan bahancetak alginate atau keluarnya air dari bahan cetak alginate.
Selain itu adanya eksudat atau benda-benda asing pada permukaan gel juga akan

mempengaruhi sebelum proses sineresis atau setelah proses sineresis.

(Anusavice, 2003)

Dalam Skillab ini proses sineresis diaplikasikan saat alginate dibiarkan

dalam keadaan terbuka di suhu ruangan, setiap 3 menit sekali selama 30 menit

alginate ditimbang beratnya di neraca analitik dan dicatat pada table pengamatan.

Dari hasil yang didapatkan alginate mengalami penurunan berat yang cukup

signifikan pada pertimbangan di neraca analitik, yaitu sebesar 1 ml di 3 menit

pertama. Hal ini terjadi karena 3 menit pertama alginate terpapar oleh suhu

ruangan yang jelas berbeda dengan suhu mulut. Suhu ruangan berkisar 23’C

sedangkan suhu rongga mulut berkisar 37’C.

Proses sineresis terjadi akibat dari tekanan yang terjadi terhadap air yang

berada diantara rantai polisakarida yang berakibat keluarnya tetes-tetes kecil air

pada permukaan bahan cetak. Imbibisi merupakan kebalikan dari sineresis dimana

air disekitar alginat diserap melalui rantai polisakarida. (Mc. Cabe, 2008)

Perubahan dimensi bahan cetakan alginat yang melibatkan sineresis dan

imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses desinfeksi, waktu,

perubahan suhu. (Anusavice, 2004).

Imbibisi adalah proses penyerapan air saat bahan cetak alginat ditambah

dengan air. Hal ini dapat menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi hasil

cetakan. Penelitian mengenai perubahan dimensi alginat mengatakan

penyimpanan hasil cetakan alginat harus dilakukan sesingkat mungkin dan juga

pembuatan die stone harus diproses sesegera mungkin setelah cetakan dibuat.
Proses imbibisi pada skill lab kali ini adalah dengan cara memasukkan

cetakan alginat ke dalam air biasa sampai terendam semua. Dalam skill lab kali ini

hasil yang didapatkan cukup bervariasi,dan hasil tidak konstan naik terus

menerus, karena pada dasarnya alginat yang mengalami imbibisi akan mengalami

kenaikan berat secara terus menerus, data yang kami dapatkan adalah pada menit

ke 0 – 30 alginat mengalami kenaikan, apalagi apada menit ke 3, alginat

mengalami kenaian yang sangat signifikan sebesar 1 miligram. Namun pada menit

ke 15 alginat mengalami penurunan, hal ini terjadi karena pada saat alginat akan

ditimbang pada neraca analitik, alginat dibiarkan berada di udara terbuka cukup

lama, maka dari itu secara tidak langsung alginat mengalami sineresis. Hal ini

sama dengan teori yang diungkapkan telah diungkapkan sebelumnya yaitu

sineresis terjadi ketika alginat mengerut karena adanya penguapan air akibat

kenaikan suhu ataupun cetakan terlalu lama disimpan di udara terbuka (Jeddy,

2001).
BAB V

KESIMPULAN

Alginat adalah contoh dari Irreversible Hydrocoloid (tidak dapat kembali

ke semula). Alginat dapat digunakan untuk bahan prostetik dan ortodontik.

Alginat mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanik terdapat working time,

setting time dan mixing time dalam manipulasi pengerjaannya. Alginat bisa

diaplikasikan sebagai produk alternative pembalut luka primer yang berdaya

absorbsi tinggi, berpori, memiliki sifat fisik yang memadai, dan dapat

mempercepat penyembuhan luka yang terinfeksi.

Sineresis dan imbibisi merupakan fenomena yang sering terjadi pada

bahan cetak alginat setelah dikeluarkan dari mulut dan rahang. Sineresis terjadi

karena adanya penguapan (evaporasi) sehingga mengakibatkan bahan cetak

mengalami penyusutan (shrinkage). Berbeda dengan imbibisi, dimana bahan cetak

mengalami kenaikan berat saat berada/direndam pada air, kenaikan bisa

bervariasi, naik turun massa alginat karena pada saat menimbang pada neraca

analitik terlalu lama di udara bebas dan sehingga alginat mengalami sineresis.
Dalam percobaan elastomer yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa

saat melakukan handmixing, teknik pengadukan dengan memutar saja

menghasilkan lebih banyak porus daripada dengan teknik pengadukan memutar

melipat.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips. 2003. Science of Dental Materials.
Elsevier

Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips. 2012. Science of Dental Materials.
Elsevier

Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR. Phillips. 2014. Science of Dental Materials.
Elsevier: 154-155
Combe. 1986. Notes on Dental Materials. Ed. 6. Churchill Livingstone Inc: USA.
h. 25-28.

Craig, R. G. 2006. Restorative Dental Materials. Mosby. Missouri

Jeddy. 2001. Pengaruh Empat Macam Perlakuan Pada Bahan Cetak Alginat
Terhadap Perubahan Dimensi. Dentika Dent J: 1-5

Larasakti Santoso ED. 2014. Pengaruh Lama Perendaman Cetakan Alginat di


Dalam Larutan Desinfektan Glutaraldehid 2% Terhadap Stabilitas
Dimensi. Odonto Dental Jurnal

McCabe and Walls. 2008. Applied Dental Material. 9th ed. Singapore: Blackwell
Publishing. 101-123
Nallamuthu et al. 2012. Chlorogenic acid loaded chitosan nanoparticles with
sustained release property, retained antioxidant activity and enhanced
bioavailability. Asian J Pharm. Sci.
Sakaguchi. 2011. Craig’s Restorative Dental Material. 12th ed. Missouri: Mosby
Elsevier.

Scheller dan Sheridan. 2010. Basic Guide to Dental Materials.Blackwell


Publishing.

NEW DAFTAR PUSTAKA

-Craig, GR and Powers, MJ 2002, Restorative Dental Materials, 11


th edn, Mosby,Toronto, pp. 14-37, 145-90, 198-215, 221-30.
- Anusavice, KJ 2004, Philip’s : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran
Gigi; alih bahasa, Johan Arief Budiman, Susi Purwoko, 10th edn,
EGC, Jakarta, pp. 93-148, 155,75

Anda mungkin juga menyukai