Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“FAKTOR FAKTOR LINGKUNGAN , PIHAK YANG MENDAPAT


PERHATIAN DARI MANAGER PUNCAK , TEKNIK DALAM
MENGAMATI DAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN ”
Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Managemen Strategik
Dosen Pengampu : Ade Kohar, S.Pd.I,M.M

Di Susun Oleh:
NADIYA RIZKY FATMAWATI (202022012)

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAGEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL – HIDAYAH
DRAMAGA , BOGOR , JAWA BARAT
TAHUN PELAJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
“Faktor Faktor Lingkungan , Pihak Yang Mendapat Perhatian Dari Manager Puncak , Teknik
Dalam Mengamati Dan Memanfaatkan Lingkungan” Makalah ilmiah ini telah kami susun
dengan maksimal dan disusun untuk memenuhi memenuhi salah tugas mata kuliah
Manajemen Berbasis Sekolah.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bogor, 9 Oktober 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................. .............1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................... .............1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Managemen Strategik .......................................................................................2
2.2 Faktor Lingkungan Eksternal..............................................................................................2
2.3 Faktor Lingkungan Internal........................................................................................ ........4
2.4 Pihak yang Mendapat Perhatian dari Manager Puncak.......................................................6
2.5 Teknik dalam Mengamati dan Memanfaatkan Lingkungan.................................................7
2.6 Analisis SWOT dalam Lingkungan Internal dan Eksternal...............................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................19
3.2 Saran............................................................................................................................. ....19
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak tahun – tahun awal pengembangan konsep manajemen strategic, bermunculan
lah berbagai nama, istilah, serta jargot yang berkaitan dengan manajeman strategik. Para
konsultan manajeman menjadi laris karene mereka di sewa untuk merancang perencanaan
strategic perusahaan. Banyak sekali perusahaan dan organisasi menerapkan perencaan
strategis demi memastikan berjalannya dan perkembangan sesuai dangan yang di
rencanakan.
Kantor konsultan bain dan company, yang sejak 1993 selalu mengadakan surve
tentang alat bantu manajemen perusahaan juga menemukan bahwa perencanaan strategi.
Dalam laporan riset mereka tahun 2007 yang menyurvai 1.201 eksekutif bisnis di empat
benua besar dan menyimpulkan bahwa strategi planning di mana termasuk berfikir
strategic.
Manajemen strategik seperti yang kita singgung pada bab 1 bagian pendahuluan
merupakan keputusan dan tindakan perusahaan yang sangat menentukan kelangsungan
berjalanya perusahaan dalam jangka waktu panjang keputusan-keputusanya berdimensi
luas, berdampak menyeluruh pada perusahaan. Untuk menerapkan keputusan-keputusan
ini perusahaan membutuhkan sumber daya yang relative besar, yang bila keputusannya
salah, perusahaan akan mengalami masalah yang bias mengancam keberlangsungannya.
(Akdon, 2007)

1.2 Rumusan Masalah


1.Apakah pengertian managemen strategik ?
2. Sebutkanlah faktor eksternal dalam manajemen strategik ?
3. Sebutkan faktor internal dalam managemen strategik ?
4. Siapakah pihak yang mendapat perhatian dari manager puncak ?
5. Bagaimana teknik dalam mengamati dan Memanfaatkan lingkungan ?
6. Bagaimanakah analisi SWOT dalam lingkungan internal dan eksternal ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam penyusuan makalah ini, bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian managemen strategik.
2. Agar mengetahui faktor eksternal dalam manajemen strategik.
3. Agar mengetahui faktor internal dalam managemen strategik.
4. Untuk mengetahui pihak yang mendapat perhatian dari manager puncak
5. Untuk mengetahui teknik dalam mengamati dan Memanfaatkan lingkungan ?
6. Agar mengetahui analisi SWOT dalam lingkungan internal dan eksternal ?

BAB II

4
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Managemen Strategik
Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen
strategis dalam pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian
dari manajemenstrategis itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan
gambaran atau teori tentangmanajemen strategis itu sendiri.(Barney, 2007)
Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagaiproses
pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola
alokasisumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan
kinerjanya.1
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam
mengidentifikasi apa yang inginmereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka
mencapai hasil yang bernilai. Besarnyaperanan manajemen strategis semakin banyak
diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya.Dalam perekonomian
global yang memungkinkan pergerakan barang danjasa secara bebas diantara
berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuksemakin kompetitif.
Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinyaini menawarkan
produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini
seringmenghasilkan laba diatas rata-rata.2
Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.Dengan demikian dari definisi di atas dapat
diketahui fokus manajemen strategisterletak dalam memadukan manajemen,
pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi,penelitian dan pengembangan, serta
system informasi komputer untuk mencapai keberhasilanorganisasi.Manajemen strategis
di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawanmengenai sasaran bisnis, arah
bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan pesaing dan rencana produk
kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis. 3

2.2 Faktor Lingkungan Eksternal


Dalam mengelola organisasi, seringkali pimpinan dan jajaran manajemen kurang
memberikan perhatian terhadap kondisi eksternal organisasi tersebut, dan terlalu fokus
terhadap kondisi internal. Akibatnya, strategi yang diterapkan kurang sesuai dengan
kondisi lingkungan, dan justru berakibat pada kegagalan organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan. Selain itu, kurangnya wawasan yang dimiliki juga berpengaruh dalam
menyikapi kondisi-kondisi eksternal, yang memiliki kecenderungan sulit untuk
dikontrol, sehingga setiap pimpinan dan jajaran manajemen harus memahami faktor-
faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap organisasi.

Pada dasarnya, faktor eksternal dilakukan untuk menganalisis Peluang (Opportunity)


dan Ancaman (Threat). Kedua elemen tersebut memiliki karakteristik yang berbeda,
namun setiap pimpinan organisasi harus memahami secara mendalam kedua elemen
tersebut, baik secara teori maupun kondisi realitasnya di lapangan. Opportunity atau

1
Grant, 2008
2
David, 2005
3
Akdon, 2007
5
peluang merupakan suatu kondisi yang terjadi di luar perusahaan. Peluang tersebut
dapat dimanfaatkan oleh organisasi dalam mewujudkan tujuannya, contohnya:
kebijakan pemerintah membuka peluang investasi asing. Sedangkan Threat atau
ancaman merupakan kondisi eksternal organisasi yang dapat berdampak dan menjadi
penghambat terwujudnya tujuan organisasi, contohnya: resesi global dan tingkat inflasi
yang tinggi.

Dalam melakukan analisis terhadap faktor eksternal, pimpinan organisasi dapat


menggunakan dua model analisis, yaitu analisis makro dan analisis industri. Keduanya
memiliki karakteristik yang berbeda dalam melihat fenomena eksternal yang terjadi.
Analisis faktor makro merupakan metode yang memuat 6 analisis lingkungan eksternal,
atau lebih dikenal dengan sebutan PESTEL (Politic, Economy, Social, Technology,
Environment, and Legal). PESTEL merupakan tool yang berfungsi dalam memberikan
gambaran mengenai kondisi lingkungan dimana organisasi beroperasi, serta
kesempatan maupun ancaman di sekitarnya. 4

1. Politic
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur jalannya proses bisnis merupakan
landasan mutlak yang harus diperhatikan organisasi. Karena itulah, pemetaan peluang
bisnis juga harus memperhatikan kondisi politik sebuah pemerintahan, sehingga
nantinya tidak terjadi benturan di kemudian hari.

Contoh: kebijakan pajak dan peraturan daerah

2. Economy
Berbagai faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen dan iklim berbisnis suatu
organisasi.

Contoh: pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar mata uang, dsb.

3. Social
Keberagaman kondisi sosial yang berpengaruh terhadap kebutuhan pelanggan dan
mempengaruhi jumlah dari seluruh potensi pangsa pasar yang ada.

Contoh: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi


lingkungan sosial dan lingkungan kerja, dsb.

4. Technology
Faktor teknologi merupakan segala hal yang terkait dengan perkembangan
teknologi dan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis.

Contoh: perubahan teknologi, perubahan ilmu pengetahuan, dan penemuan-penemuan


baru dalam bidang teknologi, dsb.

4
Solihin Ismail,2012
6
5. Environment
Faktor lingkungan yang terkait dengan aktivitas atau rencana bisnis, dan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembeli, seperti lokasi geografis.

6. Legal
Kondisi yang meliputi adanya pengaruh hukum, seperti perubahan perundang-
undangan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus terhadap segala
sesuatu yang berhubungan dengan aturan yang menyangkut proses bisnis suatu
organisasi.

Metode analisis berikutnya yang dapat digunakan adalah menganalisis industri


terkait, yaitu dengan metode Porter’s 5 Forces (Competitive Rivalry, Customer
Supplier, New Entrants, Consumer and Substitution). Metode ini berfungsi untuk
menganalisis pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan. Dalam metode
5 Forces ini, sebuah industri disebut tidak menarik jika kombinasi five forces
berpotensi menurunkan profitabilitas suatu organisasi. Sebaliknya, industri disebut
menarik jika kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang menjanjikan. Berikut
adalah deskripsi metode analisis 5 Forces:

1. Competitive Rivalry, menganalisis faktor-faktor persaingan antara sebuah organisasi


dan organisasi lainnya, sehingga strategi organisasi akan berhasil jika mampu
memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi lainnya.
2. Supplier Power, menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan pemasok, yang
memiliki posisi tawar-menawar yang berbeda-beda terhadap organisasi, seperti:
kecukupan pasokan dari supplier, posisi dan kekuatan supplier untuk mengontrol
harga barang yang dipasok, dsb.
3. New Entrants, merupakan berbagai faktor yang memengaruhi masuknya pendatang
baru dalam suatu industri. Ketika hambatan industri semakin rendah, hal tersebut
dapat memicu masuknya pendatang baru, yang berdampak pada penurunan
profitabilitas. Sebaliknya, jika hambatan industri semakin tinggi, maka akan sulit
bagi pendatang baru untuk memasuki industri. Berbagai hambatan tersebut
mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi, penguasaan teknologi,
loyalitas konsumen yang tinggi, dan preferensi merek yang kuat.
4. Substitution, merupakan suatu kondisi dimana persaingan produk yang dihasilkan
perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang
sama. Namun, persaingan produk tersebut juga berasal dari perusahaan lain yang
memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang
dihasilkan perusahaan.
5. Consumer Power, menjelaskan tingkat kekuatan konsumen dalam membeli barang
atau jasa yang ditawarkan. Semakin tinggi pilihan barang dan jasa yang tersedia di
pasar, maka semakin tinggi pula kekuatan konsumen untuk menentukan pilihan
dalam membeli barang atau jasa.5

2.3 Faktor Lingkungan Internal

5
Fahmi Irham.2014
7
Analisis lingkungan internal lebih mengarah pada analisis intern perusahaan
dalam menilai atau mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi
keuangan dan akuntansi, pemasaran, riset dan pengembangan, personalia serta
operasional (David, 2006). Inti dari analisis lingkungan internal ini adalah berusaha
untuk mencari keunggulan strategis yang dipakai untuk membedakan diri dari pesaing.
Menurut Jauch dan Gluech (1999), lingkungan internal adalah proses dimana
perencanaan strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana
perusahaan memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola
peluang secara efektif dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan.
edangkan menurut Pearce dan Robinson Jr, dalam Kotler (2005), analisis lingkungan
internal adalah pengertian mengenai pencocokan kekuatan dan kelemahan internal
dengan peluang dan ancaman eksternal. Selanjutnya Pearce dan Robinson, Jr dalam
Kotler (2005) memberikan langkah-langkah dan menganalisis lingkungan internal yang
nantinya akan menghasilkan profit perusahaan terdiri dari :
Identifikasi faktor-faktor strategik internal dan kegiatan yang paling penting:
Identifikasi faktor internal kunci:

1. Pemasaran
Pemasaran adalah starting point setiap kegiatan bisnis. Fungsi-fungsi
perusahaan yang lain, seperti produksi, persediaan, keuangan, SDM dsb,
merupakan derivat, langsung atau tidak langsung, dari fungsi pemasaran. Kajian
mengenai kelayakan suatu usaha selalu dimulai dari perkiraan kemampuan
melakukan penetrasi pasar. Karena itu, tak ada bisnis yang bisa dikembangkan
tanpa pemasaran.

2. Keuangan dan akunting


Faktor keuangan memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan yang tergambar dalam
laporan keuangan perusahaan.

3. Produksi, operasi,dan teknik


Bagian operasi dan teknik berkaitan dengan upaya pengendalian produksi di
pabrik tetap terjaga sesuai rencana. pengendalian produksi adalah fungsi untuk
menggerakan barang melalui siklus manufaktur keseluruhan dari pengadaan bahan
baku sampai dengan pengiriman produk jadi.

4. Personalia
Bagian personalia berkaitan dengan perencanaan, pelatihan dan penempatan
staf yang sesuai dengan rencana perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

5. Manajemen Mutu
Manajemen mutu dilaksanakan dalam menjaga kualitas kerja dan produk
sehingga tetap memenuhi standar yang diinginkan.
6. Teknologi Informasi
Teknologi informasi merupakan bagian dari sistem penunjang pengambilan
keputusan manajemen dalam berbagai hal. Pengelolaan informasi berbasis
computer sangat menentukan proses pengambilan keputusan perusahaan.

8
7. Organisasi dan Manajemen Umum
Pengelolaan SDM yang benar dalam organisasi dimaksudkan untuk
mensinergikan kemampuan dengan kesesuaian bidang kerja staf, sehingga
pekerjaan yang dilaksanakan dapat maksimal.

Identifikasi kegiatan umum:


1. Logistik ke dalam
2. Operasi
3. Logistik ke luar
4. Pemasaran dan penjualan
5. Layanan

Identifikasi kegiatan penunjang:


1. Pembelian
2. Pengembangan teknologi
3. Manajemen sumber daya manusia
4. Infastruktur perusahaan;
(a) Bagaimana faktor-faktor dan kegiatan-kegiatan ini dibandingkan dengan
informasi historis dan standar keunggulan internal,
(b) Evaluasi faktor-faktor strategik intern dengan cara: Perbandingan dengan
kinerja masa lalu, Perbandingan dengan pesaing, Perbandingan dengan fator-faktor
sukses dalam industri. 6

2.4 Pihak yang Mendapat Perhatian dari Manager Puncak

Manajemen puncak adalah orang yang berperan dominan dalam perumusan strategik
perusahaan atau organisasi. Mereka memeiliki tanggungjawab untuk mengarahkan tindakan
yang akan merealisasikan rencana strategi yang sudah di rumuskan. Tanggung jawab direktur
utama dan para direktur lainya, sering di anggap menjadi dua hal yang pokok, yaitu ;
1.Memimpin pelaksanaan misi dan memberikn visi strategik
Memimpin melaksanakan misi di sini maksudnya adalah bahwa direktur utama
mengarahkan semua aktifitas agar perusahaan mancapai tujuannya. Sedangakan, yang di
maksud dengan visi strategi adalah gambaran terbaik tentang seperti apa seharusnya wujud
perusahaan. Inilah yang sering di wujudkan dalam menyatakan visi dan misi perusahaan. Di
mana di harapkan dimana sepuruh kariyawan merasa manjadi bagian dari misi dan visi
tersebut. Hal tersbut baru akan tercipta jika para directur menunjukan menjadi contoh, dan
menularkan ke pada seluruh karyawan. Paa pemimpin yang bersifat trasformatif ini pada
dasarnya mampu membuat para karyawan berkerja untuk sesuatu yang lebih dari sekedar
detail pekerjaan sehari – hari. Segala prilaku sikap dan nilai – nilai yang di anut, dan segala
tindak – tanduk menjadi acuan dan di contoh oleh karyawan.

6
Fahmi Irham.2014
9
2.Mengelola Proses Perencanaan Strategi
Manajemen puncak mempunyai peran penting dalam menyesuaikan proses
perencanaan strategik perusahaan. Banyak sekali yang terjadi, rencana strategik yang sudah
di rapatkan alam rapat – rapat perencanaan, dan di rumuskan untuk di laksanakan, tidak
memperoleh hasil yang memadai, karena lemahnya pengelolaan manajemen puncak. Salah
satu penyebab utamanya adalah peran perancanaan strategi tidak muncul dari unit – unit
bisnis atau devisi – devisi dalam perusahaan. Pendekatan seperti ini di kenal dengan
pendekatan bottom – up. Jadi, tidak Top – down, di mana rencana semuanya di rumuskan
oleh manajemen puncak , sehingga pihak – pihak di unit bisns atau devisi sekedar
melaksanakan saja.

Manajeman puncak tidak memastikan aktivitas – aktivitas yang di jaankan sesuatu


dengan rencana strategi secara keseluruhan. Pengevaluasian yang di lakukan oleh manajemen
pucak atas implimentasi dari rencna strategik, yang merupakan program dari departemen,
devisi, atau unit usaha harus dengan baik.
2.5 Teknik dalam Mengamati dan Memanfaatkan Lingkungan
Pengamatan lingkungan adalah pemantauan, pengevaluasian dan penyebaran
informasi dari lingkungan eksternal kepada orang- orang kunci dalam perusahaan.
Pengamatan lingkungan adalah alat manajemen untuk menghindari kejutan strategis yang
memastikan kesehatan manajemen dalam jangka panjang Hunger dan Wheelen, 2003:113.
Dalam pengamatan lingkungan terdiri dari lingkungan eksternal maupun internal yang
mempengaruhi perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel kesempatan
dan ancaman yang Pengamatan Lingkungan Implementasi Strategi Perumusan Strategi
Evaluasi dan Pengendalian commit to user 14 berada diluar organisasi dan tidak secara
khusus ada dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Sedangkan
lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel kekuatan dan kelemahan yang ada dalam
organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak
Hunger dan Wheelen, 2003:9-11. Jadi manajemen mengamati lingkungan eksternal untuk
melihat kesempatan dan ancaman serta mengamati lingkungan internal untuk melihat
kekuatan dan kelemahan. Faktor- faktor yang paling penting untuk masa depan perusahaan
disebut faktor-faktor strategis dan diringkas dengan singkatan S.W.O.T yang berarti Strenghs
kekuatan, Weaknesses kelemahan, Opportunities kesempatan, dan Treats ancaman Hunger
dan Wheelen, 2003:9.
Evaluasi lingkungan membantu organisasi dalam mendeteksi efek potensial. Itu bisa
menimbulkan bahaya atau peluang. Ini membantu mereka dalam mengantisipasi perubahan di
lingkungan mereka. Menggunakan pemindaian lingkungan memiliki sejumlah keuntungan,
termasuk yang berikut:
a. Memprediksi masa depan
b. Mengenali ancaman dan membiarkannya mengembangkan strategi respons
c. Membantu pencapaian tujuan bisnis
d. Meningkatkan efektivitas organisasi
e. Teknik Analisis Lingkungan
Teknik analisis lingkungan dapat digunakan oleh perusahaan dalam berbagai cara. Tetapi
beberapa lebih sering. Studi PESTLE adalah alat yang paling banyak digunakan untuk
melakukan analisis lingkungan penuh dari bisnis atau bahkan industri.

10
1.Analisis PESTLE
Ini pada dasarnya adalah pandangan sekilas tentang perilaku perusahaan. Karena kami
melihat secara luas beberapa masalah makro yang berdampak signifikan pada kesehatan
bisnis atau industri tertentu. Studi ini digunakan oleh para manajer dan ahli strategi untuk
menentukan di mana pasar mereka saat ini. Ini juga membantu dalam mengevaluasi posisi
masa depan perusahaan. Analisis PESTLE mempertimbangkan sejumlah faktor yang
berdampak pada lingkungan bisnis. Ini adalah instrumen ekonomi makro yang digunakan
untuk memahami lingkungan eksternal dari analisis lingkungan yang lebih besar. Setiap huruf
dalam akronim mewakili komponen yang berbeda. Faktor-faktor ini dapat memiliki dampak
langsung atau tidak langsung pada sektor atau organisasi mana pun.
2. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strength, Opportunities, Weakness, dan Threats, jika Anda
tidak tahu. Keempat faktor ini digunakan untuk menentukan posisi perusahaan dalam hal
strategi. Keempat elemen ini dibagi menjadi dua kelompok. Penting bagi kita untuk
membicarakannya sedikit sehingga kita dapat melihat bagaimana mereka dapat membantu
kita melakukan studi lingkungan.
3. Faktor internal
Faktor internal dalam analisis lingkungan jenis ini adalah kekuatan dan kelemahan. Karena
mereka dapat dipengaruhi dan bahkan dikendalikan oleh organisasi. Mereka disebut sebagai
internal. Jika sebuah perusahaan memiliki nama merek yang kuat. Ini adalah kekuatan karena
dimungkinkan oleh penggunaan sumber daya organisasi yang efisien. Akibatnya, ini adalah
elemen yang dihasilkan secara internal yang menyoroti salah satu penyebab kesuksesan
perusahaan.
4. Faktor eksternal
Pertimbangan eksternal dalam penilaian lingkungan jenis ini meliputi ancaman dan peluang.
Mereka tidak dapat dikendalikan dengan cara apa pun oleh perusahaan, tidak seperti unsur-
unsur yang tercantum di atas. Bahkan, keadaan ini sering terjadi dengan sendirinya.
Persaingan menjadi perhatian semua bisnis karena tidak mungkin untuk menghilangkannya
sama sekali. Akibatnya, faktor eksternal berfungsi dengan cara ini. Sekarang setelah Anda
mengetahui bagaimana melakukan analisis SWOT, Anda dapat memasukkan temuan Anda
ke dalam studi lingkungan Anda. Kekuatan dapat ditingkatkan, kelemahan dapat dihilangkan
dengan memanfaatkan peluang ketika muncul, dan ancaman dapat diminimalkan dengan
tetap waspada.

2.6 Analisis SWOT dalam Lingkungan Internal dan Eksternal


Sebagai pelaksana program pendidikan, lembaga pendidikan adalah pemeran utama
untuk melaksanakan program tersebut. Dalam pelaksanaan program-program serta tujuan
yang telah disepakati oleh lembaga pendidikan tersebut tentunya tidak bisa terlepas dengan
problematika maupun persoalan-persoalan lain yang harus diselesaikan oleh sebuah lembaga

11
pendidikan. Tentunya setiap pimpinan lembaga atau perusahaan tidak menginginkan
perusahaannya jatuh bangkrut, begitupun dengan lembaga pendidikan tidak ada yang
menginginkan jatuh terprosok hanya karena persoalan salah manajemen atau pengelolaan.
Masalah pendidikan bukan merupakan masalah baru dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan masalah pendidikan, tidak lepas problematika yang dihadapi oleh lembaga
pendidikan itu sendiri. Perhatian tersebut tidak lepas dari akar sejarah lembaga pendidikan
yang memunculkan madrasah dan sekolah. Selaras dengan tuntutan zaman, lembaga
pendidikan pun berkembang. Persoalan-persoalan yang timbul baik berupaa faktor intern
maupun ekstern. Faktor intern misalnya terkait dengan kurikulum, tenaga pendidik, perserta
didik dan lain-lain, sedangkan faktor eksternnya adalah faktor-faktor sosial (masyarakat),
pemerintahan maupun pihak-pihak yang terkait.
Sebuah lembaga pendidikan tentunya harus mengetahui problematika lembaganya,
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman sehingga bisa melahirkan
solusi-solusi cemerlang dan bisa mengantarkan lembaga pendidikan pada kedudukan yang
sangat berpengaruh dalam pergulatan keilmuan bangsa maupun dunia.Sehubungan dengan
hal tersebut E. Mulyasa berpendapat bahwa perkembangan yang terjadi dewasa ini cenderung
menimbulkan permasalahan dan tantangan baru yang berdampak luas terhadap tugas-tugas
pengelolaan pendidikan. Antara lain, perbaikan mutu secara terus menerus berorientasi pada
masukan, proses, luaran, dll. Inti sumber perbaikan bukanlah pada fisiknya, melainkan pada
peningkatan profesionalitas manusia pengelola atau pelaksana lembaga pendidikan itu
sendiri. Untuk mengukur tingkat keberhasilan, kekuatan dan kelemahan dalam manajemen
strategik maka analisis SWOT merupakan salah satu alternatif yang digunakan dalam
mengnalisis manajemen pendidikan, khusunya pada lembaga pendidikan.
A. Analisis SWOT dalam Pendidikan
Analisi SWOT itu sendiri dapat didefinisikan dengan suatu identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), akan tetapi
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman( threats). Ada
beberapa tahapan dan langkah yang mesti ditempuh dalam melakukan analisis SWOT, antara
lain: Langkah pertama, identifikasi kelemahan (internal) dan ancaman (eksternal, globalisasi)
yang paling urgen untuk diatasi secara umum pada semua komponen pendidikan. Langkah
kedua, identifikasi kekuatan (internal) dan peluang (eksternal) yang diperkirakan cocok untuk
mengatasi kelemahan dan ancaman yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Langkah
ketiga, lakukan analisis SWOT lanjutan setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam konteks sistem manajemen pendidikan. Langkah keempat, rumuskan strategi-
strategi yang direkomendasikan untuk menangani kelemahan dan ancaman, termasuk
pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Langkah kelima, tentukan
prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan disusun suatu rencana tindakan untuk
melaksanakan program penanganan.7
Dengan analisis SWOT tersebut diharapkan lembaga pendidikan dapat melakukan langkah-
langkah strategis. Strategi adalah suatu cara dimana organisasi atau lembaga akan mencapai
tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang
dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan internal.Setelah melakukan analisis SWOT,

7
( Sampurno.2013)
12
berikutnya adalah melakukan langkah-langkah strategis sebagaimana dapat dibagankan
sebagai berikut:
a. Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah kompetensi khusus atau
keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada nilai plus atau keunggulan komparatif
lembaga pendidikan tersebut.Hal ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus
memiliki skill atau keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan
terbaik/hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang membuatnya unggul bagi
pesaing-pesaing serta dapat memuaskan steakholder maupun pelanggan (peserta didik, orang
tua, masyarakat dan bangsa).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber keuangan, citra yang
positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai
pihak yang berkepentingan. Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi
pendidikan atara lain ; sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu
pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan sangat tinggi, yang
didukung sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lai dari faktor keunggulan
lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transendental
sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses lembaga pendidikan.
Bagi sebuah lembaga pendidikan sangat penting untuk mengenali terhadap kekuatan dasar
lembaga tersebut sebgai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan yang berbasis kualitas
tinggi. Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah bersar untuk
menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.
b. Kelemahan
Segala sesuatu pasti memiliki kelemahan adalah hal yang wajar tetapi yang terpenting
adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan bisa meminimalisir
kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan
yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini bisa kelemahan dalam
sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik, lemahnya kepercayaan
masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia
usaha dan industri dan lain-lain.
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi oleh para pengelola
lembaga pendidikan, antara lain ; (1) lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan. (2) sarana
dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja. (3) lembaga pendidikan swasta
umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang
dihadapi sekarang ini. (4) uotput lembaga pendidikan belum sepenuhnya bersaing dengan
output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
c. Peluang
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang menguntungkan bahkan menjadi
formulasi dalam lembaga pendidikan. Formulasi lingkungan tersebut misalnya:
(1) Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik
(2) Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
(3) Perubahan dalam keadaan persaingan.

13
(4) Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan lembaga pendidikan antara lain :
Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini diperlukan peran serta
pendidikan agama Islam yang lebih dominan.
Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung konsumtif dan hedonis,
membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian
menjamur. Ini menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan kedepan
d. Ancaman
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah
ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi
maju dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri. Contoh ancaman tersebut
adalah: minat peserta didik baru yang menurun, kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap
lembaga pendidikan tersebut dan lain-lain. 8
B. Contoh dari Analisis SWOT dalam Lembaga Pendidikan
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan
kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan
eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah
awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai
terapan. Tentunya dalam menganalisis SWOT, tidak hanya terjadi didalam lembaga karang
taruna saja, ataupun dalam lembaga usaha lainnya. Tentunya dilembaga pendidikan pun ada.
Nah disini terdapat berbagai contoh analisis SWOT dalam lembaga pendidikan, diantaranya:
a.Faktor Internal (Kekuatan) yang dimiliki lembaga pendidikan:
Knowledge atau kepakaran yang dimiliki
Lulusan dihasilkan atau pelayanan yg unik
Lokasi tempat lembaga pendidikan berada
Kualitas lulusan atau proses

b.Faktor Internal (Kelemahan) yang dimiliki lembaga pendidikan:


Kurangnya pengetahuan sosialisasi lembaga pendidikan.
Lulusan yang tidak dapat dibedakan dengan lulusan lembaga pendidikan / lembaga
pendidikan lain.
Lokasi lembaga pendidikan yang terpencil
Kualitas lulusan yang jelek

c.Faktor Eksternal (Peluang) yang dimiliki lembaga pendidikan:


Adanya pendidikan berbasis internasional
Lembaga yangterus berkembang dan pendidikan merupakan kebutuhan bagi masyarakat.
Peluang karena lembaga pendidikan yang tidak sanggup memenuhi permintaan masyarakat.
d.Faktor Eksternal (Ancaman) yang dimiliki lembaga pendidikan:

8
Putu Rani ,2017
14
Adanya lembaga pendidikan Islam baru di area yang sama, persaingan harga dengan lembaga
pendidikan lain ,lembaga pendidikan lain mengeluarkan lulusan baru yang inovatif, lembaga
pendidikan lain memegang pangsa pasar terbesar.

B. Analisis Strategi SWOT didalam Lembaga Pendidikan

1. Analisis lingkungan internal


Analisi lingkungan internal (ALI) berupa pencermatan dan identifikas terhadap
kondisi intenal organisasi, menyangkut organisasi, biaya oprasional, efektifitas organisasi,
sumber daya manusia, srana dan prasarana maupu dana yang tersedia. Pencermatan
dilakukan dengan mengelompokkan atas hal-hal yang merupakan kekuatan (strength)
atau kelemahan (weakness) organisasi dalan rangka mewujudkan tujuan dan sasaran.
Lingkungan internal merupakan roh dalam sebuah lembaga untuk menjamin
keberlangsungan proses pendidikan yang sedang belangsung oleh karena itu dibutuhkan
manjemen pengelolaan yang baik.

a. Analisis siswa atau peserta didik


Pesrta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui pembelajaran yang tersedia pada jalu. Jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Oemar Hamalik di kutip dari Ari Hidayat dan Imam Machali mendefinisikan peserta
didik sebagi suatu kompenen masukan dalam sistem masukan dalam sistem pendidikan
yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia
berkualitas.

Adapun tahapan tahapan pengelolan peserta didik menuurut Ari Hidayat dan Imam
Machali sebagai berikut.

a) Analisis kebutuhan peserta didik.


b) Rekruitmen peserta didik.
c) Seleksi peserta didik.
d) Orientasi.
e) Penenmpatan pesrta didik.
f) Pembinaan dan penagenbangan peserta didik.
g) Pencatatan dan pelaporan.
h) Kelulusan dan Alumni.

Oleh karena itu manajemen kesiswaan pendidikan bila dilihat dari segi tahapan dalam
masa studi di sekolah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu, penerimaan siswa baru,
preoses pembelajaran dan persiapan studi lanjut atau bekerja. Dengan istilah lain, tiga
tahapan tersebut dapat disebut denga tahapa penjaringan, pemprosesan dan
pendistribusian. Semua tahapan tersebut membutuhkan pengelolaan secara maksimal agar
mendapatkan hasil yang maksimal pula.

b. Analisis tenaga kependidikan


USPN No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong

15
belajar instruktur, fasilitat or, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sedangkan tenaga kependidikan
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Peranan guru yang sangat penting tersebut bisa menjadi
potensi besar dalam memjukan atau meningkatkan mutu pendidikan, atau sebaliknya bisa
juga menghancurkannya. Ketika guru benar-benar berlaku profesional dan dapat
mengelola pendidikan dengan baik, tentunya mereka semakin bersemangat dalam
menjalnkan tugasnya bahkan rela melakukan inovasi pembelajarn untuk kesuksesan
pembelajaran peserta didik.9

c. Analisis sarana fisik sekolah


Sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang meliputi peralatan dan perlengkapan
yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah seperti gedung, ruangan,
meja, kursi, alat peraga, buku pelajaran dan lain-lain. Sedangkan prasarana semua
kompenen yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pembelajaran di
lembaga pendidikan tersebut seperti jalan menju sekolah, halaman sekolah, tata tertib
sekolah dan lain-lain.

Sarana dan prasarana pendidikan dalam lembaga pendidikan Islam sebaiknya dikelola
dengan sebaik mungkin sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut;

a. Lengkap siap dipakai setiap saat, kuat, dan Awet.


b. Rapi indah bersih, anggung, dan asri sehingga menyejukkan pandangan dan perasaan
siapun yang memasuki kompleks lembaga pendidikan Islam.
c. Kreatif, inovatif, responsif dan variatif sehingga dapat merangsang timbulnya
imajinaasi peserta didik.
d. Memiliki jangkauan waktu penggunaan yang panjang melalui perencanaan yang
matang untuk menghidari kecendrungan bongkar pasan bagunang.
e. Memiliki tempat khusus untuk beribadah maupun pelaksanaan kegiatan sosio-religius
seperti mushallah atau masjid..

Oleh karena itu, sarana dan prasarana pendidikan seharusnya diupayakan semaksimal
mungkin agar lembaga pendidikan memiliki daya tarik yang khas. Jika terjadi demikian,
maka posisi tawar lembaga tersebut terhadap masyarakat sekitar sangatlah tinggi. Hal ini
mungkin terjadi jika sarana dan prasarana ini mendapat perhatian besar dari manajer
pendidikan mulai tahap perencanaan sampai pada perawatan /pemeliharaan.

d. Analisis kurikulum, materi pendidikan dan proses belajar mengajar


Selama ini kurikulum di anggapa sebagai penetu keberhasilan pendidikan. Karena
itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah/madrasah, ketua rektor, maupun praktisi
pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum. Padahal kurikulum bukanlah penentu utama.
Dalam kasus pendidikan di Indonesia misalnya. Problem yang paling besar di hadapi
bangsa ini sesungguhnya bukan problem kurikulum, meskipun bukan berarti kurikulum
tidak menimbulkan problem, namun masalah kesadaran merupakan masalah yang besar.
Yaitu lemahnya kesadaran untuk berprestasi, kesadaran untuk sukses, kesadarn untuki

9
Depertemen pendidikan Nasional, 2008
16
meningkatkan SDM, kesadaran untuk menghilangkan kebodohan, maupun kesadaran
untuk berbuat yang terbaik.

e. Analisis administrasi dan keuangan sekolah


Selama ini ada kesan bahwa keuangan adalah segalanya dalam memajukan suatu
lembaga pendidikan. Tampa dukungan finasial yang cukup, manajer lembaga pendidikan
seakan tidak bisa berbuat banyak dalam upaya memajukan lembaga pendidikan yang
dipimpinnya. Sebab mereka berpikir semua upaya memajukan senantiasa harus dimodali
dengan uang. Upaya memajukan kompenen-kompenen pendidikan tanpa disertai
dukungan uang akan pasti mandek di tengah jalan.

Setidaknya ada dua hal yang meneybabkan timbulnya perhatian yang besar pada keungan
yaitu, Pertama, keungan temaasuk kunci penentu kelangsungan dan kemajuan lembaga
pendidikan. Kenyataan ini mengandung konsekuensi bahwa program-program pembaruan
atau pengembangan pendidikan bisa gagal dan berantakan manakala tidak didukung oleh
dana yang memadai. Kedua, lazimnya uang dalam jumlah besar sulit sekali didapatkan
khususnya lembaga pendidikan swasta yang baru berdiri.

Sumber keuangan atau pembiayaan


Sumber keuangan atau pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi tiga sumber, yaitu:

1.Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun keduanya, bersifat umum dan
khususserta di peruntukkan bagi pendidikan.
2.Orangtua atau peserta didik.
3.Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.

2. Analisis lingkungan eksternal

Analisis lingkungan eksternal (ALE) berupa pencermatan dan identifikasi terhadap


kondisi lingkungan di luar organisasi yang dapat terdiri dari lingkungan ekonomi,
teknologi, sosial, budaya, politik, ekologi dan keamanan pencermatan ini akan
menghasilkan indikasi menaganai peluang .

a. Analisis lingkungan sosial masyarakat


Lembaga pendidikan perlu menangani masyarakat atau hubungan lembaga pendidikan
dengan masyarakat. Kita harus menyadari bahwa masyarakat memiliki peranan yang
sangat penting terhadap keberadaan, keberlangsungan bahkan kemajuan lembaga
pendidikan. Setidaknya salah satu parameter penentu nasib lembaga pendidikan adalah
masyarakat. Bila ada lembaga pendidikan maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor
keberhasilan adalah keterlibatan masyarakat yang maksimal. Begitu pula sebaliknya, bila
ada lembaga pendidikan yang memperihatinkan, salah satu penyebabnya bisa jadi
masyarakat enggan mendukung. Sikap masyarakat ini bisa jadi akibat dari hal lain dalam
kaitannya dengan lembaga pendidikan, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

17
Masyarakat memiliki posis ganda dalam lembaga pendidikan, yaitu sebagai objek dan
sebagi subjek yang keduanya memiliki makna fungsional bagi pengadaan lembaga
pendidikan. Ketika lembaga pendidikan sedang melakukan promosi penerimaan
siswa/siswi dan mahasiswa baru maka masyarakat menjadi objek mutlak dibutuhkan.
Sementara itu respon terhadap promosi itu menempatkan mereka sebagai subjek yang
memiliki kewenangan penuh huntuk mnerima tau menolaknya.

Selain itu hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan antara lain sebagai berikut:

a. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak.


b Memperkukuh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat.
c Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
b. Analisis peranan pemerintah dan Yayasan

Dalam menghadapi kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada


pengembangan lembaga pendidikan, pengelola harus mampu memiliki jiwa untuk
berbesar dan menanggung apa yang terjadi si kemudian hari terhadap terhadap kebijakan
tersebut. Umumnya ketidaksesuaian kebijakan dengan apa yang ada di atas kertas dengan
apa yang ada di lapangan dikarenakan tidak adanya kebijakan pendukung. (Putu Rani,
2017)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam mengelola organisasi, seringkali pimpinan dan jajaran manajemen kurang


memberikan perhatian terhadap kondisi eksternal organisasi tersebut, dan terlalu fokus
terhadap kondisi internal. Akibatnya, strategi yang diterapkan kurang sesuai dengan
kondisi lingkungan, dan justru berakibat pada kegagalan organisasi tersebut dalam
mencapai tujuan. Selain itu, kurangnya wawasan yang dimiliki juga berpengaruh dalam

18
menyikapi kondisi-kondisi eksternal, yang memiliki kecenderungan sulit untuk dikontrol,
sehingga setiap pimpinan dan jajaran manajemen harus memahami faktor-faktor eksternal
dan internaln yang dapat berpengaruh terhadap organisasi. Maka dari itu sebuah
pemimpin harus memahami faktor faktor internal dan eksternal yang ada dalam
lingkungan tempat di mana dia bekerja atu berorganisasi.Sesuai yang telah dijelaskan
penulis dalam makalahnya dalam teknik mengamati dan memanfaatkan faktor lingkungan
terdapat beberapa teknik namun teknik yang paling sering digunakan oleh penulis
makalah lainnya yaitu menggunakan metode SWOT .

3.2 Saran

Berdasarkan makalah yang telah disusun oleh penulis , kami selaku penulis meminta
maaf jika dalam penulisan kami banyak kesalahan , akan tetapi saran kami adanya
sekolah yang unggul itu karena di dalamnya adanya kinerja kinerja sekolah yang bagus
dan unggul juga .
Untuk menjalankan manajemen puncak seseorang di tuntut untuk memiliki kecakapan
dan wawasan yang beragam, untuk itu untuk menduduki posisi tersebut sese orang di
tuntut memiliki pengalaman – pengalaman yank panjang di bidang ini. Dan untuk
menduduki posisi manajemen puncak ini harus memiliki tanggung jawab besar. Seorang
direktur memiliki tanggung jawab antara lain ;
1. Memimpin pelaksanaan misi dan memberikn visi strategic
2. Memimpin melaksanakan misi di sini maksudnya adalah bahwa direktur utama
3. Mengarahkan semua aktifitas agar perusahaan mancapai tujuannya
4. Mengelola Proses Perencanaan Strategi
5. Manajemen puncak mempunyai peran penting dalam menyesuaikan proses
perencanaan strategik perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

 Akdon, 2007. Stategic Management for Education Management (Manajemen


Strategik Untuk Manajemen Pendidikan), Bandung; Alfabeta.
 David, Fred R. 2006. Manajemen Strtegis Konsep, terj. Ichan Setiyo Budi, Jakarta:
Salemba Empat.
 Depertemen pendidikan Nasional, 2008, Kamus Besar Indonesia, Jakarta:Pusat
Bahasa,

19
 Fahmi Irham.(2014).Manajemen Strategis : Teori dan Aplikasi.Bandung : Alfabeta.
 Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen, 2003 Manajemen Strategi edisi II.
 Pearce II, Jhon A. 2014. Manajemen Strategis Strategic ManajementFormulation,
Implementation, and Control.Salemba Empat. Jakarta.
 Sampurno.(2013).Manajemen Strategik : Menciptakan Keunggulan Bersaing yang
Berkelanjutan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
 Solihin Ismail.(2012).Manajemen Strategik.Jakarta : Erlangga.
 Susanthi, Putu Rani ( 2017). Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
dalamMencapai Tujuan Perusahaan(Studi Kasus STIE Galileo Batam). Journal
Elektronik Riset Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi Sekolah Tinggi
Ekonomi Galileo Vol 1 No 1 , Yogyakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai