Anda di halaman 1dari 21

MATERIAL CETAK ALGINAT DAN ELASTOMER

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMATERIAL I

FAIZAH AYULIA NAWITA

10617039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


2018
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat berbagai jenis bahan yang

sering digunakan oleh dokter gigi, salah satunya adalah bahan cetak.

Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan

negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi

(Anusavice, 2004).

Bahan cetak terdiri dari bahan cetak elastis dan non elastis. Bahan

cetak elastis dibagi menjadi hidrokoloid dan elastomer. Bahan cetak

digunakan untuk mencetak atau mereproduksi bentuk dan relasi gigi serta

jaringan di rongga mulut (Powers dan Sakaguchi, 2006). Craig dkk. (2000)

menyatakan bahwa fungsi bahan cetak adalah untuk mendapatkan

rekaman akurat dari dimensi jaringan rongga mulut dan hubungan antar

gigi.

Alginat merupakan bahan cetak hidrokolloid yang paling banyak

digunakan selama beberapa tahun terakhir. Bahan cetak ini memiliki

kelebihan antara lain mudah pada manipulasi, nyaman pada pasien, harga

yang lebih ekonomis dan tidak membutuhkan banyak peralatan saat

dilakukan pencetakan (Anusavice, 2004).

Bahan cetak alginat digunakan untuk menghasilkan cetakan gips

pada berbagai macam aplikasi, termasuk di dalamnya perawatan restoratif

dan ortodontik, serta pembuatan protesa lepasan. Hasil cetakan alginat


mengandung 60% - 70% air dan cenderung terjadi penyimpangan karena

ekspansi yang dihubungkan dengan imbibisi atau menyusut karena

kehilangan kandungan airnya. Menurut Powers dan Sakaguchi (2006)

hasil cetakan alginat yang tidak dapat langsung diisi dengan dental stone

harus disimpan pada kondisi lembab.

Sedangkan bahan cetak elastomer merupakan jenis bahan cetak

elastis lain diluar bahan cetak hidrokoloid. Yang paling banyak digunakan

adalah jenis silicon adisi. Sediaan material cetak ini terdiri dari 2 pasta

(pasta dasar dan katalis) dengan viskositas yang bervariasi, yaitu putty,

heavy, medium, dan light.

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk mengetahui sifat-sifat serta pengaplikasian dari bahan cetak

alginat dan elastomer.

2. Untuk memanipulasi dengan tepat serta mengukur setting time bahan

cetak alginat.

C. Manfaat Praktikum

1. Dapat mengetahui sifat-sifat beserta pengaplikasian bahan cetak alginate

dan elastomer.

2. Dapat memanipulasi dengan tepat material cetak alginate dan elastomer.


BAB II

METODE PENELITIAN

1.1 Alat dan Bahan

1.1.1 Alat

a. Spatula dan bowl

b. Papper pad & spatula semen (logam)

c. Sendok cetak sebagian

d. Model cast (model studi gigi)

e. Plat kaca

f. Timbangan digital

g. Stopwatch

h. Gelas ukur

i. Alat meja warna biru muda

1.1.2 Bahan

j. Alginate

k. Material (base dan katalis) cetak silicon adisi konsistensi very high

(heavy body/putty)

l. Material (base dan katalis) cetak silicon adisi konsistensi low high

(light body)

m. Vaselin secukupnya

1.2 Cara Kerja

1. Menghitung waktu setting bahan cetak alginate (dilakukan perorangan)


a. Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula, 1

sendok cetak sebagian, model cast, gelas ukur, alginate, vaselin)

b. Memasukkan bubuk alginate ke dalam rubber bowl sesuaikan

dengan ukuran cetakan untuk sendok cetak sebagian. Tambahkan air

sesuai dengan perbandingan yang telah ditentukan w/p (1:1) atau

sesuai pentunjuk pabrik.

c. Mengaduk dengan gerakan memutar kurang lebih 10 detik

dilanjutkan gerakan spatulasi selama 30 detik sampai 1 menit.

d. Spatula dengan gerakan cepat memutar angka 8 yang cukup dengan

cara ujung kerja spatula menempel dinding bowl, hingga adonan

homogeny siap untuk dimanipulasi ke sendok cetak sebagian (tidak

boleh lebih dari 1 menit). Kumpulkan adonan alginate menjadi satu

titik pada bowl untuk memudahkan mengambilnya.

e. Catat mixing time (satuan detik).

f. Mengambil adonan alginate dari bowl dan dilanjutkan manipulasi

ke sondok cetakan sebagian. Catat manipulating time (satuan detik).

g. Melakukan pengamatan final setting (tanda alginate sudah final

setting adalah alginate sudah mengeras dan elastis). Catat waktu

final setting.

2. Melakukan teknik cetak double impression dengan plastic wrapping

(dilakukan per kelompok).


a. Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula

semen, 1 sendok cetak sebagian, model cast, heavy body dan light

body elastomer, vaselin).

b. Mengolesi model cast dengan vaselin.

c. Mengeluarkan heavy body (basis dan katalis), letakkan di atas plat

kaca sebanyak masing-masing setengah scoop.

d. Manipulasi heavy body dengan menggunakan jari tangan tanpa

menggunakan handscoon sampai warna basis dan katalis homogeny.

e. Meletakkan bahan cetak yang sudah homogen ke sendok cetak

sebagian, dilanjutkan meletakkan plastik (plastic wrapping) di atas

adonan heavy body.

f. Mencetakkan adonan heavy body ke model cast dan ditunggu

sampai mengeras.

g. Mengeluarkan pasta dasar dan pasta katalis light body di atas paper

pad dengan panjang 2-3 cm.

h. Mencampur pasta dasar dan katalis light body memakai spatula

dengan gerakan memutar selama 20-30 detik sampai homogen

kemudian sisa-sisa sedikit adonan yang menempel pada ujung

spatula dibersihkan dengan tissue.

i. Melanjutkan pencampuran dengan gerakan spatula yang lebih luas

selama 25-30 detik dengan cara tekanan ringan spatula ke paper pad

dan memperluas gerakaan spatula pada paper pad. Kemudian


dilanjutkan gerakan melipat-lipat spatula untuk mengumpulkan

adonan. Gerakan spatula dulangi sampai 2-3 kali.

j. Menyatukan adonan material cetak di ujung spatula.

k. Melepas palstik pada cetakan heavy body kemudian mengisi bagian

permukaan cetakan heavy body dengan adonan light body.

l. Mencetakan kembali sendok cetak yang sudah terdapat light body

ke model, biarkan light body mengeras.

m. Melepas cetakan dari model cast.

1.3 Dokumentasi

Gambar 1. Hasil cetak alginat


Gambar 2. Heavy body

Gambar 3. Light body


Gambar 4. Proses pencampuran

Proses pencampuran

Gambar 5. Hasil cetak elastomer


BAB III

HASIL PENGAMATAN

Material Mixing Manipulating Working Final Setting Time

Time (A) Time (B) Time/Initial Setting Setting


(Initial + Final)
(A+B)

Alginat 56 detik 10 detik 66 detik 74 detik 140 detik


BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bidang kedokteran gigi, terdapat berbagai jenis bahan yang

sering digunakan oleh dokter gigi, salah satunya adalah bahan cetak. Bahan

cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari

rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi

tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai

model kerja (Anusavice, 2004).

Bahan cetak terdiri dari bahan cetak elastis dan non elastis. Bahan cetak

elastis dibagi lagi menjadi hidrokoloid dan elastomer. Bahan cetak

hidrokoloid merupakan bahan cetak yang substansi dasarnya berupa koloid yang

direaksikan dengan air. Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar

bahan cetak hidrokoloid. Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau

polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Sedangkan bahan cetak non

elastis terdiri dari plaster of paris, zinc oxide eugenol, impression compound,

dan impression wax.

Setiap bahan cetak mempunyai sifat, komposisi, cara manipulasi dan

pengaplikasian yang berbeda (Anusavice, 2004).

Bahan cetak dapat dikelompokkan berdasarkan pada cara bahan tersebut

mengeras yaitu reversible dan ireversible.


a. Reversible

Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan, tanpa

terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan kompoun cetak (campuran

resin dan malam) termasuk dalam katagori ini.

b. Ireversible

Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke keadaan

semula pada klinik dokter gigi.misalnya hidrokoloid alginat, pasta cetak oksida

seng eugenol (OSE) dan plaster of paris mengeras dengan reaksi kimia, sedang

bahan cetak elastomerik mengeras dengan polimerisasi.

Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang digunakan untuk

membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria

berikut. Pertama, bahan cetak tersebut harus cukup air untuk beradaptasi dengan

jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang

menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua selama di mulut, bahan tersebut harus

berubah (mengeras) menjadi benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu;

idealnya waktu pengerasan total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan yang

mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan dari mulut, dan

dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat dituang.

Material cetak digunakan memakai sendok cetak. Sendok ini diperlukan

sebagai tempat material cetak, terutama pada kondisi cair, sehingga material cetak

tersebut dapat dimasukkan ke dalam mulut pasien untuk mencetak dan

dikeluarkan setelah mengeras. Sendok cetak juga berfungsi mendukung material

cetak ketika diisi dengan gips. Sendok cetak terdiri dari dua macam, stok dan
khusus. Sendok cetak stok (standar) terdiri dari dua macam, yaitu yang dapat

digunakan berulang kali (reusable) dan digunakan sekali (disposable). Sendok

cetak reusable terbuat dari logam (berlubang dan tidak berlubang) dan sendok

cetak disposable terbuat dari polimer (berlubang). Sendok cetak khusus dibuat

untuk keperluan khusus atau untuk pasien dengan bentuk dan ukuran rahang

tertentu. Sendok cetak ini sekali pakai dan dibuat dari shellac atau resin.

Pemilihan sendok cetak ditentukan oleh viskositas material cetak. Beberapa

material cetak tidak tersedia dalam viskositas yang tinggi, sehingga perlu sendok

cetak khusus, misalnya : ZnOE, polieter, dan polisulfida. Material cetak lain

seperti : plaster of Paris, alginat dan silikon dapat digunakan dengan sendok cetak

biasa.

Salah satu hidrokoloid ireversibel adalah Alginat yang komponen

utamanya adalah salah satu alginate larut air seperti natrium, kalium, atau alginate

trietanolamin. Alginate yang dicampur air akan membentuk sol dengan cepat.

Besar berat molekul alginate bervariasi, semakin besar berat molekul maka

kekentalan sol akan bertambah. Biasanya ditambahkan bahan pengisi seperti tanah

diatoma yang berfungsi sebagai penambah kekerasan dan kekuatan gel alginate.

Oksida seng juga merupakan bahan pengisi yang mempengaruhi sifat fisik serta

waktu pengerasan gel.

Lama penyimpanan temperatur dan kontaminasi kelembaban udara

merupakan 2 faktor utama yang mempengaruhi lama penyimpanan bubuk

alginate. Bahan cetak alginate dikemas dalam kantung tertutup secara individual
dengan berat bubuk yang sudak ditakar untuk membuat satu cetakan, atau dalam

kaleng besar yang tertutup rapat.

Bahan cetak alginat digunakan secara rutin oleh praktisi gigi dan mewakili

bahan cetak yang paling umum digunakan dalam kedokteran gigi. Bahan cetak

alginat banyak digunakan untuk membentuk model studi yang digunakan untuk

merencanakan perawatan. Porositas dalam bahan cetak dapat mempengaruhi

akurasi dari cetakan yang dihasilkan. Beberapa studi melaporkan bahwa bahan

cetak porositas telah dikurangi dengan menggunakan perangkat pencampuran

mekanis (Hamilton MJ, 2010).

Cara manipulasi alginat dimulai dari pengukuran bubuk alginat dan air

hendaknya diukur sesuai dengan yang dianjurkan pabrik. Pengadukan dilakukan

dengan cepat sambil menekan adonan alginat pada dinding bowl sampai halus dan

homogen. Pengadukan juga dilakukan dengan cara menekan spatula pada dinding

bowl dengan cepat dan memutar perlahan mangkuk karet hingga adonan menjadi

halus (Phillips, 1996).

Bila pengadukan tidak sempurna, kekuatan gel akan berkurang sampai 50%.

Demikian juga bila pengadukan terlalu lama, gel akan rusak dan kekuatannya akan

menurun. Waktu pengadukan yang umum adalah 30 detik sampai 1 menit

tergantung kepada tipe alginat yang digunakan (Combe, 1986).

Waktu pencampuran alginat dengan tipe pengerasan normal adalah selama

satu menit sedangkan waktu pencampuran alginat dengan tipe pengerasan cepat

adalah selama 45 detik. Setelah 45 detik, pengadukan dihentikan, alginat yang


sudah berbentuk cream dan homogen dimasukkan ke dalam cetakan bentuk cincin hingga

berlebih.

Adonan diratakan dengan spatula .Waktu pencampuran ini sangat penting

untuk diperhatikan dalam pemanipulasian alginat karena dengan pengadukan yang

tepat dapat menghilangkan butiran-butiran pada campuran cetakan alginate.

Bila syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka hasil yang didapat adalah

alginate dengan permukaan yang halus, seperti krim dan tidak menetes dari

spatula ketika diangkat dari rubberbowl.

Cara pengukuran berpengaruh terhadap setting reaksi. Air dingin dapat

memperlambat waktu pengerasan, sehingga air dingin juga digunakan untuk

memperlambat reaksi. Dengan demikian campuran air dingin dengan bahan cetak

alginat dapat mencegah terjadinya pengerasan yang terlalu cepat. Untuk

menghindari premature setting maka temperature air yang seharusnya disunakan

sebagai pencampur alginat adalah 21,1˚C atau kurang.

Menurut Craig RG (1980), air hangat dapat memperpendek waktu

pengerasan. Tetapi ia juga tidak menyarankan penggunaan air dengan suhu lebih

rendah dari 18˚C dan lebih tinggi dari 24˚C. Karena menurutnya reaksi pengerasan

merupakan suatu reksi yang khas dimana laju reaksi tersebut diperkirakan menjadi

dua kali lipat lebih cepat setiap peningkatan suhu air sebesar 10˚C (Craig et al,

1992).

Perbedaan rasio W/P dan suhu air ternyata mempengaruhi waktu setting

alginat. Semakin dingin airnya semakin lambat waktu settingnya, begitu pula jika
semakin panas airnya semakin cepat setting-nya. Pada proses manipulasi (working

time) jumlah adukan dalam 1 menit tersebut juga dapat mempengaruhi waktu

setting. Jadi tidak hanya pengaruh suhu ruangan, banyaknya bubuk alginat, dan

suhu air saja yang menjadi faktor yang mempengaruhi waktu setting. Semakin

banyak adukan dalam 1 menitnya maka akan makin cepat proses setting.

Pencampuran tersebut juga mempengaruhi kualitas pada penggunaan alginat pada

proses pencetakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi setting time adalah sebagai berikut :

1. Rasio W/P

Apabila rasio W>P, maka akan memperlambat setting time

Apabila rasio W<P, maka akan mempercepat setting time

2.Temperatur air

Semakin tinggi suhu air semakin cepat pula waktu setting,

Semakin rendah suhu air semakin lambat waktu setting

3. Faktor situasional yaitu cara pengadukan.

Semakin besar intensitas pengadukan dalam satu menit, maka semakin cepat waktu

setting-nya.

Semakin sedikit intensitas pengadukan dalam satu menit, makasemakin lambat

waktu setting-nya.

Untuk modifikasi alginate, pertama-pertama dengan mengatur waktu

setting dan waktu kerja. Menggunakan air dingin dalam pencampuran bubuk

alginat dapat memperlambat waktu setting. Bubuk alginat harus diaduk dengan

kuat dan cepat agar udara yang terkandung dapat dipastikan sesedikit mungkin
sehingga dapat memperlambat waktu setting. Setelah 45 detik, pengadukan

dihentikan, alginat yang sudah berbentuk cream dan homogen dimasukkan ke dalam

cetakan bentuk cincin hingga berlebih. Adonan diratakan dengan spatula.

1. Semakin tinggi temperatur, semakin pendek waktu gelasi.

2. Ditambahkan natrium atau kalium fosfat, kalium oksalat, atau kalium karbonat,

trinatrium fosfat, natrium tripolifosfat dan tetra natrium pirofosfat untuk

memperlambat waktu kerja dalam pengadukan karena garam tersebut

merupakan pelambat reaksi (retarder).

3. Jumlah air dalam pengadukan bahan cetak gigi palsu harus disesuaikan karena

dapat mempengaruhi waktu kerja pengadukan pengadukan. Contoh :apabila

digunakan 15 g Alginat, maka jumlah air adalah 40 ml, waktu gelasi adalah

sekitar 3 – 4 menit pada temperatur ruang

4. Trinatrium fosfat ditambahkan pada larutan untuk memperpanjang waktu kerja

(tidak cepat mengeras).

Elastomer merupakan bahan cetak yang memiliki akurasi tinggi dan

berkualitas mirip karet, sehingga sering disebut bahan karet. Elastomer merupakan

jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan cetak hidrokoloid. Suatu bahan cetak

elastomer terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil

ikatan. Ikatan tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu

untuk membentuk jalinan tiga dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada

keadaan ideal, peregangan menyebabkan rantai polimer membuka lingkaran

hanya sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula, yaitu rantai
kembali melingkar pada keadaan berikatan ketika diangkat. Banyaknya ikatan

silang menentukan kekakuan dan sifat elastis bahan tersebut. Elastomer dibagi

menjadi tiga, yaitu polysulfide, silikon, dan polyether (Anusavice, 2004).

Material cetak silikon merupakan material cetak elastomer yang berbahan

dasar polimer polymethyl siloxane, namun material cetak silikon dapat dibagi

menjadi dua menurut mekanisme curing-nya yakni material cetak silikon adisi dan

material cetak silikon kondensasi (van Noort, 2007).

Material cetak silikon adisi biasanya disebut juga material cetak

polyvinyl siloxane atau vinyl polysiloxane. Berbeda dengan material cetak

silikon kondensasi, reaksi polimerisasi material cetak silikon adisi diterminasi

dengan vinyl groups dan bereaksi cross-link dengan hybride groups yang

diaktivasi dengan platinum salt catalyst. (Annusavice, 2003).

Bahan dasar material cetak silikon adisi mengandung polymethyl

hydrogen siloxane, sedangkan katalisnya mengandung divinyl polydimethyl

siloxane. Jika katalisnya mengandung aktivator platinum salt, maka bahan

dasarnya akan mengandung silikon hibrida, selain itu dalam katalis juga akan

disediakan retarder. Salah satu kekurangan dari material cetak silikon adisi adalah

sifatnya yang hidrofobik, dan ini akan menyebabkan berkurangnya akurasi

cetakan. (Annusavice, 2003).

Pada pratikum memanipulasi silikon adisi yaitu dengan mencampurkan

bahan dasar dan katalis dengan perbandingan 1:1 hingga homogen. Dalam

pencampurannya sudah homogen dan langsung bisa dimasukkan kedalam cetakan

sebelum waktu setting. Stabilitas dimensional bahan dimensional adalah


kemampuan bahan tersebut untuk tetap mempertahankan bentuk ketika diberikan

berbagai tingkatan suhu, kelembaban atau tekanan. Stabilitas dimensional

menunjukkan keakurasian bahan cetak tersebut. Bahan cetak silikon memiliki

stabilitas dimensional yang baik. Stabilitas dimensional dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang diperoleh ketika pemanipulasian maupun dari sifat-sifat

bahan cetak itu sendiri. (Wassell RW et al, 2002).

Pada petunjuk pabrik setting time silikon adisi regular tipe 2 : medium

viscosity adalah 4 menit. Menurut Craig dan Power (2002), working dan setting

time dari material cetak elastomer akan semakin cepat seiring bertambahnya suhu

dan kelembapan. Dalam pengadukan bahan cetakan, posisi spatula harus sejajar

agar lebih mudah dalam menggerakkan spatula yang lebih luas dan memperoleh

adonan dengan warna yang homogen (Craig, 2006).

Hasil silikon adisi kurang bagus, karena bahan tidak dapat mengisi cetakan

dengan merata karena sifat dari silikon adisi yang tidak bisa mengalir. Sehingga

ada bagian dari silikon adisi yang berongga. Hal ini dikarenakan kurangnya

penekanan spatula pada saat bahan diisikan ke dalam cetakan. Silikon adisi tidak

mampu mengalir ketika dimasukkan ke dalam cetakan, tetapi akan mengalir bila

dilakukan penekanan (Van Noort, 2007).


BAB V

KESIMPULAN

Alginat adalah contoh dari Irreversible Hydrocolloid. Tidak dapat kembali

ke bentuk semula dan membentuk sol. Baik digunakan untuk bahan prostetik dan

ortodontik. Alginat mempunyai beberapa sifat fisik dan mekanik. Terdapat

working time, setting time dan mixing time dalam manipulasi pengerjaannya.

Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan

bahwa, ada dua tipe material cetak silikon berdasarkan reaksi polimerisasi yang

terjadi selama setting, yaitu condensation silicone dan addition silicone.

Condensation silicone terdiri dari base dan katalis, sedangkan addition silicone

disediakan dalam sistem dua pasta atau dua putty.


DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta:EGC
Anusavice, K.J., 2003. Phillips’ science of Dental Materials. Ed.Ke-10. Elsevier
Science, St Louis.
Anusavice, K.J., 1996, Philips' Science of Dental Materials, h.211-235, WB
Saunders, USA
Combe E. C., 1986. Notes on Dental Materials 5th ed. Manchester, Longmann
Group Limited, pp 255.
Calhoun, Craig. 1992. Habermas and The Public Sphere. MassachusettsInstitute
of Technology.
Craig, R.G., Powers, J.M. dan Wateha, J.C., 2000, Dental Materials Properties
and Manipulation Ed 7, Mosby: USA
Hamilton. 2010. Mobilisasi Dini. Jakarta: Salemba Medika.

Powers, J.M. and Sakaguchi, R.L. (2006) Craig’s Restorative Dental Materials.
12th Edition
van Noort, R., 2007. Introduction to Dental Material, Mosby, London.

Anda mungkin juga menyukai