Anda di halaman 1dari 19

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam ilmu kedokteran gigi selain mempelajari anatomi tubuh

manusia ilmu bahan juga sangat penting dan erat kaitannya dalam praktek

kedokteran gigi. Salah satunya adalah ilmu mengenai material cetak.

Material cetak berfungsi sebagai bahan untuk mereproduksi bentuk dan

hubungan gigi geligi dalam rongga mulut pasien. Hasil dari material cetak

disebut sebagai cetakan negative. Material cetak yang biasa digunakan

belakangan ini adalah material cetak elastik. Material cetak elastik terbagi

menjadi dua, yaitu material cetak hidrokoloid reversible (agar) dan material

cetak hidrokoloid irreversible (alginat). Kemudian ada juga material cetak

elastomer sintetik yang memiliki kestabilan dimensi yang lebih baik

dibandingkan alginat.

Alginat tersedia dalam bentuk bubuk yang mana penggunaan nya

dibutuhkan campuran air. Perbandingan air dan bubuk alginat harus tepat

agar hasil cetakan negative tidak terdapat porus yang dapat mempengaruhi

akurasi cetakan. Alginat memiliki perbandingan air dan bubuk yang

berbeda-beda, sesuai dengan aturan pabrik. Material cetak elastomer terdiri

dari tiga macam yaitu polieter, polisulfida, dan silikon. Material cetak

elastomer sendiri terdiri dari dua pasta, yaitu pasta basis dan pasta katalis.

Bahan elastomer memiliki viskositas yang bervariasi, mulai dari putty,

heavy body, medium body dan light body (Annusavice, 2003).


Pemilihan material yang tepat sangat penting dalam praktek

kedokteran gigi. Untuk dapat memilih dan menggunakan material cetak

kedokteran gigi dengan tepat kita perlu mengetahui jenis material cetak,

sifat material cetak, teknik manipulasi serta fungsi dari material cetak

tersebut. Laporan ini akan membahas mengenai jenis, sifat, teknik

manipulasi serta fungsi dari pada material cetak yang sering digunakan di

kedokteran gigi, khusus nya material cetak alginat dan elastomer.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memanipulasi dengan tepat serta mengukur setting time

bahan cetak alginat.

2. Mahasiswa dapat memahami cara menipulasi material cetak elastomer

dengan teknik double impression menggunakan plastic wrapping.

C. Manfaat

Adapun manfaat dari laporan ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan mengenai teknik manipulasi alginat

2. Memberikan pengetahuan mengenai waktu setting alginat

3. Memberikan pengetahuan mengenai teknik manipulasi elastomer dengan

cara double impression.


BAB II

Metode Pengamatan

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Spatula dan bowl

b. Paper pad dan spatula semen (logam)

c. Sendok cetak sebagian

d. Model cast (model studi gigi)

e. Plat kaca

f. Timbangan digital

g. Stopwatch

h. Gelas ukur

i. Alas meja warna biru muda

2. Bahan

a. Alginat

b. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi very high

(heavy body/putty)

c. Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi low high (light

body)

d. Vaselin secukupnya

B. Cara Kerja

1. Menghitung Waktu Setting Bahan Cetak Alginat


a. Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula, 1

sendok cetak sebagian, model cast, gelas ukur , alginat, vaselin)

Gambar 2.1 Alat dan Bahan yang digunakan.

b. Memasukkan bubuk alginate ke dalam rubber bowl sesuaikan dengan

ukuran cetakan untuk sendok cetak sebagian. Tambahkan air sesuai

dengan perbandingan yang telah ditentukan w/p (1:1) atau sesuai

petunjuk pabrik.

Gambar 2.2 Memasukkan air ke dalam rubber bowl.


Gambar 2.3 Memasukkan bubuk alginat ke dalam rubber bowl.

c. Mengaduk dengan gerakan memutar kurang lebih 10 detik dilanjutkan

dengan gerakan spatulasi selama 30 detik sampai 1 menit.

Gambar 2.4 Gerakan memutar.


Gambar 2.5 Gerakan spatulasi.

d. Spatulasi dengan gerakan cepat memutar angka 8 yang cukup dengan

cara ujung kerja spatula menempel dinding bowl, hingga adonan

homogen siap untuk dimanipulasi ke sendok cetak sebagian (tidak boleh

lebih dari 1 menit). Kumpulkan adonan alginat menjadi satu titik pada

bowl untuk memudahkan mengambil nya.

Gambar 2.6 Mengumpulkan adonan menjadi satu agar mudah diambil.

e. Catat mixing time (satuan detik).


f. Mengambil adonan alginat dari bowl dan dilanjutkan manipulasi ke

sendok cetakan sebagian. Catat manipulating time (satuan detik).

Gambar 2.7 manipulasi alginat ke sendok cetak sebagian.

g. Melakukan pengamatan final setting (tanda alginat sudah final setting

adalah alginat sudah mengeras dan elastis). Catat waktu final setting.

Gambar 2.8 mengamati final setting alginat.


Gambar 2.9 Hasil akhir cetakan negative dari alginat

2. Melakukan teknik cetak Double Impression dengan Plastic Wrapping

a. Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula semen,

1 sendok cetak sebagian, model cast, heavy body dan light body

elastomer, vaselin).

Gambar 2.10 Alat dan Bahan yang digunakan

b. Mengolesi model cast dengan vaselin


Gambar 2.11 Mengoleskan Vaseline ke model cast

c. Mengeluarkan heavy body (basis dan katalis), letakkan di atas plat kaca

sebanyak masing-masing setengah scoop.

Gambar 2.12 Heavy Body dan Light Body

d. Manipulasi heavy body dengan menggunakan jari tangan tanpa

menggunakan handscoon sampai warna basis dan katalis homogen


Gambar 2.13 Memanipulasi Heavy Body menggunakan tangan hingga
Homogen.

e. Meletakkan bahan cetak yang sudah homogen ke sendok cetak sebagian,

dilanjutkan meletakkan plastik (plastic wrapping) di atas adonan heavy

body

Gambar 2.14 Meletakkan bahan cetak ke sendok cetak sebagian dan


melapisi nya dengan plastic wrapping

f. Mencetakkan adonan heavy body ke model cast dan ditunggu sampai

mengeras
Gambar 2.15 Mencetak adonan heavy body ke model cast.

g. Mengeluarkan pasta dasar dan pasta katalis light body di atas paper pad

dengan panjang 2-3 cm

h. Mencampur pasta dasar dengan katalis light body memakai spatula

dengan gerakan memutar selama 20-30 detik sampai homogen kemudian

sisa-sisa sedikit adonan yang menempel pada ujung spatula dibersihkan

dengan tissue

Gambar 2.16 Mencapur pasta dasar dan pasta katalis light body.
i. Melanjutkan pencampuran dengan gerakan spatula yang lebih luas

selama 25-30 detik dengan cara tekanan ringan spatula ke paper pad dan

memperluas gerakan spatula pada paper pad. Kemudian dilanjutkan

gerakan melipat-lipat spatula untuk mengumpulakn adonan. Gerakan

spatula diulangi samapi 2-3 kali,

j. Menyatukan adonan material cetak di ujung spatula.

k. Melepas plastik pada cetakan heavy body kemudian mengisi bagian

permukaan cetakan heavy body dengan adonan light body.

Gambar 2.17 Melepaskan plastic wrapping pada cetakan heavy body


kemudian diisi bagian yang diinginkan menggunakan light body.

l. Mencetakkan kembali sendok cetak yang sudah terdapat light body ke

model, biarkan light body mengeras.

m. Melepas cetakan dari model cast.


Gambar 2.18 Hasil cetakan menggunakan elastomer.
BAB III

Hasil Pengamatan

Material Mixing Manipulating Working Final Setting Time

Time Time (B) Time/Initial Setting (Initial + Final)

(A) Setting (A+B)

Alginat 6 detik 36,81 detik 42,81 detik 17,10 59,91 detik


detik

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Waktu Setting Alginat (detik)


BAB IV

Pembahasan

Alginat adalah material cetak hidrokoloid ireversibel yang memiliki

komponen aktif utama berupa salah satu alginat yang larut air, seperti natrium,

kalium, atau alginat trietanolamin. Bahan cetak alginat mudah digunakan dan

meliliki rasa yang bervariasi sehingga lebih disukai pasien. Cara manipulasi dari

alginat sendiri cukup mudah karena hanya mencampurkan air dan bubuk alginat.

Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti rasio antara bubuk

alginat dan air atau W/P rasio, cara pengadukan dan waktu pengadukan

(Annusavice, 2003).

Working time adalah waktu yang dibutuhkan dari mencampur bahan hingga

manipulasi bahan ke sendok cetak. Sedangkan setting time adalah waktu yang

dibutuhkan bahan hingga mengeras. Pada pengamatan skill lab material cetak

alginat didapatkan hasil setting time sebesar 59,91 detik (1 menit). Dengan hasil

mixing time sebesar 6 detik, manipulating time sebesar 36,81 dan working time

sebesar 42,81 detik. Hasil ini menunjukkan alginat memiliki waktu setting dari

tipe fast setting yaitu 1-2 menit sedangkan alginat yang digunakan adalah alginat

dengan tipe regular setting yang memiliki rentang waktu 2-4,5 menit untuk

setting. Ketidaksesuaian hasil pengamatan dan teori ini dapat ditimbulkan oleh

beberapa faktor salah satunya yaitu rasio antara bubuk dan air yang tidak tepat

(Sakaguchi dan Power, 2012).


Rasio antara bubuk alginat dan air W/P adalah 1:1 atau mengikuti aturan

pabrik yang memproduksi alginat tersebut. Rasio antara air dan bubuk alginat

yang tidak tepat dapat mempengaruhi waktu setting dan konsistensi dari pada

material cetak alginat itu sendiri. Contoh nya apabila rasio bubuk lebih banyak

dari pada air maka alginat akan mengeras dengan cepat dan konsistensi nya

terlihat lebih padat. Sebalik nya apabila rasio bubuk lebih sedikit dari pada air

maka waktu pengerasan alginat akan lebih lama dan konsistensinya terlihat cair.

Hal ini juga mempengaruhi hasil cetakan (Annusavice, 2003).

Teknik pengadukan material cetak alginat juga mempengaruhi hasil cetakan.

Saat proses pengadukan pastikan tidak ada udara yang terjebak dalam adonan dan

benar-benar telah tercampur rata. Untuk menghindari terjadi nya porus diperlukan

gerakan spatulasi yang cepat dan lebar. Gerakan angka delapan dengan cepat

adalah yang terbaik, dengan adukan dihentakkan dan ditekan pada dinding

mangkuk karet dengan putaran intermiten (180º) dari saptula untuk mengeluarkan

gelembung udara sehingga didapatkan hasil pencampuran yang sempurna dan

menghasilkan konsistensi sol alginat yang creamy (Annusavice, 2003;McCabe

dan Angus, 2014).

Elastomer adalah bahan cetak fleksibel dan menyerupai karet setelah proses

pengerasan berlangsung. Kebanyakan bahan cetak ini adalah sistem dua

komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Bahan ini terdiri atas empat jenis

yaitu polisulfida, polieter, silikon polimerisasi adisi dan silikon polimerisasi

kondensasi. Masing-masing jenis bahan cetak elastomer kemudian dibagi menjadi


4 kelas viskositas: (1) light body; (2) medium atau regular body; (3) heavy body;

dan (4) putty (Gladwin dan Bagby, 2013).

Teknik cetak double impression merupakan metode mencetak yang

banyak digunakan dalam perawatan GTC. Teknik ini memanfaatkan bahan cetak

elastomer dengan dua viskositas yang berbeda yaitu putty/ heavy body dan light

body. Putty memiliki viskositas yang tinggi sehingga dijadikan dasar dari cetakan

bahan elastomer. Putty dijadikan dasar agar dapat memberikan ruang atau space

bagi light body yang memiliki viskositas rendah sehingga aliran light body dapat

masuk hingga detail ke bagian terkecil agar dapat mencetak detail dari rongga

mulut. Plastic wrapping digunakan untuk memberikan space bagi light body agar

dapat mencetak detail dari gigi. Apabila ingin cetakan yang detail dapat dilakukan

gouging atau mencongkel bagian yang dirasa perlu pada putty untuk kemudian

diisi light body agar menghasilkan cetakan yang detail dan akurat. Kelebihan dari

pada teknik cetak double impression ini sendiri adalah memiliki stabilitas dimensi

yang baik sehingga hasil cetakan lebih detail dan akurat dibandingan teknik cetak

elastomer yang lain (Levartovsky dkk, 2013).


BAB V

Kesimpulan

Alginat berdasarkan setting time nya terbagi menjadi dua tipe. Tipe fast

setting dengan rentang waktu setting 1-2 menit. Kemudian ada reguler setting

dengan rentang waktu setting 2-4,5 menit. Waktu setting ini dipengaruhi oleh

faktor perbandingan air dan bubuk rasio w/p. Teknik manipulasi alginat yang baik

diperlukan agar hasil cetakan tidak mengalami porus.Teknik manipulasi alginat

yang baik yaitu dengan cara mengaduk alginat secara searah selama 10 detik

kemudian dilanjutkan dengan teknik spatulasi dan pengadukan angka 8 dengan

menekan adonan alginat ke dinding bowl sehingga gelembung udara tidak

terjebak didalam adonan yang dapat mengakibatkan porus. Teknik double

impression pada bahan cetak elastomer memiliki kelebihan yaitu dimensi yang

baik dan cetakan yang detail. Teknik ini memanfaatkan cetakan dari bahan

elastomer yang memiliki viskositas yang berbeda. Heavy body dicetakan terlebih

dahulu agar nantinya dapat menjadi dasar atau penompang bagi light body, karena

viskositas nya yang lebih tinggi sehingga dimensi heavy body lebih stabil. Plastic

wrapping digunakan untuk memberikan space bagi light body agar dapat

mencetak detail dari gigi. Light body memiliki viskositas yang rendah sehingga

aliran bahan cetak ini dapat memasuki ruang-ruang yang sangat kecil untuk

mencetak detail dari gigi.


Daftar pustaka

Annusavice, K J. 2003. Phillips : Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta
: EGC.

Gladwin, M dan Bagby, M. 2013. Clinical Aspect of Dental Materials. Ed. 4.


Philadelphia : Lippincott.

Levartovsky, S., Levy, G., Brosh, T., Harel, N., Ganor, Y., and Pilo, R., 2013.
Dimensional stability of polyvinyl siloxane impression material reproducing
the sulcular area. Dental Materials Journal.

McCabe, J F dan Angus, W G. 2014. Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC.

Sakaguchi, RL dan Powe,r JM. 2012. Craig’s Restoraive Dental Materials. Ed.
13. Netherland : Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai