Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMATERIAL I

MANIPULASI BAHAN CETAK ALGINAT DAN ELASTOMER

Disusun Oleh :

Nama : Adita Kiara Sindhi

Nim : 10617003

PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI

INSTITUT ILMU KESEHATAN KEDIRI

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alginat adalah bahan cetak yang mengandung air, digunakan untuk

mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model studi.

Bahan ini paling banyak dipakai di bidang kedokteran gigi. Tersedia dalam

bentuk bubuk dan bila dicampur dengan air akan membentuk adonan cair

(fluid sol) yang bersifat plastis. Bahan cetak ini memiliki kelebihan antara lain

mudah pada manipulasi, nyaman pada pasien, harga yang lebih ekonomis dan

tidak membutuhkan banyak peralatan saat dilakukan pencetakan (McCabe,

2008).

Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik yang

menyerupai karet. Bahan ini dikelompokkan sebagai karet sintetik. Suatu

bahan elastomer terdiri atas molekul atau polimer basah yang diikat oleh

ikatan silang. Ikatan silang tersebut mengikat rantai polimer yang melingkar

pada titik tertentu untuk membentuk jalinan 3 dimensi yang sering disebut

sebagai gel. Suatu pengerasan elastomer merupakan reaksi polimerisasi yang

terdiri atas molekul atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan,

yang disebut sebagai reaksi polimerisasi (Anusavice,2004).


1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk proses manipulasi pada alginat ?

2. Bagaimana cara memanipulasi bahan cetak elastomer dengan

menggunakan teknik double impression ?

1.3 Tujuan

Tujuan praktikum kali ini yaitu agar dapat mengetahui cara pembuatan pada

manipulasi bahan cetak alginat dan elastomer dengan baik, serta dapat mengukur

setting time dengan tepat.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan ini adalah memberikan informasi

kepada pembaca, khususnya mahasiswa kedokteran gigi mengenai cara memanipulasi

dengan tepat serta mengukur setting time pada materil cetak alginat dan elastomer.
BAB II

METODE PENGAMATAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

1. Alat

a) Spatula dan Bowl

(a) (b)

Gambar (a) spatula, (b) bowl.

b) Paper pad dan Spatula semen (logam)

(a) (b)

Gambar (a) paper pad, (b) spatula semen.


c) Sendok cetak sebagian

Gambar : sendok cetak sebagian.

d) Plat kaca

Gambar : plat kaca.

e) Model cast (model studi gigi)

Gambar : model cast (model gigi).


f) Stopwatch

Gambar : stopwatch.

g) Gelas Ukur

Gambar : gelas ukur.

h) Alas meja warna biru muda

Gambar : alas meja.

2. Bahan
a) Alginat

b) Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi very high (heavy

body/putty)

c) Material (base dan katalis) cetak silikon adisi konsistensi low high (light

body)

d) Vaselin secukupnya

2.2 Cara kerja

1. Menghitung Waktu Setting Bahan Cetak Alginat (dilakukan

perseorangan)

(a)

a) Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula, 1 sendok

cetak sebagian, model cast, gelas ukur, alginat, vaselin).


(b)

b) Memasukkan bubuk alginat ke dalam rubber bowl sesuaikan dengan

ukuran cetakan untuk sendok cetak sebagian. Tambahkan air sesuai dengan

perbandingan yang telah ditentukan w/p (1:1) atau sesuai petunjuk pabrik.

(c)

c) Mengaduk dengan gerakan memutar kurang lebih 10 detik dilanjutkan

gerakan spatulasi selama 30 detik sampai 1 menit.


(d)

d) Spatulasi dengan gerakaan cepat memutar angka 8 yang cukup dengan cara

ujung kerja spatula menempel dinding bowl, hingga adonan homogen siap

untuk dimanipulasi ke sendok cetak sebagian (tidak boleh lebih dari 1

menit). Kumpulkan adonan alginat menjadi satu titik pada bowl untuk

memudahkan mengambilnya. Catat mixing time (satuan detik).

(e)

e) Mengambil adonan alginat dari bowl dan dilanjutkan manipulasi ke sendok

cetakan sebagian. Catat manipulating time (satuan detik).


(f)

f) Melakukan pengamatan final setting (tanda alginat sudah final setting

adalah alginat sudah mengeras dan elastis). Catat waktu final setting.

2. Melakukan teknik cetak Double Impression dengan Plastic Wrapping

(dilakukan per kelompok)

(a)

a) Menyiapkan alat dan bahan (alas meja, stopwatch, bowl, spatula semen, 1

sendok cetak sebagian, model cast, heavy body dan light body elastomer,

vaselin).
(b)

b) Mengolesi model cast dengan vaselin.

(c)

c) Mengeluarkan heavy body (basis dan katalis), letakkan di atas plat kaca

sebanyak masing-masing setengah scoop.


(d)

d) Manipulasi heavy body dengan menggunakan jari tangan tanpa

menggunakan handscoon sampai warna basis dan katalis homogen.

(e)

e) Meletakkan bahan cetak yang sudah homogen ke sendok cetak sebagian,

dilanjutkan meletakkan plastik (plastic wrapping) di atas adonan heavy

body.
(f)

f) Mencetakkan adonan heavy body ke model cast dan ditunggu sampai

mengeras.

(g)

g) Mengeluarkan pasta dasar dan pasta katalis light body di atas paper pad

dengan panjang 2-3 cm.


(h)

h) Mencampur pasta dasar dan katalis light body memakai spatula dengan

gerakan memutar selama 20-30 detik sampai homogen kemudian sisa-sisa

sedikit adonan yang menempel pada ujung spatula dibersihkan dengan

tissue.

(i)

i) Melanjutkan pencampuran dengan gerakan spatula yang lebih luas selama

25-30 detik dengan cara tekanan ringan spatula ke paper pad dan

memperluas gerakaan spatula pada paper pad. Kemudian dilanjutkan

gerakan melipat-lipat spatula untuk mengumpulkan adonan. Gerakan

spatula dulangi sampai 2-3 kali. Menyatukan adonan material cetak di

ujung spatula.
(j)

j) Melepas palstik pada cetakan heavy body kemudian mengisi bagian

permukaan cetakan heavy body dengan adonan light body. Lalu

mencetakan kembali sendok cetak yang sudah terdapat light body ke

model, biarkan light body mengeras. Setelah itu melepas cetakan dari

sendok cetak.
BAB III

HASIL PENGAMATAN

Tabel Hasil Pengamatan Waktu Setting Alginat (detik)

Working

Material Maxing Manipulating Time/Initia Final Setting time

Time (A) Time (B) l Setting (Initial+Final)

Setting

(A+B)

Alginat 32 dtk 57 dtk 89 dtk 1 menit, 2 menit

11detik
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Bahan Cetak Alginat

Alginat (hidrokoloid ireversibel) adalah bahan cetak yang

mengandung air, yang digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang

diperlukan untuk membuat model studi. Istilah hidrokoloid sendiri artinya

adalah koloid yang mengandung air sebagai fase penyampur. Sedangkan

istilah ireversibel menunjukan bahwa reaksi kimia telah terjadi dan bahan

tidak dapat kembali berubah ke keadaan semula. Untuk alginat sendiri

transformasi sol-gel terbentuk melalui reaksi kimia, sehingga transformasi

tidak dapat kembali kebentuk semula yang dinamakan hidrokoloid ireversibel

(Anusavice,2004).

Bahan cetak alginat juga memiliki kekurangan berupa perubahan

dimensi. Perubahan dimensi adalah berubahnya ukuran cetak alginat dari

keadaan semula. Perubahan dimensi bahan cetak alginat meliputi proses

sineresis dan imbibisi. Cetakan alginat bisa mengalami ekspansi atau

mengembang apabila berkontak dengan air dalam waktu tertentu, hal ini

disebabkan oleh sifat cetakan alginat yang bersifat imbibisi atau menyerap air.

Alginat juga dapat mengalami sineresis yaitu pengerutan karena penguapan

kandungan air sehingga alginat tampak menyusut. Imbibisi dan sineresis


tersebut bisa menyebabkan ketidakakuratan dimensi bahan cetak (Noort

Richard, 2002).

Proses sineresis terjadi akibat dari tekanan yang terjadi terhadap air

yang berada diantara rantai polisakarida yang berakibat keluarnya tetes-tetes

kecil air pada permukaan bahan cetak. Imbibisi merupakan kebalikan dari

sineresis dimana air disekitar alginat diserap melalui rantai polisakarida

(Mccabe, 2008). Perubahan dimensi bahan cetakan alginat yang melibatkan

sineresis dan imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu proses

desinfeksi, waktu, perubahan suhu (Anusavice, 2004).

Cara pencegahan terjadinya sineresis ialah dengan melapisi cetakan

menggunakan handuk atau kapas basah. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi

penguapan butir-butir air ke permukaan cetakan alginat. Lakukan pengisian

segera dengan menggunakan gips stone, tidak boleh melebihi waktu 15 menit.

Bahan cetakan yang terpaksa disimpan dan tidak segera diisi dengan

menggunakan gips stone maka harus disimpan dalam wadah hampa udara dan

bahan cetakan diberi kapas basah, tapi penyimpanan tidak boleh melebihi

waktu satu jam (Craig, 2006 ; Annusavice, 2004).

Cara pencegahan terjadinya imbibisi ialah menghindarkan bahan

cetakan alginat dari lingkungan yang terdapat banyak air dan apabila

dilakukan desinfeksi pada bahan cetakan maka waktu desinfeksi tidak boleh

melebihi 10 menit. Bahan cetakan juga harus segera diisi dengan

menggunakan gips stone (Mccabe, 2008 ; Anusavice, 2004).


Berikut adalah komposisi alginate menurut Anusavice (2004) :

Komposisi Fungsi Presentase Berat


Potassium alginate Pelarut alginate di dalam 15

air
Calsium sulfate Ppereaksi 16
Zinc oxide Bahan pengisi 4
Potassium titanium Pemercepat pengerasan 3

flouride stone
Diatomaceous earth Partikel pengisi 60
Sodium phospate penghambat 2

Alginat memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Sifat rheology: Alginat cukup encer untuk sanggup mencatat detil halus dalam

mulut. Kurva viskositas-waktu menunjukkan waktu kerja yang cukup jelas,

selama mana tidak terjadi perubahan kekentalan.

b. Selama proses pengerasan bahan perlu diperhatikan agar cetakan jangan

dibuka. Reaksi berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi sehingga

bahan yang berkontak dengan jaringan mengeras lebih dahulu. Adanya

tekanan yang diberikan pada gel misalnya oleh karena bergeraknya sendok

cetak akan menimbulkan tegangan pada bahan yang akan menyebabkan

perubahan pada alginat setelah dikeluarkan dari dalam mulut.

c. Bahan ini cukup elastis untuk dapat ditarik melewati undercut; walaupun

demikian kadang-kadang bagian cetakan dapat patah bila melalui undercut

yang dalam.
d. Dimensi cetakan alginat tidak stabil pada penyimpanan, ini disebabkan oleh

karena adanya syneresis.

e. Dapat kompatibel dengan model plaster dan stone; beberapa alginat memberi

permukaan yang berbubuk bila diisi dengan bahan model dental stone

tertentu.

f. Bahan tidak toksis dan tidak mengiritasi; rasa dan baunya biasanya dapat

ditoleransi.

g. Waktu setting tergantung pada komposisi (misal kandungan trisodium fosfat)

dan pada suhu pencampuran.

h. Bubuk alginat tidak stabil disimpan pada ruangan yang lembab atau kondisi

yang lebih hangat dari suhu kamar.

(Manappallil, 2003)

B. Bahan Cetak Elastomer

Bahan cetak elastomer merupakan bahan cetak elastik yang

menyerupai karet. Bahan ini dikelompokkan sebagai karet sintetik. Suatu

pengerasan elastomer merupakan reaksi polimerisasi yang terdiri atas molekul

atau polimer besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan, yang disebut

sebagai reaksi polimerisasi. Spesifikasi American Dental Association (ADA)

menyebutkan beberapa jenis bahan cetak elastomer berdasarkan bahan

dasarnya yaitu silikon kondensasi, polieter, polisulfid dan polyvinyl siloxane

(silikon adisi). Masing-masing bahan tersebut dapat mencetak struktur rongga


mulut dengan cukup akurat untuk digunakan dalam pembuatan restorasi

protesa cekat atau lepasan. Bahan cetak ini dikemas dalam bentuk dua pasta

yaitu pasta basis dan pasta katalis (Anusavice, 2004).

Pada umumnya, bahan cetak polieter dan silikon memiliki keunggulan

tanpa bau. Di sisi lain, silikon lebih unggul dibandingkan bahan cetak

polisulfid dan polieter dari sudut pandang lamanya penyimpanan. Bahan cetak

yang ideal dapat mencetak struktur rongga mulut secara akurat, dikeluarkan

dari mulut tanpa distorsi, dan dimensinya tetap stabil selama proses

laboraturium atau ketika diisi stone. Begitu dikeluarkan dari mulut, cetakan

harus dapat mempertahankan keakuratan dimensinya (Craig, 2006).

Karakteristik bahan cetak elastomer yaitu :

Jenis generic By product yang Keuntungan Kerugian

dihasilkan
selama

polimerisasi
Polisulfida Air • Waktu kerja lama • Memerlukan

• Ketahanan sobek sendok cetak

tinggi perseorangan

• Diisi dalam 1 jam (individu)

• Harga sedang • Peregangan

menyebabkan

distorsi

• Hidrofobik

• Kotor

• Bau kurang sedap


Silikon Alkohol dan gas • Bahan putty untuk • Pengerutan

kondensasi (putty hydrogen sendok cetak polimerisasi tinggi

wash) individu • Produk

• Bersih samping

• Waktu kerja baik menguap

• Harga sedang • Kekuatan sobek

rendah

• Hidrofobik

• Harus diisi

langsung
Vinyl Tidak • Satu bahan • Hidrofobik
polisiloxane menghasilkan by • Mengeluarkan dan • Aliran buruk pada

(fase tunggal atau product seperti mengaduk bahan sulkus yang

monophase) alkohol dan otomatis lembab

hydrogen • Bersih • Sulit untuk

• Elastik menuang bahan

• Dapat diisi berulang cor

kali, stabil sehingga • Harga mahal

pengisian dapat

ditunda
Vinyl Tidak • Putty untuk sendok • Hidrofobik

polysiloxane menghasilkan by cetak individu • Putty dapat

(putty-wash atau product seperti • Pengadukan mendorong bahan

adukan multiple) alkohol dan otomatis wash

hidrogen • Bersih • Bahan wash

• Bisa diisi berulang memiliki

kali ketahanan sobek


• Stabil, rendah

pengisian • Putty terlalu keras

dapat ditunda Putty dan wash

terpisah

• Sulit

mengisi
model

• Harga amat mahal


Polieter Tidak • Cepat mengeras • Keras,

menghasilkan by • Bersih tapi modulus

product seperti memiliki rasa tinggi

adisi silicon • Hidrofobik terendah • Menyerap air

• Kestabilan baik • Komponen dapat

• Pengisian dapat mengelupas

ditunda • Harga mahal

• Waktu

penyimpanan

dua tahun

Bahan cetak ini dapat mencetak struktur rongga mulut secara akurat,

dikeluarkan dari mulut tanpa distorsi, dan dimensinya tetap stabil selama proses

laboratorium atau ketika diisi stone. Begitu dikeluarkan dari dalam mulut, cetakan

mempertahankan keakuratan dimensinya (Richard, 2002).


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulan bahwa

pada manipulasi bahan cetak alginat memiliki setting time sangat singkat dan hal

ini dapat mempengaruhi hasil cetakan alginat apakah terbentuk rapi atau terdapat

kecacatan. Sedangkan pada percobaan elastomer setting time yang diperlukan

sedikit lebih panjang, namun tidak memerlukan pengerjaan secara terburu-buru

dan hasil yang didapat dari cetakan elastomer pun lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anusavic, Kenneth J., 2004. Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Jakarta: EGC.

Craig, R. G., Powers J. M., Wataha J. C. 2006. Restorative Dental Materials.

Missouri : Mosby.
Manappallil, J. J. 2003. Basic Dental Materials Second Edition. New Delhi : Jaypee

Brothers Medical.

McCabe, JF dan Walls, Angus WG. 2008. Applied Dental Materials. Victoria :

Blackwell.

Noort, R. 2002. Introduction to Dental Materials. London : Mosby.

Anda mungkin juga menyukai