Kingdom Plantae
(tanpa takson) Angiospermae
(tanpa takson) Eudikotil
(tanpa takson) Asteridae
Ordo Solanales
Famili Solanaceae
Genus Solanum
Spesies S. betaceum
Nama Biominal
Solanum betaceum Cav.
KUERSETIN
Kuersetin merupakan salah satu flavonol dari kelompok senyawa flavonoid polifenol yang
didapatkan pada hampir setiap jenis tanaman, terutama tanaman buah-buahan. Umumnya
didapatkan dalam bentuk glikosida (turunan gula), dimana kuersetin merupakan aglikon dari
molekul rutin tanpa glikosida. Aglikon adalah komponen bukan gula sedangkan glikon adalah
komponen gula. Sifat fisiokimianya yang penting diantaranya adalah sebagai antioksidan yang
kuat mereduksi oksidasi LDL, vasodilator dan blood thinner, dapat membunuh virus seperti pada
herpes, memiliki daya antihistamin, dapat menghambat COMT (Catechol-O-Methyl Transferase)
yaitu enzim yang mereduksi pemecahan epinephrin dan menghambat heat shock protein dapat
menyebabkan apoptosis pada sel-sel kanker dan sel-sel lainnya.
Kuersetin telah banyak diteliti dalam beberapa tahun terakhir karena
.berbagai aktivitas farmakologis, termasuk anti kanker, anti alergi, antioksidan,
dan anti sifat inflamasi. Ini telah menunjukkan dalam pencegahan beberapa
kondisi termasuk atthritis, alergi, borok, komplikasi yang berhubungan dengan
diabetes, katarak, kanker, obesitas, penyakit kardiovaskular, dan infeksi mikroba.
Gugus fungsi tersebut dapat mendonorkan elektron kepada cincin yang akan
meningkatkan jumlah resonansi dari struktur benzone senyawa kuersetin.
Kuersetin dapat diekstraksi dengan cara maserasi ataupun sokletasi
PRINSIP EKSTRASI DENGAN METODE
MASERASI
PENGERTIAN MASERASI
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada suhu
ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena melalui perendaman
sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di
dalam dan di luar sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut
organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan.
Pemilihan pengekstrak untuk proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi melalui cara
(Ansel, 1989).
PRINSIP EKSTRAKSI DENGAN METODE
SOKLETASI
PENGERTIAN SOKLETASI
Penggunaan metode sokletasi adalah dengan cara memanaskan pelarut hingga membentuk uap dan
membasahi sampel. Pelarut yang sudah membasahi sampel kemudian akan turun menuju labu pemanasan
dan kembali menjadi uap untuk membasahi sampel, sehingga penggunaan pelarut dapat dihemat karena
terjadi sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak
Prinsip sokletasi ini adalah penyaringan yang berulang-ulang sehingga hasil yang didapat
sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka
pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan
suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan
tersebut tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Metode sokletasi seakan merupakan
• BAHAN
Bahan baku yang telah dihaluskan, ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian
dimasukkan pelarut etanol (C2H5OH) dengan konsentrasi 60%, 70%, 80% dan 90% ke dalamnya
dan ditutup dengan menggunakan aluminium foil selama waktu 3 hari, 4 hari dan 5 hari.
Ekstrak yang telah diperoleh dipekatkan dengan menggunakan vacum rotary evaporator pada
suhu 780 C. Prosedur isolasi kuersetin ekstrak etanol terong belanda diadopsi dari Sanghavi dkk
yaitu ekstrak etanol kulit terong belanda diekstraksi berturut-turut dengan 50 ml nheksana (fraksi I),
50 ml dietil eter (fraksi II), dan 50 ml etil asetat (fraksi III)dengan menggunakan corong pemisah. Fraksi
III dipekatkan dan dihidrolisis menggunakan 7% HCl (10 ml/g residu) selama 5 jam, kemudian
disaring dan filtratnya diekstraksi dengan etil asetat dalam corong pisah untuk mendapatkan
kuersetin. Kuersetin yang diperoleh selanjutnya dianalisa dengan menggunakan spektrofotometer UV-
Vis.
UJI KADAR TOTAL FLAVONOID
PROSEDUR
PENENTUAN YIELD KURESETIN
PENELITIAN
PENGARUH WAKTU
UJI KUANTITATIF
EKSTRAKSI
UJI ANTIOKSIDAN
UJI KUALITATIF
Hal ini disebabkan karena proses pemurnian yang tidak terjadi secara
sempurna, sehingga masih adanya zat - zat lain yang tidak dapat dipisahkan
secara sempurna, yang kemudian menutupi kehadiran dari gugus cincin
aromatis yang ada dalam ekstrak kulit terong belanda.
UJI KUANTITATIF
PENGARUH KONSENTRASI PELARUT PADA YIELD KURESETIN
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode DPPH. Metode
ini paling umum digunakan karena merupakan metode yang sederhana, cepat serta bahan kimia dan
sampel yang digunakan hanya sedikit.
Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif dinyatakan dalam IC50 (Inhibition Concentration)
yaitu besarnya konsentrasi sampel yang dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas. Daya
aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC50 dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu jika
IC50< 50 ppm, maka daya antioksidan sangat kuat, IC50 50 – 100 ppm daya antioksidan kuat, IC50
101 – 150 ppm daya antioksidan sedang, IC50 150 – 200 ppm daya antioksidan lemah dan IC50>