Kelompok 5
Ayu Annisa (1306480843)
Dyah Karina (1306480521)
Mia Narulita
(1306480572)
Monica Angeline
(1306408542)
M. Fridho Damora (1306480591)
Nilam Sartika
(1306408454)
Catharanthus roseus
EKSTRAKSI
Sokhlet
100 mg serbuk
diekstraksi
menggunakan 5 ml
metanol selama 20
menit
Ekstrak diuapkan
sampai kering di
evaporator soxhlet
Ekstrak mentah
Larutan ekstrak
disaring, pH
disesuaikan menjadi
6,0 dengan
menambahkan 0,01 M
NaOH
Maserasi
25 g bubuk dari daun C.
roseus ditempatkan
dalam sebuah bejana
maserasi dengan larutan
etanol berair 500 ml
80%
Tambahkan dengan
larutan etanol 80%
sebanyak 500 ml
Larutan ekstraksi
disaring dan
ditambahkan lagi 500
ml 80% etanol ke dalam
bejana maserasi selama
12 jam
Bejana maserasi
ditempatkan pada suhu
kamar selama 12 jam
Reflux
25 g daun C. roseus
bubuk ditambahkan
ke dalam labu bulat
Tambahkan dengan
larutan etanol 80%
sebanyak 500 ml
ISOLASI
: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas: Dycotyledoneae
Subkelas : Sympetalae
Ordo : Contortae
Famili : Apocynaceae
Genus : Rauwolfia
Spesies : Rauwolfia serpentina Benth
Isolasi
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Isolasi alkaloid indol yang terdapat pada Rauwolfia serpentina
(ajmaline, ajmalicine, yohimbine dan reserpine) dapat dilakukan
dengan metode KLT menggunakan fase diam silica gel (silica gel60) dan fase geraknya adalah kloroform : metanol (97 : 3). Pita
fluorosensi akan terlihat dengan menyemprotkan reagen
Dragendorff secara merata di plat dan juga melihat plat dibawah
UV-transiluminator. Lihat warna pita dan hitung nilai Rf-nya.
High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Kolom yang digunakan adalah kolom Lichrosorb C-18 dan fase
: Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Bangsa : Gentianales
Suku
: Apocynaceae
Marga : Catharanthus
Jenis
: Catharanthus roseus
Nama umum: Tapak dara
Nama daerah : Tapak liman
(Melayu); Tapak doro (Jawa).
Isolasi
Kromatografi Lapis Tipis
Fase diam silica gel (20x20 cm), menggunakan
Metode 1
5 kg serbuk C. Roseus direndam dengan asam tartrat (2%) secukupnya
selama 2 jam, kemudian benzen (9L) ditambahkan. Campuran dikocok
selama 30 menit dan benzen ditambahkan lagi. Prosedur ekstraksi
dilakukan dua kali. Ekstrak benzen dipekatkan di vacuo pada suhu 50C
sampai 150 ml. 300 ml asam tartrat ditambahkan dan benzen yang
tertinggal dihilangkan dengan vacuo pada suhu 50C. Larutan asam
kemudian difiltrasi dan filtratnya diekstraksi dengan metilen klorida.
Dibasahi dengan air sampai tidak asam, dikeringkan dengan sodium sulfat
anhidrat, difiltrasi dan dipekatkan sampai didapatkan fraksi kaya vindoline
(A). Setelah itu, larutan asam yang tertinggal diatur pHnya hingga 5,9
dengan larutan NH4OH dan diekstraksi dengan metilen klorida. Alkaloid
diekstraksi dengan asam sitrat 0,1M dan pH diatur kembali hingga 4,4
dengan larutan NH4OH kemudian kembali lagi diekstraksi dengan metilen
klorida. Dikeringkan dengan sodium sulfat anhidrat, difiltrasi dan
dipekatkan menghasilkan fraksi kayak vinblastin. pH diatur hingga 5,9
dengan larutan ammonia dan diekstraksi dengan metilen klorida untuk
menghasilkan fraksi kaya vincristine.
5 kg serbuk C.
roseus
Ekstrak kental
benzen
Larutan asam
+ asam tartrat
+ 9 L benzen
Ekstraksi dengan
metilen klorida
Dikeringkan
dengan sodium
sulfat anhidrat
Filtrat
Fraksi kaya
vindoline (A)
Residu
Fraksi kaya
vinblastin (B)
Residu
Fraksi kaya
vincristine (C)
Metode II
2.
5 kg serbuk C.
roseus
Ekstrak metanol
Dipekatkan
Ekstraksi dengan
methanol 80%
Ekstrak kental
Residu
Larutkan dgn
asam tartrat
Fraksi kaya
vinblastin (D)
Residu
Fraksi kaya
vincristine (E)
Metode III
3.
5 kg serbuk C.
roseus
Ekstrak metanol
Perkolasi dengan
metanol 95%
Ekstrak EtOAc
Residu
Atur pH dgn
NH4OH,
ekstraksi dgn
metilen klorida,
cuci air,
keringkan,
saring
Fraksi kaya vinblastin
(F)
IDENTIFIKASI INDOL
Ayu Annissa
1306480843
Rauwolfia serpentina L.
Analisis Fitokimia
Chromatography (TLC)
Plat silica gel-60
Fase gerak = Kloroform : metanol (97:3)
Plat disemprotkan dengan reagen Dragendorff kemudian dilihat
Catharanthus roseus
Alkaloid standar (vinblastine, vindoline, ajmalicine, catharanthine, and
vinleurosine) disiapkan dengan melarutkan masing-masing 10 mg
dalam 5 ml etanol. Kemudian alkaloid standar diencerkan dengan
metanol mulai dari 1:100, 4:400, 2:200, 2:200 dan 1:100 mg/ml
Serbuk sampel (10g batang kering). 5 g di ultrasonikasi dengan asam
sulfat 50mL 3% selama 30 menit. Campuran disaring dan pH
disesuaikan dengan 4 ml amonia 3% air. Setelah itu, cairan
dipisahkan dengan 20 mL diklorometana, lapisan organik dihilangkan
(kadang diperlukan sentrifugasi untuk memisahkan kedua fase).
Prosedur yang sama diulang tigakali. Lapisan organik digabung dan
diuapkan di vakum, dan residu dilarutkan dengan 5,0 mL methanol.
Sebelum di injeksi, semua sampel disaring dengan 0,45 mm filter
membran nilon.
Kondisi LC-MS : positive-ion mode (ESI+); nitrogen drying gas
10L/min; nebulizer 40psi; gas temperature 350oC; compound stability
80%; mass range 100-1000m/z
Dilakukan analisis
ANALISIS KUANTITATIF
ALKALOID INDOL
Mia Narulita Putri
Rauwolfia serpentina
Alat
HPTLC Sample Applicator
(Camag Linomat 5)
Chamber / Bejana KLT
TLC Scanner
Bahan
Lempeng Silika Gel uk. 20
10 cm
Kloroform : Toluena : Etil
Asetat : Dietilamin (7:7:4:1)
Larutan Standar: 40 g/ml
Reserpin dalam Metanol
Sampel: Ekstrak kental dari
Rauwolfiae Radix
Cara Kerja
Lempeng KLT diaktfikan dalam oven pada suhu 110oC
selama 20 menit
Ekstrak kental Rauwolfiae Radix dilarutkan dalam 1 ml
Metanol lalu difiltrasi
Larutan standar dan sampel ditotolkan di lempeng
KLT menggunakan HPTLC Sample Applicator
Lempeng KLT tersebut dielusi menggunakan fase
gerak di dalam chamber
Setelah proses elusi selesai, lempeng dikeringkan dan
dianalisis menggunakan TLC Scanner pada = 268 nm
Hasil
Standar Reserpin
Sampel Reserpin
Contd
Kesimpulan
Metode analisis ini cepat dan akurat untuk
deteksi, pemantauan, serta kuantifikasi
Reserpin dari Rauwolfiae Radix
Fase Diam
Kolom C18 (Phenomenex)
Fase Gerak
0,01 M dapar fosfat : Asetonitril
(35:65)
Hasil
Contd
PENETAPAN KADAR
M. Fridho Damora H.
1306480591
Indole dari
Rauwolfia sp.
Menggunakan
KCKT
Hasil Analisis
Contoh 2
Catharanthus roseus
JAWABAN
PERTANYAAN
Kelompok 5
Alur
Muatan tergantung jumlah dan tipe senyawa yang memiliki muatan yang memiliki
pKa tersindiri
Pada titik isoelektrik sesuai dengan senyawa tidak terikat
Pada titik isoelektrik diatas bermuatan negattif anion exchange
Pada titik isoelektrik dibawah bermuatan positif kation exchange
Referensi
Chandrasekaran, N., Vanitha, M., Kaavyyalakshmi.(2014).Extraction of Vindoline
Referensi
Kumar, Sunil et al. "Identification, Characterization And Distribution Of Monoterpene