Anda di halaman 1dari 10

Kelompok A1

Steroid -> Fitosterol


Anggota :

Aldillah Abdul Hanif (K100160028)


Annisa Nur Kumala (K100190002)
Rahmawati Dwi Nutrikasari (K100190003)
Adellia Agustina Nur Saputri (K100190004)
Fitosterol
Fitosterol adalah sterol nabati dengan struktur mirip
kolesterol. Fitosterol terdiri dari 28 hingga 30 atom dengan steroid
sebagai rangka struktur dengan gugus hidroksil menempel pada
C-3 dari cincin A, dan rantai alifatik pada atom C-17 dari cincn D
(Pateh, et al., 2009). Secara alami, fitosterol dapat ditemukan di
berbagai makanan, seperti kacang tanah, udang, cumi, kepiting,
avokad, hingga santan.

Fungsi fitosterol :

1. Menurunkan kadar kolesterol di dalam darah dan Struktur fitosterol


mencegah penyakit jantung, sehingga sangat bermanfaat
bagi kesehatan manusia
2. Meningkatkan ekskresi kolesterol, sehingga dapat
menurunkan penyerapan kolesterol total.
3. Memperbaiki regulasi kolesterol kolesterol darah pada
tingkat normal.
Metode
MASERASI
Penyiapan Sampel
Diekstraksi 100 g daun selada Disaring Ekstrak, kemudian
Dipekatkan Semua ekstrak
kering dengan 200 mL n- residu diekstraksi ulang dua Disaponifikasi hingga pH 10,0
dengan rotary vaporator pada
heksan: etanol (82:18) selama kali dengan 200 mL pelarut dengan larutan KOH 26,73 M
suhu 40℃
24 jam pada 25 °C. yang sama selama 24 jam

SOXHLETASI DAN SAPONIFIKASI

Ekstrak yang diperoleh


Sebanyak 100 gram serbuk
kemudian diuapkan Ekstrak ini kemudian
Nannochloropsis occulata
Waktu ekstraksi divariasikan pelarutnya menggunakan ditambahkan 1 M KOH
diekstraksi menggunakan
selama 5 jam, 10 jam, 15 jam, rotary evaporator dan etanolik dan dipanaskan
pelarut petroleum eter
20 jam, 25 jam, dan 30 jam. diperoleh ekstrak berupa selama 1 jam menggunakan
dalamseperangkat alat
padatan yang berwarna refluks.
Soxhlet.
kekuningan.

Ekstrak lemak tidak Setelah selesai, dipindahkan


Sampai pada tahap ini tersabunkan kemudian ke dalam corong pisah,
diperoleh lemak tidak diuapkan pelarutnya ditambahkan petroleum eter
tersabunkan (crude sterol). menggunakan rotary untuk mengambil lemak tidak
evaporator. tersabunkan.
01
Kualitatif
Metode Kualitatif dan Hasil Positif
● Uji Steroid dan Triterpenoid dengan Reagen Lieberman Burchard
Prinsip : kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4 dalam pelarut
asam asetat anhidrid
Prosedur : Satu miligram ekstrak petroleum eter alga merah dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan
dilarutkan dalam 0,5 mL kloroform. Selanjutnya, ekstrak ditambahkan 0,5 mL asam asetat anhidrida dan
1-2 mL larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi. Golongan senyawa steroid akan menunjukkan
warna biru kehijauan [17] dan senyawa triterpenoid akan menunjukkan cincin kecoklatan atau violet pada
pembatas dua pelarut [16].
Hasil positif : diawali dengan terbentuknya endapan merah yang secara bertahap berubah menjadi biru

● Uji Salskowski
Prinsip: steroid membentuk cincin warna oleh H2SO4 yang menandakan steroid tak jenuh
Prosedur: Dilarutkan 0.3g ekstrak dalam 15mL etanol. Larutan IA ditambah 1-2mL H2SO4 pekat melalui
dinding tabung reaksi.
Hasil positif: Uji Salkowski menghasilkan cincin merah yang menunjukkan adanya senyawa steroid tak
jenuh dalam ekstrak daun sirih merah
Teknik KLT

Panjang gelombang : 256 nm


Fase diam : silika gel F254
Fase gerak : Etil asetat 100%
Larutan standar : Stigmasterol

Prinsip : pemisahan komponen-komponen berdasarkan adsorbsi atau partisi oleh fase diam dan
fase gerak.

Prosedur : Eluen dijenuhkan selama 1 jam, sedangkan plat silika gel diaktivasi dengan dioven pada
suhu 110°C. Kemudian, Fraksi ditotolkan pada silika gel yang telah diaktivasi, dimasukkan ke dalam
bejana pengembang yang berisi eluen jenuh, dan dielusi sampai tanda batas atas. Noda hasil
pemisahan kemudian diamati di bawah sinar UV pada panjang gelombang 256 nm dan dihitung
faktor retensi (Rf) noda.
02
Kuantitatif
Spektrofotometer UV-Vis
Instrumen : Spektrofotometri UV (Shimadzu)
Larutan standar : Fitosterol
Panjang gelombang : 626,7 nm
Prinsip : pembentukan senyawa komplek sterol dengan pereaksi liebermen burchard
Prosedur : Reagen Liebermann-Buchard (LB) terdiri dari anhidrida asetat yang didinginkan selama 30
menit, kemudian ditambahkan asam sulfat pekat dalam perbandingan 10: 1. 50 mg ekstrak dilarutkan
dalam 25 mL kloroform. Larutan (1 mL) ditambahkan dengan 2 mL reagen LB dan kloroform dalam 5 mL
labu ukur. Campuran diinkubasi selama 5 menit, lalu ukur absorbansi. Total kadar fitosterol dihitung dari
regresi linier dalam kurva kalibrasi.

GC-MS
Instrumen: GC-MS GC-MS dengan jenis kolom HP5-MS (panjang 30 m, diameter 0,25 mm dan ketebalan
film 1 μm
Bahan pengisi: (5%-Phenyl)-methylpolysiloxane)
Fasa gerak: gas helium
Spektrum massa: diperoleh melalui mode Electron Ionization (EI) dengan scanning massa 55 a.m.u - 500
a.m.u pada 70 eV.
Prosedur: Ekstrak air dan ekstrak hasil analisis KLT diinjeksikan ke dalam alat GC-MS. Kondisi running GC-
MS dengan temperatur injeksi 280°C - 290°C. Gas pembawa yang digunakan adalah gas helium dengan
tekanan sebesar 149,9 KPa – 165,47 dan laju alir 2,77 mL/menit – 24,1 mL/menit.
Hasil :
Daftar pustaka:

Fitriyani A., Winarti L., Muslichah S. and Nuri D. 2011. Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Sirih
Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) pada Tikus Putih. Majalah Obat Tradisional, 16 (1), 2011.

Herawati, Irma Erika dan Nyi Mekar Saptarini. 2020. Analisis Kadar Total Fitosterol pada Ekstrak
Daun Selada (Lactuca sativa L.) dengan Metode Kolorimetri. Jurnal Sabdariffarma. 1(1): 7-10.

Jannah, Hilyatul, dkk. ANALISIS SENYAWA FITOSTEROL DALAM EKSTRAK BUAH BUNCIS (Phaseolus
vulgaris L.).

Jati dkk. 2019. Ekstraksi dan Identifikasi Fitosterol pada Mikroalga Nannochloropsis occulata. Jurnal
Kimia dan Kemasan, 41(1): 31-36.

Madjid dkk. 2020. Variasi Komposisi Eluen pada Isolasi Steroid dan Triterpenoid Alga merah
Eucheuma cottonii dengan kromatografi kolom basah. Archemy:Journal of Chemistry. 8(1):
35-40.

Anda mungkin juga menyukai